Tindak Tutur Literal Tindak Tutur Literal-Tindak Tutur Tidak Literal
17 Maksud
: Tuturan tersebut bermaksud memberitahukan tidak mau merepotkan budenya.
Tuturan penolakan tersebut termasuk penolakan tidak literal yang ditandai dengan adanya makna yang tidak sama dengan konteks
tuturan pada saat dituturkan.
PENUTUP
Berdasarkan hasil pembahasan pada penelitian ini diperoleh bentuk-bentuk tindak tutur penolakan pada wacana arisan keluarga di kalangan masyarakat
berlatar belakang budaya Jawa. Bentuk-bentuk tindak tutur penolakan ditemukan dua bentuk penolakan, yaitu 1 bentuk bahasa dan 2 bentuk bahasa tubuh.
Bentuk bahasa terbagi menjadi dua jenis penolakan, yaitu 1 tindak tutur penolakan, dan 2 modus penolakan. Tindak tutur penolakan terbagi menjadi tiga
tuturan penolakan, yaitu 1 dua tindak tutur penolakan memerintah, 2 tiga tindak tutur penolakan menyarankan, dan 3 tiga tindak tutur penolakan
menanyakan. Modus penolakan terbagi menjadi tujuh modus penolakan yaitu, 1 dua modus ketidaksanggupan, 2 satu modus ketidaknyamanan, 3 lima modus
ketidakpedulian, 4 empat modus ketidakmauan, 5 dua modus ketidaksiapan, 6 satu modus kesibukan, dan 7 tiga modus keseganan. Bentuk bahasa tubuh
terbagi menjadi satu jenis penolakan, yaitu modus penolakan. Modus penolakan terbagi menjadi satu modus penolakan, yaitu 1 empat modus ketidakmauan.
Dari hasil pembahasan tersebut juga diperoleh asumsi pragmatik penolakan pada wacana arisan keluarga di kalangan masyarakat berlatar belakang
budaya Jawa. Asumsi pragmatik penolakan ditemukan dua kategori, yaitu 1 tindak tutur langsung-tindak tutur tidak langsung, dan 2 tindak tutur literal-
tindak tutur tidak literal. Tindak tutur langsung terbagi menjadi dua modus, yaitu 1 lima modus berita dan 2 satu modus perintah. Sedangkan tindak tutur tidak
langsung terbagi menjadi tiga modus, yaitu 1 dua modus berita, 2 satu modus perintah, dan 3 empat modus tanya. Tindak tutur literal ditemukan 14 tuturan
literal. Sedangkan tindak tutur tidak literal ditemukan 4 tuturan tidak literal.