1.2. Rumusan Masalah
Letusan Gunungapi Merapi yang terjadi pada tahun 2010 adalah letusan dengan indeks  kualitas  letusan  terbesar  sejak  tahun  1872.  Letusan  ini  telah  memuntahkan
material  yang mencapai  150 Juta m
3
. Muntahan material  tersebut  telah mengakibatkan
kerusakan di berbagai sisi lereng Gunungapi Merapi.
Salah  satu  hasil  muntahan  material  Gunungapi  Merapi  telah  mengakibatkan banjir  lahar  di  Kabupaten  Magelang  yang  berada  di  lereng  barat  Gunungapi  Merapi.
Menurut  Surono  2011,  banjir  lahar  yang  terjadi  di  Magelang  belum  mencapai sepertiga  dari  jumlah  material  yang  dimuntahkan.  Banjir  lahar  yang  mengalir  melalui
sungai  yang  berhulu  di  Gunungapi  Merapi  telah  meluap  hingga  menggenangi permukiman  warga  dan  menimbulkan  kerusakan  yang  luar  biasa.  Kerusakan  ini
diakibatkan oleh material banjir lahar yang tak hanya berisi pasir namun juga berisi batu dengan ukuran yang besar. Pada kejadian erupsi Gunungapi Merapi 2010, tidak semua
sungai yang berhulu di Gunungapi Merapi, terutama yang berada di lereng sebelah barat dan  dialiri  banjir  lahar  mengakibatkan  kerusakan  permukiman,  melainkan  hanya  Kali
Putih  dan  Pabelan  saja.  Kedua  sungai  ini  mengakibatkan  kerusakan  permukiman  di Kecamatan  Salam,  Ngluwar,  Mungkid  dan  Muntilan.  Berdasarkan  hal  itu,  penelitian
dilakukan di keempat kecamatan tersebut.
Inventarisasi kerusakan permukiman akibat banjir lahar dapat dilakukan dengan menggunakan  sistem  informasi  geografis  dan  penginderaan  jauh.  Integrasi  keduanya
dapat  menghasilkan  pemetaan  dengan  skala  besar  sehingga  dapat  memudahkan  dalam proses  penggalian  informasi  mengenai  perbedaan  tingkat  kerusakan  permukiman.
Berdasarkan hal tersebut maka pada penelitian ini dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu :
1. bagaimana agihan keruangan luapan banjir lahar ? dan
2. bagaimana  tingkat  kerusakan  permukiman  yang  terkena  banjir  lahar  di  daerah
penelitian ?
1.3. Tujuan Penelitian