Niken Probowati, 2015 Penyelenggaraan Pelatihan Membuat Layang-Layang Modern Dalam Meningkatkan Keterampilan Warga
Belajar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
peninggalan seperti prasasti dan simbol-simbol. Metode dokumentasi ini dapat merupakan metode utama apabila peneliti melakukan pendekatan analisis isi. Untuk penelitian dengan
pendekatan lain pun metode dokumentasi juga mempunyai kedudukan penting. Jika peneliti memang cermat dan mencari bukti-bukti dari landasan hukum dan peraturan atau ketentuan,
maka penggunaan metode dokumentasi menjadi terhindarkan.Sasaran studi dokumentasi adalah dokumen yang berhubungan dengan penyelenggaraan pelatihan membuat layang-
layang modern di PKBM Satria Logawa Banyumas.
F. Triangulasi Data
Triangulation is qualititative cross-vlidation. It assesses the sufficiency of the data according to the convergence of multiple data sources or multiple data collection procedures
Wiliam Wiersma dalam Fitriyani 1986. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
Triangulasi sumber untuk mengkaji kredibitilas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk mengkaji
kredibilitas data tentang gaya kepemimpinan seseorang, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan ke bawahan yang dipimpin, ke atasan yang menugasi,
dan ke teman kerja yang merupakan kelompok kerjasama. Data dari ketiga sumber tersebut , tidak bisa dirata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan,
dikategorikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan member check dengan tiga sumber data tersebut.
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan
wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian kedibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka
Niken Probowati, 2015 Penyelenggaraan Pelatihan Membuat Layang-Layang Modern Dalam Meningkatkan Keterampilan Warga
Belajar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar,
karena sudut pandangnya berbeda-beda. Triangulasi waktu mempengaruhi kredibilitas data.data yang dikumpulkan dengan teknik
wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih krdibel. Untuk itu dalam rangka pengujian
kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang
berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian data. Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari satu
objek penelitian dibandingkan dengan subjek penelitian lainnya yaitu menggabungkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi proses pelatihan, narasumber, pengelola pelatihan,
dan lulusan pelatihan. Dalam penelitian ini yang melakukan triangulasi yaitu ketua PKBM serta ketua KBU.
G. Instrumen Penelitian
Penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari objek peneliti belum jelas dan pasti masalahnya, sumber data, hasil yang diharapkan semuanya belum jelas. Oleh karena
itu dalam penelitian kualitatif, Sugiyono 2012: 223 menyatakan “the researcher is the key
instrumen”. Peneliti adalah merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif. Dalam hal instrumen penelitian kualitatif, Nasution1988 dalam Sugiyono 2012:223
menyatakan : “Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai
instrumen penelitian utama. Alasannya ialah manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah,
Niken Probowati, 2015 Penyelenggaraan Pelatihan Membuat Layang-Layang Modern Dalam Meningkatkan Keterampilan Warga
Belajar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala
sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai
alat satu- satunya yang dapat mencapainya”.
Berikut adalah instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini yaitu :
1.
Wawancara
Wawancara menurut Moleong 2009: 186 adalah percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviwee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan
Guba 1985: 266 dalam Meloeng 2009: 186, antara lain : Mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain.
Hal yang harus diperhatikan peneliti dalam melakukan wawancara adalah dengan memanfaatkan informan kunci atau primer maupun informan sekunder.Informan kunci atau
primer dalam penelitian ini adalah warga belajar di PKBM Satria Logawa Banyumas yang mengikuti kegiatan belajar usaha. Sedangkan informan sekunder adalah orang yang
menguasai bidang yang akan diteliti, baik dari segi organisasi, kegiatan atau program yakni pihak pengelola PKBM.
2. Observasi
Teknik pengumpulan data observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi terus terang atau tersamar, peneliti dalam melakukan pengumpulan data
menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa peneliti sedang melakukan penelitian, sehingga mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir penelitian
kita. H.
Analisis data
Niken Probowati, 2015 Penyelenggaraan Pelatihan Membuat Layang-Layang Modern Dalam Meningkatkan Keterampilan Warga
Belajar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Nasution dalam Sugiyono 2012: 244 mengemukakan analisis data kualitatif adalah “ proses mencari dan menyusun secara sitematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasi data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih
mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain”.
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisi berdasarkan pada data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang
dirumuskan berdasarkan data tersebut selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang selanjutnya dapat disimpulkan apakah data tersebut diterima atau ditolak.
Pengolahan data dan analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Sugiyono 2012:247-252 sebagai berikut :
1. Data Reduction Reduksi Data
Reduksi data diperoleh dari data yang terjadi dilapangan yang jumlahnya cukup banyak. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya. Demikian pula dalam penelitian ini, peneliti merangkum dan memilah milih data yang diperoleh dari lapangan kemudian menyimpulkan data yang telah
menjadi fokus permasalahan penelitian.
2. Data Display Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchat dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman dalam Sugiyono 2012:249 menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative
research data in the past has been narrative text ”. Yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adlah dengan teks yang bersifat naratif.ntuk menghindari hal-hal yang bersifat memihak atau tidak berdasar, maka peneliti akan