Saran CERITA RAKYAT BUBUKSAH GAGANG AKING DI BLITAR DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA

Menengah Atas kelas X semester II Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada keterampilan mendengarkan. Standar Kompetensi SK yang terkait yaitu no. 13 Memahami cerita rakyat yang dituturkan. Kompetensi Dasar KD 13.1 Menjelaskan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita yang disampaikan secara langsung dan atau melalui rekaman. Penilaian yang ditekankan selama proses pembelajaran adalah penilaian sikap.

5.2 Saran

Pada saat melakukan penelitian “Cerita Rakyat Bubuksah Gagang Aking di Blitar dan Pemanfaatannya untuk Pendidikan Karakter di SMA ” peneliti tidak mengkaji nilai budaya dan fungsi cerita rakyat. Nilai budaya merupakan suatu konsep yang hidup dalam pikiran warga suatu masyarakat mengenai hal yang penting dan berharga dalam hidupnya, sedangkan fungsi cerita rakyat adalah pemanfaatan cerita dalam kelompok masyarakat pemiliknya. Oleh karena itu, saran yang dapat diberikan kepada peneliti lain yang sebidang ilmu adalah melakukan penelitian tentang cerita rakyat Bubuksah Gagang Aking yang berkaitan dengan nilai budaya dan fungsi cerita rakyat. Berkaitan dengan materi pembelajaran, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif materi pembelajaran pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester II Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada standar kompetensi no. 13 Memahami cerita rakyat yang dituturkan dengan kompetensi dasar 13.1 Menjelaskan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita yang disampaikan secara langsung dan atau melalui rekaman. Selain itu, penyajian teks cerita disarankan disertai dengan gambar agar lebih menarik. Cerita rakyat Bubuksah Gagang Aking merupakan cerita rakyat yang hidup dan berkembang di kalangan masyarakat Kabupaten Blitar, yang salah satunya didukung oleh adanya relief cerita pada dinding Candi Penataran di Blitar. Oleh karena itu peneliti menyarankan agar cerita rakyat tersebut dapat disebarkan lebih luas dalam bentuk buku cerita rakyat, pertunjukan seni dan film sebagai warisan budaya bangsa. 64 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Danandjaja, James. 1984. Folklor Indonesia : Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta : PT Grafiti Pers Endraswara, Suwardi. 2013 : Metodologi Penelitian Sastra : Epistemologi, Model, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : CAPS _________________ . 2009 : Metodologi Penelitian Folklor: Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : MedPress Fadlillah, Muhammad dan Lilif Mualifatu Khorida. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini: Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD. Jogjakarta : Ar- Ruzz Media Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Lickona, Thomas. 2013. Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik. Bandung : Nusamedia Malitasari, Nur. 2013. “Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Cerita Rakyat Malang ”. Tidak Diterbitkan. Skripsi. Jember : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember Maryaeni. 2012. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: PT Bumi Aksara Miles, Mathew B. dan Huberman, A. Michael. 1992. Anaisis Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia UI Press Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Rosdakarya Yaumi, Muhammad. 2014. Pendidikan Karakter : Landasan, Pilar dan Implementasi. Jakarta: Prenadamedia Group Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak : Pengantar Pemahaman Dunia Anak: Yogyakarta: Gajah Mada University Press Ong, Walter J..2013. Kelisanan dan Keaksaraan. Yogyakarta : Gading Publishing Pekei, Titus dan Natalis Pakage. 2013. Menggali Nilai Budaya Tradisi Lisan dari Papua. Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya Kemendiknas Reality, Tim. 2008. Kamus Terbaru Bahasa Indonesia. Surabaya: Reality Publisher Santosa, Edi dan Budiman Sunarko. 2004. Cerita Rakyat dari Blitar Jawa Timur. Jakarta : Grasindo Sudikan, Setya Yuwana. 2014. Metode Penelitian Sastra Lisan. Lamongan : Pustaka Ilalang Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD. Bandung: Alfabeta Sukatman. 2009. Butir-butir Tradisi Lisan Indonesia. Yogyakarta : Laksbang Pressindo Supanto, dkk. 1981. Risalah: Sejarah dan Budaya Seri Folklore. Yogyakarta: Depdikbud. Wati, Dwi Kartika. 2013. “Cerita Dewi Rengganis dalam Tradisi Lisan Masyarakat Probolinggo ”. Tidak Diterbitkan. Skripsi. Jember : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember Sumber Internet Kementerian Pendidikan Nasional: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter.[online].http:repository.unand.ac.id2274214_PANDUAN_PE LAKS_PENDIDIKAN_KARAKTER.pdf. [8 Januari 2016] Mahakala. 2012. Setting Tempat Cerita Bubuksah-Gagang Aking. [online].http:dahanapura.blogspot.co.id201204setting-tempat-cerita- bubuksah-gagang.html . [ 4 Desember 2015]. Pusaka Jawatimuran. 2012. Cerita Rakyat Bubuksah dan Gagang Aking. [online]. http:Bubuksah-GagangAking_PusakaJawatimuran.html.[14 Januari 2016]. 66 DAFTAR LAMPIRAN A. MATRIKS PENELITIAN Judul Rumusan Masalah Metodologi Penelitian Rancangan dan Jenis Penelitian Data dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian Analisis Data Prosedur Penelitian Cerita Rakyat Bubuksah Gagang Aking dari Blitar dan Pemanfaata nnya untuk Pendidikan Karakter di SMA 1 Bagaimanakah wujud cerita rakyat Bubuksah – Gagang Aking? 2 Bagaimanakah pewarisan cerita rakyat Bubuksah – Gagang Aking? 3 Bagaimanakah kandungan nilai pendidikan karakter dalam cerita rakyat Bubuksah – Rancangan Penelitian Kualitatif Etnografi Jenis penelitian deskriptif Data dalam penelitian ini berupa kata-kata yang dituturkan narasumber, rangkaian cerita yang dimuat di situs internet dan buku, serta beberapa foto relief candi yang berhubungan dengan cerita rakyat Bubuksah – Gagang Aking. Observasi Wawancara Dokumentasi 1. Peneliti sebagai instrumen utama 2. Instrumen pembantu: a. Alat tulis dan buku catatan b. Tape recorder atau bisa menggun akan telepon seluler 1. Reduksi data 2. Penyajian data 3. Prosedur analisis data 4. Penarikan kesimpulan atau verifikasi 1. Tahap Persiapan a. Pemilihan dan pengajuan judul penelitian b. Penyusunan rancangan penelitian c. Pengkajian terhadap bahan pustaka yang relevan 2. Tahap Pelaksanaan a. Pengumpulan data 67 Gagang Aking? 4 Bagaimanakah pemanfaatan cerita rakyat Bubuksah – Gagang Aking untuk pendidikan karakter di SMA? Sumber data dalam penelitian ini adalah informan narasumber , buku “Cerita Rakyat dari Blitar Jawa Timur” yang ditulis oleh Edy Santosa dan Sunarko Budiman, pahatan cerita di relief dinding Candi Penataran di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar dan situs internet. c. Kamera digital d. Laptop b. Analisis data c. Menyimpulkan hasil penelitian 3. Tahap Penyelesaian a. Penyusunan laporan penelitian b. Revisi laporan penelitian c. Penggandaan laporan penelitian 68

B. INSTRUMEN PEMANDU PENGUMPUL DATA No.

Data yang diperoleh Sumber Data Metode 1. Cerita Bubuksah Gagang Aking - Informan - Buku “Cerita Rakyat dari Blitar Jawa Timur” - Candi Penataran - Situs internet - Observasi - Wawancara - Dokumentasi - Transkripsi dan terjemahan 2. Pewarisan cerita - Informan - Buku “Cerita Rakyat dari Blitar Jawa Timur” - Candi Penataran - Situs internet - Observasi - Wawancara - Dokumentasi - Transkripsi dan terjemahan 3. Kandungan nilai pendidikan karakter dalam cerita - Informan - Buku “Cerita Rakyat dari Blitar Jawa Timur” - Observasi - Wawancara - Dokumentasi 4. Pemanfaatan cerita untuk pendidikan karakter di SMA - Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan - Observasi - Dokumentasi 69

C. INSTRUMEN PEMANDU WAWANCARA

1. Apakah yang Anda ketahui tentang cerita Bubuksah-Gagang Aking? 2. Darimana Anda tahu cerita cerita Bubuksah-Gagang Aking? 3. Apa fungsi cerita cerita Bubuksah-Gagang Aking?

D. HASIL WAWANCARA

1. Nama : Boniyem Umur : 72 tahun Pekerjaan : petani sesepuh desa Alamat : Desa Sumberkembar, Kecamatan Binangun, Blitar Tanggal wawancara : 21 Desember 2016 No. Penutur Transkripsi Terjemahan 1. Peneliti Mbah, semerep critane Bubuksah Gagang Aking? Nenek tahu cerita tentang Bubuksah Gagang Aking? 2. Informan Paling kui ceritane Syeh Bela-Bela karo Syeh Dami Aking Mungkin itu cerita tentang Syeh Bela-Belu dan Dami Aking 3. Peneliti Syeh Bela-belu kaleh Syeh Dami Aking Syeh Bela-belu dan Syeh Dami Aking itu nama 70 niku asmane tiyang? orang? 4. Informan Ho’oh, sing sitok ki ora seneng mangan ning turu ae Iya, yang satunya itu tidak suka makan tapi tidur saja 5. Peneliti Sing mboten seneng mangan niku sing pundi? Yang tidak suka makan itu yang mana? 6. Informan Yo sing Dami Aking, lha sing sijine neh sueneng mangan Ya yang Dami Aking, yang satunya sangat suka makan 7. Peneliti Berarti niku sing Syeh Bela-Belu nggih? Berarti itu yang Syeh Bela-belu ya? 8. Informan Mestine yo ngono, lha wong kadang dilokne koyo Syeh Bela-belu. Kang Wit kae lo koyo Syeh Bela-Belu wes mangan ae, pokok betah melek yo mangan ae. Lek sing sijine ora mangan ning turu ae. Mestinya ya begitu, seperti orang kadang dijuluki seperti Syeh Bela-belu. Mas Wit itu seperti Syeh Bela-belu yang sukanya hanya makan saja, asal kuat membuka mata tidak tidur ya makan saja. Kalau yang satunya tidak makan tapi hanya tidur saja 9. Peneliti Niku Syeh Dami Aking? Itu yang Syeh Dami Aking? 10. Informan Iyo Iya 11. Peneliti Niku kan wonten ceritane Mbah? Menawi kakak adik terus diutus teng alas? Itu kan ada ceritanya Nek? Mungkin kakak adik yang diutus ke hutan? 12. Informan Aku ndisek tau diceritani Yu Jiah yo Saya dulu pernah diceritai Kak Jiah ya seperti itu. 71 ngono kui. Adik karo mase topo neng alas trus diuji karo dewa sing nyamar dadi macan. Macan mau pengen mangan daginge Syeh Dami Aking, ning Syeh Dami Aking ora gelem. Adik dan kakak laki-laki bertapa di hutan kemudian diuji oleh dewa yang menyamar menjadi harimau. Harimau tadi ingin makan daging Syeh Dami Aking, tapi Dami Aking tidak mau 13. Peneliti Terus pripun Mbah? Lalu bagaimana Nek? 14. Informan Dami Aking terus ngongkon macan mau mangan Syeh Bela-belu, tibake Syeh Bela-Belu gelem, dadine sing mlebu surgo yo Syeh Bela-belu mau karo numpak macan, lha sing Dami Aking mung glantungan nyekel buntute. Dami Aking terus menyuruh harimau tadi memakan Syeh Bela-belu, ternyata Syeh Bela-belu mau, jadi yang masuk surga adalah Syeh Bela-belu tadi dengan menunggangi harimau, sedangkan Dami Aking hanya bergelatungan memegang ekornya. 15. Peneliti Cerito niku riyen damel nopo mbah? Cerita itu dulu untuk apa Nek? 16. Informan Yo gawe dongeng pas padang mbulan ben wong-wong ora turu sore Ya dibuat dongeng waktu bulan purnama agar orang- orang tidak tidur sore. 72 2. Nama : Suhadak Umur : 58 tahun Jenis Kelamin : laki-laki Pekerjaan : petugas Candi Penataran Alamat : Desa Kedawung Kabupaten Blitar Tanggal Wawancara : 16 Januari 2016 No. Penutur Transkripsi Terjemahan 1. Peneliti Asmanipun njenengan sinten Pak? Siapa nama Anda Pak? 2. Informan Kula Pak Suhadak Saya Pak Suhadak 3. Peneliti Daleme ngriki Pak? Rumahnya dekat sini Pak? 4. Informan Enggeh, celak ngriki Iya, dekat sini 5. Peneliti Semerep ceritane Bubuksah Gagang Aking Pak? Tahu cerita Bubuksah Gagang Aking Pak? 6. Informan Bubuksah Gagang Aking niku mangke diambil poine niku sakjane namung kerelaan hati. Enek wong tapa loro mas adik lan cara tapane Bubuksah Gagang Aking itu nanti diambil poinmaksudnya sebenarnya hanya kerelaan hati. Ada dua pertapa kakak beradik laki-laki dan 73 bedo. Sing siji mangan apa wae tapi ora turu, sijine neh turu terus tapi ora mangan. Lan akhire tiyang kalih niku wau tapa tirakat supaya bisa munggah suwarga kayangan kang tansah tumindak becik. Disitu dewa untuk menguji menjelma menjadi seekor harimau namanya Kalawijaya yang menguji kedua pertapa. Yang pertama menemui yang namanya gagang Aking yang badannya kurus dia seakan-akan mau dimakan, dia tidak rela karena badannya kurus. Lalu suruh menemui saudaranya yang badannya gemuk. Dan akhirnya si harimau menemui saudaranya yang badannya gemuk. Tapi disitu pasrah, rela. Itu dibawa naik ke punggungnya, cara bertapa berbeda. Yang satu memakan segala makanan tidak tidur, yang satu tidur saja tidak makan. Dan akhirnya kedua-duanya menjalankan pertapaan atau tirakat agar bisa naik ke kayangan atau surga dengan selalu berbuat baik. Disitu dewa untuk menguji menjelma menjadi seekor harimau bernama Kalawijaya yang menguji kedua pertapa. Yang pertama menemui yang namanya gagang Aking yang badannya kurus dia seakan-akan mau dimakan, dia tidak rela karena badannya kurus. Lalu suruh menemui saudaranya yang badannya gemuk. Dan akhirnya si harimau menemui saudaranya yang badannya gemuk. Tapi disitu pasrah, rela. Bubuksah dibawa naik ke 74 dibawa ke keberhasilan bertapanya. Kemudian yang ditemui pertama tadi yang badannya kurus tidak rela hatinya akhirnya hanya memegang ekornya saja. penjelasan informan menggunakan Bahasa Indonesia punggungnya, dibawa ke keberhasilan bertapanya. Kemudian yang ditemui pertama tadi yang badannya kurus tidak rela hatinya akhirnya hanya memegang ekornya saja. 7. Peneliti Naik ke surga niku nggih pak? Naik ke surga itu ya Pak? 8. Informan Iyo Iya 9. Peneliti Sejak kapan cerito niku terpahat teng Candi Penataran Pak? Sejak kapan cerita itu terpahat di Candi Penataran Pak? 10. Informan Nggih sejak dulu, sejak membuat candi Ya sejak dulu, sejak membuat candi 11. Peneliti Warga sekitar ngiriki nggih semerep crito niku Pak? Warga sekitar sini apa juga tahu cerita tersebut Pak? 12. Informan Nggih sebagian kecil Ya sebagian kecil 13. Peneliti Riyen mungkin damel ndongeng tiyang sepuh nggih Pak? Dulu mungkin untuk mendongeng bagi orang tua ya Pak? 14. Informan Enggih. Dongenge istilahe ditulis teng watu ben awet, lek neng buku gampang rusak Iya. Dongengnya itu istilahnya ditulis di batu agar awet, kalau di buku mudah rusak 75 3. Nama : Saguh Umur : 75 tahun Jenis Kelamin : laki-laki Pekerjaan : petani sesepuh desa Alamat : Desa Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar Tanggal Wawancara : 16 Januari 2016 No. Tururan Transkripsi Terjemahan 1. Peneliti Pak, njenengan semerep ceritane Bubuksah Gagang Aking? Pak, Anda tahu cerita tentang Bubuksah Gagang Aking? 2. Informan Cerito kui sejatine mbahas lakon utowo ngilmu. Lakon kui wong sing golek ilmu. Kui kan gambare sing siji lemu sing siji kuru. Sing kuru kui senengane topo tirakat tapi atine sing urung resik utawa ikhlas. Lha sing lemu kui sueneng mangan tapi atine resik. Masio ngono wong loro kui mau ora tau tukaran. Pas Gagang Aking topo oleh ujian teko Bethara Guru lewat singo sing pengen mangan awake Cerita itu intinya tentang lakon atau ngilmu, yaitu orang yang sedang mencari ilmu. Itu kan digambarkan yang satu gemuk yang satu kurus. Yang kurus itu dia sukanya tirakat, puasa dan sebagainya tapi di hatinya masih belum bersih. Sedangkan yang gemuk itu sangat suka makan tapi hatinya bersih. Walau berbeda mereka tidak pernah bertengkar. Saat Gagang Aking bertapa, ia mendapat cobaaan atau ujian dari Betara Guru 76 Gagang Aking. Gagang Aking ngomong “Ojo mangan aku, awakku iki nggak enek daginge”. Berarti kan atine urung resik utawa ikhlas, urung pasrah karo Sang Hyang Widi. Awake ora gelem dipangan, “Kae lo panganen dulurku Bubuksah”. Singo mau banjur budal marani Bubuksah, gek tibake Bubuksah langsung gelem yen awake dipanga singo mergo atine resik, terus pas Bubuksah lan Gagang Aking mati mlebu surgo kabeh. Lek Bubuk munggah neng surgo karo nunggagngi awake singo, ning lek Gagang Aking mung gondelan buntute singo mergo yo nggak ikhlas mau. melalui seekor singa yang ingin memakannya. Dia bilang, “Jangan makan saya, tubuh saya ini tidak ada dagingnya”. Artinya kan hatinya tidak bersih, tidak pasrah sama Sang Hyang Widhi. Dia tid ak mau dimakan, “Makanlah saudara saya, Bubuksah”. Harimau tersebut kemudian mendatangi Bubuksah dan ternyata Bubuksah mau dimakan karena hatinya bersih. Kemudian setelah meninggal, keduanya masuk ke kayangan atau surga semua. Kalau yang Bubuksah itu naik punggungnya singa, sedangkan Gagang Aking hanya pegangan ekornya saja karena hatinya yang tidak iklas tadi.

E. GAMBAR RELIEF CERITA RAKYAT BUBUKSAH GAGANG AKING DI DINDING CANDI PENATARAN

Adegan Gambar Keterangan 1 Dua orang laki-laki, berbadan kurus Gagang Aking dan gemuk Bubuksah serta terdapat seorang guru 2 Sang Guru mengutus Bubuksah untuk bertapa 3 Sang Guru mengutus Gagang Aking untuk bertapa 4 Bubuksah dan Gagang Aking pergi bersama-sama 5 Bubuksah dan Gagang Aking berpencar memiliki pandangan sendiri dalam melaksanakan tapa 6 Seorang dewa mengutus bawahannya untuk menguji Bubuksah dan Gagang Aking 7 Harimau jelmaan Dewa Kalawijaya mendatangi Gagang Aking 8 Harimau jelmaan Dewa Kalawijaya mendatangi Bubuksah 9 Bubuksah menunggangi harimau sedangkan Gagang Aking hanya bergelantungan memegang ekor harimau 79

F. INSTRUMEN PEMANDU ANALISIS DATA

1 Wujud Cerita Rakyat Bubuksah Gagang Aking di Blitar No. Versi Wujud Cerita Reduksi Data Penyajian Data Prosedur Analisis Data Penarikan Kesimpulan 1. Versi Boniyem Mengubah cerita rakyat yang dituturkan informan dalam Bahasa Jawa ke dalam Bahasa Indonesia dan mentranskripsikannya menjadi bentuk tulisan. Menyajikan hasil reduksi data dalam bentuk tulisan atau teks untuk dianalisis Menganalisis data sesuai rumusan masalah menggunakan teori tertentu dengan membandingkan persamaan dan perbedaan berbagai wujud cerita Menyimpulkan hasil analisis berbagai wujud cerita yang telah ditemukan dengan menyebutkan perbedaan dan persamaannya. 2. Versi Suhadak 3. Versi Zainal Abidin 4. Versi Candi Mengubah cerita rakyat yang terpahat pada relief di dinding Candi Penataran dan Candi Surowono menjadi jalinan cerita yang disajikan dalam bentuk kata-kata tertulis. 5. Versi Buku “Cerita Rakyat dari Blitar Jawa Timur Memusatkan perhatian pada cerita rakyat Bubuksah-Gagang Aking pada bagian 8 halaman 38 6. Versi situs internet Memilih situs internet yang menampilkan cerita rakyat Bubuksah-Gagang Aking 80 2 Pewarisan Cerita Rakyat Bubuksah Gagang Aking di Blitar No. Data Sumber Data Jenis Pewarisan 1. “Aku ndisek tau diceritani Yu Jiah yo ngono kui. “ Saya dulu pernah diceritai Mbak Jiah ya seperti itu. ...... “Yo gawe dongeng pas padang mbulan ben wong- wong ora turu sore” Ya dibuat dongeng waktu bulan purnama agar orang-orang tidak tidur sore Boniyem:2015 Lisan 2. “Riyen mungkin damel ndongeng tiyang sepuh nggih Pak?” Dulu mungkin untuk mendongeng bagi orang tua ya Pak? “Enggih. Dongenge istilahe ditulis teng watu ben awet, lek neng buku gampang rusak” Iya. Dongengnya itu istilahnya ditulis di batu agar awet, kalau di buku mudah rusak Suhadak:2016 Lisan dan gambar 3. - Buku “Cerita Rakyat dari Blitar Jawa Timur” bagian 8 halaman 38-42 Buku 4. - a http:Bubuksah- GagangAking_PusakaJawatimuran .html b http:dahanapura.blogspot.co.id2 01204setting-tempat-cerita- bubuksah-gagang.html. Internet 81 3 Nilai Pendidikan Karakter dalam Cerita Rakyat Bubuksah Gagang Aking No. Data Kode Nilai Sumber R G J R D S K K K R M D R I T G M T J T L D K C D M P O B K P S P L S K C T A 1. Makannya pun sangat sedikit. Itu pun hanya berupa sayur-sayuran. Gagang Aking tidak mau makan daging binatang. ... Hal-hal yang dapat menimbulkan dosa sangat mereka jauhi.  Santosa, 2004:38 2. “Lan akhire tiyang kalih niku wau tapa tirakat supaya bisa munggah suwarga kayangan kang tansah tumindak becik.” Dan akhirnya kedua-  Suhadak: 2016 82 duanya menjalankan pertapaan atau tirakat agar bisa naik ke kayangan atau surga dengan selalu berbuat baik. 3. “Dan akhirnya si harimau menemui saudaranya yang badannya gemuk. Tapi disitu pasrah, rela. Itu dibawa naik ke punggungnya, dibawa ke keberhasilan bertapanya. Kemudian yang ditemui pertama tadi yang badannya kurus tidak rela hatinya akhirnya hanya memegang ekornya saja.”  Suhadak: 2016 4. “Kui kan gambare sing siji lemu sing siji kuru. Sing kuru kui senengane topo  Saguh: 2016 83 tirakat tapi atine sing urung resik utawa ikhlas. Lha seng lemu kui sueneng mangan tapi atine resik. Masio ngono wong loro kui mau ora tau tukaran.” Itu kan digambarkan yang satu gemuk yang satu kurus. Yang kurus itu dia sukanya tirakat, puasa dan sebagainya tapi di hatinya masih belum bersih. Sedangkan yang gemuk itu sangat suka makan tapi hatinya bersih. Walau berbeda mereka tidak pernah bertengkar. 5. Bubuksah yang bertubuh gemuk suka sekali makan. Nafsu makannya sangat  Santosa: 2004:38 84 tinggi. Makanan apa saja dimakannya. Asal bukan makanan yang dilarang oleh agama. Semakin lama tubuh Bubuksah semakin bertambah gendut saja. 6. “Cerito kui sejatine mbahas lakon utowo ngilmu. Lakon kui wong sing golek ilmu .” “Cerita itu intinya tentang lakon atau ngilmu, yaitu orang yang sedang mencari ilmu” Cerita itu intinya tentang lakon atau ngilmu, yaitu orang yang sedang mencari ilmu  Saguh: 2016 7. Bubuksah dan Gagang Aking memiliki satu keinginan yang sama.  Santosa, 2004:38 85 Mereka sama-sama ingin menjadi penghuni sorga yang paling tinggi. Untuk itulah Bubuksah dan Gagang Aking berlomba- lomba berbuat kebaikan. Hal-hal yang dapat menimbulkan dosa sangat mereka jauhi. 8. “Dan akhirnya si harimau menemui saudaranya yang badannya gemuk. Tapi disitu pasrah, rela. Itu dibawa naik ke punggungnya, dibawa ke keberhasilan bertapanya. Kemudian yang ditemui pertama tadi yang badannya kurus tidak rela hatinya akhirnya hanya memegang  Suhadak: 2016 86 ekornya saja.” 9. “Pas Gagang Aking topo oleh ujian teko Bethara Guru lewat singo sing pengen mangan awake Gagang Aking. Gagang Aking ngomong “Ojo mangan aku, awakku iki nggak enek daginge”. Berarti kan atine urung resik utawa iklhas, urung pasrah karo Sang Hyang Widi. Awake ora gelem dipangan, “Kae lo panganen dulurku Bubuksah.” Saat Gagang Aking bertapa, ia mendapat cobaaan atau ujian dari Betara Guru melalui  Saguh: 2016 87 seekor singa yang ingin memakannya. Dia bilang, “Jangan makan saya, tubuh saya ini tidak ada dagingnya”. Artinya kan hatinya tidak bersih, tidak pasrah sama Sang Hyang Widhi. Dia tidak mau dimakan, “Makanlah saudara saya, Bubuksah”. Keterangan: RG : Religius JR : Jujur DS : Disiplin KK : Kerja Keras KR : Kreatif MD : Mandiri RIT : Rasa Ingin tahu GM : Gemar Membaca TJ : Tanggung Jawab TL : Toleransi DK : Demokratis CD : Cinta Damai MPO : Menghargai Karya Dan Prestasi Orang Lain BK : BersahabatKomunikatif PS : Peduli Sosial PL : Peduli Lingkungan SK : Semangat Kebangsaan CTA : Cinta Tanah Air

G. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP DENGAN MENGGUNAKAN CERITA RAKYAT BUBUKSAH GAGANG AKING

SEBAGAI MATERI AJAR Sekolah : Sekolah Menengah Atas Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Materi Pokok : Menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat KelasSemester : XII Waktu : 2 X 40 menit A. Standar Kompetensi Mendengarkan : 5. Memahami cerita rakyat yang dituturkan B. Kompetensi Dasar 13.1 Menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat yang disampaikan secara langsung dan atau melalui rekaman C. Indikator 1. Mendengar pembacaan teks cerita rakyat Bubuksah Gagang Aking 2. Menjawab pertanyaan yang sesuai teks cerita rakyat Bubuksah Gagang Aking 3. Menemukan hal yang menarik dan tidak menarik dalam cerita rakyat Bubuksah Gagang Aking 4. Menentukan pesanamanat dalam cerita rakyat Bubuksah Gagang Aking D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mendengarkan pembacaan teks cerita rakyat Bubuksah Gagang Aking dengan seksama. 2. Siswa mampu menjawab pertanyaan yang sesuai teks cerita rakyat Bubuksah Gagang Aking dengan benar. 3. Siswa mampu menemukan hal yang menarik dan tidak menarik dalam cerita rakyat Bubuksah Gagang Akingsecara tepat benar. 4. Siswa mampu menentukan pesanamanat dalam cerita rakyat Bubuksah Gagang Aking secara tepat. E. Materi Pembelajaran Materi pelajaran yang digunakan adalah teks cerita rakyat Bubuksah Gagang Aking versi rekonstruksi. Cerita Rakyat Bubuksah Gagang Aking Pada suatu hari, hiduplah dua orang lelaki kakak beradik. Sang kakak bernama Gagang Aking dan adiknya Bubuksah. Bubuksah dan Gagang Aking diutus oleh seorang guru untuk menyepi atau bertapa di hutan untuk mencapai tingkat kesempurnaan hidup atau surga tertinggi. Dalam pertapaannya kedua saudara ini memiliki pandangan yang berbeda. Bubuksah tidak suka tidur dan sangat suka makan, makanan apa saja ia makan asal tidak dilarang oleh agama sehingga badannya menjadi sangat gemuk. Lain lagi dengan Gagang Aking, ia sangat rajin bertapa, hanya makan sedikit sayuran saat ia sudah sangat lapar dan bahkan berpuasa sehingga badannya menjadi kurus kering. Meski memiliki pandangan yang berbeda, tidak pernah terjadi pertengkaran hebat di antara mereka. Bubuksah dan Gagang Aking melakukan pertapaannya di sebuah hutan di puncak Gunung Wilis. Dalam melakukan pertapaannya, kedua saudara ini berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan, hal-hal yang menimbulkan dosa sangat mereka jauhi agar dapat mencapai surga. Melihat keinginan Bubuksah dan Gagang Aking, Batara Guru sebagai penguasa kayangan mengutus prajuritnya bernama Dewa Kalawijaya untuk menguji keduanya dengan menyamar menjadi seekor harimau. Harimau tersebut pada awalnya mendatangi Gagang Aking. Harimau mengatakan bahwa ia ingin memangsa tubuh Gagang Aking untuk mengobati rasa laparnya. Gagang Aking langsung menolak permintaan harimau tersebut, “Jangan makan saya, tubuh saya ini kurus tidak ada dagingnya”. Lalu Gagang Aking menyarankan harimau untuk memangsa adiknya, Bubuksah yang sedang bertapa. Diantarlah harimau kepada Bubuksah oleh Gagang Aking. Mendengar keinginan harimau, Bubuksah hanya tersenyum dan mengatakan bahwa ia rela menyerahkan tubuhnya untuk dimangsa harimau tersebut. Karena keikhlasan hatinya, Bubuksah dibawa terbang untuk naik ke surga dengan menunggangi tubuh harimau, sedangkan Gagang Aking yang hatinya belum ikhlas hanya naik ke surga dengan bergelantungan memegangi ekor harimau saja. F. Metode dan Model Pembelajaran Metode pembelajaran : Ceramah, penugasan, diskusi, tanya jawab, TPS Think, Pair, Share Model Pembelajaran : EEK Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi G. Media Pembelajaran  Lembar kerja siswa H. Langkah-langkah Pembelajaran Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Kegiatan Awal 1. Guru menyampaikan salam 2. Guru dan siswa berdoa bersama sebelum pembelajaran dimulai. 3. Guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 10 menit Kegiatan Inti Eksplorasi pengenalan cerita rakyat kepada siswa 1. Siswa mendengarkan cerita rakyat Bubuksah Gagang Aking yang dibacakan oleh guru. 60 menit Elaborasi menanggapi dan menganalisis cerita rakyat 1. Siswa menjawab pertanyaan yang sesuai dengan cerita rakyat yang telah diperdengarkan. 2. Siswa bersama teman sebangku menuliskan hal yang menarik dan tidak menarik dalam cerita rakyat yang telah diperdengarkan. 3. Siswa menentukan pesanamanat yang terkandung dalam cerita rakyat. 4. Siswa mengemukakan pendapatnya mengenai hal yang menarik, relevansi, dan pesanamanat dalam cerita rakyat. Konfirmasi umpan balik terhadap kegiatan elaborasi 1. Kelompok lain mendengarkan dan memberikan tanggapan. 2. Guru memberikan apresiasi dan penguatan Kegiatan Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan. 2. Guru memberi penguatan dan motivasi. 3. Salah seorang siswa memimpin berdoa untuk mengakhiri pembelajaran. 4. Guru mengucapkan salam. 10 menit I. Penilaian

a. Teknik dan Bentuk Instrumen