1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang M asalah
M anajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak menget ahui informasi int ernal dan prospek perusahaan di masa yang akan dat ang
dibandingkan pemilik pemegang saham. M anajer berkew ajiban memberikan pengungkapan informasi akunt ansi sepert i laporan keuangan. Laporan keuangan
khususnya informasi laba merupakan salah sat u paramet er yang di gunakan sebagai dasar invest asi. Sebagaimana diungkapkan oleh St andard Financial
Account ing Concept SFAC-1 1987, bahw a informasi laba merupakan perhat ian
ut ama bagi invest or dan kredit or sert a pihak-pihak lain yang berkepent igan dalam pengambilan keput usan ekonomi di bidang invest asi. M enurut PSAK no 1,
informasi laba diperlukan unt uk menilai perubahan pot ensi sumber daya ekonomis yang mungkin dapat dikendalikan di masa depan, meng hasilkan arus
kas dari sumber daya yang ada dan unt uk perumusan pert imbangan t ent ang efekt ivit as perusahaan dalam memanf aat kan t ambahan sumber daya IAI, 2010.
Kepercayaan invest or t erhadap laporan keuangan yang dipublikasikan juga dipengaruhi oleh keandalan informasi yang diberikan oleh laporan keuangan.
Roychow dhury 2006 menyat akan bahw a campur t angan manager dalam proses pelaporan keuangan t idak hanya melalui met ode- met ode at au
est im asi-est imasi akunt ansi saja t et api juga dapat dilakukan melalui keput usan-
2
kept usan yang berhubungan dengan kegiat an operasional. Lebih lanjut , manager juga memiliki kesempat an unt uk memanipulasi akt ivit as-akt ivit as
real selama t ahun berjalan unt uk memenuhi t arget laba. Scot t 2000 menyat akan bahw a perusahaan mempunyai banyak kont rak,
misalnya kont rak kerja ant ara perusahaan dengan para manajernya dan kont rak pinjaman ant ara perusahaan dengan kredit urnya. Kont rak kerja yang dimaksud
adalah kont rak kerja ant ara pemilik modal dengan manajer perusahaan. Dimana ant ara manajer agent dan pemilik principal ingin memaksimumkan ut ilit y
masing-masing dengan informasi yang dimiliki. Dalam t eori keagenan agency t heory, hubungan agensi muncul ket ika
sat u orang at au lebih principal memperkerjakan orang lain agent unt uk memberikan suat u jasa dan kemudian mendelegasikan w ew enang pengambilan
keput usan kepada agent t ersebut . Hubungan ant ara principal dan agent dapat mengarah pada kondisi ket idakseimbangan informasi asymmet rical informat ion
karena agent berada pada posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak t ent ang perusahaan dibandingkan dengan principal . Dengan asumsi bahw a
individu-individu bert indak unt uk memaksimalkan kepent ingan diri sendiri, maka dengan informasi asimet ri yang dimilikinya akan mendorong agent unt uk
menyembunyikan beberapa informasi yang t idak diket ahui principal . Dalam kondisi yang asimet ri t ersebut , agent dapat mempengaruhi angka-angka
akunt ansi yang disajikan dalam laporan keuangan dengan cara melakukan manajemen laba.
3
M anajemen laba earning management adalah suat u perekayasaan laba yang dilakukan oleh manajer. Fenomena t ent ang manajemen laba memang
sangat menarik perhat ian para penelit i unt uk dikaji. M anajemen laba berhubungan erat dengan t ingkat perolehan laba earning at au prest asi suat u
perusahaan sehingga t idak mengherankan bila manajer sering berusaha menonjolkan prest asinya melalui t ingkat keunt ungan at au laba yang dicapai.
Perusahaan akan melakukan manajemen laba dengan pola menaikkan laba income increasing pada saat laba perusahaan t urun. Berbeda dengan pada
saat perusahaan akan melaporkan pajak, perusahaan akan melakukan manajemen laba dengan pola menurunkan laba income decreasing agar pajak
yang dibayarkan t idak t erlalu besar. Scott 2000:296 di dalam bukunya yang berjudul “ Financial Accout ing
Theory” mengat akan pilihan kebijakan akunt ansi yang dilakukan manajer dengan
t ujuan spesifik t ert ent u disebut manajemen laba. M anajemen laba earni ngs management
merupakan fenomena yang sulit dihindari karena fenomena ini merupakan dampak dari penggunaan dasar akrual dalam penyusunan laporan
keuangan. M anajemen laba t erjadi ket ika manajer m enggunakan penilaian dalam
pelaporan keuangan dan dalam pencat at an t ransaksi unt uk mengubah laporan keuangan baik menyesat kan beberapa st akeholder t ent ang kinerja ekonomi yang
mendasari perusahaan at au unt uk mempengaruhi hasil kont rakt ual yang bergant ung pada angka akunt ansi yang dilaporkan, Healy dan Wahlen 1999
4
dalam Subekt i, Kee dan Ahmad 2010. Dalam hal ini menajemen laba dianggap sebagai t indakan yang menyesat kan.
Penelit ian mengenai manajemen laba t elah banyak dilakukan sebelumnya dengan berbagai alt ernat if met ode pendekat an. Ada beberapa pendekat an
dalam manajemen laba yait u manajemen laba dengan pendekat an akrual dan pendekat an riil. Kebanyakan penelit ian manajemen laba t erdahulu hanya
memfokuskan pada t eknik manajemen laba berbasis akrual accrual -based earnings management
Roychow dhury, 2006; Cohen dan Zarow in, 2010. Penelit ian dengan met ode akrual sudah banyak dilakukan oleh penelit i ant ara
lain, Gul dan Tsui, 2001; Louis dan Robinson, 2005; Aviant i, 2006; Khaled
Aljifri, 2007; Ujiyant ho dan Pramuka, 2007; Baharuddin dan Sat yanugraha, 2008; Hast ut i dan Hut ama, 2010; Fauziyah, 2011; Prasnow o, 2011.
Penelit ian akunt ansi yang mengambil kesimpulan t ent ang manajemen laba dengan hanya mendasarkan pada pengat uran akrual saja mungkin menjadi
t idak valid Roychow dhury, 2006. Beberapa penelit ian manajemen laba t erkini menyat akan pent ingnya memahami bagaimana perusahaan melakukan
manajemen laba melalui manipulasi akt ivit as riil selain manajemen laba berbasis akrual Roychow dhury, 2006; Gunny, 2005;; Cohen et al., 2008; Cohen dan
Zarow in, 2010. Hasil survey Graham, Harvey dan Rajgopal 2005 menemukan bukt i kuat
bahw a manajemen puncak sebagai responden jauh lebih bersedia unt uk t erlibat dalam manajemen laba r iil real earnings management daripada manajemen
5
akrual unt uk mencapai t arget laba. Zang 2006 menunjukkan bukt i empiris bahw a t indakan manajemen laba riil dilakukan sebelum manajemen laba
berbasis akrual.. M odel pengukuran manajemen laba akrual ini oleh beberapa penelit i
dianggap masih belum dapat mengungkapkan kondisi yang lengkap t ent ang prakt ik manajemen laba karena model t ersebut mengabaikan hubungan ant ara
t ransaksi arus kas dan akrual Dechow et al. 1995, Guay et al. 1996, Kot hari et al. 2005, Subramanyam 1996, Kot hari 2001, Subekt i, Wijayant i dan Akhmad 2010.
Adanya berbagai krit ikan t erhadap met ode akrual ini maka penulis t ert arik unt uk menelit i t ent ang manajemen laba dengan met ode riil.
M anajemen laba riil merupakan manipulasi yang dilakukan oleh manajemen melalui akt ivit as perusahaan sehari -hari selama periode akunt ansi.
Penelit ian manajemen laba dengan met ode riil sudah dilakukan ant ara lain, M amedova, 2008; Januarsi, 2008; Ferdaw at i 2008; Subekt i, Kee dan
Akhmad, 2010; Chapman 2010; Rat mono, 2010; Subekt i, Wijayant i dan
Akhmad, 2010; Hast ut i , 2011.
Penelit ian t ent ang manajemen laba sudah banyak dilakukan dengan obyek pada indeks konvensional LQ 45. Berkait an dengan diluncurkannya
indeks syari’ah JII di pasar modal Indonesia, maka penulis t ert arik unt uk melakukan kajian mengenai prakt ek manajemen laba pada indeks syariah JII
juga pada indeks konvensional LQ 45. Penelit ian yang dilakukan oleh Nugroho,
6
2011 adalah menelit i t ent ang prakt ek manajemen laba pada indeks syariah JII dan indeks konvensional LQ45 dengan menggunakan met ode akrual.
At as dasar uraian t ersebut diat as, penulis t ert arik unt uk menelit i manajemen laba menggunakan met ode riil pada kedua indeks t ersebut dengan
judul “Praktek manajemen laba riil pada perusahaan go public di Indonesia Studi komparasi indeks syariah dan konvensional”
1.2. Perumusan M asalah.