Pengaruh Pemberian Teh Daun Kelor (Moringa oleifera) Setelah dan Sebelum terhadap Glukosa Darah Post-pandrial Dewasa Sehat

PENGARUH PEMBERIAN TEH DAUN KELOR
(Moringa oleifera) SETELAH DAN SEBELUM TERHADAP
GLUKOSA DARAH POST-PANDRIAL DEWASA SEHAT

NOVI LUTHFIANA PUTRI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Pemberian
Teh Daun Kelor (Moringa oleifera) Setelah dan Sebelum terhadap Glukosa Darah
Post-pandrial Dewasa Sehat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2014
Novi Luthfiana Putri
NIM I14100150

ABSTRAK
NOVI LUTHFIANA PUTRI. Pengaruh Pemberian Teh Daun Kelor (Moringa
oleifera) Setelah dan Sebelum terhadap Glukosa Darah Post-pandrial Dewasa
Sehat. Dibimbing oleh EVY DAMAYANTHI.
Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh pemberian minuman teh
daun kelor (Moringa oleifera) setelah dan sebelum terhadap glukosa darah postpandrial dewasa sehat. Penelitian pendahuluan merupakan optimasi minuman teh
daun kelor, meliputi tahap penyeduhan teh daun kelor, uji hedonik, dan analisis
kadar EGCG minuman teh daun kelor. Penelitian utama merupakan uji klinis yang
melibatkan 10 subjek dewasa sehat dan dipilih berdasarkan kriteria inklusi. Hasil
penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa teh daun kelor yang paling disukai
panelis merupakan seduhan 3 gram daun kelor kering dalam 200 ml dan
mengandung EGCG (epigallocatechin-3-gallate) sebesar 114.37 mg. Terdapat
dua perlakuan, yaitu minum teh setelah glukosa (P1) dan minum teh sebelum
glukosa (P2). Hasil uji klinis menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata pada

luas Area Under Curve (AUC) kontrol dengan P1 (p>0.05). Terdapat perbedaan
yang nyata antara luas AUC kelompok kontrol dengan P2 (p0.05). Kelompok P2 berbeda nyata dan
lebih rendah dibandingkan dengan glucose score kontrol (p0.05). There was a
significant difference between the AUC control and P2 treatment (p0.05). There was a significant difference between glucose score control and
P2 treatment (p0.05).
Respon glukosa darah post-pandrial pada kontrol mencapai puncak pada
menit ke-30 dengan glukosa darah sebesar 149.6 mg/dl, sedangkan perlakuan P1

18
mencapai puncak pada menit ke-45 dengan nilai yang lebih rendah dibandingkan
kontrol, yaitu 138.7 mg/dl. Pada perlakuan P2, puncak glukosa darah dicapai pada
menit ke-30 sebesar 126.4 mg/dl, lebih rendah dibandingkan dengan kontrol dan
perlakuan P1. Pada menit ke-120, glukosa darah kelompok kontrol mencapai 80.3
mg/dl, P1 mencapai 77.7 mg/dl, dan P2 mencapai 78.7 mg/dl. Grafik berikut ini
menunjukkan respon glukosa darah post-pandrial pada ketiga perlakuan.
160.0

Glukosa darah (mg/dl)

150.0

140.0
130.0
120.0
110.0
100.0
90.0
80.0

70.0

0

15

30

45

60


90

120

kontrol

95.5

128.1

149.6

149.1

118.1

102.8

80.3


P1

92.4

122.0

137.1

138.7

122.8

104.1

77.7

P2

87.5


114.7

126.4

125.4

114.3

97.7

78.7

Keterangan:
P1: perlakuan minum teh kelor setelah pemberian glukosa
P2: perlakuan minum teh kelor sebelum pemberian glukosa

Gambar 10 Kadar glukosa darah post-prandial subjek normal pada ketiga
perlakuan
Berdasarkan grafik respon kadar glukosa darah post-pandrial pada ketiga
subjek, dilakukan perhitungan AUC untuk mengetahui luasan di bawah grafik.

Hasil perhitungan luas AUC pada penelitian ini disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Area under curve (AUC)
Keterangan
Subjek 1
Subjek 2
Subjek 3
Subjek 4
Subjek 5
Subjek 6
Subjek 7
Subjek 8
Subjek 9
Subjek 10
Rata-rata
(mean+sd)

Area Under Curve (AUC)
Kelompok Kontrol
Kelompok P1
Kelompok P2

14 032.5
14 070
13 177.5
14 745
14 205
14 040
13 860
13 807.5
12 255
15 937.5
15 465
14 272.5
14 857.5
13 822.5
13 477.5
13 792.5
13 777.5
12 810
14 152.5
12 675

11 475
13 515
13 312.5
12 225
13 755
13 875
13 372.5
11 992.5
11 655
11 265
14 064±1022.82a

13 666±996.77a

12 837±1019.86b

Keterangan:
Nilai yang diikuti oleh huruf supersript yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata (p>0.05)


Luas Area Under Curve
(mg/dl.menit)

19
14200
14000
13800
13600
13400
13200
13000
12800
12600
12400
12200

14 064±1022.82a
13 666.5±996.77a

12 837±1019.86b


Kontrol

P1

P2

Perlakuan

Keterangan:
P1: perlakuan minum teh kelor setelah pemberian glukosa
P2: perlakuan minum teh kelor sebelum pemberian glukosa

Gambar 11 Grafik luas AUC
Hasil uji statistik menggunakan ANOVA menunjukkan bahwa perlakuan
yang diberikan memberikan pengaruh yang nyata terhadap luasan grafik atau area
under curve (AUC) (p0.05). Kelompok perlakuan
minum teh sebelum glukosa (P2) berbeda nyata dan lebih rendah dibandingkan
dengan luas AUC kelompok kontrol (p