1.4.4 Analisa Bahan Hukum
Proses analisis bahan hukum merupakan proses menemukan jawaban dari pokok permasalahan. Proses ini dilakukan dengan cara:
14
1 Mengidentifikasi fakta hukum dan mengeliminir hal-hal yang tidak
relevan untuk menetapkan isu hukum yang hendak dipecahkan. 2
Pengumpulan bahan-bahan hukum dan bahan-bahan non hukum yang sekiranya dipandang memiliki relevansi terhadap isu hukum.
3 Melakukan telaah atas isu hukum yang diajukan berdasarkan bahan-
bahan yang telah dikumpulkan. 4
Menarik kesimpulan dalam bentuk argumentasi agar menjawab isu hukum, dan
5 Memberikan preskripsi berdasarkan argumentasi yang telah dibangun di
dalam kesimpulan. Langkah-langkah dalam melakukan penelitian bahan hukum menurut Peter
Mahmud Marzuki diatas merupakan sebuah analisis bahan hukum terhadap penelitian yang menggunakan tipe penelitian yuridis normatif. Tujuan penelitian
yang menggunakan bahan hukum tersebut adalah untuk menemukan jawaban atas permasalahan pokok yang dibahas. Hasil analisis bahan hukum tersebut kemudian
dibahas dalam suatu bentuk kesimpulan dengan menggunakan metode deduktif, yaitu suatu metode berpagkal dari hal yang bersifat khusus atau suatu
pengambilan kesimpulan dari pembahasan mengenai permasalahan yang bersifat umum menuju permasalahan yang bersifat khusus.
14
Ibid, Hlm 213
10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tindak Pidana dan Jenis-Jenis Tindak Pidana
2.1.1 Pengertian Tindak Pidana
Istilah tindak pidana berasal dari isitilah yang dikenal dalam hukum pidana Belanda yaitu strafbaar feit.
15
Strafbaar feit, terdiri dari tiga kata, yakni straf, baar dan feit. Dari istilah yang dikemukakan sebagai terjemahan dari strafbaar
feit itu, ternyata straf diterjemahkan dengan pidana dan hukum. Perkataan baar diterjemahkan dengan dapat dan boleh. Sementara itu, untuk kata feit
diterjemahkan dengan tindak, peristiwa, pelanggaran, dan perbuatan.
16
Simons merumuskan bahwa strafbaar feit ialah kelakuan yang diancam pidana, yang bersifat melawan hukum yang berhubungan dengan kesalahan dan
dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung jawab.
17
Van Hamel merumuskan istilah strafbaar feit itu sebagai kelakuan manusia yang dirumuskan dalam
undang-undang, melawan hukum yang patut dipidana dan dilakukan dengan kesalahan.
18
Kemudian Vos menjelaskan, strafbaar feit merupakan suatu kelakuan manusia yang oleh peraturan perundang-undangan diberi pidana, jadi suatu
kelakuan manusia yang pada umumnya dilarang dan diancam pidana.
19
Sedangkan Moeljatno menggunakan istilah perbuatan pidana bahwa perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana
disertai ancaman sanksi yang berupa pidana tertentu, bagi barangsiapa yang melanggar larangan tersebut.
20
Adapun pengertian tentang strafbaar feit sebagaimana diuraikan di atas, bahwa diantara sarjana hukum terdapat dua pandangan yang berbeda dalam hal
15
Adami Chazawi. 2005. Pelajaran Hukum Pidana 1. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. hlm. 67
16
Ibid, hlm. 69
17
Andi Hamzah. 2008. Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta.Rineka Cipta. hlm. 88
18
Ibid, hlm. 88
19
Ibid, hlm. 88
20
Moeljatno. opcit. hlm. 59