15
1.5.6. Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh dapat diartikan sebagai ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek, daerah atau fenomena melalui
analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji Lillesand Kiefer, 1999 dalam
Sutanto, 1986 mengutarakan definisi penginderaan jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang
bumi. Informasi tersebut khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi. Menurut Sutanto, 1986,
Sistem penginderaan jauh terdiri atas beberapa komponen dan interaksi antar komponen. Rangkaian komponen tersebut meliputi: sumber tenaga, atmosfer,
objek, sensor, serta perolehan data dan penggunaan data. Selama beberapa dasawarsa ini penginderaan jauh berkembang dengan
pesat. Hal ini disebabkan karena aktivitas dengan menggunakan penginderaan jauh telah banyak dilakukan, yang pada gilirannya tentu saja akan semakin
mendorong pengembangan-pengembangan dalam penggunaan sistem penginderaan jauh itu sendiri, baik dari segi teknis peralatan maupun dari
sumberdaya manusianya Sutanto, 1996. Komponen berupa objek, fenomena, atau keadaan permukaan bumi
yang sangat bervariasi. Setiap kenampakan di permukaan bumi dapat dilacak informasinya karena setiap objek memiliki karateristik spektral tersendiri
dalam interaksinya dengan tenaga yang mengenainya, sehingga menimbulkan perbedaan jumlah tenaga yang dipantulkan. Sensor yang terpasang pada
wahana, fungsinya sebagai alat perekam tenaga alam sistem penginderaan jauh. Setiap sensor memiliki resolusi spektral, yaitu kepekaan sensor terhadap
bagian spektrum elektromagnetik tertentu, dan resolusi spasial yang berbeda. Perbedaan kedua hal ini sangat berpengaruh pada kualitas citra penginderaan
jauh yang dihasilkan Sutanto, 1996.
16
1.5.7. Transformasi Indeks Vegetasi