Kontrol Audio Berbasis PLD (Programmable Logic Device) Dan Visual Basic

(1)

1

1.1. Latar Belakang

Lingkungan pendidikan baik tingkat dasar maupun tingkat menengah jarang sekali tersentuh oleh teknologi tepat guna. Ini juga ditunjang dengan kurangnya pemerataan fasilitas yang digunakan pada setiap instansi. Penggunaan fasilitas sekolah yang masih dioperasikan secara manual, contohnya penggunaan bel yang masih dibunyikan oleh guru pada jam pergantian kelas, pengumuman dari sekolah untuk masalah administrasi, atau mendengarkan musik pada saat istirahat. Kekurangan dari sistem audio manual yang masih diterapkan disinyalir mengurangi tingkat produktivitas seseorang. Sistem audio yang semestinya dapat dijalankan secara otomatis, tetapi masih dijalankan manual oleh manusia. Manusia yang menjalankan rutinitas, tanpa keluar dari rutinitas tersebut mengakibatkan kurang berkembangnya produktivitas.

Melalui teknologi yang saat ini berkembang, sistem audio ini diperkenalkan sejak dini diupayakan menjadi teknologi tepat guna. Dimana teknologi ini dapat memfasilitasi sekolah atau instansi yang memiliki ruangan yang banyak. Sistem audio ini membuat tanda atau pengumuman yang masih dioperasikan secara manual menjadi otomatis. Diharapkan dengan adanya sistem audio ini, dapat menyelesaikan masalah keterbatasan fasilitas sekolah terutama berupa tanda atau pengumuman yang harus diperhatikan oleh seluruh elemen yang ada di lingkungan tersebut.

Selanjutnya setiap ruangan dilengkapi dengan perangkat pendukung sistem yang lebih efisien untuk mengeluarkan suara sesuai dengan satu sumber suara yang berasal dari kontrol audio. Sistem audio ini juga dapat difungsikan sebagai monitoring suara. Pada setiap ruangan terdapat pengeras suara dan microphone dalam perangkat tersebut agar memudahkan untuk mengetahui keadaan dalam ruangan secara langsung.


(2)

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari pembuatan tugas akhir ini adalah membangun kontrol audio berbasis PLD (Programmable Logic Device) dan Visual Basic.

Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah melengkapi fasilitas sekolah. Dengan menggunakan sistem ini, setiap ruangan dilengkapi dengan perangkat pendukung yang lebih efisien untuk mengeluarkan suara sesuai dengan satu sumber suara yang berasal dari master kontrol audio.

1.3. Batasan Masalah

Pada sistem kontrol audio ini diimplementasikan yang terdiri dari : 1. Kontrol audio ini diimplementasikan untuk 3 ruangan.

2. Visual Basic 2008 sebagai perangkat lunak yang digunakan untuk antarmuka PC dengan Rangkaian DTMF.

3. DTMF (Dual Tone Multiple Frequency) digunakan untuk mengatur saluran yang berada di ruangan.

4. PLD (Programmable Logic Device) Mengatur saklar audio setiap ruangan menggunakan yang berbentuk DIP (Dual In Package).

1.4. Metode Penelitian

Pada pembuatan tugas akhir ini menggunakan beberapa metode yaitu berupa studi perencanaan :

1. Studi Literatur dan Studi Lapangan

a. Mempelajari tentang konsep dasar yang berhubungan dengan komponen-komponen serta rangkaian yang akan digabungkan menjadi sebuah sistem kontrol audio ini agar dapat berfungsi.

b. Mempelajari bagian-bagian dari sistem kontrol audio dari mulai perangkat keras dan perangkat lunak.

c. Mempelajari tentang bagian kontrol menggunakan DTMF untuk pengalamatan serta kontrol menggunakan PLD untuk saklar keluaran.


(3)

d. Mencari kelemahan sistem yang telah ada di pasaran. Karena pembuatan sistem ini merupakan pengembangan dari sistem yang sudah ada.

2. Perancangan dengan membuat maket ruangan yang telah disertakan beberapa komponen pendukung seperti speaker dan mikrofon yang digunakan sebagai keluaran dan masukan.

3. Implementasi dengan memasang sistem yang telah dibangun ke setiap ruangan yang akan digunakan.

4. Pengujian dan analisa dengan melakukan pengujian dan analisa terhadap sistem yang sudah dibangun.

1.5. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan dan pemahaman materi serta untuk memberi gambaran mengenai laporan tugas akhir ini, maka penulis akan menguraikan sistematikanya. Sistematikanya adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II DASAR TEORI


(4)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Menjelaskan tentang blok-blok sistem yang dirancang serta diimplementasikan. Parameter-parameter sistem, blok diagram, diagram alir sistem, diagram alir proses pengerjaan.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Menjelaskan tentang output yang didapat serta analisa dari output tersebut. Analisa nilai parameter yang sudah diukur serta simulasinya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Memuat kesimpulan tentang hasil dan analisa yang dilakukan pada BAB IV. Kesimpulan memuat solusi dari tujuan yang ingin dicapai. Saran memuat tentang hal-hal yang dilakukan untuk pengembangan penelitian lebih baik ataupun sebagai pembanding terhadap hasil yang sudah didapat.


(5)

5

2.1. Komunikasi Data

Komunikasi dapat diartikan sebagai cara untuk menyampaikan atau menyebarluaskan data dan informasi. Informasi yang disampaikan dapat berupa berita, pikiran, pendapat dalam berbagai bentuk.

Dari berbagai cara komunikasi manusia ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, yaitu:

1. Jarak yang jauh (bahkan sampai menyebrangi lautan) 2. Waktu yang lama untuk menyampaikan pesan. 3. Biaya yang relatif mahal.

Komunikasi data merupakan cara mengirimkan data menggunakan sistem transmisi elektronik dari satu komputer ke komputer lain atau dari satu komputer ke terminal tertentu. Sedangkan data itu sendiri merupakan sinyal elektromagnetik yang dibangkitkan oleh sumber data yang dapat ditangkap dan dikirimkan ke terminal penerima.

Di tahun 1970-an dan awal 1980-an terjadi pemanduan bidang ilmu komputer dengan komunikasi data yang secara drastis mengubah teknologi, produksi dan perusahaan yang sekarang merupakan kombinasi industri komunikasi dan komputer. Revolusi ini telah menghasilkan kenyataan yang menarik, antara lain:

1. Tidak adanya perbedaan fundamental antara data processing (komputer) dan komunikasi data (perangkat transmisi dan pengalihan).


(6)

3. Jalur-jalur antara komputer prosesor tunggal, komputer multi prosesor, jaringan lokal, jaringan metropolitan dan jaringan jarak jauh sudah kabur.

Tujuan utama dari komunikasi data adalah untuk menukar informasi diantara dua perantara. Data adalah sebuah gambaran dari kenyataan, konsep atau instruksi dalam bentuk formal yang sesuai untuk komunikasi, interprestasi atau proses oleh manusia atau oleh peralatan otomatis. Informasi adalah pengertian yang diperuntukkan bagi data dengan persetujuan pemakai data tersebut.

Gambar 2.1. Diagram Komunikasi Data

Informasi yang akan ditukar adalah sebuah pesan yang berlabel m. Informasi ini diwakili sebagai data g dan secara umum ditujukan ke sebuah transmitter dalam bentuk sinyal yang berubah terhadap waktu. Sinyal g(t) ditransmisikan. Umumnya sinyal tidak akan dalam bentuk yang sesuai yang sesuai untuk transmisi dan harus diubah ke sinyal s(t) yang sesuai dengan karakteristik medium transmisi. Sinyal tersebut kemudian ditransmisikan melalui medium tersebut. Pada akhirnya sinyal r(t), yang mana mungkin berbeda dengan s(t), diterima. Sinyal ini kemudian diubah oleh pesawat penerima ke dalam bentuk yang sesuai untuk output. Pengubahan sinyal g(t) atau data g adalah sebuah pendekatan atau perkiraan dari input. Akhirnya peralatan output akan menampilkan pesan perkiraan tersebut,m’, kepada perantara tujuan.

Komunikasi data ini terdiri dari sistem pengirim dan sistem penerima. Sistem pengirim berupa komponen data yang akan dikirim, dan pemancar untuk disalurkan melalui media transmisi. Sistem penerima terdiri dari komponen


(7)

penerima dan komponen yang akan menunjukkan hasil yag dikirm dari sumbernya. Sistem penerima ini juga menangkap data yang disalurkan melalui media transmisi. Diagram sistem pengirim dan penerima dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.2. Diagram Sistem Sumber dan Sistem Penerima

Gambar 2.2 diatas terdapat beberapa komponen yang dibutuhkan antara lain:

1. Sistem sumber (source), merupakan komponen yang bertugas mengirimkan informasi, misalnya pesawat telepon dan PC (personal komputer) yang terhubung dengan jaringan. Tugas sistem sumber adalah membangkitkan data atau informasi dan menempatkannya pada media transmisi.

2. Transmitter, berfungsi untuk mengubah informasi yang akan dikirim menjadi bentuk yang sesuai dengan media transmisi yang akan digunakan misalnya pulsa listrik, gelombang elektromagnetik, PCM (Pulse Code Modulation) dan sebagainya. Sebagai contoh, sebuah modem bertugas menyalurkan suatu digital bit stream dari suatu alau yang sebelumnya sudah dipersiapkan, misalnya PC, dan mentransformasikan aliran bit tersebut sebagai sinyal analog yang dapat melintasi jaringan telepon.

3. Sistem transmisi, merupakan jalur transmisi tunggal atau jaringan transmisi kompleks yang menghubungkan sistem sumber dengan sistem tujuan. Sistem transmisi ini bisa juga kabel, gelombang elektromagnetik atau yang lain. 4. Sistem tujuan, merupakan sistem yang sama dengan sistem sumber tetapi

berfungsi untuk menerima sinyal dari sistem transmisi dan menggabungkannya ke dalam bentuk tertentu yang dapat ditangkap oleh


(8)

sistem tujuan. Contoh, modem berfungsi sebagai pesawat penerima akan menerima sinyal analog yang datang dan mengubahnya menjadi aliran bit digital agar dapat diterjemahkan oleh komputer.

2.1.1. Media Transmisi

Salah satu komponen terpenting dari komunikasi data adalah media transmisi. Media transmisi ini berfungsi sebagai media yang menyalurkan data dari sumber ke tujuan. Media transmisi dapat berupa :

1. Sepasang kawat (twisted pair) tembaga dengan masing-masing pasangan membelit satu sama lain. Membelit pasangan, hal itu akan meningkatkan mutu sinyal. Terdapat dua jenis media ini adalah UTP (Unshielded Twisted Pair) dan STP (Shielded Twisted Pair).

2. Kabel koaksial sering digunakan sebagai kabel pengantar gelombang analog pada TV.

3. Kabel serat optik merupakan media yang memiliki kemampuan transfer data melebihi media twisted pair dan koaksial. Media transmisi yang digunakan adalah cahaya.

4. Gelombang elektromagnetik dibagi menjadi dua, guided dan unguided. Pada media guided, gelombang dipandu untuk menuju penerima dan merambat pada suatu yang kasat mata seperti tembaga, serat optic, dan sebagainya. Media un-guided berfungsi untuk mentransmisikan data tetapi tidak bertugas untuk memandu atau mengarahkan transmisi. Contoh media, transmisiguided adalah udara, atmosfer, dan ruang angkasa.

2.1.2. Sinyal

Berdasarkan fungsi waktu sinyal elektromagnetik dapat dibedakan menjadi sinyal analog dan sinyal digital. Sinyal analog mengalami perubahan intensitas sedikit demi sedikit sehingga tidak memiliki putus atau berhenti. Sinyal analog ini


(9)

dapat dipakai untuk mewakili speech. Sinyal digital memiliki intensitas konstan pada harga tertentu dan pada saat yang lain berada pada harga konstan yang lain. Sinyal digital ini dapat dipakai untuk mewakili biner 1 dan 0.

Gambar 2.3. Gambar Sinyal Analog (a) dan Sinyal Digital (b)

Sinyal dikatakan bersifat periodik jika sinyal tersebut mengalami pengulangan bentuk yang sama pada selang waktu tertentu.

Secara matematis dapat dikatakan bahwa sinyal akan bersifat periodik jika: ݏ(ݐ) =ܵ(ݐ+ܶ),− ∞<ݐ <∞ ... (1)

Dimana: T= perioda pengulangan sinyal dengan harga yang lebih kecil dari batas waktu sinyal.

Gelombang sinus dapat disusun oleh tiga parameter: 1. Amplituda, ukuran sinyal pada waktu tertentu.

2. Frekuensi, kebalikan dari perioda (1/T) atau banyaknya pengulangan periode per detik (Hz atau cycles per second) atau ukuran dari jumlah berapa kali seluruh gelombang berulang.


(10)

3. Phasa, ukuran dar tunggal dari sinya

π/2.

Bila dinyatakan su s(t) = A sin (2ft + Keterangan :

A= Amplitudo, f = frekuensi

φ= fasa.

Transmisi dat Sinyal analog juga di yang bervariasi dan tergantung frekuensi dengan dimodulasika memuat denyut tegan

dari posisi relatif pada suatu saat dengan tidal m yal. Misal: dimana terdapat dua gelombang d

Gambar 2.4. Gambar Sinyal Sinussoidal

suatu gelombang sinusoidal sebagai

) ...

data dibagi menjadi dua yaitu, transmisi ana disebut dengan broadband, merupakan gelom dan secara analog ditransmisikan melalui be nsinya. Sinyal analog bisa diubah ke bentuk

kan terlebih dahulu. Sinyal digital disebut de angan yang ditransmisikan melalui media kawa

l melewati perioda dengan beda fasa

... (2)

nalog dan digital. ombang elektronik beragam media ntuk sinyal digital dengan baseband, wat.


(11)

Gambar 2.5. Gambar Sinyal Analog dan Sinyal Digital Perbedaan antara dua tipe sinyal ini dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Perbedaan Sinyal Analog Dengan Sinyal Digital

Analog Digital

1. Dirancang untuk suara (voice).

2. Tidak efisien untuk data.

3. Banyak terdapat noise dan rentan kesalahan (error).

4. Kecepatan relatif rendah. 5. Overheadtinggi.

6. Setiap sinyal analog dapat dikonversikan ke bentuk digital.

1. Dirancang untuk data dan suara.

2. Informasidiscrete-level.

3. Overhead rendah.

4. Setiap sinyal dapat dikonversikan ke analog.

Permasalahan umum sinyal analog dan digital adalah:

1. Atenuasi (Attenuation): peningkatan atenuasi seiring dengan fungsi frekuensi. 2. Penurunan kekuatan sinyal seiring dengan fungsi jarak.

3. Pengembalian kualitas sinyal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan amplifieruntuk sinyal analog danrepeateruntuk sinyal digital.

4. Delay distortionterjadi ketika komponen frekuensi yang berbeda berjalan pada kecepatan yang berbeda.


(12)

Noise atau derau adalah tambahan sinyal yang tidak diinginkan masuk dimanapun di antara pengirim dan penerima. Noise dibagi 4 kategori:

a. Thermal Noise ini terdapat di semua media transmisi dan pada pada semua peralatan komunikasi. Ini timbul dari pergeseran elektron bebas dan karakteristiknya berupa distribusi Gaussian. Karena distribusinya yang merata inilah maka thermal noise disebut white noise. Semua peralatan dan media transmisi mempunyai saham dalam timbulnya thermal noise jika temperaturnya diatas 0o(derajat kelvin)

b. Intermodulation noise atau derau antar modulasi adalah derau yang timbul karena adanya intermodulasi antara signal yang satu dengan sinyal lainnya. Jika ada sinyal dengan frekuensi F1 dan F2 merambat melalui suatu peralatan

atau media yang bersifat non linear dapat terbentuk dan harmoniknya suatu sinyal.

Sejumlah sinyal yang dikirim bersama-sama melalui suatu alat, misalnya multichannel radio, akan mengakibatkan adanya intermodulasi yang menyerupai white noise. Intermodulation noise dapat timbul dari bermacam-macam hal antara lain adalah :

1. Level setting yang tidak baik. Jika level dari input suatu peralatan terlalu tinggi, maka peralatan akan bekerja pada suatu daerah kerja yang non-linear.

2. Penempatan komponen yang kurang benar yang menyebabkan peralatan bekerja pada daerah kerja yang non-liner.

c. Crosstalk adalah gangguan dari kanal sinyal lain yang disebabkan induktansi dan kapasitansi antara komponen atau jalur. Pada stereo sistem terjadi karena jarak antara kanal. Ukuran satuan dari crosstalk ini adalah dB. Terdapat dua jeniscrosstalkyaitu :

1. Intelligible crosstalk, bila crosstalk menyebabkan paling tidak ada empat kata yang dapat didengar (dari sumber yang tidak diinginkan) selama percakapan 7 detik


(13)

d. Impulse Noise,merupakan noise tidak kontinu yang terdiri dari pulsa-pulsa tak beraturan atau noise spikes berdurasi pendek dengan amplituda yang relatif tinggi.

2.1.3. Modulasi

Setiap informasi yang dikirim melalui media transmisi harus disesuaikan dengan media transmisi yang digunakan. Proses penyesuaian ini disebut dengan modulasi. Bila suatu sinyal diubah dalam bentuk modulasi maka sinyal tersebut bisa menempuh jarak yang jauh sedangkan untuk menerjemahkan sinyal yang sudah dimodulasi kembali kebentuk semula disebut dengan demodulasi.

2.1.4. Teknik Komunikasi

Sinkronisasi merupakan salah satu tugas utama dari komunikasi data. Suatu transmiter mengirim pesan 1 bit pada suatu waktu melalui medium ke pesawat penerima. Receiver harus mengenal awal dan akhir dari blok-blok bit dan juga harus mengetahui durasi tiap bit sehingga dapat mengambil contoh jalur tersebut dengan waktu yang tepat untuk membaca tiap bit.

Transmisi asinkron adalah strategi yang mencegah proplem pewaktuan dengan tidak mengirim aliran bit panjang yang tidak putus-putusnya, melainkan data ditransmisikan per karakter pada suatu waktu, dimana tiap karakter adalah 5 sampai 8 bit panjangnya. Timing atau sinkronisasi harus dipertahankan diantara tiap karakter. Pesawat penerima mempunyai kesempatan untuk menyinkronkan awal dari tiap karaketer baru.


(14)

Gambar 2.6. Transmisi Asinkron

Komunikasi asinkron adalah sederhana dan murah tetapi memerlukan tambahan 2 sampai 3 bit per karakter untuk sinkronisasi. Presentase tambahan dapat dikurangi dengan mengirim blok-blok bit yang besar antara star bit dan stop bit, tetapi akan memperbesar kesalahan pewaktuan kumulatif. Solusinya yaitu transmisi sinkron.

Dengan transmisi sinkron (synchronous), ada level lain dari sinkronisasi yang diperlukan agar pesawat penerima dapat menentukan awak dan akhir suatu blok data. Untuk itu tiap blok dimulai dengan pola preamble bit dan diakhiri dengan polapostamble bit. Pola-pola ini adalah kontrol informasi.

Gambar 2.7. Transmisi Sinkron

Perbedaan dari kedua metode diatas terletak pada format detail dan kontrol informasinya. Keuntungan transmisi sinkron adalah efisien dalam ukuran blok data sedangkan transmisi asinkron memerlukan 20% atau lebih tambahan ukuran. Dan kontrol informasi kurang dari 100 bit.

Sistem sinkron menjalin negosiasi koneksi pada level data link sebelum memulai komunikasi. Kedua titik melakukan sinkronisasi waktu (clock) terlebih dahulu, me-reset hitungan numeric (counter), kesalahan dan sebagainya. Komunikasi sinkron lebih efisien dalam pengkonsumsian bandwidth


(15)

dibandingkan komunikasi asinkron. Sebuah line sinkron 56 Kbps mampu membawa data sampai 7000 byte per detik.

Banyak keuntungan dari metode sinkron. Salah satunya struktur frame yang memberi kemudahan dalam penanganan control informasi. Pada informasi tersebut terdapat kode-kode khusus (biasanya pada permulaan frame) yang dibuthkan oleh protokol komunikasi.

Dengan transmisi pararel, bit-bit yang berbentuk karakter dikirim secara bersamaan melewati sejumlah penghantar yang terpisah. Dalam transmisi pararel terjadi prosedur yang dikenal dengan handshacking, yaitu prosedur yang diperlukan untuk mengakomodasi ketepatan waktu pengiriman data antara komputer dengan terminal atau pheripheral.

Setiap bit dari suatu karakter ditransmisikan melewati saluran masing-masing. Metode ini juga menggunakan sinyal strobe atau clock yang melewati satu saluran tambahan untuk memberi tanda kepada pesawat penerima pada saat ada bit yang melewati saluran masing-masing sehingga nilainya dapat disusun.

Gambar 2.8. Transmisi Paralel

Gambar 2.8 contoh transmisi pararel merupakan contoh transmisi pararel untuk karakter ASCII “K”. Even parity 11010010 dikirimkan secara bersamaan setiap bitnya menggunakan delapan jalur yang berbeda timing yang diperlukan cukup pendek.

Metoda pengiriman pararel biasa digunakan pada jaringan PC atau beberapa Sistem digital lain karena memiliki proses transmisi yang lebih cepat. Sistem ini akan lebih efektif jika digunakan untuk transmisi data yang memiliki


(16)

jarak tidak terlalu jauh. Jika metode ini digunakan untuk yang lebih jauh maka biaya implementasi jauh lebih besar dan Sistem kendali yang lebih kompleks, pada dasarnya transmisi pararel akan mengalami kesulitan dalam mengirim dan menerima data pada saluran yang panjang.

Dengan transmisi serial pengiriman data jarak jauh menjadi lebih efektif dibanding dengan transmisi pararel. Data pararel internal komputer dimasukan ke pengubah pararel ke serial. Saluran seri mengirimkan setiap karakter per elemen sehingga hanya diperlukan satu atau dua penghantar, yaitu kirim data (TDX) dan terima data (RDX)

Gambar 2.9. Transmisi Serial

Pada gambar diatas, transmisi membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dibanding transmisi paralel, tetapi transmisi serial memiliki tiga masalah pokok keperluan penyesuaian transmisi di antaranya adalah:

1. Penyesuaian bit 2. Penyesuaian karakter 3. Penyesuaian blok

Sebagai contoh, jika akan dikirim data serial 10011010, maka agar data tersebut dapat dikirim dan diterima dengan baik, selang waktu yang digunakan oleh pengirim dari penerima satu dengan yang lain harus sama. Jika penerima telah menerima penyesuaian bit, maka seharusnya juga harus segera menerima penyesuaian karakter, dan penerima juga harus mengetahui awal dan akhir blok data yang dikirim.


(17)

Penyesuaian yang diperlukan dapat diperoleh secara sinkron maupun tak sinkron, data yang dikirim oleh terminal ke komputer melewati jalur RDX dimasukan ke pengubah seri ke paralel sebelum diteruskan ke komputer.

2.2. DTMF (Dual Tone Multiple Frequency)

Sistem pengiriman data menggunakan sinyal DTMF (Dual Tone Multiple Frequency) merupakan sistem pengiriman data dengan dua buah frekuensi, yaitu frekuensi tinggi dan frekuensi rendah. Setiap tombol nomor telepon yang ditekan akan menghasilkan suara yang berbeda. Dari suara tiap tombol itu apabila diukur dengan menggunakan osiloskop maka setiap suara dari tombol yang ditekan akan menghasilkan dua buah frekuensi yang berbeda untuk tiap tombol.[7]

Frekuensi yang masuk berupa sinyal akan masuk ke detektor DTMF (Dual Tone Multiple Frequency) dan akan diubah menjadi sinyal digital berupa bit. Sistem DTMF (Dual Tone Multiple Frequency) ini dapat digunakan untuk pengendalian jarak jauh, yang dapat membantu segala macam aktifitas manusia. Dalam hal ini sinyal DTMF diubah menjadi sinyal digital ditunjukkan Tabel 2.2.

Keluaran dari DTMF tersebut akan diolah kembali oleh sistem PLD yang ada pada bahasan berikutnya. Bit-bit yang keluar dari D.0 sampai D.4 pada DTMF ini akan program sehingga dapat mengaktifkan saklar, apabila saklar telah aktif maka data suara akan keluar melalui speaker. Begitu pula sebaliknya apabila ada inisialisasi ruangan maka saklar akan aktif sehingga dapat menjalankan microphone.

Tabel 2.2. Fungsi Enkoder dan Dekoder DTMF[3]

FLOW FHIGH DIGIT D3 D2 D1 D0

697 1209 1 0 0 0 1

697 1336 2 0 0 1 0

697 1477 3 0 0 1 1

770 1209 4 0 1 0 0


(18)

770 1477 6 0 1 1 0

852 1209 7 0 1 1 1

852 1336 8 1 0 0 0

852 1477 9 1 0 0 1

941 13336 0 1 0 1 0

941 1209 * 1 0 1 1

941 1477 # 1 1 0 0

697 1633 A 1 1 0 1

770 1633 B 1 1 1 0

852 1633 C 1 1 1 1

941 1633 D 0 0 0 0

2.3. Gerbang Logika

Komputer tidak mengenal huruf dan bilangan, bahkan tidak mengenal nilai 0 atau 1. Komputer hanya mengenal aliran listrik tegangan tinggi atau rendah (5V dan 0V). Rangkaian listrik dirancang untuk manipulasi pulsa tinggi dan rendah ini agar dapat memberuikan arti. Tegangan tinggi dapat mewakili angka 1 dan tegangan rendal mewakili angka 0.[5]

Kemampuan komputer untuk membedakan nilai 0 dan 1 berdasarkan tegangan listrik dapat digunakan untuk membentuk fungsi lain dengan mengkombinasikan berbagai sinyal logika yang berbeda untuk menghasilkan suatu rangkaian yang memiliki logika proses tersendiri. Gerbang logika adalah rangkaian sederhana yang memproses sinyal masukan dan menghasilkan sinyal keluaran dengan logika tertentu.

Gerbang logika merupakan diagram blok simbol rangkaian digital yang memproses sinyal masukan menjadi sinyal keluaran dengan perilaku tertentu. Terdapat tiga tipe dasar gerbang logika yaitu AND, OR, dan NOT. Masing-masing gerbang dasar dapat dikombinasikan satu dengan yang lainnya membentuk gerbang turunan yaitu NAND (NOT AND), NOR (NOT OR), XOR (EXCLUSIVEOR), dan XNOR (EXCLUSIVENOT OR). Masing-masing gerbang


(19)

memiliki perilaku atau logika proses yang berbeda. Perbedaan ini dapat ditunjukkan dengan kombinasi keluaran yang digambarkan dalah tabel kebenaran.

Tabel kebenaran menunjukkan fungsi gerbang logika yang berisi kombinasi masukan dan keluaran. Dalam tabel kebenaran ditunjukkan hasil kebenaran setiap kombinasi yang mungkin dari sinyal masukan pada gerbang logika.

Gerbang logika dapat dikombinasikan satu dengan yang lainnya membentuk rangkaian yang lebih besar dengan fungsi baru. Beberapa kombinasi gerbang logika yang mempunyai fungsi baru adalah rangkaian penjumlah bilangan biner (ADDER), komponen dasar memori (FLIP-FLOP), multiplekser (MUX), pembuat kode (DECODER), penggeser (SHIFTER), dan pencacah (COUNTER).

Gerbang logika secara fisik dibangun menggunakan dioda dan transistor, dapat juga dibangun dengan menggunakan elemen elektromagnetik seperti, relay atauswitch.

2.3.1. Logika Dasar

Menggambarkan suatu gerbang logika menggunakan simbol, ada dua jenis simbol standar yang sering digunakan untuk menggambarkan gerbang logika yang didefinisikan oleh ANSI/IEEE Std91-1984 dan suplemennya ANSI/IEEE Std 91a-1991. Simbol pertama menggambarkan masng-masing gerbang dengan bentuk yang khusus dan simbol yang kedua berbentuk segi-empat. Simbol dengan bentuk utama segi-empat untuk semua jenis gerbang, berdasarkan standar IEC (International Eletrotechnical Commission) 60617-12.

Gerbang AND adalah rangkaian elektronik yang mengeluarkan nilai tegangan tinggi (1) jika semua masukan bernilai 1. Tanda titik (.) digunakan untuk menunjukkan operasi AND.

Tabel 2.3 Simbol Gerbang AND


(20)

Tabel 2.4 Tabel Kebenaran Gerbang AND

Masukan Keluaran

A B ܳ=ܣ∙ܤ

0 0 0

0 1 0

1 0 0

1 1 1

Gerbang OR adalah rangkaian elektronik yang mengeluarkan nilai tegangan tinggi (1) jika salah satu masukan bernilai 1. Tanda tambah (+) digunakan untuk menunjukkan operasi OR.

Tabel 2.5 Simbol Gerbang OR

Konvensional IEC

Tabel 2.6 Tabel Kebenaran Gerbang OR

Masukan Keluaran

A B ܳ=ܣ+ܤ

0 0 0

0 1 1

1 0 1

1 1 1

Gerbang NOT adalah rangkaian elektronik yang menghasilkan keluaran bernilai kebalikan dari nilai masukan. Dikenal juga sebagaiinverter. Jika masukan A maka keluarannya NOT A. simbol yang menunjukkan operasi NOT adalah “NOT”, atau “ ‘ ”, atau “ ¯ ”.

Tabel 2.7 Simbol Gerbang NOT


(21)

Tabel 2.8 Tabel Kebenaran Gerbang NOT

Masukan Keluaran

A ܳ= Qഥ

0 1

1 0

2.3.2.Flip-Flop

Gerbang dasar adalah komponen sederhana yang tidak dapat menyimpan nilai. Untuk menyimpan nilai dalam rangkaian sejalan dengan kebutuhan tempat penyimpanan dan komponen-komponen lain. Rangkaian yang digunakan adalah rangkaian sekuensial yaitu rangkaian yang salah satu masukannya merupakan keluaran dari sistem tersebut. Dengan rangkaian sekuensial ini dapat menyimpan nilai dalam rangkaian. Rangkaian sekuensial yang sederhana adalah flip-flop. Flip-flopadalah rangkaian yang dapat menyimpan nilai bit 1.

Gambar 2.10 Kombinasi elemen logic

Flip-flop SR merupakan rangkaian dasar untuk menyusun berbagai jenis flip-flop yang lainnya. Flip-flip-flop SR dapat disusun dari dua gerbang NAND atau dua gerbang NOR.


(22)

Simbol logika unt logika tersebut menunj reset (R) disebelah ki aktif yang ditunjukka R.

Flip-flop SR Terlonce flop SR ditambah deng yang disebut dengan si

Gambar

Flip-flop yang be kancing RS. Flip-flop atau piranti pewaktu.

Flip-flop D melen yang terlarang. Untuk jenis flip-flop lain ya dengan menambahka sebagai berikut:

G

untuk flip-flop SR ditunjukkan pada gambar nunjukkan dua masukan, yang diberi label den

kiri. Flip-flop SR pada simbol ini mempunyai ukkan dengan gelembung-gelembung kecil pada

onceng adalah flip-flop yang jenisnya dapat dira dengan dua gerbang AND atau NAND untuk m

n sinyalclock(ck).

bar 2.12 Simbol Logika Untuk Flip-flop SR Terl

berdetak menambahkan suatu sifat sinkron yan lop RS yang berdetak akan beroperasi serempa u. Flip-flop beroperasi secara sinkron.

lengkapi flip-flop SR, saat flip-flop SR ada nila ntuk menghindari adanya nilai terlarang tersebut yang dinamakan flip-flop Data. Rangkaian ini hkan satu gerbang NOT pada masukan flip-flop

Gambar 2.13 Simbol Logika Untuk Flip-flop D

ar diatas. Simbol dengan set (S) dan ai masukan rendah da masukan S dan

dirangkai dari flip-masukan pemicu

erlonceng

ang berguna untuk pat dengan detak

nilai-nilai masukan but, disusun suatu ni dapat diperoleh lop yang berdetak


(23)

Flip-flop D hanya Flip-flop D sering dise data (D), masukan ter keluaran normal (Q) rendah ke tinggi. Flip dengan menambahkan

Flip-flop J-K dil simbol kotak seperti t

Ga Piranti ini dapat di dibuat dari flip-flop J detak memindahkan d

2.4. PLD (Program

Rangkaian listr rendah agar dapat me 1 dan voltase yang re mempunyai voltase ti untuk membentuk fung

ya mempunyai masukan data tunggal (D) dan disebut sebagai flip-flop tunda. Apapun bentuk tersebut akan ditunda selama satu pulsa detak Q). Data dipindahkan ke keluaran pada transi

lip-flop RS yang berdetak dapat dirubah menj hkan suatu pembalik.

dilengkapi dengan suatu clock, elemen logi ti terlihat pada gambar 4.5.

Gambar 2.14 Simbol Logika Untuk Flip-flop JK t dianggap sebagai flip-flop universal. Flip-flop

JK. Masukan J dan K merupakan masukan da n data dari masukan ke keluaran.

ammable Logic Device)

strik tipe dirancang untuk memanipulasi pul memberikan arti. Voltase tinggi dapat dianggap

rendah mewakili angka 0. Berdasarkan tegan tinggi dan voltase rendah, maka keadaan ini da fungsi lain dengan mengkombinasi berbagai sin

dan masukan (CK). ntuk pada masukan k untuk mencapai ansisi pulsa detak enjadi flip-flop D

gic ini diberikan

JK

lop jenis lain dapat data, dan masukan

pulsa tinggi dan nggap mewakili nilai angan listrik yang ni dapat digunakan sinyal logika yang


(24)

berbeda untuk menghasilkan suatu rangkaian yang memiliki logika proses tersendiri. Rangkaian sederhana yang memproses sinyal masukan dan menghasilkan sinyal keluaran dengan logika tertentu disebut dengan gerbang logika (logic gate).

Gerbang logika dapat dikombinasikan satu dengan yang lainnya membentuk rangkaian yang lebih besar dengan fungsi baru. Misalnya fungsiswitching. Fungsi switching ini dapat dinyatakan dengan sum-of-product dan diimplementasikan dengan jaringan rangkaian logika.

Rangkaian yang terdiri dari elemen switching yang dapat diprogram dan digunakan untuk fungsi tertentu disebut programmable logic device (PLD). PLD (programmable logic device) terdiri dari gerbang logika AND, OR dan beberapa switchingyang dapat diprogram oleh user. Berikut ini adalah struktur dari PLD.


(25)

PLD memiliki n variabel input (X1, … , Xn) dan m fungsi output (f1, … , fn).

tiap fungsi fi direalisasikan dengan jumlahproduct termyang melibatkan variabel

input. Variabel X1, … , Xn ditampilkan dalam bentuk true dan complemented

terhadap AND array, di mana dibentuk sampai dengan keproduct term. Variabel tersebut kemudian di-gate ke OR array, dimana fungsi keluaran dibentuk.

2.5. WinCupl

Beragam perangkat lunak yang digunakan untuk membuat program berbasis logika. Salah satunya adalah WinCupl. WinCupl adalah program yang digunakan untuk membuat logika yang telah dirancang kemudian dimasukkan pada sebuah komponen berbasis IC (Integrated Circuit). Program ini keluaran resmi yang dimiliki oleh Atmel. WinCupl dilengkapi dengan simulasi untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan yang tidak sesuai dengan persamaannya. Sehingga memudahkan untuk memprogram ulang dari persamaan yang telah ditentukan dalam perancangan program logika.

2.6. Pengeras Suara

Pengeras suara adalah tranduser yang mengubah sinyal elektrik ke frekuensi audio (suara) dengan cara menggetarkan komponennya yang berbentuk selaput. Pada dasarnya pengeras suara merupakan mesin penterjemah akhir kebalikan dari microphone. Pengeras suara membawa sinyal elektrik dan mengubahanya menjadi getaran untuk membuat gelombang suara. Pengeras suara menghasilkan getaran yang hampir sama dengan yang dihasilkan oleh microphone yang direkam dan dikodekan pada tape, CD, LP, dan lain-lain. Pengeras suara tradisional melakukan proses ini dengan menggunakan satu pengontrol atau lebih.

Dalam setiap sistem penghasil suara, penentuan kualitas suara terbaik tergantung dari pengeras suara. Rekaman yang terbaik, dikodekan ke dalam alat penyimpanan yang berkualitas tinggi, dan dimainkan dengan deck dan pengeras


(26)

suara kelas atas, tetap saja hasilnya suaranya akan jelek bila dikaitkan dengan pengeras suara yang kualitasnya rendah. Sistem pada pengeras suara adalah suatu komponen yang membawa sinyal elektronik.

2.7. Microphone

Microphoneadalah salah satu jenis tranduser yang mengubah energi akustik (gelombang suara) menjadi sinyal listrik. Microphone merupakan salah satu alat untuk membantu komunikasi manusia. Microphone dipakai pada banyak alat seperti telepon, alat perekam, alat bantu dengar, dan pengudaraan radio serta televisi. Pada dasarnya microphone berguna untuk membuat suara yang berintensitas rendah menjadi lebih keras. Pemilihan microphone harus dilakukan dengan lebih hati-hati. Hal ini dilakukan untuk mencegah berkurangnya kemampuan microphone dari performa yang optimal. Agar lebih efektif, microphone yang digunakan haruslah seimbang antara sumber suara yang inginkan.

Istilahmicrophoneberasal dari bahasa Yunanimicrosyang berarti kecil dan fon yang berarti suara atau bunyi. Istilah ini awalnya mengacu kepada alat bantu dengar untuk suara berintensitas rendah. Penemuan microphone sangat penting pada masa awal perkembangan telepon. Pada awal penemuannya, microphone digunakan pada telepon, kemudian seiring berkembangnya waktu, microphone digunakan dalam pemancar radio hingga ke berbagai penggunaan lainnya. Penemuan microphone praktis sangat penting pada masa awal perkembangan telepon. Beberapa penemu telah membuat microphone primitif sebelum Alexander Graham Bell.

Karakteristik yang harus diperhatikan ketika akan memilih sebuah microphoneadalah :

1. Prinsip kerjamicrophone

2. Daerah respon frekuaensi suara yang mampu dicuplikmicrophone 3. Output sinyal listrik yang dihasilkanmicrophone


(27)

4. Sudut atau arah pencuplikanmicrophone 5. Bentuk fisikmicrophone

Berikut ini adalah gambar dari diagram sebuahmicrophone.

Gambar 2.16. Bagianmicrophone

Jenis – jenis microphone yang banyak dijumpai dan biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah :

1. Microphonekarbon 2. Microphonereluktansi 3. Microphonekumparan 4. MicrophoneKapasitor 5. MicrophoneElektret 6. MicrophonePiezoelektris 7. MicrophonePita


(28)

28

3.1. Diagram Blok

Sistem ini terdiri dari beberapa blok, blok untuk mengontrol alamat dan blok yang berisi keluaran. Blok untuk mengontrol terdiri dari PC dan perangkat lunak yang digunakan serta rangkaian penguat microphone dan speaker. Sedangkan pada blok keluaran berisi semua komponen keluaran yaitu : penerima, pengeras suara, dan microphone. Gambar 3.1 adalah diagram blok secara keseluruhan dari sistem ini.


(29)

3.2. Diagram Alir

Gambar 3.2, Gambar 3.3, dan Gambar 3.4 menunjukkan diagram alir yang akan digunakan dalam membuat algoritma program untuk mendukung sistem ini.

Gambar 3.2. Diagram Alir Keseluruhan Sistem

Input terletak dari PC yang dikendalikan oleh perangkat lunak yang akan dibangun. Dalam perangkat terdapat pilihan switching untuk mengaktifkan ruangan. Jika sudah terpilih maka data suara akan keluar.


(30)

Inisialisasi Ruangan (Penerima DTMF)

Input

(tombol perangkat lunak) Mulai

Selesai Switching

Pengeras suara Pusat Kontrol

(Perangkat Lunak, Pengeras Suara, danMicrophone)

Kirim Sinyal DTMF

Kirim Sinyal Suara

Gambar 3.3. Diagram Alir Pengiriman Data Suara ke Pengeras suara

Gambar 3.3 merupakan diagram alir yang menggambarkan aliran data suara, dimana aliran ini menunjukkan inisialisasi ruangan yang akan menerima data dari PC.


(31)

Inisialisasi Ruangan (Penerima DTMF)

Input

(tombol perangkat lunak) Mulai

Kirim Sinyal Suara Microphone Kirim Sinyal DTMF

Switching Pusat Kontrol

(Perangkat Lunak, Pengeras Suara, danMicrophone)

Gambar 3.4. Diagram Alir Penerimaan Data Suara dariMicrophone

Gambar 3.4 merupakan diagram alir dari aliran inisialisasi ruangan yang akan digunakan. Dimana aliran ini merupakan pemilihan ruangan. Ruangan mana yang akan diaktifkan agar data suara dari ruangan dapat diterima oleh PC.


(32)

3.3. Perangkat Lunak

Gambar perangkat lunak yang akan digunakan untuk antar muka dengan perangkat keras. Perangkat lunak yang digunakan Visual Basic. Program ini berbasis sistem operasi Windows.

Gambar 3.5. Tampilan Untuk Tab Panel Kontrol

Gambar 3.5 merupakan tampilan untuk tab panel kontrol yang merupakan tampilan awal saat perangkat lunak ini diaktifkan. Tab panel kontrol ini terdiri dari tigagroup box untuk tampilan jam dan kalender yang secara realtimesesuai dengan waktu yang terdapat pada sistem di komputer.

Tab panel kontrol ini juga terdapat tampilan Windows Media Player yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal suara ke pengeras suara yang terdapat di ruangan. Daftar lagu dapat ditambahkan dengan menekan tombol button 1 yang ada pada grup.

Tab panel kontrol ini juga terdapat tombol button 2 yang berfungsi untuk keluar dari sistem perangkat lunak untuk mengontrol audio.


(33)

Gambar 3.6. Tampilan Untuk Tab Pengaturan Waktu

Gambar 3.6 menunjukkan tampilan untuk tab pengaturan waktu, tampilan ini merupakan kontrol waktu supaya sinyal suara dapat terkirim sesuai dengan waktu yang telah diatur. Tampilan ini mempunyai 10 label untuk menginisialisasi pergantian jam.

Pengguna diwajibkan untuk mengisi waktu yang diinginkan, setelah itu melilih jenis suara dengan menekan tombol button 4 sampai button 13 , maka akan muncul kotak dialog dan pengguna memilih jenis suara yang diinginkan.

Tombol button 3 harus ditekan karena tombol ini berfungsi sebagai pewaktu yang berjalan. Saat waktu yang dimasukkan oleh pengguna dan telah diset, secara otomatis jenis suara yang telah dipilih akan menyala apabila waktu yang di set sesuai dengan waktu yang tertera pada tampilan tab panel kontrol grup jam.


(34)

Gambar 3.7. Tampilan Untuk Tab Pengumuman

Gambar 3.7 menunjukkan tampilan untuk tab pengumuman, pada tampilan ini sistem digunakan saat waktu-waktu tertentu. Oleh karena itu disediakan format waktu pada mode dd/mm/yyyy pada text box. Pengguna dapat mengatur kapan jenis suara itu akan menyala.

Sistem ini juga dilengkapi dengan pemilihan jenis suara yang dapat ditambahkan dengan menekan tombol button 14 sampai button 23 . Sistem ini digunakan untuk pengumuman yang bersifat mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan.

Tampilan ini juga berintegrasi dengan tampilan pengaturan waktu. Setelah pengguna mengisi waktu yang ditentukan, pengguna diwajibkan untuk menekan tombol set pada tab setting waktu. Secara otomatis, apabila waktu yang di set sudah sesuai dengan waktu yang tertera pada tab panel kontrol, jenis suara yang di set oleh pengguna akan menyala.


(35)

Gambar 3.8. Tampilan Untuk Tab Pengaturan Ruangan

Gambar 3.8 menunjukkan tampilan untuk pengaturan ruangan, yang merupakan kontrol ruang. Tampilan ini terdiri dari grup dengan ketersediaan banyaknya ruangan. Pada setiap grup memiliki empatbutton untuk mengaktifkan pengeras suara danmicrophone.Grup ini juga dilengkapi denganpicture boxyang menginisialisasi apakah pengeras suara yang aktif ataumicrophoneyang aktif.

3.4. Perangkat Keras

Perancangan perangkat keras ini terbagi menjadi beberapa bagian. Karena sistem ini terbagi dalam beberapa blok, maka perancangan perangkat keras terbagian menjadi 3 bagian yaitu, perancangan rangkaian DTMF (Dual Tone Multiple Frequency), perancangan rangkaian logika pada PLD (Programmable Logic Device), perancangan saklar dan perancangan rangkaian keluaran microphonedan pengeras suara.

3.4.1 Rangkaian DTMF (Dual Tone Multiple Frequency)

Rangkaian DTMF (Dual Tone Multiple Frequency) ini digunakan untuk mengkodekan sinyal yang masuk ke input rangkaian ini. Kode dari keluaran


(36)

DTMF (Dual Tone Multiple Frequency) ini adalah kode berupa biner yang selanjutnya akan diproses kembali oleh PLD (Programmable Logic Design)

Gambar 3.9. Rangkaian Penerima DTMF (Dual Tone Multiple Frequency)

3.4.2 Rangkaian Saklar

Rangkaian saklar berfungsi sebagai pemilihan sambungan ke pengeras suara dan microphone. Dengan sistem saklar seperti ini menyebabkan pengeras suara dan microphone harus saling bergantian untuk aktif. Rangkaian saklar ini menggunakan IC 4066 dengan adanya kontrol saklar. Saklar dikontrol dengan keluaran dari PLD.


(37)

Rangkaian ini merupakan rangkaian yang akan mengatur pengaktif dari pengeras suara dan microphone. Rangkaian ini terdiri flip-flop D yang berfungsi sebagai menyimpan data terakhiryang diberikan oleh PLD (Programmable Logic Device). Selanjutnya bit yang disimpan oelh flip-flop ini akan mengontrol saklar analog dari IC 4066 sebagai saklar analog. Selanjutnya setelah saklar aktif maka salah satu dari pengeras suara ataumicrophoneakan aktif pula.

3.4.3 Rangkaian Pengeras Suara

Gambar 3.11 menunjukkan rangkaian pengeras suara untuk keluaran sistem ini.

Rangkaian ini merupakan rangkaian pengeras suara yang terdapat pada sistem. Rangkaian ini disusun dengan menggunakan OP-AMP yang berfungsi sebagai penguat. Mengaktifkan rangkaian ini terdapat pada rangkaian pengendali saklar.


(38)

Rangkaian ini merupakan bagian yang penting pada sistem ini, karena pada setiap ruangan akan diberikan satu rangkaian penguat pengeras suara ini. Rangkaian ini diharapkan dapat sesuai tanpa terkendala terhadap noise yang tercipta pada hubungan pengkabelan.

3.4.4 RangkaianMicrophone

Gambar 3.12 menunjukkan rangkaian microphone untuk keluaran sistem ini. Rangkaian ini akan aktif dan mengirim suara, apabila saklar yang diatur pada rangkaian saklar telah diaktifkan pada pemilihan Mic Nyala dan Mic Mati.

Rangkaian ini merupakan rangkaianmicrophoneyang terdapat pada sistem. Rangkaian ini disusun dengan menggunakan OP-AMP yang berfungsi sebagai penguat. Mengaktifkan rangkaian ini terdapat pada rangkaian pengendali saklar.

Gambar 3.12. RangkaianMicrophone

Rangkaian ini merupakan bagian yang penting pada sistem ini, karena pada setiap ruangan akan diberikan satu rangkaian microphone. Rangkaian ini diharapkan dapat sesuai tanpa terkendala terhadap noise yang tercipta pada hubungan pengkabelan. Juga tidak terkendala dengan adanya rangkaian penguat pengeras suara yang juga terdapat pada sistem ini.


(39)

3.5. Rangkaian Logika pada PLD (Programmable Logic Device)

Rangkaian perangkat keras untuk membuat sistem switching adalah rangkaian PLD (Programmable Logic Device) ini. Perangkatnya berupa IC DIP dengan tipe 16V8 yang memiliki delapan masukkan dan delapan keluaran. Masukkan PLD ini adalah digit biner yang telah dikodekan oleh DTMF.

Sistem ini diimplementasikan terhadap tiga ruangan. Alamat dari setiap rungan diatur dengan pemrograman. Alamat tersebut ditentukan, untuk membuat persamaan logika yang selanjutnya di program.

Alamat untuk mengaktifkan pengeras suara ruang 1 adalah C12Hdan untuk

mengaktifkan microphone adalah C92H Selanjutnya membuat persamaan

logikanya adalah :

ܳଵ = ܦഥ∙ܥ̅ ∙ܤത∙ܣ

ܳଶ = ܦഥ∙ܥ̅ ∙ܤ∙ܣ̅

ܳ =ܳ∙ܳ

Alamat untuk mengaktifkanmicrophoneruang 1 adalah C92H.

ܳଵ = ܦ∙ܥ̅ ∙ܤത∙ܣ

ܳଶ = ܦഥ∙ܥ̅ ∙ܤ∙ܣ̅

ܳ =ܳଵ∙ܳଶ

Alamat untuk mengaktifkan pengeras suara ruang 2 adalah C13Hdan untuk

mengaktifkan microphone adalah C93H Selanjutnya membuat persamaan

logikanya adalah :

ܳଵ = ܦഥ∙ܥ̅ ∙ܤത∙ܣ

ܳଶ = ܦഥ∙ܥ̅ ∙ܤ∙ܣ

ܳ =ܳ∙ܳ

Alamat untuk mengaktifkan.microphoneruang 2 adalah C93H.

ܳଵ = ܦ∙ܥ̅ ∙ܤത∙ܣ

ܳଶ = ܦഥ∙ܥ̅ ∙ܤ∙ܣ

ܳ =ܳଵ∙ܳଶ

Alamat untuk mengaktifkan pengeras suara ruang 3 adalah C14Hdan untuk

mengaktifkan microphone adalah C94H Selanjutnya membuat persamaan


(40)

ܳଵ = ܦഥ∙ܥ̅ ∙ܤത∙ܣ

ܳଶ = ܦഥ∙ܥ∙ܤത∙ܣ̅

ܳ =ܳଵ∙ܳଶ

Alamat untuk mengaktifkan.microphoneruang 3 adalah C94H.

ܳଵ = ܦ∙ܥ̅ ∙ܤത∙ܣ

ܳଶ = ܦഥ∙ܥ∙ܤത∙ܣ̅


(41)

41

4.1. Pengujian Bagian-bagian Sistem

Gambar 4.1 adalah diagram blok secara keseluruhan dari sistem ini. Sistem ini terdiri dari beberapa blok, blok untuk mengontrol alamat dan blok yang berisi keluaran. Blok untuk mengontrol terdiri dari PC dan perangkat lunak yang digunakan untuk mengirimkan sinyal DTMF

Gambar 4.1 Diagram Blok Master Kontrol

Sedangkan pada blok keluaran berisi semua komponen keluaran yaitu : penerima, pengeras suara, dan microphone. Bagian-bagian dari blok keluaran ini ditempatkan disetiap ruangan. Gambar 4.2 menunjukkan diagram blok keluaran yang berada di setiap ruangan.


(42)

Pengujian dilakukan beberapa tahap sesuai dengan bagian-bagian blok yang terdapat pada sistem ini. Pengujian yang pertama berupa pengujian sinyal DTMF (Dual Tone Multiple Frequency) yang akan diukur oleh osiloskop, pengujian yang kedua adalah pengujian pengkodean DTMF (Dual Tone Multiple Frequency) yang indikatornya berupa empat buah LED. Pengujian yang terakhir berupa pengujian PLD dengan indikator empat buah LED

4.2. Perangkat Lunak

Gambar perangkat lunak yang akan digunakan untuk antar muka dengan perangkat keras. Perangkat lunak yang digunakan Visual Basic. Program ini berbasis sistem operasi Windows.


(43)

Gambar 4.3 merupakan tampilan tab panel kontrol yang merupakan tampilan awal saat perangkat lunak ini diaktifkan. Tab panel kontrol ini terdiri dari tampilan jam dan kalender yang secara realtime sesuai dengan waktu yang terdapat pada sistem di komputer.

Tab panel kontrol ini juga terdapat tampilan Windows Media Player yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal suara ke pengeras suara yang terdapat di ruangan. Daftar lagu dapat ditambahkan dengan menekan tombol tambah yang ada pada grup daftar lagu.

Tab panel kontrol ini juga terdapat tombol keluar yang berfungsi untuk keluar dari sistem perangkat lunak untuk mengontrol audio. Tombol ini juga terdapat pada grup daftar lagu.


(44)

Gambar 4.4 menunjukkan tampilan panel setting waktu, tampilan ini merupakan kontrol waktu supaya sinyal suara dapat terkirim sesuai dengan waktu yang telah di set.

Pengguna diwajibkan untuk mengisi waktu yang diinginkan, setelah itu melilih jenis suara dengan menekan tombol , maka akan muncul kotak dialog dan pengguna memilih jenis suara yang diinginkan.

Tombol set harus ditekan karena tombol ini berfungsi sebagai pewaktu yang berjalan. Saat waktu yang dimasukkan oleh pengguna dan telah diset, secara otomatis jenis suara yang telah dipilih akan menyala apabila waktu yang di set sesuai dengan waktu yang tertera pada tampilan tab panel kontrol grup jam.

Gambar 4.5. Tampilan Tab Pengumuman

Gambar 4.5 menunjukkan tampilan tab pengumuman, pada tampilan ini sistem digunakan saat waktu-waktu tertentu. Oleh karena itu disediakan format


(45)

waktu pada mode dd/mm/yyyy. Pengguna dapat mengatur kapan jenis suara itu akan menyala.

Sistem ini juga dilengkapi dengan pemilihan jenis suara yang dapat ditambahkan dengan menekan tombol . Sistem ini digunakan untuk pengumuman yang bersifat mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan.

Tampilan ini juga berintegrasi dengan tampilan setting waktu. Setelah pengguna mengisi waktu yang ditentukan, pengguna diwajibkan untuk menekan tombol set pada tab setting waktu. Secara otomatis, apabila waktu yang di set sudah sesuai dengan waktu yang tertera pada tab panel kontrol, jenis suara yang di set oleh pengguna akan menyala.

Gambar 4.6. Tampilan Tab Pengaturan Ruangan

Gambar 4.6 menunjukkan tampilan setting ruangan yang merupakan kontrol ruang yang akan tidak aktifkan. Tampilan ini terdiri dari grup dengan ketersedian


(46)

banyaknya ruangan. Setiap grup memiliki dua tombol tombol monitor dan tombol Speaker.

4.3. Pengujian Sinyal DTMF (Dual Tone Multiple Frequency)

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan osiloskop untuk mengetahui gelombang yang keluar dari sinyal DTMF (Dual Tone Multiple Frequency) satu per satu selanjutnya pengujian dilakukan dengan penggunaan perangkat lunak sistem ini. Gambar 4.7 merupakan gambar sinyal-sinyal DTMF (Dual Tone Multiple Frequency) yang berasal dari setiap digit.

Pada gambar 4.7, gambar 4.8, dan gambar 4.9 menunjukkan gambar sinyal yang dikeluarkan oleh setiap digit DTMF (Dual Tone Multiple Frequency) dimana sinyal yang berwarna kuning merupakan bentuk gelombang dari frekuensi rendah dan bentuk gelombang yang berwarna biru menunjukkan frekuensi tinggi.


(47)

Gambar 4.8 Sinyal Digit DTMF (Dual Tone Multiple Frequency) 7 - #

FLOW= 697 Hz FHIGH=1633 Hz

Digit A

FLOW= 770 Hz FHIGH=1633 Hz

Digit B

FLOW= 852 Hz FHIGH=1633 Hz

Digit C

FLOW= 941 Hz FHIGH=1633 Hz

Digit D


(48)

Pengujian selanjutnya dilakukan dengan menggunakan osiloskop untuk mengetahui gelombang yang keluar dari sinyal DTMF yang dihasilkan pada perangkat lunak sistem ini. Setiap tombol yang tertera pada perangkat lunak sistem ini kemudian diukur dan menghasilkan gelombang yang terdapat pada gambar

Gambar 4.10 Perangkat Lunak Sistem

Gambar 4.11 sampai gambar 4.16 merupakan gelombang yang dihasilkan dari tombol speker nyala, speaker mati, mic nyala, dan mic mati yang ada pada perangkat lunak yang telah dibangun. Sinyal ini dihasilkan dari penambahan dua frekuensi pada pembangkit sinyal DTMF. Sinyal yang dihasilkan oleh tombol-tombol DTMF akan masuk ke rangkaian enkoder DTMF.


(49)

Gambar 4.11 Sinyal Tombol Monitor Ruang 1

Gambar 4.12 Sinyal Tombol Speaker Ruang 1


(50)

Gambar 4.14 Sinyal Tombol Speaker Ruang 2

Gambar 4.15 Sinyal Tombol Monitor Ruang 3

Gambar 4.16 Sinyal Tombol Speaker Ruang 3

4.4. Pengujian Pengkodean DTMF (Dual Tone Multiple Frequency)

Pengujian pengkodean DTMF ini menggunakan Line Out Speaker dari PC dan dihubungkan dengan rangkaian dekoder DTMF. Diagram blok dari pengujian ini ditunjukkan oleh gambar 4.12, sedangkan rangkaian decoder DTMF


(51)

ditunjukkan oleh gambar 4.13. Pengujian ini menggunakan indikator empat buah LED yang menandakan keluaran D0, D1, D2, dan D3 yang berupa digit biner 1 dan 0. Angka 1 menunjukkan bahwa LED akan menyala, sedangkan angka 0 menunjukkan LED akan mati.

Gambar 4.17 Diagram Blok Pengujian Pengkodean DTMF

Gambar 4.18 Gambar Rangkaian Dekoder DTMF

Kemudian diuji dengan menggunakan line out speaker dari sebuah PC dengan pembangkit sinyal yang terdapat pada software DIAL DTMF seperti pada gambar 4.14 berikut.


(52)

Penekanan tombol pada perangkat lunak pembangkit sinyal DTMF akan mengubah nyala LED sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh dekoder. Tabel 4.1 menunjukkan hasil yang diperoleh dari pengujian ini.

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Dekoder DTMF

Button D0 D1 D2 D3

1 0 0 0 1

2 0 0 1 0

3 0 0 1 1

4 0 1 0 0

5 0 1 0 1

6 0 1 1 0

7 0 1 1 1

8 1 0 0 0

9 1 0 0 1

0 1 0 1 0

# 1 0 1 1

* 1 1 0 0

A 1 1 0 1

B 1 1 1 0

C 1 1 1 1

D 0 0 0 0

Tabel 4.1 adalah hasil dekoder keluaran rangkaian DTMF, hasil dekoder pada tabel ini sesuai dengan tabel frekuensi yang terdapat pada datasheet MT8870 yang merupakan IC dekoder sinyal DTMF (lampiran A-1).

4.5. Pengujian PLD

Pengalamatan setiap ruangan menggunakan PLD (Programmable Logic Device) yang diprogram oleh user. Pengujian dilakukan dengan menambahkan empat buah switch pada masukkan dan keluaran berupa indikator tiga buah led. Gambar 4.15 merupakan diagram blok pengujian PLD dan gambar 4.16 merupakan gambar rangkaian yang telah di program dari perancangan persamaan yang terdapat pada perancangan yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Pada tabel


(53)

Gambar 4.20 Diagram Blok Pengujian PLD

Hasil pengujian PLD ditunjukkan pada tabel 4.2 untuk ruang 1, tabel 4.3 untuk ruang 2, dan tabel 4.4 untuk ruang 3.

Tabel 4.2 Analisa PLD Ruang 1

Masukan Masukan Kode Biner Output

LED 3 Keterangan

1 2 3 1 2 3

C 1 2 1111 0001 0010 1 Speaker aktif

C 1 2 1111 0001 0010 0 Speaker tidak

aktif

C 9 2 1111 1001 0010 1 Mikrofon

aktif

C 9 2 1111 1001 0010 0 Mikrofon

tidak aktif

Tabel 4.3 Analisa PLD Ruang 2

Masukan Masukan Kode Biner Output

LED 3 Keterangan

1 2 3 1 2 3

C 1 3 1111 0001 0011 1 Speaker aktif

C 1 3 1111 0001 0011 0 Speaker tidak

aktif

C 9 3 1111 1001 0011 1 Mikrofon aktif

C 9 3 1111 1001 0011 0 Mikrofon

tidak aktif

Tabel 4.4 Analisa PLD Ruang 3

Masukan Masukan Kode Biner Output

LED 3 Keterangan

1 2 3 1 2 3

C 1 4 1111 0001 0100 1 Speaker aktif

C 1 4 1111 0001 0100 0 Speaker tidak

aktif

C 9 4 1111 1001 0100 1 Mikrofon aktif

C 9 4 1111 1001 0100 0 Mikrofon


(54)

Tabel diatas menunjukkan apabila ada masukkan yang tidak sesuai dengan alamat menyebabkan mikrofon atau speaker tidak aktif. Masukan berupa penekanan switch dimana masukan 1 berupa penekanan pertama, masukan dua berupa penekanan kedua, dan masukkan ke tiga berupa penekanan untuk ke tiga kalinya.

Masukan yang sesuai dengan program IC DIP 16V8 akan mengaktifkan speaker dan mikrofon. Sistem inilah yang digunakan untuk mengaktikan salah satu ruangan yang dikehendaki oleh pengguna. Tabel diatas menunjukkan tiga kali masukan, agar terdapat masukkan flip flop D untuk menahan data. Awal masukkan berupa digit F (1111b) berfungsi untuk menghapus data sementara pada

flip flop D.

Dari hasil pengujian diatas dapat di lihat pada gambar 4.16 merupakan rangakaian dalam pada PLD yang telah diprogram.

Gambar 4.21 Rangkaian Dalam PLD

4.6. Pengujian Keseluruhan

Selanjutnya dilakukan pengujian pada seluruh sistem yang telah dibangun. Pengujian ini dilakukan di rumah penulis dengan waktu selama 5 hari dengan interval waktu 12 jam. Hasilnya akan ditampilkan pada tabel 4.5. Sistem ini dalam keadaan selalu aktif.


(55)

Tabel 4.5 Analisa Keseluruhan Sistem pada Ruangan Tanggal 11 Juli 2011

Waktu Ruang 1 Ruang 2 Ruang 3

speaker mic speaker mic speaker mic

13.00 normal normal normal

16.00 normal normal normal

19.00 normal normal normal normal

22.00 normal normal normal normal normal

Tabel 4.6 Analisa Keseluruhan Sistem pada Ruangan Tanggal 12 Juli 2011

Waktu Ruang 1 Ruang 2 Ruang 3

speaker mic speaker mic speaker mic

06.00 normal normal normal

09.00 normal normal normal

12.00 normal normal normal

15.00 normal normal normal

18.00 normal normal normal normal normal normal

Tabel 4.7 Analisa Keseluruhan Sistem pada Ruangan Tanggal 13 Juli 2011

Waktu Ruang 1 Ruang 2 Ruang 3

speaker mic speaker mic speaker mic

06.00 normal normal normal

09.00 normal normal normal

12.00 normal normal normal

15.00 normal tidak

normal

normal

18.00 normal normal normal normal normal normal

Tabel 4.8 Analisa Keseluruhan Sistem pada Ruangan Tanggal 14 Juli 2011

Waktu Ruang 1 Ruang 2 Ruang 3

speaker mic speaker mic speaker mic

06.00 normal normal normal normal

09.00 normal normal normal

12.00 normal normal normal

15.00 normal normal normal

18.00 normal normal normal normal normal

Tabel 4.9 Analisa Keseluruhan Sistem pada Ruangan Tanggal 15 Juli 2011

Waktu Ruang 1 Ruang 2 Ruang 3

speaker mic speaker mic speaker mic

06.00 normal normal normal normal

09.00 normal normal normal

12.00 normal normal normal

15.00 normal normal normal


(56)

Tabel 4.5 sampai tabel 4.9 menunjukkan pengujian terhadap seluruh sistem. Sistem ini diimplementasikan terhadap 3 ruangan. Pada tabel tertera waktu yang menunjukkan alarm diaktifkan yang diatur oleh perangkat lunak sistem ini. Keadaan ini terjadi saat speaker dalam keadaan aktif tetapi dari sumber suara tidak mengirimkan data suara. Data suara akan terkirim apabila waktu yang ditentukan telah menunjukkan waktu yang sesuai dengan pengaturan waktu oleh pengguna yang diatur pada tab pengaturan waktu yang ditentukan per 3 jam.

Keadaan normal menunjukkan bahwa musik yang keluar dari perangkat lunak dapat terdengar seperti biasa. Keadaan yang tidak normal adalah keadaan dimana pengeras suara aktif dengan sendirinya, karena musik yang di set sesuai dengan sinyal frekuensi pengalamatan pada ruang 2.

Karena sinyal untuk pengalamatan dan sinyal untuk mengirimkan musik dalam satu jalur, jadi dapat saja pengeras suara aktif dengan sendirinya. Karena sinyal yang dideteksi sesuai dengan alamatnya.


(57)

57

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diambil dari pengujian dan analisa sistem ini adalah : 1. Sistem ini dapat digunakan secara otomatis yang dikontrol melalui perangkat

lunak yang telah dibangun, yaitu dengan Visual Basic 2008.

2. Sinyal DTMF (Dual Tone Multiple Frequency) yang merupakan penggabungan dua frekuensi, frekuensi rendah dan frekuensi tinggi, dimana sinyal dari frekuensi tersebut digunakan untuk pengalamatan setiap ruangan yang ditunjukkan pada gambar 4.6. sampai 4.11. yang dibangkitkan dari perangkat lunak yang dibangun pada PC.

3. Keluaran PLD (Programmable Logic Device) merupakan masukan untuk kontrol switch analog yang dihubungkan dengan pengeras suara dan microphone.

4. Batasan ruangan yang dapat digunakan pada sistem ini tergantung dari banyaknya sinyal untuk pengalamatan. Dengan menggunakan peluang dengan kombinasi nCr, dimana n adalah digit sinyal DTMF (Dual Tone Multiple

Frequency) dan r adalah banyaknya sinyal digit yang digunakan untuk pengalamatan. Pada sistem ini digunakan dua digit sinyal DTMF (Dual Tone Multiple Frequency), sehingga kemungkinan ruangan yang dapat menggunakan sistem ini adalah :14C2= 91 ruangan.

5. Pada tabel 4.7 masih terdapat keadaan yang tidak normal dimana pengeras suara dapat aktif dengan sendirinya. Hal tersebut dapat disebabkan karena adanya sinyal frekuensi yang berdekatan dengan sinyal lain. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara membuat pengalamatan ruang yang tidak saling berdekatan. Untuk mencapai hasil terbaik maka tiap pengalamatan ruangan harus dibuat perbedaan sinyal DTMF yang tidak terlalu dekat.


(58)

5.2 Saran

Saran yang dipertimbangkan untuk pengembangan sistem ini adalah :

1. Sinyal DTMF (Dual Tone Multiple Frequency) dapat dibangkitkan dari rangkaian pemancar DTMF (Dual Tone Multiple Frequency) agar suara yang masuk tidak dideteksi sebagai sinyal dengan frekuensi yang sama dengan pengalamatan pada rangkaian penerima DTMF (Dual Tone Multiple Frequency).

2. Untuk kontrol monitoring pada setiap ruangan dapat dalam mode teleconference sehingga antara master kontrol dan ruangan dapat saling berkomunikasi secara langsung.


(59)

iii

jarang sekali tersentuh oleh teknologi. Ini juga ditunjang dengan kurangnya pemerataan fasilitas yang digunakan pada setiap institusi. Penggunaan fasilitas sekolah seperti penggunaan bel, tanda, atau pengumuman masih dioperasikan secara manual. Sistem audio ini membuat bel, tanda, atau pengumuman yang dioperasikan secara manual menjadi otomatis. Sinyal audio ini di kontrol dengan teknik switching. Teknik switching yang digunakan adalah teknik switching analog.Switchinganalog ini dapat menggunakan switch atau berupa ICswitching. Teknik switching ini digunakan untuk mengatur pengaktifan speaker dan microphone. Speaker danmicrophoneini akan terpasang pada setiap ruangan.

Perangkat lunak menggunakan Visual Basic 2008 yang membangkitkan sinyal DTMF yang berfungsi sebagai alamat setiap ruangan. Sinyal DTMF ini selanjutnya dikodekan dan masuk ke PLDs untuk mengontrol pengaktifan pengeras suara atau microphone. Implementasinya pengeras suara atau microphone yang terdapat pada setiap ruangan dapat diatur oleh pengguna yang ada di ruangan tertentu sebagai pusatnya.

Melalui perangkat lunak yang dibangun pada sistem ini, semua suara yang dikirimkan oleh pusat dapat terdengar oleh setiap ruangan atau ruangan yang diaktifkan saja oleh pengguna. Suara dari ruangan juga dapat terdengar oleh pusat dengan mengaktifkan microphone yang terdapat pada setiap ruangan. Dengan menggunakan kombinasi peluang yaitu nCr , ditentukan digit sinyal DTMF (n)

adalah 14 dan banyaknya sinyal digit yang digunakan untuk pengalamatan (r) adalah sebanyak 2 digit, maka akan didapatkan kemungkinan ruangan yang dapat dihasilkan adalah sebanyak 91 ruangan. Untuk mencapai hasil terbaik maka tiap pengalamatan ruangan harus dibuat perbedaan sinyal DTMF yang tidak terlalu dekat.


(60)

iv

by the appropriate technology. This is also supported by the lack of equalization of facilities used at each institution. The use of school facilities are still operated manually. Through a technology that is currently evolving, the audio system is introduced early on sought to appropriate technology. Where appropriate technologies can facilitate the school or institution that has a lot of room. This audio system made the sign orannouncement that is still operated manually to be automated.

Audio signal is in control with a switching technique. Switching technique used is an analog switching techniques. Analog switching can use a switch or a switching. IC is used to regulate the activation of the speakers and microphone. Speaker and microphone will be installed in each room.

Software using Visual Basic 2008 that generates the DTMF signal that serves as the address of each room. DTMF signal is then encoded and entered the PLDs to control the activation of the speakers or microphone. Implementation is the speaker or microphone is present in every room can be set by the user.


(61)

Disusu Program Studi Sist

S

JU

FAKULTA

UNIVER

TUGAS AKHIR

susun untuk memenuhi syarat kelulusan pada istem Komputer Strata Satu di Jurusan Tek

Oleh

Aprianti Putri Sujana NIM : 10207092

Pembimbing

Susmini Indriani Lestariningati, M.T. Hidayat, S.Kom., M.T.

JURUSAN TEKNIK KOMPUTER

LTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPU

VERSITAS KOMPUTER INDONESI

BANDUNG

2011

ada

eknik Komputer

UTER

ESIA


(62)

59

[1] Budiharto, Widodo. Kendali Cerdas Berbasis SMS/WEB/TCP-IP.Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2009.

[2] Corporation, Lattice Semiconductor.GAL 16V8 Device Datasheet.Lattice Semiconductor Corporation, 2010.

[3] Corporation, MITEL.MT88L70.MITEL Corporation.

[4] Kurniawan, Dayat. Aplikasi Elektronika dengan Visual C# 2008 Express Edition.Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2010.

[5] Ronald J. Tocci, Neal S. Widmer. Digital System Principle and Application 8th.New Jersey: Prentice Hall, 2001.

[6] STMicroelectronics.HCF4066B.STMicroelectronics, 2001.

[7] Suhata, S.T. Aplikasi Mikrokontroler Sebagai Pengendali Peralatan Elektronik via Line Telepon.Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2005.


(63)

Tempat, Tanggal Lahir : Cimahi, 6 April 1988

Alamat : Komp. Aneka Bhakti Jl. Kusuma Bhakti NO.11 RT.05 RW.XI Cimahi 40532

NomorTelepon : 081320528064

Agama : Islam

E-Mail : kerembiet_m5@yahoo.com

PENDIDIKAN FORMAL

1993 – 1994 : RA Warga Bhakti 1994 – 2000 : SD Negeri Utama II 2000 – 2003 : SLTP Negeri 2 Cimahi 2003 – 2007 : SMK Negeri 1 Cimahi

2007 – sekarang : Universitas Komputer Indonesia PENDIDIKAN NON FORMAL

-PENGALAMAN BERORGANISASI

2007 – 2008 : Sie. Wirausaha Perisai Diri UPI

2008 – 2009 : Divisi OKP HIMA TEKKOM

2009 – Sekarang : Ketua HIMA TEKKOM


(64)

v

Untaian puji serta syukur diiringi sujud kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan karunia, inayah dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Shalawat serta salam, semoga senantiasa tercurah kepada sang pemimpin tauladan Rasulullah Muhammad saw., juga kepada keluarga, para sahabat, serta para pengikutnya yang meniti jalan perjuangannya hingga hari akhir.

Adapun judul dari tugas akhir ini adalah Kontrol Audio Berbasis PLD (Programmable Logic Design) Dan Visual Basic. Tujuan dari pembuatan laporan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata-1 di jurusan Teknik Komputer, Universitas Komputer Indonesia.

Selama melaksanakan tugas akhir dan penyusunan laporan akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik material maupun spiritual. Penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Sri Nurhayati, S.Si, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Komputer. 2. Susmini Indriani Lestariningati, M.T. , sebagai pembimbing I penulis. 3. Hidayat, S.Kom., M.T. , sebagai pembimbing II penulis.

4. Seluruh Staff Dosen Teknik Komputer. 5. Seluruh Karyawan Teknik Komputer.

6. Kedua orang tua penulis, Sri Gantini dan Ejon Sujana, yang selalu membantu setiap saat.

7. Sahabat terbaik penulis Aris Suhendar, yang selalu setia membantu penulis. 8. Teman-teman penulis angkatan 2007.

9. Serta semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan karya tulis ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.


(65)

vi

untuk melengkapi dan menyempurnakan serta untuk mengembangkannya. Dengan mengharap Ridho Allah SWT. mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan juga pembaca pada umumnya. Amien.

Bandung, Juli 2011 Aprianti Putri Sujana


(1)

iv

ABSTRACT

Environmental education both primary and secondary levels are rarely touched by the appropriate technology. This is also supported by the lack of equalization of facilities used at each institution. The use of school facilities are still operated manually. Through a technology that is currently evolving, the audio system is introduced early on sought to appropriate technology. Where appropriate technologies can facilitate the school or institution that has a lot of room. This audio system made the sign orannouncement that is still operated manually to be automated.

Audio signal is in control with a switching technique. Switching technique used is an analog switching techniques. Analog switching can use a switch or a switching. IC is used to regulate the activation of the speakers and microphone. Speaker and microphone will be installed in each room.

Software using Visual Basic 2008 that generates the DTMF signal that serves as the address of each room. DTMF signal is then encoded and entered the PLDs to control the activation of the speakers or microphone. Implementation is the speaker or microphone is present in every room can be set by the user.


(2)

KONTROL A

LOG

Disusu Program Studi Sist

S

JU

FAKULTA

UNIVER

AUDIO BERBASIS PLD (

PROGRAMMAB

GIC DEVICE

) DAN VISUAL BASIC

TUGAS AKHIR

susun untuk memenuhi syarat kelulusan pada istem Komputer Strata Satu di Jurusan Tek

Oleh

Aprianti Putri Sujana NIM : 10207092

Pembimbing

Susmini Indriani Lestariningati, M.T. Hidayat, S.Kom., M.T.

JURUSAN TEKNIK KOMPUTER

LTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPU

VERSITAS KOMPUTER INDONESI

BANDUNG

2011

RAMMABLE

SIC

ada eknik Komputer

UTER

ESIA


(3)

59

DAFTAR PUSTAKA

[1] Budiharto, Widodo. Kendali Cerdas Berbasis SMS/WEB/TCP-IP.Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2009.

[2] Corporation, Lattice Semiconductor.GAL 16V8 Device Datasheet.Lattice Semiconductor Corporation, 2010.

[3] Corporation, MITEL.MT88L70.MITEL Corporation.

[4] Kurniawan, Dayat. Aplikasi Elektronika dengan Visual C# 2008 Express Edition.Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2010.

[5] Ronald J. Tocci, Neal S. Widmer. Digital System Principle and Application 8th.New Jersey: Prentice Hall, 2001.

[6] STMicroelectronics.HCF4066B.STMicroelectronics, 2001.

[7] Suhata, S.T. Aplikasi Mikrokontroler Sebagai Pengendali Peralatan Elektronik via Line Telepon.Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2005.


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Aprianti Putri Sujana Tempat, Tanggal Lahir : Cimahi, 6 April 1988

Alamat : Komp. Aneka Bhakti Jl. Kusuma Bhakti NO.11 RT.05 RW.XI Cimahi 40532

NomorTelepon : 081320528064

Agama : Islam

E-Mail : kerembiet_m5@yahoo.com

PENDIDIKAN FORMAL

1993 – 1994 : RA Warga Bhakti 1994 – 2000 : SD Negeri Utama II 2000 – 2003 : SLTP Negeri 2 Cimahi 2003 – 2007 : SMK Negeri 1 Cimahi

2007 – sekarang : Universitas Komputer Indonesia PENDIDIKAN NON FORMAL

-PENGALAMAN BERORGANISASI

2007 – 2008 : Sie. Wirausaha Perisai Diri UPI 2008 – 2009 : Divisi OKP HIMA TEKKOM 2009 – Sekarang : Ketua HIMA TEKKOM


(5)

v

KATA PENGANTAR

Untaian puji serta syukur diiringi sujud kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan karunia, inayah dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Shalawat serta salam, semoga senantiasa tercurah kepada sang pemimpin tauladan Rasulullah Muhammad saw., juga kepada keluarga, para sahabat, serta para pengikutnya yang meniti jalan perjuangannya hingga hari akhir.

Adapun judul dari tugas akhir ini adalah Kontrol Audio Berbasis PLD (Programmable Logic Design) Dan Visual Basic. Tujuan dari pembuatan laporan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata-1 di jurusan Teknik Komputer, Universitas Komputer Indonesia.

Selama melaksanakan tugas akhir dan penyusunan laporan akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik material maupun spiritual. Penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Sri Nurhayati, S.Si, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Komputer. 2. Susmini Indriani Lestariningati, M.T. , sebagai pembimbing I penulis. 3. Hidayat, S.Kom., M.T. , sebagai pembimbing II penulis.

4. Seluruh Staff Dosen Teknik Komputer. 5. Seluruh Karyawan Teknik Komputer.

6. Kedua orang tua penulis, Sri Gantini dan Ejon Sujana, yang selalu membantu setiap saat.

7. Sahabat terbaik penulis Aris Suhendar, yang selalu setia membantu penulis. 8. Teman-teman penulis angkatan 2007.

9. Serta semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan karya tulis ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.


(6)

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis meminta maaf apabila dalam penyusunan karya tulis ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk hasil yang lebih baik, untuk melengkapi dan menyempurnakan serta untuk mengembangkannya. Dengan mengharap Ridho Allah SWT. mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan juga pembaca pada umumnya. Amien.

Bandung, Juli 2011 Aprianti Putri Sujana