Analisis Peranan Kinerja Keuangan Dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Korporasi

ANALISIS PERANAN KINERJA KEUANGAN
DALAM MEMPREDIKSI PEfilNGKAT OBLIGASI KORPORASI

Oleh

Rachmat Savandy
(104081002586)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (VIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008/1429H

DAFTAR RIWAYAT hidujセ@

I. IDENTITAS PRIBADI
I. NAMA

: RACHMAT SAVANDY


2. TEMPAT & TGL LAI-HR

: JAKARTA, 6SEPTEMBER1986

3. ALAMAT

: JL. TEROGONG RAYA N0.4
RT 007 I 010 CILANDAK BARAT
JAKARTA SELATAN 12430

4. TELEPON

: 021-7515086 I 085693748103

II. PENDIDIKAN
1. SDN 09 CILANDAK BARAT

( 1992-1998)

2. SLTPN 86 CILANDAK BARAT


( 1998-2001 )

3. SMUN 46 JAKARTA

( 2001-2004 )

4. UINSYARIFHIDAYATULLAHJAKARTA

( 2004-2008 )

III. PENGALAMAN ORGANISASI
I. LEMBAGA DAKWAH KAMPUS UlN SYARIF HIDAYATULLAH

2. KOPERASI MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH

ABSTRACT
Financial statement, which is consist of financial ratio analysis and statistic
calcnlation, is used to analyze condition and performance of firm. Previous studies
found that financial ratio is useful to predict bond rating. This study is aimed to

analyzing the difference of firm's financial pe1formance: between investment grade
and non investment grade. Also to analyzing financial ratio ability in predicting bond
rating of firms in Indonesia.
This research is using sample of finns that issued bond at Indonesia Stock
Exchange (IDX) during 2005-2007 based on purpm:ive sampling. Data used are
financial statement, which is acquired from IDX, and bond rating, which is acquired
from PT. PEFINDO.
The analysis method to select a significant ratio is stepwise procedure, while
to exanunes hypothesis of the benefit of financial ratio in predicting bond rating using
discriminant analysis and logistic regression.
This research fmds that there is a significant difference between financial ratio
of the company that include in investment grade bond rating category and the
company that include in investment grade bond rating category and the company that
include in non investment grade bond rating category. Beside that, this research also
show that financial ratio which is used in discriminant analysis and regression logistic
is useful to predict bond rating of firm. There are financial ratio whlch have
significant influence : LEVCATL (Current Asset to Total Liabilities), PROFOIS
(Operating Income to Sales), LIKCACL (Current Asset to Current Liabilities) and
LIKWCTS (Working Capital to Total Sales) at level of significant 95%.


Keywords: Financial Ratio, Bond Rating, Investment Grade and Non Investment
Grade.

ABSTRAK
Analisis laporan keuangan yang berupa analisis rasio keuangan dan
perhitungan statistik dapat digunakan untuk menganalisa kondisi dan kinerja
perusahaan. Penelitian terdahulu menemukan bahwa rasio keuangan bermanfaat
untuk memprediksi peringkat obligasi perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang mendapat rating
investment grade dan non investment grade serta menganalisis kemampuan rasio
keuangan dalam memprediksi peringkat obligasi perusahrum di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang menerbitkan obligasi
serta terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari ta:hun 2005-2007 dengan metode
purposive sampling. Data yang digunakan adalah Iaporan keuangan perusahrum yang
diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, sedangkan rating obligasi perusahaan diperoleh
dari PT. PEFINDO.
Metode yang digunakan untuk memilih rasio yang signifikan adalah prosedur
stepwise sedangkan untuk menguji hipotesis manfaat rasio keuangan dalam
memprediksi rating obligasi perusahaan digunakan ana]isiis diskriminan dan regresi
Iogistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara rasio keuangan perusahaan yang peringkat obligasinya termasuk kedalam
kategori investment grade dan yang termasuk kategori non investment grade. Selain
itu penelitian ini juga menunjukkan bahwa rasio keuangllll yang digunakan dalam
model diskriminan dan regresi Iogistik bermanfaat untulk memprediksi peringkat
obligasi perusahaan. Adapun rasio keuangan yang signifikan yaitu: LEVCATL
(Current Asset to Total Liabilities), PROFOIS (Operating Income to Sales),
LIKCACL (Current Asset to Current Liabilities) dan LIKWCTS (Working Capital to
Total Sales) pada tingkat signifikansi 95%.
Kata kunci: Rasio Keuangan, Prediksi Peringkat Obligasi Perusahaan, Investment
Grade dan Non Investment Grade.

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji hanya milik Allah dan kepada-Nyalah tempat memohon
pertolongan serta ampunan. Aku berlindung kepada Allalt dari kejahatan jiwaku dan
keburukan amal perbuatanku. Barang siapa yang diberi petunjuk Allah, maka tak
seorangpun yang dapat menyesatkannya. Dan barang si.apa yang di sesatkanNya
maka tak seorangpun yang dapat memberinya petunjuk.


Aku bersaksi bahwa tiada Illah kecuali Allah yang tiada sekutu bagi-Nya dan
aku bersaksi bahwa Muhannnad adalah hamba dan rasulnya. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurah padanya dan keluarganya, sahabatnya juga kepada para
pengikutnya yang baik hingga akhir kelak.
Skripsi ini ibarat sebuah gedung yang dirangkai dari berbagai bahan
bangunan, yang di bangun oleh seorang yang memiliki kepedulian tentang betapa
penting dan berharganya sebuah ilmu. Oleh karena itu. dipenghujung sapa ini,
dilembar yang terbatas ini dengan segala kerendahan hati dm1 kebesaran jiwa, izinkan
saya selaku penulis mengugapkan terima kasih kepada orang-orang yang Allah
anugerahkan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terwujud dan terselesaikan :
I. Kedua Orang Tua yang telah memberikan, perhatian, motivasi dan ha! lain
yang belum dapat terbalas. Adikku tercinta Fanty Kristina yang telah
memberikan semangat dan dorongan.
2. Bapak Drs. Muhannnad Faesal Badroen MBA. Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial.
3. Kepada dosen pembimbing skripsi Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM dan
Bapak Arief Mufraini, Le, M.Si yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing, mengarahkan dan mengoreksi penulisan skripsi ini.
4. Kepada para dosen penguji kompre Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM.

selaku ketua penguji, Bapak Prof Abdul Hatnid, MS. selaku penguji ahli, dan
Bapak Indo Yama Nasarudin S.E., MAB selaku penguji III.

5. Kepada para dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
atas segenap ilmu, budi pekerti, dan nilai-nilai kehidupan yang telah kalian
ajarkan.
6. Kepada pembimbing skripsi Widodo Prasetyo S.E. yang telah sangat
membantu dalam penyelesaian skripsi ini
7. Kepada peri hati, bidadari hati dan malaikat hati yang telah setia menemani,
memberikan perhatian dan dukungannya.
8. Kepada semua teman dan sahabat (The Jak Mania Terogong, Baponsa Crew,
Sakae Fntsal Club, The Jadul Band, Alumni TEXAS 46, Class Manajemen E
and Keuangan B) yang telah memberikan dukungan.

Terakhir penulis mohon maaf kepada Allah SWT dengan sifatnya yang tinggi.
Dan kepada pembaca bila penulisan skripsi ini jauh dari rasa memuaskan. Namun,
penulis dengan segala keterbatasan hanya bisa berharap mudah-rnudahan skripsi ini
dapat bermanfaat bagi siapapu.n vang rnembacanya, karena sebaik-baiknya manusia
adalah manusia yang dapat bermanfaat bagi manusia yang lain


Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, September 2008

Rachmat Savandy

DAFTARISI
Daftar Riwayat Hidup................ ---------------·--------------·----·-··------------------------------········-----i
Abstract ... -----------------------------------------------------------------·--------------------------------·--------------------ii
Abstrak___________________________________________ ·--------------------------------------------------·--------------------------__iii
Kata Pengantar _____________________________________________________________________________________________________________iv
Daftar Isi _______________________________________________________________________________________________________________________ _v1
Daftar Tabel._ ________________________________________________________________________________________________________________ _vm
Daftar Gambar______________________________________________________________________________________________________________ ix
Daftar Lampiran____________________________________________________________________ ··---------------------------------·----x
BAB I : Pendahuluan ___________________________________________________________________________________________________ 1

A. Latar Belakang Penelitian _____________________________________________________________________ 11
B. Perumusan Masalah. _____________________________ ........... -----------------· ------------·-----12
C. Tujuan dan Manfaat -------------------------------------·-------------------·----------------· 12

BAB II : Tinja uan Pustaka. ________________________ ·----------------------------------------·----·------------ ______ 14
A. Landasan Teori _________________________________________________ ·------------------------------------14

B. Kerangka Pemikirau_________________________________________ . ____________________________________ 48
C. Perumusan Hipotesis ----------------------------------------· ---------------------------------·--52
BAB III : Metodologi Penelitian_________________________________________________________________________________ 54
A. Ruang Lingkup Penelitian. _____ ._____________________ ... __ .____________________________ .. _____ 54

B. Metod e Penentuan Sampel__________ ----------------... ____ ..... _______________________________ 54
C. Metode Pengumpulan Data.. -----------------------------·-----------------------------------55
D. Metode Analisis _____________________________________________________________________________________ 56
E. Operasional Variabel Penelitian ___________________________________________________________ 63

BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................................67
A. Sejarah Bursa Efek Indonesia.............................................................. 67

B. Sejarah PT.PEFINDO ........................................................................... 69
C. Deskripsi Data Penelitian...................................................................... 72
D. Asumsi-Asumsi Model.......................................................................... 73
E. Hasil Pengujian Hipotesis ..................................................................... 80


BAB V : Kesimpulan dan Implikasi ..........................................................................93
A. Kesimpulan ............................................................................................ 93

B. Implikasi Penelitian............................................................................... 94
C. Keterbatasan dan Saran Penelitian ....................................................... 95
Daftar Pustaka ...............................................................................................................97
Lampiran...................................................................................................................... ) 00

DAFTAR TABEL

Tabel

Hal.

I .I

: IHSG Tahun 2005-2007 ................................................................................. )

1.2


: Nilai Kapitalisasi Pasar Tahun 2005-2007 .................................................... )

1.3

: Perdagangan Obligasi Tahun 2005-2007........................................................5

1.4

: Emiten Obligasi Tahnn 2005-2007 .................................................................6

2.1

: Peringkat Obligasi Yang Dibuat oleh S&P's dan Moody's ..........................22

2.2

: Rangkuman Penelitian Terdahulu...................................................................40

3.1

: Daftar Pengukuran Variabel Yang Diteliti .....................................................65

4 .1

: Deskripsi Data Sampel Penelitian...................................................................73

4.2

: Hasil Uji Normalitas (One Sample Kolmogorov Srnimov Test)................. .75

4.3

: Hasil Uji Multikolinearitas Outlier Descriptive Analisis Diskriminan ....... .77

4.4

: Hasil Uji Multikolinearitas Outlier Descriptive Regresi Logistik ............... .77

4.5

: Hasil Uji Autokorelasi................ ................................................................. .78

4.6

: Hasil Uji Heteroskedastisitas Analisis Diskriminan..................................... .79

4. 7

: Hasil Uji Heteroskedastisitas Regresi Logistik..............................................79

4.8

: Hasil Uji Mann-Whitney Test .........................................................................80

4.9

: Hasil Uji Independent Sample Test ................................................................81

4.10

: Hasil Uji Hipotesis 1.......................................................................................82

4.11

: Hasil Uji Hipotesis 2 Analisis Diskriminan...................................................85

4.12

: Hasil Uji Hipotesis 2 Regresi Logistik ...........................................................87

4.13

: Rangkuman Hasil Uji Hipotesis 2................................................................... 89

DAFTARGAMBAR

Gambar

Hal.

2.1

: Proses Pemeringkatan Obligasi. ___________________________________________________________26

2.2

: Kerangka Pemikiran Hipotesis 1-------------------------------------------------·-------50

2.3

: Kerangka Pemikiran Hipotesis 2·---------------------------------------------------------51

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Hal.

I
2

: Descriptive Statistic ----------------------------------------------------------------------100
: One Sample Kolmogorov Smimov Test_ _______ ._ __________________________ IOI

3

: Mann-Whitney Test ______________________________________________________________________ I 03

4

: Independent Sample Test ____________________________________________________________ ! 06

5

: Analisis Diskriminan Sebelmn Asmnsi Klasik

6

: Analisis Diskriminan Setelah Asumsi Klasik _____________________________ 111

7
8

: Analisis Diskriminan ___________________________________________________________________ 113

9

: Regresi Logistik Setelah Asmnsi Klasik _____________________________________ 121

10

: Regresi Logistik Metode Forward (Wald).__ _______________________________ _123

11

: Regresi Logistik Metode Enter _____________________________________________________ 129

I 09

: Regresi Logistik Sebelum Asmnsi Klasik ___________________________________ 119

RABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau
sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang
ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,
maupun perusahaan swasta.

Surat-surat berharga jangka paajang yang

dipe1jualbelikan di pasar modal sering pula disebut dengan efek. Termasuk dalam
efek ini ialah saham, obligasi, sertifikat, surat pengganti atau bukti sementara dari
surat-surat tersebut, bukti keuntungan dan surat-sura.t jaminan, hak-hak untuk
memesan atau membeli saham atau obligasi, dan lain-lain.
Umumnya instrumen atau surat-surat berharga yang diperdagangkan di
pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga yang bersifat hutang dan
surat berharga yang bersifat pemilikan. Surat berharga yang bersifat hutang
umumnya dikenal dengan nama obligasi, dan surat berharga yang bersifat
pemilikan dinamakan saham. Kebanyakan di bursa efek kedua macam surat
berharga itulah yang diperdagangkan.
Obligasi merupakan surat hutang jangka menengah atau jangka panjang
yang diterbitkan oleh pihak penerbit (perusahaan atau pemerintah) dengan
memberikan tingkat suku bnnga (kupon) yang menarik. Sama halnya dengan
investasi dibidang lain, untuk melakukan investasi pada obligasi selain diperlukan
dana, juga diperlukan pengetahuan yang cukup tentang obligasi, serta tentu saja

naluri bisnis yang baik untuk bisa

ュ・セァ。ョャゥウ@

faktor-faktor yang bisa

mempengaruhi investasi pada obligasi.
Salah satu alasan makin banyak investor yang menanamkan modalnya di
pasar modal adalah karena produk yang menjadi sasaran investasi umumnya
marketable alias mudah diperjualbelikan. Belakangan ini obligasi menjadi salah

satu instrumen yang cukup marketable bagi investor. Aspek marketable ini
merupakan faktor utama yang menjadi perhitungan investor sebelum menentukan
pilihan investasi.
Stabilisasi perekonomian nasional yang mampu dipertahankan oleh
pemerintah selama tahun 2007 dan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang
mencapai 6,30% di tahun 2007 mendorong terciptanya stabilisasi di Pasar Modal.
Selama tahun 2007, perekonomian Indonesia tidak mengalami gejolak yang
berarti dan hal ini ditunjukkan dengan tingkat inflasi yang stabil yaitu 6,59% dan
nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat yang ditutup pada
Rp9.419, per satu Dolar AS (kurs tengah Bank Indonesia).
Tingkat suku bunga Bank Indonesia yang berada pada tingkat 8%. Upayaupaya yang dilakukan oleh pemerintah tersebut mendorong para pelaku Pasar
Modal baik itu Investor, Emiten maupun Anggota Bursa untuk melakukan
kegiatan Pasar Modal secara produktif.

Tabel.1.1
U:ISG
TAHUN 2005-2007
2007
Tertinggi
Terendah
Awa! Tahun
AkhirTahun

2,810.962
l,678.044
1,836.520
2,745.826

Peru bah an
2007-2006
55.7%
43.2%
56.7%
52.1%

2006

2005

1,,805.523
1,171.709
1,171.709
1,805.523

1,192.203
994.770
l,000.877
1,162.635

Sumber: BEI
Stabilitas yang terjadi pada Pasar Modal ditunjukkan dengan IHSG pada
tahun 2007 yang ditutup pada level 2.745,826 atau meningkat 52,08%
dibandingkan penutupan tahun 2006 pada level 1.805,523. Apabila dilihat dalam 2
tahun terakhir maka IHSG setiap tahunnya telah memberikan return melebihi
50%.

Tabel.1.2
NILAI KAPITALISASI PASAR
TAHUN 2005-2007

Saham (triliun)
Surat Utang Negara
Rp (triliun)
Obligasi Korporasi
Rp (triliun)
Obligasi Korporasi
USD(iuta)

2007

Perubahan

2006

2005

1,988.3
477.7

2007-2006
59.2%
14.1%

J,,249.l
418.8

801.3
399.9

79.1

28.6%

61.5

57.8

105.0

0.0%

105.0

105.0

Sumber:BEI
Pada akhir tahun 2007, nilai Kapitalisasi Pasar untuk saham sebesar
Rpl.988,33 triliun, obligasi korporasi sebesar Rp79,06 triliun dan USDI05 juta,
serta Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp477,75 triliun. Pada akhir tahun 2006,
nilai Kapitalisasi Pasar saham sebesar Rp 1.249, 11 triliun, obligasi korporasi
sebesar Rp61,5 I triliun dan USD 105 juta, serta SUN sebesar Rp4 I 8, 75 triliun.

Kinerja pasar yang mengalami peningkatan secara

セゥァョヲォ。@

tersebut

mendorong pencapaian kinerja keuangan Ice tingkat yang tertinggi dalam 5 tahun
terakhir. Walaupun kinerja keuangan meningkat secara signifikan, namun
pengelolaan keuangan tetap selalu dilakukan secara efektif dan efisien serta
berlandaskan pada Rencana Kerja Anggaran Tahumm (RKAT) yang telah
disetujui oleh RUPSLB serta Bapepam-LK.
Dengan penggabungan BES ke dalam BEJ menjadi BEI pada tanggal 30
November 2007 yang menggunakan metode penyatuan kepemilikan, maka
penyajian laporan keuangan pada tahun 2007 merupakan laporan keuangan
konsolidasi BEJ dan BES. Kapitalisasi Pasar BEI mencapai Rp2.546, 13 triliun
yang merupakan basil oenggabungan dari nilai Kapitalisasi Saham sebesar
Rpl.988,33 triliun, Kapitalisasi Obligasi Korporasi sebesar Rp79,06 triliun dan
USD I 05 juta, serta Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp477, 75 triliun.
Sedangkan pada akhir tahun 2006, nilai Kapitalisasi Pasar saham sebesar
Rpl.249,11 triliun, obligasi korporasi sebesar Rp61,5ltriliun dan USDJ05 juta,
serta SUN sebesar Rp4 l 8, 75 triliun.

'fabel. 1.3
PERDAGANGAN OBLIGASI
TAHUN 2005-2007
2007
Sabarn
Rp (triliun)
Surat Utang Negara
Rp (triliun)
Obligasi Korporasi
Rp (triliun)
Obligasi Korporasi
USDQuta)

2006

2005

1,988.3

Perubahan
2007-2006
59.2%

1,249.I

801.3

477.7

14.1%

418.8

399.9

79.1

28.6%

61.5

57.8

105.0

0.0%

105.0

105.0

Sumber:BEI
Aktivitas Perdagangan Obligasi Korporasi dalam mata uang Rupiah di
tahun 2007 mencapai nilai Rp 68,57 triliun meningkat sebesar 106,62%
dibandingkan dengan Rp 33, 19 triliun pada tahun 2006. Frekuensi transaksi
mencapai 15.460 kali, naik 74,33% dibanding 8.868 kali pada tahun 2006. Ratarata transaksi harianjuga meningkat 103,26% dari Rpl37,l4 miliar di tahun 2006
menjadi Rp278, 75 miliar di tahun 2007. Sedangkan aktivitas Transaksi Obligasi
Korporasi dalam mata uang asing di tahun 2007 mencapai nilai sebesar USD 9
juta, meningkat sebesar 350% dibandingkan dengan USD2 juta pada tahun 2006.
Aktivitas perdagangan SUN meningkat 50, 15% dengan nilai transaksi
sebesar Rpl.074,86 triliun di tahun 2007 dibandingkan dengan Rp715,84 triliun
pada tahun 2006. Sementara frekuensi transaksi, meningkat 57,22% dari 32.868
kali pada tahun 2006 menjadi 51.674 kali pada tahun 2007. Rata-rata nilai
transaksi harian naik dari Rp2,96 triliun me1tjadi Rp4,37 triliun atau sebesar
47,71%. Perkembangan lain di bidang perdagangan Obligasi yang dapat
disampaikan adalah bahwa pada tanggal 29 Maret 2007, 0Rl002 telah resmi

tercatat dan dapat diperdagangkan di Bursa, disusul kemudian dengan OR1003
yang diterbitkan pada tanggal 13 September 2007.
Tabel. 1.4
EMITEN OBLIGASI
T AHUN 2005-2007

Surat Utang Negara
Jumlah SUN Tercatat (seri)
Jumlah SUN Barn (seri)
Obligasi Korporasi
J umlah Emiten
Jumlah Obligasi Tercatat (seri)
Jumlah Obligasi Barn (seri)
Realisasi Penerbitan Obligasi
(dalam triliun rupiah)
Sumber: BEI

2007

Perubaha11
2007-2 00 6

2006

2005

64
13

14.3°Yo
18.2°Yo

56
11

49
6

!02
244
74
30.20

1.0%
2.5%
131.3°Yo
161.5°Yo

IOI
238
32
11.55

106
257
53
9.03

Realisasi penerbitan obligasi di tahun 2007, naik dari Rpl 1,55 triliun
(terdiri dari 32 seri yang diterbitkan oleh 14 Emiten) pada tahun 2006 menjadi
Rp30,20 triliun (terdiri dari 74 seri yang diterbitkan oleh 37 Emiten) pada tahun
2007, atau meningkat sebesar 161,47%. Total Ob!igasi Korporasi yang tercatat
sampai dengan periode akhir 2007 seluruhnya berjumlah 102 Emiten, dimana 244
seri obligasi dalam denominasi Rupiah dengan nilai Rp79,07 triliun dan 2 seri
dalam denominasi Dolar AS sebesar USDI05 juta. Khusus SUN hingga akhir
2007 terdapat 61 seri Obligasi Negara dengan nominal sejwnlah Rp 454,69 triliun
dan 3 seri Obligasi Rite! Indonesia (ORI) senilai Rpl 8,88 triliun. Selain itu
terdapat I seri Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dengan nominal sejumlah
Rp4,l 7 triliun yang tercatat dan dapat diperdagangkan dan atau dilaporkan
perdagangan nya ke Bursa.

Obligasi merupakan sekuritas pendapatan tetap sehingga obligasi memiliki
risiko lebih kecil dibandingkan saham. Namun demikian, tidak berarti bahwa
investasi obligasi akan bebas risiko. Investasi obligasi, tetap mengandung risiko,
hanya saja lebih kecil daripada saham. Pendapatan rutin yang berupa kupon
menjadikan obligasi sebagai instrumen investasi yang lebih pasti. Sedangkan
risiko investasi obligasi dapat muncul diantaranya dari kebangkrutan, fluktuasi
tingkat suku bunga, maupun inflasi. Untuk mengkompensasi adanya risiko
investasi obligasi, diperlukan tingkat diskon tertentu. Tingkat diskon pada obligasi
dianggap merefleksikan tingkat risiko yang mungkin terjadi seperti kebangkrutan,
likuiditas, beban pajak, dan risiko penarikan (call risk).
Risiko dalam

「・イゥョカウエ。セ@

pada obligasi adalah risiko perusahaan penerbit

obligasi tidak mampu memenuhi janji yang telah ditentukan, yaitu risiko
perusahaan tidak mampu membayar kupon maupun mengembalikan pokok
obligasi. Agar investor memiliki gambaran tingkat risiko ketidakmampuan
perusahaan dalam membayar, maka di dalam dunia surat utang atau obligasi
dikenal suatu tingkat yang menggambarkan kemampuan bayar perusahaan
penerbit obligasi. Tingkat kemampuan membayar kewajiban tersebut dikenal
dengan istilah peringkat obligasi. Risiko yang terdapat dalam investasi obligasi
salah satunya akan menentukan peringkat obligasi.
Sebelum diperdagangkan di masyarakat, obligasi hams melalui proses
pemeringkatan terlebih dahulu. Pemeringkatan terhadap obligasi yang akan
diterbitkan bertujuan untuk menilai kinerja perusahaan. Pemeringkatan terhadap
obligasi dinilai sangat penting karena dapat dimanfaatkan untuk memutuskan

apakah obligasi bersangkutan layak terbit atau tidak serta mengetahui tingkat
risikonya. Salah satu implikasi atas tinggi rendahnya tingkat risiko ini turut
menentukan peringkat obligasi yang bersangkutan.
Kemudian peringkat obligasi ini juga berpengaruh dalam penentuan
tingkat kupon (coupon rate).

Obligasi yang berperingkat rendah akan

menyediakan tingkat kupon (coupon rate) yang tinggi. Sebaliknya obligasi
dengan peringkat tinggi menandakan bahwa kualitas obligasi tersebut bagus. Oleh
sebab itu obligasi berperingkat tinggi memberikan tingkat kupon rendah.
Seorang pemodal yang tertarik untuk membeli obligasi tentunya hams
memperhatikan peringkat obligasi (bond ratings). Bond ratings merupakan skala
resiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Skala ini menunjukkan seberapa
aman

suatu

obligasi

bagi

pemodal.

Keamanan

ini

ditunjukkan

oleh

kemampuannya dalam membayar bunga dan pelunasan pokok pinjaman.
Penentuan tingkat skala tersebut memperhitungkan beberapa variabel-variabel
yang mempengaruhi peringkat obligasi.
Ratings merupakan sebuah pemyataan tentang ktmdaan pengutang dan
kemungkinan yang akan dilakukan, sehubungan dengan hutang yang dimiliki,
sehingga dapat dikatakan bahwa rating merupakan uk11ran risiko default, yaitu
peluang emiten atau peminjam akan mengalami kondisi tidak mamp11 memenubi
kewajiban keuangannya (Foster, 1986 dalam Nurhasanah, 2003). Peringkat ini
sangat berguna sekali untuk calon investor yang akan menanamkan modalnya
dalam bentuk obligasi, sehingga investor setidak-tidaknya akan mengetahui return
yang akan diperoleh beserta resiko yang harus ditanggungnya.

Pemodal bisa menggunakan jasa bond ratings agency yang memberikan
jasa penilaian terhadap obligasi yang beredar untuk mendapatkan informasi
mengenai peringkat obligasi. Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat
sekuritas utang, yaitu PT PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT Kasnic
Duff & Phelps Credit Rating Indonesia (DCR). Lembaga internasional yang
dikenal sebagai Lembaga Pemeringkat Efek antara lain, Standard & Poor' s (S&P)
dan Moody's.
Lembaga pemeringkat obligasi dalam melakukan rating terutama
berdasarkan pada laporan keuangan dan trend analisa rasio keuangan emiten
obligasi (Horne dan Warcowicz, 1997; Bodie, Cane, dan Marcus, 2002 dalam
Nurhasanah, 2003). Proses pemeringkatan obligasi tidak hanya n:ienggunakan
data-data kuantitatif perusahaan yang dapat diukur secara statistik (misal rasio
keuangan perusahaan). Lembaga pemeringkatan obligasi juga mempertimbangkan
faktor-faktor kualitatif, seperti kualitas leadership manajemen, kecakapan
manajemen serta perubahan selera pasar dan teknologi. (Kamstra, Kennedy dan
Suan, 2001 dalam Nurhasanah, 2003). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
faktor-faktor kualitatif hanya dapat digunakan untuk memprediksi rating secara
tepat sekitar 78% (Kamstra, 2001 dalam Nurhasanah, 2003).
Analisis laporan keuangan yang berupa analisis rasio keuangan dan
perhitungan statistik dapat digunakan untuk mendeteksi under or overvalued suatu
sekuritas (Kaplan & Urwitz, 1979 dalam Nurhasanah, 2003). Sejumlah peneliti
terdahulu telah berusaha mengkaji ulang hasil peringkat obligasi yang dilakukan
oleh agen-agen peringkat obligasi dengan angka-angka perhitungan alternatif

untuk mengevaluasi kegunaan rasio keuangan dalam menilai kinerja perusahaan
di masa yang akan datang, terutama untuk memprediksi kemungkinan perusahaan
mengalami default.
Penelitian ini mengangkat isu tentang apakah rasio keuangan merupakan

predictor dalam memprediksi peringkat obligasi yang akan datang dan rasio
manakah yang signifikan. Penelitian ini berkonsentrnsi pada teknik untuk
memprediksi bond ratings. Bond ratings penting karena rating tersebut
memberikan pernyataan yang informatif dan memberikan signal tentang
profitabilitas default hutang suatu perusahaan (Altman & Nammacher; Ketz &
Maher, 1990 dalam Nurhasanah, 2003) dan karena bond rating mempunyai
korelasi yang tinggi dengan debt-security yield (Foster, 1986 dalam Nurhasanah,
2003).

Bond ratings digunakan secara ekstensif dalam komunitas investasi
sebagai surrogacy pengukuran risiko obligasi (Hickman, 1958; Kaplan & Urwitz,
1979 dalam Nurhasanah, 2003). Prediksi risiko !credit suatu perusahaan adalah
variabel dependen penting untuk dipelajari dan bond ratings dapat menangkap
aspek signifikan dari risiko kredit tersebut. Hal ini akan memberikan pemahaman
tentang proses bond ratings yang kemudian meningkatkan pengetahuan terhadap
salah satu kegunaan laporan keuangan.

Pemilihan variabel-variabel yang diduga mempengaruhi rating obligasi
mengacu pada beberapa model penelitian pendahulu yang telah menguji variabel
tersebut sebagai variabel independen terbaik. Sejumlah penelitian tentang
penggunaan rasio-rasio ini memunculkan pertanyaan apakah variabel rasio-rasio
keuangan dapat dijadikan proxy yang informatif dan dapat mewakili untuk
memprediksi peringkat obligasi perusahaan di Iudonesia.
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, penelitian ini menguji kembali
variabel-variabel apakah yang akan menunjukkan kemampuan dan konsistensi
variabel rasio keuangan dalam memprediksi rating obligasi korporasi di
Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan altematif yang dapat
digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi serta dapat menjelaskan
fenomena dan meajawab pertanyaan apakah secara empiris ada kaitan analisis
kinerja keuangan dengan peringkat obligasi, jika ada apakah berarti rasio-rasio
keuangan tersebut dapat digunakan sebagai alat prediksi.
B. Perumusan Masalah

Berdasarkan beberapa basil penelitian yang dilakukan oleh beberapa
penelitian sebelumnya, nampak bahwa masih terjadi perbedaan basil penelitian.
Dengan berfokus pada obligasi perusahaan di Indonesia, peneliti bermaksud untuk
mendapatkan bukti secara empiris mengenai:
I) Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan yang berupa rata-rata rasio
keuangan perusahaan yang mendapat rating investment grade (AAA; AA;
A; dan BBB) dan non investment grade (BB; B; CCC; dan D)?

4) Mengembangkan dan memperkuat basil penelitian sebelumnya atas
investigasi pengetahuan tentang kemampuan analisa laporan keuangan
berupa rasio-rasio keuangan sebagai alat prediksi peringkat obligasi
perusahaan di Indonesia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pengertian Obligasi
Istilah obligasi berasal dari bahasa latin "obligere' yaitu ikatan perjanjian.
Obligasi pada hakikatnya merupakan pernyataan tertulis mengenai sejumlah utang
yang diberikan oleh seseorang atau perusahaan yang membutuhkan dana jangka
panjang kepada orang atau perusahaan lain yang telah meminjamkan dananya,
sedangkan Obligasi menurut kata "obligation" atau "bonds" yang berarti
kewajiban. Sementara itu menurut Bahasa "obligasr' adalah bukti utang dari
emiten kepada investor yang dijamin oleh penanggung yang mengandung janji
pembayaran bunga atau janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman yang
dilakukan pada tanggal jatuh tempo sekurang-kurangnya 3 tahun sejak tanggal
emisi.
Obligasi adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam dunia keuangan
yang merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang
obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon
bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran. Ketentuan Iain dapat
juga dicantumkan dalam obligasi tersebut seperti misalnya identitas pemegang
obligasi, pembatasan-pembatasan atas tindakan hukum yang dilakukan oleh
penerbit. Obligasi merupakan utang tetapi dalam bentuk sekuriti. "Penerbif'
obligasi adalah merupakan si peminjam atau debitur, sedangkan "pemegang"
14

obligasi adalah mernpakan pemberi pinjarnan atau kreditur dan "kupon" obligasi
adalah bunga pinjaman yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur. Dengan
penerbitan obligasi ini maka dimungkinkan bagi penerbit obligasi guna
memperoleh pembiayaan investasi jangka panjangnya de,ngan sumber dana dari
luar pernsahaan.(www.wikipedi.co.id)
Pada beberapa negara, istilah "obligast' dan "surat utang' dipergunakan
tergantung pada jangka waktu jatuh tempo nya. Pelaku pasar biasanya
menggunakan istilah obligasi untuk penerbitan surat utang dalam jumlah besar
yang ditawarkan secara luas kepada publik dan istilah "surat utang' digunakan
bagi penerbitan surat utang dalarn skala kecil yang biasanya ditawarkan kepada
sejumlah kecil investor. Tidak ada pembatasan yang jelas atas penggunaan istilah
ini. Ada juga dikenal istilah "surat perbendaharaan" yang digunakan bagi sekuriti
berpenghasilan tetap dengan masa jatuh tempo 3 tahun atau kurang. Obligasi
memiliki risiko yang tertinggi dibandingkan dengan "sural utang' yang memiliki
risiko menengah dan "surat perbendaharaan" yang memiliki risiko terendah yang
mana dilihat dari sisi "durast' surat utang dimana makin pendek durasi nya
memiliki risiko makin rendah.( www.wikipedi.co.id)
Obligasi merupakan salah satu instrumen keuangarn yang cukup menarik
bagi kalangan investor di pasar modal ataupun bagi perusahaan untuk
mendapatkan dana bagi kepentingan pernsahaan. Dalarn melakukan investasi,
yang paling umum dilakukan pada obligasi adalah bahwa setiap investor baik
perorangan ataupun lembaga investasi akan membeli obligasi dalam periode
jangka waktu tertentu, misalnya 5 atau 8 tahun.
15

Jangka wak':u jatuh tempo (term to maturity) dari suatu obligasi adalah
jumlah tahun yang telah dijanjikan oleh emiten untuk memenuhi kewajibankewajibannya, jatuh tempo (maturity) dari obligasi mengacu pada tanggal
berakhimya eksistensi utang tersebut dan hari dimana emiten akan menebus
obligasi dengan membayar jurnlah utang yang terutang. IDari pembelian obligasi
tersebut, investor akan menerima penghasilan I return berbentuk suku bunga
(coupon) yang diterima setiap tahun dan triwulan atau sesuai dengan periode yang

ditentukan sebelmnnya, ditambah nilai pokok

Hーイゥョ」。Nセ@

yang besamya sama

pada saat awal investasi dan akan diterima pada saat jatuh tempo.
Nilai prinsipal (atau prinsipal saja) dari suatu obligasi adalah jumlah yang

setuju dibayarkan kembali oleh emiten kepada pemep:ang: obligasi pada tanggal
jatuh tempo. Jumlah ini juga disebut par value, maturity value, atau face value.
Sedangkan Coupon rate (tingkat kupon) adalah suku bunga yang setuju
dibayarkan setiap tahun. Jumlah pembayaran bunga tahunan disebut kupon
(coupon), yaitu hasil perkalian antara coupon rate denganjumlah prinsipaL

Para pelaku investasi obligasi saat ini didominasi oleh lembaga dana
pensiun, lembaga asuransi, manajer investasi pengelola reksa dana yang lebih
mengutamakan keamanan atas dana yang diinvestasikan nya. Adapun dalam
struktur keuangan perusahaan, obligasi mempunyai urutan yang lebih diutamakan
dari pada saham untuk mendapatkan haknya apabila p1erusahaan melakukan
likuidasi.

16

Obligasi mempunyai '.lrutan senioritas ketiga, umtannya adalah sebagai
berikut : pajak pemerintah, utang jangka pendek, obligasi (utang jangka panjang),
kemudian preferred stock dan yang terakhir adalah common stock. Oleh karena
itu, pemegang lebih dipentingkan dari pada pemegang saJJam perusahaan publik
apabila menuntut hak pembayaran pada saat perusahaan mengalami pailit.

2. Risiko Obligasi
Obligasi perusahaan swasta (c0171orate bond) lebih berisiko mengalami
gaga! bayar (default) dibandingkan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah
(government bond). Obligasi pemerintah (government bond) dianggap sebagai
obligasi bebas risiko gaga! bayar (default). Sehingga yield yang diberlakukan
terhadap obligasi pemerintah dapat dijadikan acuan (benchmark) bagi yield
obligasi perusahaan swasta. Adanya

risiko

default

p:ada

obligasi

swasta

meajadikan obligasi swasta memiliki perbedaan antara stated/promised yield
dengan expected yield. Dimana stated yield atau promised yield merupakan
kemungkinan maksimum yield to maturity yang akan terealisasi jika penerbit
obligasi korporasi memenuhi kewajibannya atas kontrak penerbitan. Sedangkan
investor harus menentukan expected yield to maturity, yang merupakan nilai
minimum yang harus disediakan penerbit jika terjadi default. Nilai expected yield
to maturity yang ditetapkan oleh investor biasanya didasarkan pada yield to
maturity obligasi pemerintah tentunya lebih rendah daripada promised yield to
maturity nya (Sulistyastuti, 2006:65).
Untuk mengkompensasi kemungkinan adanya risi'ko default, penerbit
obligasi harus menyediakan default premium. Default premium adalah perbedaan
17

antara promised yield dengan expected yield. Jika obligasi pemerintah yang
dijadikan standar (benchmark) sebagai obligasi bebas risiko default. Maka default
premium adalah perbedaan yield to maturity antara obhgasi pemerintah dengan
obligasi swasta Karenanya expected yield obligasi yang ditetapkan investor
seringkali dikaitkan denganyield obligasi pemerintah (Sulistyastuti, 2006:66).
Salah satu indikator penting untuk mengetahui tingkat risiko yang dihadapi
oleh perusahaan penerbit obligasi, tercermin dalam peringkat obligasinya.
Obligasi dengan peringkat rendah merupakan obligasi yang lebih berisiko.
hnplikasinya obligasi dengan peringkat rendah harus menyediakan yield to
maturity yang lebih tinggi karena untuk mengkompensasi kemungkinan resiko
yang besar ( Sulistyastuti, 2006:66).
Risiko yang dihadapi dalam investasi obligasi khususnya maupun
sekuritas pendapatan tetap pada umumnya adalah (Sulistyastuti, 2006:67):
I. Risiko Default: risiko akibat penerbit tidak bisa memenuhi kewajiban

membayar bunga maupun pokok pinjaman. Risiko default sangat
berkaitan dengan risiko bisnis yaitu ketidakpastian pendapatan
perusahaan.
2. Risiko Likuiditas: kemudahan obligasi diperdagangkan di pasar
sekunder. Mudah tidaknya obligasi diperdagangkan di pasar sekunder
berkaitan dengan peringkat. Obligasi idAA+t tentu lebih likuid
dibanding obligasi idBBB+.

18

3. Risiko Fluktuasi suku bunga,

エ・イオセュ。@

obligasi dengan tingkat bunga

kupon tetap (fixed rate).ketika terjadi kenaikan tingkat suku bunga
komersial maka obligasi dengan kuponfixed rate mengalami kerugian.
4. Risiko Investasi: risiko yang terjadi pada obligasi dengan tingkat
kupon yang rendah dan jatuh tempo panjang. Ada dua ha! yang harus
diperhatikan berkaitan dengan reinvestment risk dari hasil pendapatan
kupon.
• Jangka waktu jatuh tempo (time to maturity). Obligasi dengan yield

to maturity dan tingkat kupon tertentu tetapi jatuh tempo nya
jangka panjang, pendapatan dari reinvestment of coupon interest

payment menjadi sangat penting. Obligasi jangka panjang memiliki
reinvestment risk yang lebih besar dibanding obligasi jangka
pendek. Pada saat tingkat bunga umum yang berlaku sedang tinggi
maka keuntungan yang mampu diperoleh dari reinvestment of

coupon interest payment cukup menarik. Dan pendapatan
reinvestment of coupon interest payment ini dapat dijadikan
komponen keuntungan tertinggi dari investasi obligasi. Sebaliknya
jika investor dihadapkan pada tingkat bung.a umum yang berlaku
sedang rendah maka reinvestment of coupon interest payment
bukan hal yang menguntungkan.
• Faktor Iain yang menentukan reinvestment risk adalah tingkat
kupon. Obligasi ber kupon tinggi lebih menguntungkan jika
dibandingkan dengan obligasi ber kupon rendah yang memiliki
19

yield to maturity dan jatuh tempo tertenn1. Dalam hal ini obligasi

premium

Iebih

menguntungkan

karena

obligasi

premium

memberikan tingkat kupon yang Iebih tinggi. Sehingga obligasi
premium memiliki reinvestment risk lebih kecil dibanding obligasi
bernilai diskon.
5. Risiko Penarikan (call risk) untuk obligasi yang bersifat callable.
6. Risiko Inflasi. Risiko ini terutama terjadi pada obligasi ber kupon
rendah danjixed rate bond.
7. Risiko Nilai Tukar. Obligasi yang diterbitkan dalam mata uang rupiah
akan mengalami kerugian ketika rupiah terdepresiasi.
8. Risiko Politik (country risk) yaitu ketidakpastian atas lingkungan
politik dan ekonomi suatu negara.
9. Internal Rate Risk: ketika tingkat bunga umum rneningkat maka harga
obligasi akan turun. Jika obligasi dijual sebelum jatuh tempo pada saat
tingkat bunga umurn rneningkat dan obligasi tersebut terjual dibawah
harga belinya maka investor menerima internal rate risk
3. Peringkat Obligasi

Sebelum diperdagangkan di rnasyarakat, obligasi harus rnelalui proses
perneringkatan terlebih dahulu. Pemeringkatan terhadap obligasi yang akan
diterbitkan bertujuan untuk rnenilai kinerja perusahaan. Pe:rneringkatan terhadap
obligasi dinilai sangat penting karena dapat dimanfaatkan untuk mernutuskan
apakah obligasi bersangkutan layak terbit atau tidak serta mengetahui tingkat
resikonya.

20

Salah satu implikasi atas tinggi rendahnya tingkat "esiko ini turut
menentukan peringkat obligasi yang bersangkutan. Kemudian peringkat obligasi
inijuga berpengaruh dalam penentuan tingkat kupon (coupon rate). Obligasi yang
berperingkat rendah akan menyediakan tingkat kupon (coupon rate) yang tinggi.
Sebaliknya obligasi dengan peringkat tinggi menandakan bahwa kualitas obligasi
tersebut bagus. Oleh sebab itu obligasi berperingkat tinggi memberikan tingkat
kupon rendah( Sulistyastuti, 2006:52).
Seorang pemodal yang tertarik untuk membeli obligasi tentunya hams
memperhatikan rating obligasi (bond ratings). Ratings atau peringkat, merupakan
sebuah pemyataan tentang keadaan pengutang dan kemungkinan apa yang bisa
dan akan dilakukan sehubungan dengan utang yang dimiliki, sehingga dapat
dikatakan bahwa rating mencoba mengukur resiko defiwli, yaitu peluang emiten
atau peminjam akan mengalami kondisi tidak mampu memenuhi kewajiban
keuangannya. Peringkat obligasi perusahaan diharapkan dapat memberikan
petunjuk bagi investor tentang kualitas investasi obligasi yang mereka minati
(Wydia Andry, 2005).
Proses pemeringkatan obligasi dilakukan oleh suatu lembaga pemeringkat

(rating agency). Pemodal bisa menggunakan jasa credit rating agency yang
memberikan jasa penilaian terhadap obligasi yang

「・イ、。セ@

untuk mendapatkan

informasi mengenai rating obligasi. Pera11 lembaga peme:ringkat dalam sistem
keuangan di Indonesia semakin penting belakangan ini. BAPEPAM mensyaratkan
bahwa setiap obligasi yang akan diterbitkan dan dicatatkan di bursa efek
Indonesia wajib mendapatkan peringkat obligasi (bond rating) dari suatu lembaga
21

pemeringkat. Hal ini diperkuat lagi oleh Bank Indonesia, sebagaimana tertuang
dalam arsitektur Perbankan Indonesia (API), yang mt:ntargetkan bahwa sejak
tahun 2004-2005 semua obligasi yang diterbitkan oleh bank wajib memperoleh
peringkat dari lembaga pemeringkat.
Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat s:ekuritas utang, yaitu PT
PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT Kasnfo Duff & Phelps Credit
Rating Indonesia (OCR). Lembaga intemasional yang diikenal sebagai Lembaga
Pemeringkat Efek antara lain, Standard & Poor's (S&P) dan Moody's (Lutfi dan
Linda Pumamasari, 2004).

a. Definisi Peringkat Obligasi
Tabel.2.1
Peringkat Obligasi
Standard & Poor's dan Moody's
Bond Quality Ratings
Rating Grade

Standard & Poor' s

Moody's

AAA

Aaa

AA

Aa

3. Upper Medium

A

A

4. Lower Medium

BBB

A

BB

Baa

6. Highly Speculative

B

B, Caa

7. Default

D

Ca, C

1. Highest grade

2. High grade

5. Marginally Speculative

Sumber: Sharpe, William F, Alexander Gordon J, Bailey, Je:fry V., Investment,
Fifth Edition (Sulistyastuti, 2006:56).
22

1. Obligasi dengan peringkat AAA (Aaa) yang sering dikatakan sebagai
highest grade bond, dinilai memiliki kualitas investasi tertinggi. Behan

resiko sangat kecil, pembayaran bunganya dilindungi margin yang sangat
stabil dan pokok hutang bebas dari risiko tidal' te:rbayar. Penerbit obligasi
dengan peringkat AAA (Aaa) memiliki fundamental sangat kuat sehingga
tidak terpengaruh oleh perubahan berbagai eleme:n yang terkait. Biasanya
obligasi dengan peringkat tertinggi semacam ini memberikan kupon
rendah.
2. Obligasi dengan peringkat AA (Aa) dinilai memiliki kualitas yang juga
tinggi walau tidak sehandal AAA (Aaa). Perlindungan margin atas
pembayaran bunga tidak sekuat AAA (Aaa), namun demikian penerbit
memiliki fundamental yang bagus. Obligasi jenis ini termasuk kategori
yang baik untuk investasi walaupun kemungkinan lebih fluktuatif
dibanding highest grade bond.
3. Obligasi dengan peringkat A masih menarik untuk di investasi dan
dianggap sebagai obligasi dengan peringkat menengah ke atas. Elemenelemen yang meajamin pembayaran bunga dan pokok pinjaman dianggap
cukup walaupun ada elemen yang dianggap akan melemah di masa
mendatang.
4. Obligasi dengan peringkat BBB (Baa) merupakan obligasi dengan
peringkat menengah. Pembayaran bunga dan pokok pinjan1an tidak
dilindungi secara baik, sehingga pembayaran bunga dan pokok piajaman
dianggap cukup pada saat ini. Tetapi ada kemungkinan bahwa

23

pembayaran bunga dan pokok pinjaman tidak dapat diandalkan untuk
jangka panjang. Sesungguhnya obligasi dengan peringkat BBB (Baa)
tentu akan menyediakan yield yang tinggi.
5. Obligasi dengan peringkat BB (Ba) dinilai spekulatif (speculative grade

bond). Perlindungan terhadap pembayaran bunga dan pokok pinjaman
sangat moderat, sehingga pembayaran bunga dan pokok pinjaman tidak
dijamin secara baik, baik perusahaan dalam kondisi yang baik maupun
buruk.
6. Obligasi dengan peringkat B (Caa) sebenarnya kurang memiliki karakter
yang diperlukan untuk investasi (non-investment grade). Karena ada
elemen-elemen yang membahayakan terhadap pembayaran bunga dan
pokok pinjaman, ada kemungkinan default.
7. Obligasi dengan peringkat Ca mempresentasikan obligasi sang sangat
spekulatif. Obligasi dengan peringkat D (C, Caa) merupakan obligasi
peringkat terendah dan kemungkinan default sangat besar. Obligasi
kategori inilah yang disebutjunk bond.
Obligasi yang layak untuk investasi (investment grade) dimasukkan ke
dalam satu kategori dengan peringkat AAA (Aaa) hingga BBB (Baa). Obligasi
yang tennasuk spekulatif adalah BB (Ba) hingga D maupun C.

24

b. Fuugsi Pemeringkatau Obligasi
Enam fungsi dari pemeringkat utang perusahaan (Foster, 1986 dalam
Wydia Andry, 2005) adalah:
a. Sumber informasi superior atas kemampuan perusahaan untuk
membuat ketepatan waktu pembayaran kembali hutang pokok dan
tingkat bunga yang dipinjamkan. Superioritas ini timbul dari
kemampuan untuk menganalisis informasi umum atau mengakses
informasi rahasia.
b. Sumber dengan biaya rendah bagi keluasan informasi kredit, terkait
cross section antar perusahaan, pemerintah claerah dan pemerintah.
Pengumpulan

informasi

tentang

sejumlah

perusahaan

swasta,

perusahaan pemerintah atau pemerintah daerah dapat sangat mahal.
Hal ini akan lebih efektifjika infom1asi tersebwt dengan mudah (dalam
bentuk skala rating point).
c. Sumber legal insurance untuk pengawasan investasi. Membatasi
investasi sekuritas hutang hanya pada tingkat kategori yang tinggi saja.
d. Sumber sertifikasi tambahan terhadap hutang perusahaan ditetapkan,
ha! tersebut merupakan reputasi berupa resiko. Peringkat rnerupakan
insentif bagi perusahaan yang bersangkutan, mengenai kelengkapan
atau ketetapan waktu dari laporan keuangan dan data yang mendasari
peringkat lainnya. Perusahaan peringkat dapat menyajikan sertifikat
kualitas informasi yang diberikan oleh issuer atas sekuritas hutang
yang diberikan peringkat.
25

e. Monitor terhadap kegiatan manajemen.

f. Memudahkan kebijakan publik yang melarang investasi spekulatif oleh
institusi, seperti bank, perusahaan asuransi dan dana pensiun.

c. Proses Pemeringkatan Obligasi
Proses pemeringkatan efek utang dapat digambarkan melalui diagram
berikut:

Permobonan
Nasabab

-

Persia pan
Peringkat

I

Pengnmnman dan
Pemantanan
Peringkat

{

Analisis
Peringkat
セ@

Penentlllan
Peringkat

'
Penelaahan
Peringkat

Gambar. 2.1
Proses Pemeringkatan Obliga1si
a. Permobonan Pemeringkatan
Proses permohonan pemeringkatan adalab:


Penyampaian permobonan oleh klien;



Penyampaian data informasi yang dibutuhkan;



Pembayaran biaya pemeringkatan.

26

b. Persiapan Pemeringkatan
Proses persiapan pemeringkatan adalah:


Penunjukkan tim pelaksanaan pemeringkatan;

"

Pemelajaran data dan informasi yang disampaikan klien untuk
mendapatkan gambaran umum mengenai kondisi perusahaan dan
industrinya.

c. Analisis Pcmeringkatan
Proses analisis pemeringkatan adalah:


Analisis risiko industri;



Analisis aspek-aspek keuangan dan non keuangan untuk mendapat
gP:nbaran mengenai:

I. Kapasitas keuangan
2. Prestasi keuangan
3. Kemampuan manajemen


Peninjauan langsung ke perusahaan, proyek, clan pabrik yang terkait
untuk mendapatkan konfirmasi clan penjelasan l·ebih lanjut;



Wawancara dengan direksi, pemasok, pemberi pinjaman dan pihakpihak lain yang terkait guna mendapatkan infonnasi yang dibutuhkan.

d. Pencntuan Peringkat
Proses penentuan peringkat adalah:


Tim analisis akan mempresentasikan hasil laponm kepada pemeringkat
serta menyarankan peringkat.



Panitia pemeringkat mendiskusikan dan menentukan peringkat.
27

e. Pengumuman dan Pemantanan Hasil Peringkat
Proses pengumuman dan pemantauan hasil peringkat adalah:


Pengumuman peringkat kepada klien.



Setelah diumumkan, klien dapat meminta peninjauan ulang, dengan
menyerahkan informasi yang bersifut material. Rapat internal akan
menilai dan menentukan tindak lanjut yang diperlukan. Klien
mempunyai waktn 3 x 24 jam untuk mengajukan permohonan
peninjauan ulang setelah diumumkannya ィ。セゥャ@



jpemeringkatan.

Pemeringkat akan mengumumkan basil pemeringkatan tersebut kepada
publik setelah mendapat persetujuan tertulis dari klien



Pemantauan terhadap suatu peringkat akan dilakukan minimal satu k?li
setahun sampai tanggal jatuh tempo efek utang yang bersangkutan.

4. Rasio Keuangan Peringkat Obligasi
Peringkat obligasi mencerminkan tingkat keamanannya, apakah obligasi
tersebut layak untuk diinvestasikan dengan risiko rendah a