Pemanfaatan Hasil Samping Udang Yang Difermentasi Dengan Serratia Marcescens Sebagai Substitusi Tepung Ikan Terhadap Karkas Broiler Umur 8 Minggu
PEMANFAATAN HASIL SAMPING UDANG YANG
DIFERMENTASI DENGAN Serratia marcescens SEBAGAI
SUBSTITUSI TEPUNG IKAN TERHADAP KARKAS
BROILER UMUR 8 MINGGU
ENDANG SRI RAHMINI
050306014
DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2010
PEMANFAATAN HASIL SAMPING UDANG YANG
DIFERMENTASI DENGAN Serratia marcescens SEBAGAI
SUBSTITUSI TEPUNG IKAN TERHADAP KARKAS
BROILER UMUR 8 MINGGU
SKRIPSI
Oleh:
ENDANG SRI RAHMINI
050306014
DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2010
PEMANFAATAN HASIL SAMPING UDANG YANG
DIFERMENTASI DENGAN Serratia marcescens SEBAGAI
SUBSTITUSI TEPUNG IKAN TERHADAP KARKAS
BROILER UMUR 8 MINGGU
SKRIPSI
Oleh:
ENDANG SRI RAHMINI
050306014/ILMU PRODUKSI TERNAK
Proposal sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana
di Departemen Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2010
Judul Proposal
Nama
NIM
Departemen
Program Studi
: Pemanfaatan hasil samping udang yang difermentasi
dengan Serratia marcescens sebagai substitusi tepung
ikan terhadap karkas broiler umur 8 minggu
: Endang Sri Rahmini
: 050306014
: Peternakan
: Ilmu Produksi Ternak
Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing
Ir. Roeswandy
Ketua
Prof. DR. Ir. Zulfikar Siregar, MP
Anggota
Mengetahui,
Prof. DR. Ir. Zulfikar Siregar, MP
Ketua Departemen Peternakan
Tanggal ACC:
ABSTRAK
Endang Sri Rahmini: Pemanfaatan Hasil Samping Udang
yang
Difermentasi (Serratia marcescens) Sebagai Substitusi Tepung Ikan Terhadap
Karkas Broiler Umur 8 Minggu. Dibimbing oleh ROESWANDY dan ZULFIKAR
SIREGAR.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji seberapa besar pengaruh hasil
samping udang yang difermentasi dengan Serratia marcescens sebagai substitusi
tepung ikan terhadap karkas broiler umur 8 minggu. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4
ulangan, dimana setiap ulangan terdiri dari 5 ekor broiler. Perlakuan yang diteliti
adalah R0 : 10% tepung ikan dan 0% tepung hasil samping udang fermentasi,
R1 : 7,5% tepung ikan dan 2,5% tepung hasil samping udang fermentasi, R2 : 5%
tepung ikan dan 5% tepung hasil samping udang fermentasi, R3 : 2,5% tepung
ikan dan 7,5% tepung hasil samping udang fermentasi, R4 : 0% tepung ikan dan
10% tepung hasil samping udang fermentasi. Parameter yang diamati meliputi:
bobot potong, bobot karkas, persentase karkas dan lemak abdominal.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rataan bobot potong broiler sebesar
1788,02 g dengan bobot potong tertinggi R2 sebesar 1840,7 g dan terendah pada
R4 sebesar 1718,8 g. Rataan bobot karkas broiler sebesar 1458,68 g dengan bobot
karkas tertinggi R2 sebesar 1582,54 g dan terendah pada R4 1310,1 g. Rataan
persentase karkas sebesar 81,49% dengan persentase tertinggi sebesar 85,91% dan
terendah R4 sebesar 79,91 g. Rataan lemak abdominal sebesar 15,75 g dengan
bobot tertinggi R0 sebesar 20,55 g dan terendah pada R4 sebesar 8,65 g.
Kata kunci: Hasil samping udang, Serratia marcescens, Karkas broiler
ABSTRACT
Endang Sri Rahmini: Utilization of Shrimp By Product which fermented by
Serratia marcescens as a Substitue for Fish Meal on the Carcass of Broiler 8
Weeks of Age under advicors by ROESWANDY and ZULFIKAR SIREGAR.
The purpose of research is to examine the efect of fermented shrimp by
product with Serratia marcescens as a substitue for fish meal on the carcass of
Broiler 8 weeks of age. This research using complete randomized design (CRD)
with 5 treatment and 4 replication, each replication consistof 5 broilers, with
treatment R0 (without fermented shrimp by product), R1 (feed with 2,5%
fermented shrimp by product), R2 (feed with 5% fermented shrimp by product),
R3 (feed with 7,5% fermented shrimp by product), R4 (feed with 10% fermented
shrimp by product) respectively.the parameters include the live weight, carcass
weight, carcass percentage and abdominal fat of broiler.
The result of this research indicated that the average of the live weight is
1788,02 g with the highest live weight on R2 is 1840,7 g and the lowest on R4 is
1718,8 g. The average of carcass weight is 1458,68 g with the highest carcass
weight on R2 is 1582,54 g and lowest on R4 1310,1 g. The average of carcass
percentage is 81,49% with carcass percentage is 85,91% and lowest on R4 is
79,91 g. The average of abdominal fat is 15,75 g with highest weight on R0 is
20,55 g and lowest on R4 is 8,65 g.
Keyword: Shrimp by product, Serratia marcescens, Broiler carcass
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Langsa pada tanggal 23 Agustus 1987 dari ayah
Azly Ali Nazar dan Ibu Rani. Penulis merupakan putri keenam dari enam
bersaudara.
Tahun 2005 penulis lulus dari SMU Negeri 6 Medan dan pada tahun yang
sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian tertulis Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru. Penulis memilih program studi Produksi Ternak,
Departemen Peternakan.
Selama mengikuti perkuliahan, aktif sebagai anggota Himpunan
Mahasiswa Muslim Peternakan. Penulis melaksanakan PKL (Praktek Kerja
Lapangan) di Kelompok Tani di Desa Tanjung Beringin
Kecamatan Hinai
Kabupaten Langkat Sumatera Utara pada Bulan Agustus 2008 dan melaksanakan
penelitian di Laboratorium Biologi Ternak Departemen Peternakan Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan dimulai Bulan November 2009
sampai dengan Bulan Januari 2010.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Pemanfaatan Hasil Samping Udang yang Difermentasi (Serratia marcescens)
Sebagai Substitusi Tepung Ikan Terhadap Karkas Broiler Umur 8 Minggu .
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan pernyataan terima kasih
sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan,
memelihara dan mendidik penulis selama ini. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Ir. Roeswandy selaku ketua komisi pembimbing penulis dan
Bapak Prof. Dr. Ir. Zulfikar Siregar, MP selaku anggota komisi pembimbing
penulis yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam
pembuatan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang telah
banyak memberikan segenap perhatian serta dukungan moril dan materiil kepada
penulis tanpa kenal pamrih dari awal hingga akhir dalam menyelesaikan studi ini.
Dan juga untuk orang tercinta, sahabat dan semua teman yang telah banyak
membantu penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Medan, Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................
i
ABSTRACT ................................................................................................. ii
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang .....................................................................................
Tujuan Penelitian ..................................................................................
Hipotesis Penelitian ..............................................................................
Kegunaan Penelitian .............................................................................
1
2
2
3
TINJAUAN PUSTAKA
Hasil Samping Udang ...........................................................................
Fermentasi.............................................................................................
Serratia marcescens..............................................................................
Ayam Pedaging (Broiler) .....................................................................
Kebutuhan Nutrisi Broiler ....................................................................
Bobot Potong ........................................................................................
Karkas ...................................................................................................
Persentase Karkas .................................................................................
Lemak Abdominal ................................................................................
4
6
7
8
8
10
10
11
12
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian .................................................................................
Bahan dan Alat Penelitian ....................................................................
Metode Penelitian .................................................................................
Parameter Penelitian .............................................................................
Bobot Potong ...................................................................................
Bobot Karkas. ................................................................................
Persentase Karkas ............................................................................
Lemak Abdominal ...........................................................................
Pelaksanaan Penelitian..........................................................................
Persiapan Kandang...........................................................................
Random Ayam .................................................................................
Pengambilan Data ............................................................................
14
14
15
16
16
16
17
17
17
17
17
18
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bobot Potong ........................................................................................
Bobot Karkas ........................................................................................
Persentase Karkas .................................................................................
Lemak Abdominal ................................................................................
Rekapitulasi Hasil Penelitian................................................................
19
22
24
27
30
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ........................................................................................... 31
Saran ..................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 32
LAMPIRAN.................................................................................................. 34
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Perbandingan nutrisi hasil samping udang dengan tepung ikan ...................5
2. Kandungan nutrisi hasil samping udang tanpa dan difermentasi dengan
Serratia marcescens .....................................................................................5
3. Kebutuhan zat makanan broiler fase starter dan fase finisher ......................9
4. Standar kualitas karkas broiler ......................................................................12
5. Data bobot potong broiler umur 8 minggu (g/ekor) ......................................19
6. Analisis keragaman bobot potong broiler umur 8 minggu ............................20
7. Hasil uji beda nyata jujur (BNJ) bobot potong broiler umur 8 minggu ........21
8. Data bobot karkas broiler umur 8 minggu (g/ekor) ......................................22
9. Analisis keragaman bobot karkas broiler umur 8 minggu ............................23
10.Hasil uji beda nyata jujur (BNJ) bobot karkas broiler umur 8 minggu .........24
11.Data persentase karkas broiler umur 8 minggu (g/ekor) ...............................25
12.Analisis keragaman persentase karkas broiler umur 8 minggu ....................26
13.Hasil uji beda nyata jujur (BNJ) persentase karkas broiler umur 8
Minggu ..........................................................................................................26
14.Data lemak abdominal broiler umur 8 minggu (g/ekor) ...............................28
15.Analisis keragaman lemak abdominal broiler umur 8 minggu .....................29
16.Hasil uji beda nyata jujur (BNJ) lemak abdominal broiler umur 8
Minggu ..........................................................................................................29
17. Rekapitulasi hasil penelitian karkas broiler umur 8 minggu ........................30
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar diagram rataan bobot potong broiler umur 8 minggu .............
20
2. Gambar diagram rataan bobot karkas broiler umur 8 minggu ..............
23
3. Gambar diagram rataan persentase karkas broiler umur 8 minggu........
25
4. Gambar diagram rataan lemak abdominal broiler umur 8 minggu .......
28
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Bagan pengolahan hasil samping udang sebelum fermentasi ...............
34
2. Bagan pembuatan media bakteri ...........................................................
35
3. Bagan perbanyakan dan pembiakan Serratia marcescens ....................
36
4. Bagan fermentasi bahan ........................................................................
37
5. Kandungan nutrisi bahan pakan ............................................................
38
6. Formulasi ransum perlakuan (fase starter) ...........................................
38
7. Formulasi Ransum perlakuan (Fase Finisher) ......................................
41
8. Rataan bobot potong broiler umur 8 minggu (g/ekor) ..........................
43
9. Rataan bobot karkas broiler umur 8 minggu (g/ekor) ...........................
43
10. Rataan persentase karkas broiler umur 8 minggu (g/ekor) ....................
44
11. Rataan lemak abdominal broiler umur 8 minggu (g/ekor) .....................
44
ABSTRAK
Endang Sri Rahmini: Pemanfaatan Hasil Samping Udang
yang
Difermentasi (Serratia marcescens) Sebagai Substitusi Tepung Ikan Terhadap
Karkas Broiler Umur 8 Minggu. Dibimbing oleh ROESWANDY dan ZULFIKAR
SIREGAR.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji seberapa besar pengaruh hasil
samping udang yang difermentasi dengan Serratia marcescens sebagai substitusi
tepung ikan terhadap karkas broiler umur 8 minggu. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4
ulangan, dimana setiap ulangan terdiri dari 5 ekor broiler. Perlakuan yang diteliti
adalah R0 : 10% tepung ikan dan 0% tepung hasil samping udang fermentasi,
R1 : 7,5% tepung ikan dan 2,5% tepung hasil samping udang fermentasi, R2 : 5%
tepung ikan dan 5% tepung hasil samping udang fermentasi, R3 : 2,5% tepung
ikan dan 7,5% tepung hasil samping udang fermentasi, R4 : 0% tepung ikan dan
10% tepung hasil samping udang fermentasi. Parameter yang diamati meliputi:
bobot potong, bobot karkas, persentase karkas dan lemak abdominal.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rataan bobot potong broiler sebesar
1788,02 g dengan bobot potong tertinggi R2 sebesar 1840,7 g dan terendah pada
R4 sebesar 1718,8 g. Rataan bobot karkas broiler sebesar 1458,68 g dengan bobot
karkas tertinggi R2 sebesar 1582,54 g dan terendah pada R4 1310,1 g. Rataan
persentase karkas sebesar 81,49% dengan persentase tertinggi sebesar 85,91% dan
terendah R4 sebesar 79,91 g. Rataan lemak abdominal sebesar 15,75 g dengan
bobot tertinggi R0 sebesar 20,55 g dan terendah pada R4 sebesar 8,65 g.
Kata kunci: Hasil samping udang, Serratia marcescens, Karkas broiler
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Endang Sri Rahmini: Utilization of Shrimp By Product which fermented by
Serratia marcescens as a Substitue for Fish Meal on the Carcass of Broiler 8
Weeks of Age under advicors by ROESWANDY and ZULFIKAR SIREGAR.
The purpose of research is to examine the efect of fermented shrimp by
product with Serratia marcescens as a substitue for fish meal on the carcass of
Broiler 8 weeks of age. This research using complete randomized design (CRD)
with 5 treatment and 4 replication, each replication consistof 5 broilers, with
treatment R0 (without fermented shrimp by product), R1 (feed with 2,5%
fermented shrimp by product), R2 (feed with 5% fermented shrimp by product),
R3 (feed with 7,5% fermented shrimp by product), R4 (feed with 10% fermented
shrimp by product) respectively.the parameters include the live weight, carcass
weight, carcass percentage and abdominal fat of broiler.
The result of this research indicated that the average of the live weight is
1788,02 g with the highest live weight on R2 is 1840,7 g and the lowest on R4 is
1718,8 g. The average of carcass weight is 1458,68 g with the highest carcass
weight on R2 is 1582,54 g and lowest on R4 1310,1 g. The average of carcass
percentage is 81,49% with carcass percentage is 85,91% and lowest on R4 is
79,91 g. The average of abdominal fat is 15,75 g with highest weight on R0 is
20,55 g and lowest on R4 is 8,65 g.
Keyword: Shrimp by product, Serratia marcescens, Broiler carcass
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini, masyarakat Indonesia masih kurang akan pemenuhan
kebutuhan gizi terutama bahan makanan yang berasal dari hewani. Bahan
makanan yang berasal dari hewani memiliki banyak keunggulan dibanding
dengan bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, karena mengandung
asam amino yang lengkap dan lebih mudah diserap oleh tubuh. Ternak ayam
terutama dari jenis ayam pedaging (broiler) merupakan salah satu unggas
penghasil daging yang mengandung protein tinggi. Broiler juga merupakan ternak
yang potensial pertumbuhannya dibandingkan dengan unggas lainnya baik ternak
besar maupun ternak kecil. Hal ini disebabkan karena broiler memiliki sifat
genetik yang unggul sehingga menghasilkan pertumbuhan yang cepat dan optimal
untuk menghasilkan karkas yang berkualitas tinggi. Pertumbuhan broiler juga
dipengaruhi oleh ransum yang baik dan mencukupi nutrisi yang dibutuhkan
broiler seperti protein dan sebagainya (Hardjosworo dan Rukminasih, 2000).
Tepung ikan merupakan sumber protein utama yang sering digunakan
dalam ransum unggas (broiler). Namun hal ini masih merupakan kendala yang
disebabkan oleh keterbatasan produksi dalam negeri sehingga bahan ransum
harus diimpor. Untuk itu perlu dicari bahan sumber protein baru yang memiliki
kualitas dan kuantitas seperti tepung ikan. Salah satu pilihan sumber protein
adalah hasil samping udang (Widjaya, 1993).
Faktor positif hasil samping udang adalah karena produk ini merupakan
hasil samping industri, sehingga kesinambungan penyediaannya terjamin,
harganya cukup stabil dan kandungan nutrisi bersaing dengan bahan baku lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Dalam banyak hal, hasil samping udang sangat baik dibandingkan tepung ikan
yang bersifat musiman sehingga pada musim tertentu ikan sulit ditangkap dan
harganya menjadi mahal. Namun disamping itu terdapat juga kekurangan dari
hasil samping udang ini, yaitu serat kasarnya yang tinggi dan mengandung zat
khitin yang tidak bisa dicerna oleh unggas dengan baik. Untuk mengatasi
kekurangan tersebut perlu difermentasi terlebih dahulu sebelum digunakan
sebagai substitusi tepung ikan.
Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan suatu
penelitian dengan judul Pemanfaatan Hasil Samping Udang yang Difermentasi
dengan Serratia marcescens Sebagai Substitusi Tepung Ikan Terhadap Karkas
Broiler Umur 8 Minggu .
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh hasil
samping udang yang difermentasi dengan Serratia marcescens sebagai substitusi
tepung ikan terhadap karkas broiler umur 8 minggu.
Hipotesis Penelitian
Hasil samping udang yang difermentasi dengan Serratia marcescens
berpengaruh positif sebagai substitusi tepung ikan terhadap karkas broiler umur
8 minggu.
Universitas Sumatera Utara
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk bahan informasi peneliti, kalangan akademis
dan peternak broiler khususnya mengenai pemanfaatan hasil samping udang yang
difermentasi dengan Serratia marcescens sebagai substitusi tepung ikan terhadap
karkas broiler umur 8 minggu.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
Hasil Samping Udang
Salah satu pilihan sumber protein adalah hasil samping udang yang
merupakan hasil samping industri pengolahan udang yang terdiri dari kepala dan
kulit udang. Proporsi kepala dan kulit udang diperkirakan antara 30%-40% dari
bobot udang segar. Hasil samping udang padat yang berasal dari pengolahan
udang berkisar antara 65-85%. Selain itu, kandungan protein kasarnya tinggi yaitu
43,40%, lemak kasar sebesar 1,40%, serat kasar 13,20%, kalsium 7,05%, dan
fosfor
sebesar
1,52%
serta
energi
metabolisme
1190
kkal/kg
(Purwatiningsih 1990).
Kelemahan hasil samping udang terletak pada kandungan asam aminonya
yang paling kritis yang lebih rendah dibanding tepung ikan. Selain itu serat
kasarnya lebih relatif tinggi, sebab diikutsertakannya kulit yang banyak
mengandung khitin. Untuk mempertahankan nilai nutrisi bahan baku, dalam
penyusunan
ransum
ditambahkan
premix
sesuai
dengan
dosis
yang
direkomendasikan. Titik perhatian terutama pada kondisi asam amino dan
imbangan energi-protein (Raharjo, 1985).
Kurtini,
Muhtarudin
dan
Septinova
(2009)
melaporkan
bahwa
penambahan hasil samping udang pengolahan sebanyak 5% dalam ransum basal
memberikan pengaruh nyata terhadap performans broiler. Pengolahan terhadap
hasil samping udang tersebut menggunakan NaOH 3%, HCl 6% dan H2O2 5%
serta fermentasi dengan kapang Aspergillus niger.
Menurut Poultry Indonesia (2003) analisis Laboratorium Ilmu Makanan
Ternak IPB memperlihatkan komposisi yang tidak jauh berbeda untuk serat kasar,
Universitas Sumatera Utara
lemak, protein kasar, kalsium, phospor dan kadar air. Tabel 1 memperlihatkan
perbandingan antara nutrisi hasil samping udang dengan tepung ikan.
Tabel 1. Perbandingan nutrisi hasil samping udang dengan tepung ikan
Nutrisi
Air (%)
Abu (%)
Protein (%)
Methionin (%)
Lisin (%)
Sistin (%)
Triptophan (%)
Lemak (%)
Serat Kasar (%)
Kalsium (%)
Phospor (%)
Energi Bruto (%)
Hasil samping udang
10,32
18,65
45,29
1,26
3,11
0,51
0,39
6,62
17,59
7,76
1,31
3577 kkal/kg
Tepung ikan
10,32
14,34
54,63
1,30
3,97
0,53
0,43
9,85
1,99
3,34
2,18
4679kkal/kg
Sumber: Lab. Ilmu Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, IPB PI/dw (www. Poultryindonesia. Com).
Berdasarkan hasil analisis yang dilaksanakan di Laboratorium Ilmu
Makanan Ternak, Departemen Peternakan Fakultas Pertanian USU didapat hasil
bahwa kandungan nutrisi hasil samping udang seperti tertera pada Tabel 2.
Tabel 2. Kandungan nutrisi hasil samping udang tanpa dan difermentasi dengan
Serratia marcescens
Nutrisi
Hasil Samping Udang Fermentasi Serratia Marcescens
Air (%)
6,09
3,16
Abu (%)
22,75
34,68
Protein (%)
42,65
44,73
Lemak (%)
8,07
8,71
Serat Kasar (%)
18,18
16,11
Energi Bruto (EM)*
3333 Kkal/Kg
2592,8 Kkal/Kg
Sumber: Lab. Ilmu Makanan Ternak, Departemen Peternakan,Fakultas Pertanian, USU, (2009)
*Lab.Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih
Melihat kemungkingan strategis dan harga cukup bersaing, sudah banyak
dilakukan analisis mengenai kandungan nutrisi hasil samping udang. Suatu
penelitian juga telah dilakukan beberapa tahun lalu, untuk memastikan tingkat
penggunaan yang optimum (sampai 12%) dalam ransum ayam petelur serta
Universitas Sumatera Utara
memperhitungkan kemampuan substitusi untuk mengurangi ketergantungan yang
bersifat penuh pada tepung ikan impor. Untuk mempertahankan nilai nutrisi bahan
baku, dalam penyusunan ransum ditambahkan topmix sesuai dengan yang
direkomendasikan (Anggorodi, 1985).
Fermentasi
Fermentasi adalah segala macam proses metabolik dengan bantuan enzim
dari mikroba (jasad renik) untuk melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisa dan reaksi
kimia lainnya, sehingga terjadi perubahan kimia pada suatu substrat organik
dengan menghasilkan produk tertentu dan menyebabkan terjadinya perubahan
sifat bahan tersebut (Hardjo et al., 1989).
Fermentasi sering didefenisikan sebagai proses pemecahan karbohidrat
dan asam amino secara anaerob yaitu tanpa memerlukan oksigen. Senyawa yang
dapat dipecah dalam proses fermentasi terutama adalah karbohidrat sedangkan
asam amino dapat difermentasikan oleh beberapa jenis bakteri tertentu
(Adams, 2000).
Penggunaan hasil samping udang sebagai bahan ransum ayam perlu
sentuhan teknolgi untuk meningkatkan nilai gizinya, karena bahan ini mempunyai
beberapa kelemahan yaitu serat kasar tinggi, dan memiliki kecernaan protein yang
rendah karena mengandung zat anti nutrisi khitin. Zat ini merupakan suatu
polisakarida yang bergabung dengan protein sebagai bahan dasar pembentuk kulit
luar serangga yang merupakan faktor pembatas penggunaan hasil samping udang
(Wanasuria, 1990).
Menurut Aryatiningsih (2002) bahwa khitin mengandung serat kasar tinggi
yang sukar dicerna sehingga dilakukan pengolahan untuk meningkatkan kualitas
Universitas Sumatera Utara
ransum. Peningkatan kulitas ransum dapat ditempuh dengan teknologi pengolahan
ransum, baik secara fisik, biologi maupun kimia. Pengolahan secara kimia dapat
dilakukan secara hidrolisis dengan menggunakan HCl 6%, NaOH 3% dan
H2O2 5%. Sedangkan pengolahan secara biologi dapat dilakukan salah satunya
dengan cara fermentasi menggunakan bakteri Serratia marcescens. Pada proses
fermentasi Serratia marcescens akan menghasilkan enzim khitinase yang mampu
mendegradasi khitin untuk menurunkan serat kasarnya sehingga lebih mudah
dicerna.
Serratia marcescens
Serratia
marcescens
memiliki
klasifikasi
sebagai
berikut:
Kingdom : Bakteri, Phylum : Proteobakteri, Class : Gamma Proteobakteri,
Marga : Enterobacteriales, Famili : Enterobacteriaceae, Genus : Serratia,
Spesies : Serratia marcescens.
Serratia marcescens adalah suatu jenis bakteri gram negatif dari famili
Enterobacteriaceae. Bakteri ini berbentuk basil (bulat lonjong) dan beberapa
galur membentuk kapsul, termasuk organisme yang bergerak dengan cepat (motil)
karena mempunyai flagela peritrik, dapat tumbuh dalam kisaran suhu 5-40 0C dan
dalam kisaran pH antara 5-9. Serratia marcescens dapat digambarkan secara
detail karena merupakan spesies yang umumnya ditemukan dalam spesimen ilmu
pengobatan. Koloni Serratia marcescens pada media agar biasa tidak berbeda
pada hari pertama atau hari kedua dan kemudian mungkin berkembang menjadi
cembung. Pada suhu kamar, bakteri patogen ini menghasilkan zat warna (pigmen)
merah. Bakteri ini jenis fakultatif anaerobik yang tidak terlalu membutuhkan
oksigen (Saono, 1996).
Universitas Sumatera Utara
Banyak bakteri yang menghasilkan kitinase dan salah satu diantaranya
adalah Serratia marcescens. Kitinase memiliki peran penting dalam pengendalian
biologis terhadap jamur-jamur patogen pada tanaman dan degradasi kitin yang
terkandung pada limbah (Nawani and Kapadnia, 2001).
Ayam Pedaging (Broiler)
Ayam pedaging (broiler) dapat digolongkan ke dalam kelompok unggas
penghasil daging artinya dipelihara khusus untuk menghasilkan daging.
Umumnya memiliki ciri-ciri, yaitu kerangka tubuh besar, pertumbuhan badan
yang cepat, pertumbuhan bulu yang cepat, hemat ransum, lebih efisien dalam
mengubah ransum menjadi daging (Rasyaf, 1997).
Murtidjo (1987) menyatakan bahwa ayam broiler yang dipotong usia
kurang dari 8 minggu, dengan ciri khas daging masih lunak, kulit agak licin,
tulang dada agak keras disebut dengan istilah roaster. Poussins adalah ayam
dipotong pada usia 7-8 minggu dengan berat hidup berkisar antara 1,5-2,0 kg.
Ayam pedaging
atau broiler adalah istilah untuk menyebutkan ayam
pedaging hasil rekayasa genetika dengan ciri pertumbuhannya yang cepat sebagai
penghasil daging yang konversi ransumnya rendah dan siap potong pada umur
yang relatif muda. Pada umumnya ayam broiler ini siap panen pada umur 35-45
hari dan bobot badan antara 1,2-1,9 kg/ekor (Murtidjo, 1992).
Kebutuhan Nutrisi Broiler
Rasyaf (1997) menyatakan bahwa ransum adalah campuran bahan-bahan
ransum untuk memenuhi kebutuhan akan zat-zat ransum yang seimbang dan tepat.
Seimbang dan tepat berarti zat nutrien itu tidak berlebihan dan tidak kurang.
Ransum yang diberikan haruslah mengandung protein, lemak, karbohidrat,
Universitas Sumatera Utara
vitamin dan mineral. Tujuan utama pemberian ransum kepada ayam untuk
menjamin pertambahan berat badan yang ekonomis selama pertumbuhan
(Anggorodi, 1985).
Sesuai dengan tujuan pemeliharaannya yaitu memproduksi daging
sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat, maka jumlah pemberian ransum tidak
dibatasi (ad-libitum). Ayam broiler selama masa pemeliharaannya mempunyai
dua macam ransum yaitu broiler starter (sampai dengan umur dua minggu),
kebutuhan proteinnya 21-23%, sedangkan energinya 3000-3200 dan broiler
finisher atau untuk ayam potong dewasa mulai umur 5 minggu hingga dipanen,
(kebutuhan
proteinnya
19-20%,
sedangkan
energinya
2800-2900)
(Kartadisastra, 1994).
Bahan-bahan ransum yang biasa dipergunakan dalam ransum unggas di
Indonesia adalah jagung kuning, dedak halus, bungkil kelapa, bungkil kacang
tanah, bungkil kacang kedelai, tepung ikan, bahan-bahan ransum berupa butirbutiran atau kacang-kacangan dan hasil ikutan pabrik hasil pertanian lainnya dan
daun-daun sebangsa leguminosa (Wahyu, 1992).
Menurut NRC (1984) kebutuhan nutrien antara broiler fase starter dengan
finisher berbeda seperti pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Kebutuhan zat makanan broiler fase starter dan fase finisher
Zat Nutrisi
Protein Kasar (%)
Lemak Kasar (%)
Serat Kasar (%)
Kalsium (%)
Pospor (%)
EM (Kkal/Kg)
Sumber: NRC (1984)
Starter
21
>3
3
15
5 (n-1) > 15
5n 5 > 15
5n > 20
n 20/5
n>4
Kombinasi perlakuan :
R31
R42
R41
R32
R02
R13
R04
R21
Universitas Sumatera Utara
R33
R03
R34
R12
R43
R23
R01
R24
R11
R14
R44
R22
Model matematik yang digunakan berdasarkan Hanafiah (2003) yaitu:
Yij = µ + i + ij
Dimana:
i
= 1,2,3,
, t (perlakuan)
j
= 1,2,3,
, n (ulangan)
Yij
= Hasil pengamatan pada ulangan ke-I dan perlakuan ke-j
µ
= Nilai rata-rata (mean) harapan
i
= Pengaruh perlakuan ke-i
ij
= Pengaruh sisa pada satuan percobaan dalam kelompok ke-j yang
mendapat perlakuan ke-i
Parameter Penelitian
Bobot Potong (g/ekor)
Diperoleh dari hasil penimbangan broiler hidup yang sudah dipuasakan
semalaman sebelum dipotong.
Bobot Karkas Broiler (g/ekor)
Diperoleh dari hasil penimbangan karkas yaitu hasil penimbangan dari
daging bersama tulang ayam, hasil pemotongan yang telah dipisahkan dari kepala
sampai batas pangkal leher dan dari kaki sampai batas lutut, isi rongga perut,
darah dan bulu dikeluarkan.
Universitas Sumatera Utara
Persentase Karkas (%/ekor)
Diperoleh dari bobot karkas segar dibandingkan dengan bobot dikalikan
dengan 100%.
Lemak Abdominal (g/ekor)
Diperoleh dari hasil penimbangan lemak yang terdapat disekitar rongga
perut dan ovarium.
Pelaksanaan penelitian
Persiapan kandang
Kandang dipersiapkan seminggu sebelum DOC atau anak ayam umur
satu hari masuk ke dalam kandang, terlebih dahulu kandang didesifektan dengan
rodalon dan difumigasi dengan formalin dan KMNO4 untuk membasmi kandang
dari jamur dan bakteri. Begitu juga untuk tempat air minum dan tempat pakan
didesinfektan dengan rodalon. Kemudian satu hari atau DOC tiba, alat penerangan
sudah dihidupkan untuk menstabilkan suhu dalam kandang dan suhu tubuh ayam.
Kandang yang digunakan adalah kandang sistem baterai dan dibuat berbentuk
panggung,terdiri dari 20 unit dan setiap unit diisi 5 ekor DOC.
Random Ayam
Sebelum DOC dimasukkan ke dalam unit kandang, dilakukan penempatan
secara acak yang bertujuan memperkecil nilai keragaman dan dilakukan
penimbangan bobot badan awal dari masing
masing DOC dan ditempatkan
sebanyak 5 ekor per plot.
Ransum disusun sesuai dengan perlakuan yang akan diteliti. Penyusunan
ransum dilakukan seminggu sekali dengan tujuan menjaga kualitas ransum.
Universitas Sumatera Utara
Metode yang dipakai adalah metode mencampur ransum secara manual, dengan
mencampur seluruh bahan kemudian diaduk secara berulang kali sampai semua
campuran bahan itu tampak homogen. Bahan penyusunan ransum terdiri dari
jagung, dedak halus, bungkil kelapa, bungkil kedelai, tepung hasil samping udang,
top mix, minyak nabati dan DCP.
Pemotongan dilakukan setelah broiler berumur 8 minggu dan dipotong
keseluruhan broiler yang dipelihara (100 ekor) setelah ayam dipuasakan selama
kurang lebih 12 jam. Hal ini dilakukan agar mendapatkan hasil persentase karkas
yang terbaik.
Pengambilan Data
Semua data yang diperoleh dari percobaan dianalisis sesuai dengan
perencanaan dan hasilnya diinterpretasikan selaras dengan kondisi-kondisi
percobaan, hipotesis diuji atas dasar hubungan hasil dan fakta-fakta yang telah
terbukti benar menurut hasil penelitian lainnya. Kemudian data-data tersebut
dicari rataannya dan dilakukan analisa ragam (ANOVA), devisi baku per unit
percobaan dan koefisien keragaman (KK). Jika KK besar (minimal 10%-20%
pada kondisi heterogen) digunakan uji beda nyata terkecil (BNT) dan KK kecil
(maksimal 5% pada kondisi homogen dan 10% pada kondisi heterogen) dilakukan
uji beda nyata jujur (BNJ) (Hanafiah, 2003).
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bobot Potong
Diperoleh dari hasil penimbangan broiler hidup yang sudah dipuasakan
selama semalam sebelum dipotong (tetapi air minum tetap diberikan).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bobot potong
seperti pada Tabel 5.
Tabel 5. Data bobot potong broiler umur 8 minggu (g/ekor)
Perlakuan
R0
R1
R2
R3
R4
Total
Rataan
1
1782,6
1773,4
1895,6
1742,8
1792,0
8986,4
Ulangan
2
3
1781,0 1743,6
1880,2 1829,6
1766,2 1867,0
1752,0 1804,8
1727,0 1683,6
8906,4 8928,6
4
Total
1783,2 7090,4
1828,8 7312,0
1834,0 7362,8
1820,4 7120,0
1672,6 6875,2
8939,0 35760,4
Rataan
1772,6
1828,0
1840,7
1780,0
1718,8
1788,0
Dari Tabel diatas dapat dilihat rataan bobot potong tertinggi dicapai pada
perlakuan R2 (5% tepung ikan dan 5% tepung hasil samping udang fermentasi)
yaitu
1840,7 g dan rataan yang paling rendah terdapat pada perlakuan R4
(0% tepung ikan dan 10% tepung hasil samping udang fermentasi) yaitu sebesar
1718,8 g.
Universitas Sumatera Utara
BobotPotong
(Gram/Ekor)
1860
1840
1820
1800
1780
1760
1740
1720
1700
1680
1660
1640
R0
R1
R2
R3
R4
Perlakuan
Gambar 1. Diagram rataan bobot potong broiler umur 8 minggu (g/ekor)
Untuk mengetahui pemanfaatan hasil samping udang yang difermentasi
dengan Serratia marcescens sebagai substitusi tepung ikan terhadap bobot potong
broiler umur 8 minggu, maka dilakukan analisis keragaman yang dapat dilihat
pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Analisis keragaman bobot potong broiler umur 8 minggu (g/ekor)
SK
Perlakuan
Galat
Total
db
4
16
20
Keterangan : KK = 2,3
JK
37868,3
29347,9
67216,3
KT
9467,0
1834,2
F. hit
5,1*
F tabel
0,05
0,01
3,0
5,2
* = Berbeda nyata
Berdasarkan hasil analisis keragaman pada Tabel 6 diketahui bahwa
pemanfaatan hasil samping udang yang difermentasi dengan Serratia marcescens
sebagai substitusi tepung ikan terhadap bobot potong memberikan pengaruh
berbeda nyata (P
DIFERMENTASI DENGAN Serratia marcescens SEBAGAI
SUBSTITUSI TEPUNG IKAN TERHADAP KARKAS
BROILER UMUR 8 MINGGU
ENDANG SRI RAHMINI
050306014
DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2010
PEMANFAATAN HASIL SAMPING UDANG YANG
DIFERMENTASI DENGAN Serratia marcescens SEBAGAI
SUBSTITUSI TEPUNG IKAN TERHADAP KARKAS
BROILER UMUR 8 MINGGU
SKRIPSI
Oleh:
ENDANG SRI RAHMINI
050306014
DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2010
PEMANFAATAN HASIL SAMPING UDANG YANG
DIFERMENTASI DENGAN Serratia marcescens SEBAGAI
SUBSTITUSI TEPUNG IKAN TERHADAP KARKAS
BROILER UMUR 8 MINGGU
SKRIPSI
Oleh:
ENDANG SRI RAHMINI
050306014/ILMU PRODUKSI TERNAK
Proposal sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana
di Departemen Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2010
Judul Proposal
Nama
NIM
Departemen
Program Studi
: Pemanfaatan hasil samping udang yang difermentasi
dengan Serratia marcescens sebagai substitusi tepung
ikan terhadap karkas broiler umur 8 minggu
: Endang Sri Rahmini
: 050306014
: Peternakan
: Ilmu Produksi Ternak
Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing
Ir. Roeswandy
Ketua
Prof. DR. Ir. Zulfikar Siregar, MP
Anggota
Mengetahui,
Prof. DR. Ir. Zulfikar Siregar, MP
Ketua Departemen Peternakan
Tanggal ACC:
ABSTRAK
Endang Sri Rahmini: Pemanfaatan Hasil Samping Udang
yang
Difermentasi (Serratia marcescens) Sebagai Substitusi Tepung Ikan Terhadap
Karkas Broiler Umur 8 Minggu. Dibimbing oleh ROESWANDY dan ZULFIKAR
SIREGAR.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji seberapa besar pengaruh hasil
samping udang yang difermentasi dengan Serratia marcescens sebagai substitusi
tepung ikan terhadap karkas broiler umur 8 minggu. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4
ulangan, dimana setiap ulangan terdiri dari 5 ekor broiler. Perlakuan yang diteliti
adalah R0 : 10% tepung ikan dan 0% tepung hasil samping udang fermentasi,
R1 : 7,5% tepung ikan dan 2,5% tepung hasil samping udang fermentasi, R2 : 5%
tepung ikan dan 5% tepung hasil samping udang fermentasi, R3 : 2,5% tepung
ikan dan 7,5% tepung hasil samping udang fermentasi, R4 : 0% tepung ikan dan
10% tepung hasil samping udang fermentasi. Parameter yang diamati meliputi:
bobot potong, bobot karkas, persentase karkas dan lemak abdominal.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rataan bobot potong broiler sebesar
1788,02 g dengan bobot potong tertinggi R2 sebesar 1840,7 g dan terendah pada
R4 sebesar 1718,8 g. Rataan bobot karkas broiler sebesar 1458,68 g dengan bobot
karkas tertinggi R2 sebesar 1582,54 g dan terendah pada R4 1310,1 g. Rataan
persentase karkas sebesar 81,49% dengan persentase tertinggi sebesar 85,91% dan
terendah R4 sebesar 79,91 g. Rataan lemak abdominal sebesar 15,75 g dengan
bobot tertinggi R0 sebesar 20,55 g dan terendah pada R4 sebesar 8,65 g.
Kata kunci: Hasil samping udang, Serratia marcescens, Karkas broiler
ABSTRACT
Endang Sri Rahmini: Utilization of Shrimp By Product which fermented by
Serratia marcescens as a Substitue for Fish Meal on the Carcass of Broiler 8
Weeks of Age under advicors by ROESWANDY and ZULFIKAR SIREGAR.
The purpose of research is to examine the efect of fermented shrimp by
product with Serratia marcescens as a substitue for fish meal on the carcass of
Broiler 8 weeks of age. This research using complete randomized design (CRD)
with 5 treatment and 4 replication, each replication consistof 5 broilers, with
treatment R0 (without fermented shrimp by product), R1 (feed with 2,5%
fermented shrimp by product), R2 (feed with 5% fermented shrimp by product),
R3 (feed with 7,5% fermented shrimp by product), R4 (feed with 10% fermented
shrimp by product) respectively.the parameters include the live weight, carcass
weight, carcass percentage and abdominal fat of broiler.
The result of this research indicated that the average of the live weight is
1788,02 g with the highest live weight on R2 is 1840,7 g and the lowest on R4 is
1718,8 g. The average of carcass weight is 1458,68 g with the highest carcass
weight on R2 is 1582,54 g and lowest on R4 1310,1 g. The average of carcass
percentage is 81,49% with carcass percentage is 85,91% and lowest on R4 is
79,91 g. The average of abdominal fat is 15,75 g with highest weight on R0 is
20,55 g and lowest on R4 is 8,65 g.
Keyword: Shrimp by product, Serratia marcescens, Broiler carcass
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Langsa pada tanggal 23 Agustus 1987 dari ayah
Azly Ali Nazar dan Ibu Rani. Penulis merupakan putri keenam dari enam
bersaudara.
Tahun 2005 penulis lulus dari SMU Negeri 6 Medan dan pada tahun yang
sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian tertulis Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru. Penulis memilih program studi Produksi Ternak,
Departemen Peternakan.
Selama mengikuti perkuliahan, aktif sebagai anggota Himpunan
Mahasiswa Muslim Peternakan. Penulis melaksanakan PKL (Praktek Kerja
Lapangan) di Kelompok Tani di Desa Tanjung Beringin
Kecamatan Hinai
Kabupaten Langkat Sumatera Utara pada Bulan Agustus 2008 dan melaksanakan
penelitian di Laboratorium Biologi Ternak Departemen Peternakan Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan dimulai Bulan November 2009
sampai dengan Bulan Januari 2010.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Pemanfaatan Hasil Samping Udang yang Difermentasi (Serratia marcescens)
Sebagai Substitusi Tepung Ikan Terhadap Karkas Broiler Umur 8 Minggu .
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan pernyataan terima kasih
sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan,
memelihara dan mendidik penulis selama ini. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Ir. Roeswandy selaku ketua komisi pembimbing penulis dan
Bapak Prof. Dr. Ir. Zulfikar Siregar, MP selaku anggota komisi pembimbing
penulis yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam
pembuatan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang telah
banyak memberikan segenap perhatian serta dukungan moril dan materiil kepada
penulis tanpa kenal pamrih dari awal hingga akhir dalam menyelesaikan studi ini.
Dan juga untuk orang tercinta, sahabat dan semua teman yang telah banyak
membantu penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Medan, Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................
i
ABSTRACT ................................................................................................. ii
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang .....................................................................................
Tujuan Penelitian ..................................................................................
Hipotesis Penelitian ..............................................................................
Kegunaan Penelitian .............................................................................
1
2
2
3
TINJAUAN PUSTAKA
Hasil Samping Udang ...........................................................................
Fermentasi.............................................................................................
Serratia marcescens..............................................................................
Ayam Pedaging (Broiler) .....................................................................
Kebutuhan Nutrisi Broiler ....................................................................
Bobot Potong ........................................................................................
Karkas ...................................................................................................
Persentase Karkas .................................................................................
Lemak Abdominal ................................................................................
4
6
7
8
8
10
10
11
12
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian .................................................................................
Bahan dan Alat Penelitian ....................................................................
Metode Penelitian .................................................................................
Parameter Penelitian .............................................................................
Bobot Potong ...................................................................................
Bobot Karkas. ................................................................................
Persentase Karkas ............................................................................
Lemak Abdominal ...........................................................................
Pelaksanaan Penelitian..........................................................................
Persiapan Kandang...........................................................................
Random Ayam .................................................................................
Pengambilan Data ............................................................................
14
14
15
16
16
16
17
17
17
17
17
18
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bobot Potong ........................................................................................
Bobot Karkas ........................................................................................
Persentase Karkas .................................................................................
Lemak Abdominal ................................................................................
Rekapitulasi Hasil Penelitian................................................................
19
22
24
27
30
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ........................................................................................... 31
Saran ..................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 32
LAMPIRAN.................................................................................................. 34
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Perbandingan nutrisi hasil samping udang dengan tepung ikan ...................5
2. Kandungan nutrisi hasil samping udang tanpa dan difermentasi dengan
Serratia marcescens .....................................................................................5
3. Kebutuhan zat makanan broiler fase starter dan fase finisher ......................9
4. Standar kualitas karkas broiler ......................................................................12
5. Data bobot potong broiler umur 8 minggu (g/ekor) ......................................19
6. Analisis keragaman bobot potong broiler umur 8 minggu ............................20
7. Hasil uji beda nyata jujur (BNJ) bobot potong broiler umur 8 minggu ........21
8. Data bobot karkas broiler umur 8 minggu (g/ekor) ......................................22
9. Analisis keragaman bobot karkas broiler umur 8 minggu ............................23
10.Hasil uji beda nyata jujur (BNJ) bobot karkas broiler umur 8 minggu .........24
11.Data persentase karkas broiler umur 8 minggu (g/ekor) ...............................25
12.Analisis keragaman persentase karkas broiler umur 8 minggu ....................26
13.Hasil uji beda nyata jujur (BNJ) persentase karkas broiler umur 8
Minggu ..........................................................................................................26
14.Data lemak abdominal broiler umur 8 minggu (g/ekor) ...............................28
15.Analisis keragaman lemak abdominal broiler umur 8 minggu .....................29
16.Hasil uji beda nyata jujur (BNJ) lemak abdominal broiler umur 8
Minggu ..........................................................................................................29
17. Rekapitulasi hasil penelitian karkas broiler umur 8 minggu ........................30
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar diagram rataan bobot potong broiler umur 8 minggu .............
20
2. Gambar diagram rataan bobot karkas broiler umur 8 minggu ..............
23
3. Gambar diagram rataan persentase karkas broiler umur 8 minggu........
25
4. Gambar diagram rataan lemak abdominal broiler umur 8 minggu .......
28
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Bagan pengolahan hasil samping udang sebelum fermentasi ...............
34
2. Bagan pembuatan media bakteri ...........................................................
35
3. Bagan perbanyakan dan pembiakan Serratia marcescens ....................
36
4. Bagan fermentasi bahan ........................................................................
37
5. Kandungan nutrisi bahan pakan ............................................................
38
6. Formulasi ransum perlakuan (fase starter) ...........................................
38
7. Formulasi Ransum perlakuan (Fase Finisher) ......................................
41
8. Rataan bobot potong broiler umur 8 minggu (g/ekor) ..........................
43
9. Rataan bobot karkas broiler umur 8 minggu (g/ekor) ...........................
43
10. Rataan persentase karkas broiler umur 8 minggu (g/ekor) ....................
44
11. Rataan lemak abdominal broiler umur 8 minggu (g/ekor) .....................
44
ABSTRAK
Endang Sri Rahmini: Pemanfaatan Hasil Samping Udang
yang
Difermentasi (Serratia marcescens) Sebagai Substitusi Tepung Ikan Terhadap
Karkas Broiler Umur 8 Minggu. Dibimbing oleh ROESWANDY dan ZULFIKAR
SIREGAR.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji seberapa besar pengaruh hasil
samping udang yang difermentasi dengan Serratia marcescens sebagai substitusi
tepung ikan terhadap karkas broiler umur 8 minggu. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4
ulangan, dimana setiap ulangan terdiri dari 5 ekor broiler. Perlakuan yang diteliti
adalah R0 : 10% tepung ikan dan 0% tepung hasil samping udang fermentasi,
R1 : 7,5% tepung ikan dan 2,5% tepung hasil samping udang fermentasi, R2 : 5%
tepung ikan dan 5% tepung hasil samping udang fermentasi, R3 : 2,5% tepung
ikan dan 7,5% tepung hasil samping udang fermentasi, R4 : 0% tepung ikan dan
10% tepung hasil samping udang fermentasi. Parameter yang diamati meliputi:
bobot potong, bobot karkas, persentase karkas dan lemak abdominal.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rataan bobot potong broiler sebesar
1788,02 g dengan bobot potong tertinggi R2 sebesar 1840,7 g dan terendah pada
R4 sebesar 1718,8 g. Rataan bobot karkas broiler sebesar 1458,68 g dengan bobot
karkas tertinggi R2 sebesar 1582,54 g dan terendah pada R4 1310,1 g. Rataan
persentase karkas sebesar 81,49% dengan persentase tertinggi sebesar 85,91% dan
terendah R4 sebesar 79,91 g. Rataan lemak abdominal sebesar 15,75 g dengan
bobot tertinggi R0 sebesar 20,55 g dan terendah pada R4 sebesar 8,65 g.
Kata kunci: Hasil samping udang, Serratia marcescens, Karkas broiler
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Endang Sri Rahmini: Utilization of Shrimp By Product which fermented by
Serratia marcescens as a Substitue for Fish Meal on the Carcass of Broiler 8
Weeks of Age under advicors by ROESWANDY and ZULFIKAR SIREGAR.
The purpose of research is to examine the efect of fermented shrimp by
product with Serratia marcescens as a substitue for fish meal on the carcass of
Broiler 8 weeks of age. This research using complete randomized design (CRD)
with 5 treatment and 4 replication, each replication consistof 5 broilers, with
treatment R0 (without fermented shrimp by product), R1 (feed with 2,5%
fermented shrimp by product), R2 (feed with 5% fermented shrimp by product),
R3 (feed with 7,5% fermented shrimp by product), R4 (feed with 10% fermented
shrimp by product) respectively.the parameters include the live weight, carcass
weight, carcass percentage and abdominal fat of broiler.
The result of this research indicated that the average of the live weight is
1788,02 g with the highest live weight on R2 is 1840,7 g and the lowest on R4 is
1718,8 g. The average of carcass weight is 1458,68 g with the highest carcass
weight on R2 is 1582,54 g and lowest on R4 1310,1 g. The average of carcass
percentage is 81,49% with carcass percentage is 85,91% and lowest on R4 is
79,91 g. The average of abdominal fat is 15,75 g with highest weight on R0 is
20,55 g and lowest on R4 is 8,65 g.
Keyword: Shrimp by product, Serratia marcescens, Broiler carcass
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini, masyarakat Indonesia masih kurang akan pemenuhan
kebutuhan gizi terutama bahan makanan yang berasal dari hewani. Bahan
makanan yang berasal dari hewani memiliki banyak keunggulan dibanding
dengan bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, karena mengandung
asam amino yang lengkap dan lebih mudah diserap oleh tubuh. Ternak ayam
terutama dari jenis ayam pedaging (broiler) merupakan salah satu unggas
penghasil daging yang mengandung protein tinggi. Broiler juga merupakan ternak
yang potensial pertumbuhannya dibandingkan dengan unggas lainnya baik ternak
besar maupun ternak kecil. Hal ini disebabkan karena broiler memiliki sifat
genetik yang unggul sehingga menghasilkan pertumbuhan yang cepat dan optimal
untuk menghasilkan karkas yang berkualitas tinggi. Pertumbuhan broiler juga
dipengaruhi oleh ransum yang baik dan mencukupi nutrisi yang dibutuhkan
broiler seperti protein dan sebagainya (Hardjosworo dan Rukminasih, 2000).
Tepung ikan merupakan sumber protein utama yang sering digunakan
dalam ransum unggas (broiler). Namun hal ini masih merupakan kendala yang
disebabkan oleh keterbatasan produksi dalam negeri sehingga bahan ransum
harus diimpor. Untuk itu perlu dicari bahan sumber protein baru yang memiliki
kualitas dan kuantitas seperti tepung ikan. Salah satu pilihan sumber protein
adalah hasil samping udang (Widjaya, 1993).
Faktor positif hasil samping udang adalah karena produk ini merupakan
hasil samping industri, sehingga kesinambungan penyediaannya terjamin,
harganya cukup stabil dan kandungan nutrisi bersaing dengan bahan baku lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Dalam banyak hal, hasil samping udang sangat baik dibandingkan tepung ikan
yang bersifat musiman sehingga pada musim tertentu ikan sulit ditangkap dan
harganya menjadi mahal. Namun disamping itu terdapat juga kekurangan dari
hasil samping udang ini, yaitu serat kasarnya yang tinggi dan mengandung zat
khitin yang tidak bisa dicerna oleh unggas dengan baik. Untuk mengatasi
kekurangan tersebut perlu difermentasi terlebih dahulu sebelum digunakan
sebagai substitusi tepung ikan.
Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan suatu
penelitian dengan judul Pemanfaatan Hasil Samping Udang yang Difermentasi
dengan Serratia marcescens Sebagai Substitusi Tepung Ikan Terhadap Karkas
Broiler Umur 8 Minggu .
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh hasil
samping udang yang difermentasi dengan Serratia marcescens sebagai substitusi
tepung ikan terhadap karkas broiler umur 8 minggu.
Hipotesis Penelitian
Hasil samping udang yang difermentasi dengan Serratia marcescens
berpengaruh positif sebagai substitusi tepung ikan terhadap karkas broiler umur
8 minggu.
Universitas Sumatera Utara
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk bahan informasi peneliti, kalangan akademis
dan peternak broiler khususnya mengenai pemanfaatan hasil samping udang yang
difermentasi dengan Serratia marcescens sebagai substitusi tepung ikan terhadap
karkas broiler umur 8 minggu.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
Hasil Samping Udang
Salah satu pilihan sumber protein adalah hasil samping udang yang
merupakan hasil samping industri pengolahan udang yang terdiri dari kepala dan
kulit udang. Proporsi kepala dan kulit udang diperkirakan antara 30%-40% dari
bobot udang segar. Hasil samping udang padat yang berasal dari pengolahan
udang berkisar antara 65-85%. Selain itu, kandungan protein kasarnya tinggi yaitu
43,40%, lemak kasar sebesar 1,40%, serat kasar 13,20%, kalsium 7,05%, dan
fosfor
sebesar
1,52%
serta
energi
metabolisme
1190
kkal/kg
(Purwatiningsih 1990).
Kelemahan hasil samping udang terletak pada kandungan asam aminonya
yang paling kritis yang lebih rendah dibanding tepung ikan. Selain itu serat
kasarnya lebih relatif tinggi, sebab diikutsertakannya kulit yang banyak
mengandung khitin. Untuk mempertahankan nilai nutrisi bahan baku, dalam
penyusunan
ransum
ditambahkan
premix
sesuai
dengan
dosis
yang
direkomendasikan. Titik perhatian terutama pada kondisi asam amino dan
imbangan energi-protein (Raharjo, 1985).
Kurtini,
Muhtarudin
dan
Septinova
(2009)
melaporkan
bahwa
penambahan hasil samping udang pengolahan sebanyak 5% dalam ransum basal
memberikan pengaruh nyata terhadap performans broiler. Pengolahan terhadap
hasil samping udang tersebut menggunakan NaOH 3%, HCl 6% dan H2O2 5%
serta fermentasi dengan kapang Aspergillus niger.
Menurut Poultry Indonesia (2003) analisis Laboratorium Ilmu Makanan
Ternak IPB memperlihatkan komposisi yang tidak jauh berbeda untuk serat kasar,
Universitas Sumatera Utara
lemak, protein kasar, kalsium, phospor dan kadar air. Tabel 1 memperlihatkan
perbandingan antara nutrisi hasil samping udang dengan tepung ikan.
Tabel 1. Perbandingan nutrisi hasil samping udang dengan tepung ikan
Nutrisi
Air (%)
Abu (%)
Protein (%)
Methionin (%)
Lisin (%)
Sistin (%)
Triptophan (%)
Lemak (%)
Serat Kasar (%)
Kalsium (%)
Phospor (%)
Energi Bruto (%)
Hasil samping udang
10,32
18,65
45,29
1,26
3,11
0,51
0,39
6,62
17,59
7,76
1,31
3577 kkal/kg
Tepung ikan
10,32
14,34
54,63
1,30
3,97
0,53
0,43
9,85
1,99
3,34
2,18
4679kkal/kg
Sumber: Lab. Ilmu Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, IPB PI/dw (www. Poultryindonesia. Com).
Berdasarkan hasil analisis yang dilaksanakan di Laboratorium Ilmu
Makanan Ternak, Departemen Peternakan Fakultas Pertanian USU didapat hasil
bahwa kandungan nutrisi hasil samping udang seperti tertera pada Tabel 2.
Tabel 2. Kandungan nutrisi hasil samping udang tanpa dan difermentasi dengan
Serratia marcescens
Nutrisi
Hasil Samping Udang Fermentasi Serratia Marcescens
Air (%)
6,09
3,16
Abu (%)
22,75
34,68
Protein (%)
42,65
44,73
Lemak (%)
8,07
8,71
Serat Kasar (%)
18,18
16,11
Energi Bruto (EM)*
3333 Kkal/Kg
2592,8 Kkal/Kg
Sumber: Lab. Ilmu Makanan Ternak, Departemen Peternakan,Fakultas Pertanian, USU, (2009)
*Lab.Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih
Melihat kemungkingan strategis dan harga cukup bersaing, sudah banyak
dilakukan analisis mengenai kandungan nutrisi hasil samping udang. Suatu
penelitian juga telah dilakukan beberapa tahun lalu, untuk memastikan tingkat
penggunaan yang optimum (sampai 12%) dalam ransum ayam petelur serta
Universitas Sumatera Utara
memperhitungkan kemampuan substitusi untuk mengurangi ketergantungan yang
bersifat penuh pada tepung ikan impor. Untuk mempertahankan nilai nutrisi bahan
baku, dalam penyusunan ransum ditambahkan topmix sesuai dengan yang
direkomendasikan (Anggorodi, 1985).
Fermentasi
Fermentasi adalah segala macam proses metabolik dengan bantuan enzim
dari mikroba (jasad renik) untuk melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisa dan reaksi
kimia lainnya, sehingga terjadi perubahan kimia pada suatu substrat organik
dengan menghasilkan produk tertentu dan menyebabkan terjadinya perubahan
sifat bahan tersebut (Hardjo et al., 1989).
Fermentasi sering didefenisikan sebagai proses pemecahan karbohidrat
dan asam amino secara anaerob yaitu tanpa memerlukan oksigen. Senyawa yang
dapat dipecah dalam proses fermentasi terutama adalah karbohidrat sedangkan
asam amino dapat difermentasikan oleh beberapa jenis bakteri tertentu
(Adams, 2000).
Penggunaan hasil samping udang sebagai bahan ransum ayam perlu
sentuhan teknolgi untuk meningkatkan nilai gizinya, karena bahan ini mempunyai
beberapa kelemahan yaitu serat kasar tinggi, dan memiliki kecernaan protein yang
rendah karena mengandung zat anti nutrisi khitin. Zat ini merupakan suatu
polisakarida yang bergabung dengan protein sebagai bahan dasar pembentuk kulit
luar serangga yang merupakan faktor pembatas penggunaan hasil samping udang
(Wanasuria, 1990).
Menurut Aryatiningsih (2002) bahwa khitin mengandung serat kasar tinggi
yang sukar dicerna sehingga dilakukan pengolahan untuk meningkatkan kualitas
Universitas Sumatera Utara
ransum. Peningkatan kulitas ransum dapat ditempuh dengan teknologi pengolahan
ransum, baik secara fisik, biologi maupun kimia. Pengolahan secara kimia dapat
dilakukan secara hidrolisis dengan menggunakan HCl 6%, NaOH 3% dan
H2O2 5%. Sedangkan pengolahan secara biologi dapat dilakukan salah satunya
dengan cara fermentasi menggunakan bakteri Serratia marcescens. Pada proses
fermentasi Serratia marcescens akan menghasilkan enzim khitinase yang mampu
mendegradasi khitin untuk menurunkan serat kasarnya sehingga lebih mudah
dicerna.
Serratia marcescens
Serratia
marcescens
memiliki
klasifikasi
sebagai
berikut:
Kingdom : Bakteri, Phylum : Proteobakteri, Class : Gamma Proteobakteri,
Marga : Enterobacteriales, Famili : Enterobacteriaceae, Genus : Serratia,
Spesies : Serratia marcescens.
Serratia marcescens adalah suatu jenis bakteri gram negatif dari famili
Enterobacteriaceae. Bakteri ini berbentuk basil (bulat lonjong) dan beberapa
galur membentuk kapsul, termasuk organisme yang bergerak dengan cepat (motil)
karena mempunyai flagela peritrik, dapat tumbuh dalam kisaran suhu 5-40 0C dan
dalam kisaran pH antara 5-9. Serratia marcescens dapat digambarkan secara
detail karena merupakan spesies yang umumnya ditemukan dalam spesimen ilmu
pengobatan. Koloni Serratia marcescens pada media agar biasa tidak berbeda
pada hari pertama atau hari kedua dan kemudian mungkin berkembang menjadi
cembung. Pada suhu kamar, bakteri patogen ini menghasilkan zat warna (pigmen)
merah. Bakteri ini jenis fakultatif anaerobik yang tidak terlalu membutuhkan
oksigen (Saono, 1996).
Universitas Sumatera Utara
Banyak bakteri yang menghasilkan kitinase dan salah satu diantaranya
adalah Serratia marcescens. Kitinase memiliki peran penting dalam pengendalian
biologis terhadap jamur-jamur patogen pada tanaman dan degradasi kitin yang
terkandung pada limbah (Nawani and Kapadnia, 2001).
Ayam Pedaging (Broiler)
Ayam pedaging (broiler) dapat digolongkan ke dalam kelompok unggas
penghasil daging artinya dipelihara khusus untuk menghasilkan daging.
Umumnya memiliki ciri-ciri, yaitu kerangka tubuh besar, pertumbuhan badan
yang cepat, pertumbuhan bulu yang cepat, hemat ransum, lebih efisien dalam
mengubah ransum menjadi daging (Rasyaf, 1997).
Murtidjo (1987) menyatakan bahwa ayam broiler yang dipotong usia
kurang dari 8 minggu, dengan ciri khas daging masih lunak, kulit agak licin,
tulang dada agak keras disebut dengan istilah roaster. Poussins adalah ayam
dipotong pada usia 7-8 minggu dengan berat hidup berkisar antara 1,5-2,0 kg.
Ayam pedaging
atau broiler adalah istilah untuk menyebutkan ayam
pedaging hasil rekayasa genetika dengan ciri pertumbuhannya yang cepat sebagai
penghasil daging yang konversi ransumnya rendah dan siap potong pada umur
yang relatif muda. Pada umumnya ayam broiler ini siap panen pada umur 35-45
hari dan bobot badan antara 1,2-1,9 kg/ekor (Murtidjo, 1992).
Kebutuhan Nutrisi Broiler
Rasyaf (1997) menyatakan bahwa ransum adalah campuran bahan-bahan
ransum untuk memenuhi kebutuhan akan zat-zat ransum yang seimbang dan tepat.
Seimbang dan tepat berarti zat nutrien itu tidak berlebihan dan tidak kurang.
Ransum yang diberikan haruslah mengandung protein, lemak, karbohidrat,
Universitas Sumatera Utara
vitamin dan mineral. Tujuan utama pemberian ransum kepada ayam untuk
menjamin pertambahan berat badan yang ekonomis selama pertumbuhan
(Anggorodi, 1985).
Sesuai dengan tujuan pemeliharaannya yaitu memproduksi daging
sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat, maka jumlah pemberian ransum tidak
dibatasi (ad-libitum). Ayam broiler selama masa pemeliharaannya mempunyai
dua macam ransum yaitu broiler starter (sampai dengan umur dua minggu),
kebutuhan proteinnya 21-23%, sedangkan energinya 3000-3200 dan broiler
finisher atau untuk ayam potong dewasa mulai umur 5 minggu hingga dipanen,
(kebutuhan
proteinnya
19-20%,
sedangkan
energinya
2800-2900)
(Kartadisastra, 1994).
Bahan-bahan ransum yang biasa dipergunakan dalam ransum unggas di
Indonesia adalah jagung kuning, dedak halus, bungkil kelapa, bungkil kacang
tanah, bungkil kacang kedelai, tepung ikan, bahan-bahan ransum berupa butirbutiran atau kacang-kacangan dan hasil ikutan pabrik hasil pertanian lainnya dan
daun-daun sebangsa leguminosa (Wahyu, 1992).
Menurut NRC (1984) kebutuhan nutrien antara broiler fase starter dengan
finisher berbeda seperti pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Kebutuhan zat makanan broiler fase starter dan fase finisher
Zat Nutrisi
Protein Kasar (%)
Lemak Kasar (%)
Serat Kasar (%)
Kalsium (%)
Pospor (%)
EM (Kkal/Kg)
Sumber: NRC (1984)
Starter
21
>3
3
15
5 (n-1) > 15
5n 5 > 15
5n > 20
n 20/5
n>4
Kombinasi perlakuan :
R31
R42
R41
R32
R02
R13
R04
R21
Universitas Sumatera Utara
R33
R03
R34
R12
R43
R23
R01
R24
R11
R14
R44
R22
Model matematik yang digunakan berdasarkan Hanafiah (2003) yaitu:
Yij = µ + i + ij
Dimana:
i
= 1,2,3,
, t (perlakuan)
j
= 1,2,3,
, n (ulangan)
Yij
= Hasil pengamatan pada ulangan ke-I dan perlakuan ke-j
µ
= Nilai rata-rata (mean) harapan
i
= Pengaruh perlakuan ke-i
ij
= Pengaruh sisa pada satuan percobaan dalam kelompok ke-j yang
mendapat perlakuan ke-i
Parameter Penelitian
Bobot Potong (g/ekor)
Diperoleh dari hasil penimbangan broiler hidup yang sudah dipuasakan
semalaman sebelum dipotong.
Bobot Karkas Broiler (g/ekor)
Diperoleh dari hasil penimbangan karkas yaitu hasil penimbangan dari
daging bersama tulang ayam, hasil pemotongan yang telah dipisahkan dari kepala
sampai batas pangkal leher dan dari kaki sampai batas lutut, isi rongga perut,
darah dan bulu dikeluarkan.
Universitas Sumatera Utara
Persentase Karkas (%/ekor)
Diperoleh dari bobot karkas segar dibandingkan dengan bobot dikalikan
dengan 100%.
Lemak Abdominal (g/ekor)
Diperoleh dari hasil penimbangan lemak yang terdapat disekitar rongga
perut dan ovarium.
Pelaksanaan penelitian
Persiapan kandang
Kandang dipersiapkan seminggu sebelum DOC atau anak ayam umur
satu hari masuk ke dalam kandang, terlebih dahulu kandang didesifektan dengan
rodalon dan difumigasi dengan formalin dan KMNO4 untuk membasmi kandang
dari jamur dan bakteri. Begitu juga untuk tempat air minum dan tempat pakan
didesinfektan dengan rodalon. Kemudian satu hari atau DOC tiba, alat penerangan
sudah dihidupkan untuk menstabilkan suhu dalam kandang dan suhu tubuh ayam.
Kandang yang digunakan adalah kandang sistem baterai dan dibuat berbentuk
panggung,terdiri dari 20 unit dan setiap unit diisi 5 ekor DOC.
Random Ayam
Sebelum DOC dimasukkan ke dalam unit kandang, dilakukan penempatan
secara acak yang bertujuan memperkecil nilai keragaman dan dilakukan
penimbangan bobot badan awal dari masing
masing DOC dan ditempatkan
sebanyak 5 ekor per plot.
Ransum disusun sesuai dengan perlakuan yang akan diteliti. Penyusunan
ransum dilakukan seminggu sekali dengan tujuan menjaga kualitas ransum.
Universitas Sumatera Utara
Metode yang dipakai adalah metode mencampur ransum secara manual, dengan
mencampur seluruh bahan kemudian diaduk secara berulang kali sampai semua
campuran bahan itu tampak homogen. Bahan penyusunan ransum terdiri dari
jagung, dedak halus, bungkil kelapa, bungkil kedelai, tepung hasil samping udang,
top mix, minyak nabati dan DCP.
Pemotongan dilakukan setelah broiler berumur 8 minggu dan dipotong
keseluruhan broiler yang dipelihara (100 ekor) setelah ayam dipuasakan selama
kurang lebih 12 jam. Hal ini dilakukan agar mendapatkan hasil persentase karkas
yang terbaik.
Pengambilan Data
Semua data yang diperoleh dari percobaan dianalisis sesuai dengan
perencanaan dan hasilnya diinterpretasikan selaras dengan kondisi-kondisi
percobaan, hipotesis diuji atas dasar hubungan hasil dan fakta-fakta yang telah
terbukti benar menurut hasil penelitian lainnya. Kemudian data-data tersebut
dicari rataannya dan dilakukan analisa ragam (ANOVA), devisi baku per unit
percobaan dan koefisien keragaman (KK). Jika KK besar (minimal 10%-20%
pada kondisi heterogen) digunakan uji beda nyata terkecil (BNT) dan KK kecil
(maksimal 5% pada kondisi homogen dan 10% pada kondisi heterogen) dilakukan
uji beda nyata jujur (BNJ) (Hanafiah, 2003).
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bobot Potong
Diperoleh dari hasil penimbangan broiler hidup yang sudah dipuasakan
selama semalam sebelum dipotong (tetapi air minum tetap diberikan).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bobot potong
seperti pada Tabel 5.
Tabel 5. Data bobot potong broiler umur 8 minggu (g/ekor)
Perlakuan
R0
R1
R2
R3
R4
Total
Rataan
1
1782,6
1773,4
1895,6
1742,8
1792,0
8986,4
Ulangan
2
3
1781,0 1743,6
1880,2 1829,6
1766,2 1867,0
1752,0 1804,8
1727,0 1683,6
8906,4 8928,6
4
Total
1783,2 7090,4
1828,8 7312,0
1834,0 7362,8
1820,4 7120,0
1672,6 6875,2
8939,0 35760,4
Rataan
1772,6
1828,0
1840,7
1780,0
1718,8
1788,0
Dari Tabel diatas dapat dilihat rataan bobot potong tertinggi dicapai pada
perlakuan R2 (5% tepung ikan dan 5% tepung hasil samping udang fermentasi)
yaitu
1840,7 g dan rataan yang paling rendah terdapat pada perlakuan R4
(0% tepung ikan dan 10% tepung hasil samping udang fermentasi) yaitu sebesar
1718,8 g.
Universitas Sumatera Utara
BobotPotong
(Gram/Ekor)
1860
1840
1820
1800
1780
1760
1740
1720
1700
1680
1660
1640
R0
R1
R2
R3
R4
Perlakuan
Gambar 1. Diagram rataan bobot potong broiler umur 8 minggu (g/ekor)
Untuk mengetahui pemanfaatan hasil samping udang yang difermentasi
dengan Serratia marcescens sebagai substitusi tepung ikan terhadap bobot potong
broiler umur 8 minggu, maka dilakukan analisis keragaman yang dapat dilihat
pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Analisis keragaman bobot potong broiler umur 8 minggu (g/ekor)
SK
Perlakuan
Galat
Total
db
4
16
20
Keterangan : KK = 2,3
JK
37868,3
29347,9
67216,3
KT
9467,0
1834,2
F. hit
5,1*
F tabel
0,05
0,01
3,0
5,2
* = Berbeda nyata
Berdasarkan hasil analisis keragaman pada Tabel 6 diketahui bahwa
pemanfaatan hasil samping udang yang difermentasi dengan Serratia marcescens
sebagai substitusi tepung ikan terhadap bobot potong memberikan pengaruh
berbeda nyata (P