2. Intensitas Curah Hujan
Intensitas curah hujan juga berpengaruh terhadap kapasitas infiltrasi, jika intensitas curah hujan lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi
aktual adalah sama dengan intensitas hujan. Apabila intensitas hujan lebih besar dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi aktual sama dengan kapasitas
infiltrasi. Intensitas hujan merupakan faktor yang menentukan apakah suatu lokasi
akan mengalami penggenangan atau banjir. Apakah banjir dikaitkan dengan laju infiltrasinya. Artinya bila intensiatas hujan lebih besar dari laju infiltrasinya.
Basak, 1999
3. Tekstur Tanah
Menurut Hardjowigeno 2007, kelas tekstur tanah menunjukkan perbandingan butir-butir pasir 0,005-2 mm, debu 0,002-0,005 mm, dan liat
0,002 mm di dalam fraksi tanah halus. Tekstur menentukan tata air, tata udara, kemudahan pengelolaan, dan struktur tanah. Penyusun tekstur tanah berkaitan erat
dengan kemampuan memberikan zat hara untuk tanaman, kelengasan tanah, perkembangan akar tanaman, dan pengelolaan tanah. Berdasarkan persentase
perbandingan fraksi-fraksi tanah, maka tekstur tanah dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu halus, sedang, dan kasar. Makin halus tekstur tanah mengakibatkan
kualitas tanah semakin menurun karena berkurangnya kemampuan tanah dalam menghisap air.
Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah separat yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi relatif antara fraksi pasir
sand berdiameter 2,00 -0,20 mm atau 2000-200 ��, debu silt berdiameter
0,20-0,002 mm atau 200-2 �� dan liat clay 2 �� Hanafiah, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Kelas tekstur ditentukan atas dasar perbandingan massa dari ketiga fraksi tersebut. Tanah dengan proporsi pasir, debu, dan liat yang berbeda menunjukkan
kelas tekstur yang berbeda Hillel, 1971.Secara lebih rinci tekstur tanah digambarkan dalam segitiga USDA seperti yang terlihat dalam Gambar 1.
4. Kerapatan Massa Bulk Density
Kerapatan massa adalah perbandingan dari massa tanah kering dengan volume total tanah termasuk volume tanah dan pori Hillel, 1971. Setiap
perubahan dalam struktur tanah mungkin untuk mengubah jumlah ruang-ruang pori dan juga berat per unit volume. Bila dinyatakan dalam � ��
3
� kerapatan
massa tanah-tanah liat yang ada di permukaan dengan struktur granular besarnya berkisar 1,0 sampai 1,3. Tanah-tanah di permukaan dengan tekstur kasar
mempunyai kisaran 1,3 sampai 1,8. Perkembangan struktur yang lebih besar pada tanah-tanah dipermukaan dengan tekstur halus menyebabkan kerapatan massanya
lebih rendah bila dibandingkan dengan tanah berpasir Foth, 1991. �
�
=
�
�
�
�
=
�
�
�
�
+ ��+ �
�
............................................................................... 7 Dimana :
�
�
= Kerapatan massa bulk density � ��
3
� Ms = massa tanah g
Vt = volume total tanah volume ring ��
3
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Segitiga tekstur menunjukkan persentase liat dibawah 0,002 mm, debu 0,002-0,05 mm dan pasir 0,05-2,0 mm pada dasar kelas
tekstur Hillel, 1971.
Bulk density sangat berhubungan dengan particle density, jika particle density tanah sangat besar maka bulk density juga besar. Hal ini dikarenakan
partikel density berbanding lurus dengan bulk density, namun apabila tanah memiliki tingkat kadar air yang tinggi maka partikel density dan bulk density
akan rendah. Dapat dikatakan bahwa particle density berbanding terbalik dengan kadar air. Hal ini terjadi jika suatu tanah memiliki tingkat kadar air yang tinggi
dalam menyerap air tanah, maka kepadatan tanah menjadi rendah karena pori-pori di dalam tanah besar sehingga tanah yang memiliki pori besar akan lebih mudah
memasukkan air di dalam agregat tanah Hanafiah, 2005.
Universitas Sumatera Utara
5. Kerapatan Partikel Particel Density