Hasil Penelitian Hasil Penelitian dan Pembahasan

8 c. Tahap Observasi 1 Mengobservasi tindakan guru dalam proses pembelajaran permulaan. 2 Guru dan observer memonitor siswa selama proses pembelajaran membaca permulaan. 3 Menilai hasil dalam pembelajaran membaca permulaan. d. Tahap Refleksi Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan 1,2 dan 3. Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya. Bila hasil refleksi dan evaluasi siklus I menunjukkan adanya peningkatan kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas I SD Negeri 02 Kunduran, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora, maka tidak perlu dilanjutkan siklus II. Namun apabila belum memperlihatkan peningkatan kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas I SD Negeri 02 Kunduran, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora, maka dibuat siklus II yang meliputi tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi tindakan, dan tahap refleksi. Demikian untuk siklus III selanjutnya sampai kemampuan membaca permulaan SD Negeri 02 Kunduran, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora meningkat.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian

Suasana ruang kelas 1 SD Negeri Kunduran Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora begitu tenang dan tertib ketika jam pelajaran dimulai. Para siswa menempati tempat duduk masing-masing kemudian bersiap-siap menerima pelajaran. Materi pelajaran Bahasa Indonesia pada awal dikemas dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Guru pun memulai pembelajaran membaca dengan mengabsen siswa terlebih dahulu. Dengan metode membaca, materi pelajaran membaca Bahasa Indonesia, para siswa disuruh untuk membaca satu persatu. 9 Adapun uraian hasil penelitian pada tahap pra siklus pertemuan pertama dan kedua terlampir pada lampiran 3 tabel 1 dan tabel 2. Sedangkan hasil pembelajaran membaca Bahasa Indonesia pada kondisi awal disajikan dalam tabel berikut: Tabel 1. Nilai Keterampilan Membaca Permulaan pada Kondisi Awal Pra Siklus Pertama No. Uraian Pencapaian Hasil Jumlah Nilai 1. 2. 3. 4. Siswa yang mendapat nilai 65 Siswa yang mendapat nilai ≥ 65 Rata-rata Ketuntasan Klasikal 24 47,66 Nilai siswa yang disajikan pada tabel di atas menunjukkan sebanyak 24 siswa yang memperoleh nilai di bawah 65. Nilai rata-rata 57,99 dengan tingkat ketuntasan secara klasikal sebesar 0 . Data ini menunjukkan bahwa pembelajaran membaca sama sekali belum memenuhi batas tuntas yang ditetapkan. Dengan demikian, pada kondisi awal ini pembelajaran membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dikatakan belum mencapai tujuan yang diharapkan. Tabel 2. Nilai Keterampilan Membaca Permulaan pada Kondisi Awal Pra Siklus Kedua No. Uraian Pencapaian Hasil Jumlah Nilai 1. 2. 3. 4. Siswa yang mendapat nilai 65 Siswa yang mendapat nilai ≥ 65 Rata-rata Ketuntasan Klasikal 24 52,86 10 Nilai siswa yang disajikan pada tabel di atas menunjukkan sebanyak 24 siswa yang memperoleh nilai di bawah 65. Nilai rata-rata 52,86 dengan tingkat ketuntasan secara klasikal masih tetap 0 . Data ini menunjukkan bahwa pembelajaran membaca belum memenuhi batas tuntas yang ditetapkan. Dengan demikian, pada kondisi awal pertemuan kedua ini pembelajaran membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dikatakan belum mencapai tujuan yang diharapkan, meskipun pada nilai rata- rata ada peningkatan. Penelitian ini melalui tindakan kelas atau siklus daur ulang melalui model proses, berharap dan berkelanjutan, yang direncanakan dilaksanakan selama tiga siklus. Tindakan yang dilakukan pada setiap putaran adalah pada setiap jam pelajaran, guru selalu mengawali dengan menunjukkan gambar pada awal pembelajaran, berikutnya di bawah gambar diberi tulisan sesuai dengan gambar siswa diharapkan bisa membaca. Tindakan-tindakan kedua guru menyuruh siswa menggabungkan huruf-huruf menjadi satu kata. Sedangkan pada siklus ketiga ditingkatkan taraf kesukarannya dengan melanjutkan membaca atau menggabungkan kata menjadi kalimat. Perkembangan peningkatan taraf kesukaran tergantung dari perkembangan kemampuan siswa dalam menggabungkan huruf menjadi satu kata disertai membca atau menggabungkan suku kata menjadi kata, jika siswa sudah bisa menggabungkan huruf-huruf menjadi kata, maka guru lebih meningkatkan lagi dengan menggabungkan kata menjadi kalimat. Masing-masing tindakan diakhiri dengan evaluasi. Perencanaan tindakan disusun bersama-sama berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi guru kelas I sebagai pelaku utama dalam penelitian tindakan kelas ini. Disamping itu, para peneliti mengamati waktu kegiatan belajar mengajar dengan pengamatan guru dan siswa. Kegiatan pada setiap siklus adalah observasi dan perencanaan tindakan, implemantasi tindakan, dan monitoring penelitian, refleksi hasil penelitian dan pengembangan, setelah keempat dan seterusnya adalah tahap penyusunan laporan hasil penelitian. 11

2. Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA KELAS I SDS PERINTIS 2 PEMATANGSAWA MELALUI METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK)

0 6 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE STRUKTURAL Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Dengan Menggunakan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Pada Siswa Kelas I SD Negeri Singopuran 2 Tahun Ajaran 2015/2016.

0 2 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE STRUKTURAL Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Dengan Menggunakan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Pada Siswa Kelas I SD Negeri Singopuran 2 Tahun Ajaran 2015/2016.

0 2 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI PENERAPAN METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Penerapan Metode Struktural Analitik Sintetik (Sas) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 SD

0 2 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI PENERAPAN METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Penerapan Metode Struktural Analitik Sintetik (Sas) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 SD

0 2 13

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Pada Bidang Studi Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 SD Ne

0 1 16

PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Pada Bidang Studi Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 SD Negeri 02 Kunduran Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 1 6

PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN BAGI SISWA KELAS I.

1 1 35

PENERAPAN METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN SISWA KELAS I SD I PETIR KABUPATEN BANTUL.

0 3 190

PENGEMBANGAN FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK SINTESIS) SISWA SD KELAS I

2 3 13