Skor Keanekaragaman Konsumsi Pangan (Dietary Diversity Score) Remaja Di Bandung Dan Padang

SKOR KEANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN
(DIETARY DIVERSITY SCORE) REMAJA DI BANDUNG DAN
PADANG

YOESNIASANI DWI MEISYA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakakan bahwa skripsi berjudul Skor
Keanekaragaman Konsumsi Pangan (Dietary Diversity Score) dan Status Gizi
Remaja di Bandung dan Padang adalah benar karya saya dengan arahan dari
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Yoesniasani Dwi Meisya
NIM I14100071

ABSTRAK
YOESNIASANI DWI MEISYA. Skor Keanekaragaman Konsumsi Pangan
(Dietary Diversity Score) Remaja di Bandung dan Padang. Dibimbing oleh
CESILIA METI DWIRIANI dan LILIK KUSTIYAH.
Keanekaragaman merupakan elemen kunci konsumsi pangan yang
berkualitas. Salah satu cara sederhana pengukurannya adalah menggunakan
Dietary Diversity Score (DDS). Remaja sering dikaitkan dengan masalah
kekurangan atau kelebihan zat gizi dan hal ini terkait dengan perilaku gizi yang
salah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji skor keanekaragaman
konsumsi pangan remaja pelajar SMA Kota Bandung dan Padang. Data
keanekaragaman konsumsi pangan diolah menggunakan instrumen DDS dari data
food recall 1x24 jam dimana semua kelompok pangan dijumlahkan dengan

kisaran skor 0-9. Rata-rata DDS di Bandung dan Padang relatif sama masingmasing 4.32±1.33 dan 4.30±1.26. Status gizi (TB/U dan IMT/U) sebagian besar
adalah normal, tetapi proporsi overweight pada perempuan di Padang lebih besar
(21.7%) daripada di Bandung (13.2%). Tidak ditemukan hubungan antara
karakteristik contoh, karakteristik keluarga dengan keanekaragaman konsumsi.
Namun terdapat kecenderungan semakin beragam konsumsi pangan, status gizi di
Padang semakin baik. Dapat disimpulkan bahwa dengan semakin beragam jenis
pangan yang dikonsumsi maka status gizi remaja cenderung semakin baik.
Kata kunci: remaja, skor keanekaragaman konsumsi pangan, status gizi

ABSTRACT
YOESNIASANI DWI MEISYA. Dietary Diversity Score of Adolescent in
Bandung and Padang. Supervisied by CESILIA METI DWIRIANI and LILIK
KUSTIYAH.
Dietary diversity is a key element of a quality diet. One of simple ways to
measure the diversity of food consumption is dietary diversity score (DDS).
Adolescents are often associated with the problem of deficiency or excess
nutrients and the problems about improper nutrition behavior. The purpose of this
study was to assess the dietary diversity score of adolescents of high school
students at Bandung and Padang. Dietary diversity data were estimated using
DDS instruments derived from 24 hour food recall where all of food groups were

summed in the range of 0-9. Average of DDS relative same both in Bandung and
Padang each was 4.32 ± 1.33 and 4.30 ± 1.26. In general nutritional status (HAZ
and BAZ) was normal, but the proportion of overweight in Padang (21.7%) was
greater than Bandung (13.2%). There was no corelation between subject and
family characteristic with DDS. But higher DDS tend to have better nutritional
status in Padang. Therefore the higher adolescents DDS tend to have better
nutrition.
Keywords: adolescents, dietary diversity score, nutritional status

SKOR KEANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN
(DIETARY DIVERSITY SCORE) REMAJA DI BANDUNG DAN
PADANG

YOESNIASANI DWI MEISYA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat


DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

i

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini
menggunakan data sekunder dengan judul Skor Keanekaragaman Konsumsi
Pangan (Dietary Diversity Score) Remaja di Bandung dan Padang.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir.
Cesilia Meti Dwiriani, M.Sc dan Dr. Ir. Lilik Kustiyah, M.Si selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan saran dan dukungan dalam
penulisan karya ilmiah ini serta pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
pengolahan data penelitian dengan baik. Terima kasih kepada Dr. Ir. Drajat
Martianto, M.Si selaku dosen pemandu seminar sekaligus dosen penguji sidang

yang telah memberikan masukan, arahan dan saran demi penyempurnaan skripsi
ini.
Ungkapan terima kasih kepada kedua orangtua tercinta (H. Usep Ahmad
Fatsani, S.Pd., M.Pd dan Hj. Yani Rohani, S.Pd), kakak dan adik-adik tersayang
(Sidhi Rizkie Nurdiansyah, S. IT., M. Alfi Fauzy, Maulana Arby Fatsani dan M.
Yusuf Januar Fatsani), serta seluruh keluarga besar atas kasih sayang, doa,
nasihat, dukungan, semangat, dan pengertiannya sehingga penulis dapat terus
berjuang dalam menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin. Alvin Fitrian
yang penuh semangat dan tidak pernah lelah memberikan motivasi kepada
penulis. Sahabat-sahabat yang telah memberikan kasih sayang, bantuan dan
motivasinya: M. Mifthah Faridh Chairil, Widia Nurfauziah, Iqbar Mahendra
Saputra, Irmawati Ramadhania, Cahyuning Isnaini dan M. Taufik Hidayat.
Seluruh civitas academica Gizi Masyarakat 47 seperjuangan yang penuh
semangat, serta rekan-rekan gizi lainnya dan semua pihak yang tidak bisa
disebutkan satu per satu atas doa dan dukungan yang telah diberikan selama ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2014
Yoesniasani Dwi Meisya


ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

ii

DAFTAR TABEL

iii

DAFTAR GAMBAR

iii

DAFTAR LAMPIRAN

iii


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan

2

Hipotesis

2

Kegunaan

2


KERANGKA PEMIKIRAN

3

METODE

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

10

Karakteristik Contoh

10

Karakteristik Keluarga

11


Keanekaragaman dan Konsumsi Pangan

13

Hubungan Karakteristik Contoh dan Keluarga dengan Keanekaragaman dan
Konsumsi Pangan
29
SIMPULAN DAN SARAN

31

Simpulan

31

Saran

32

DAFTAR PUSTAKA


33

LAMPIRAN

36

RIWAYAT HIDUP

53

iii

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Variabel, jenis data dan cara pengambilan data
Angka kecukupan energi dan zat gizi remaja
Skor keanekaragaman konsumsi pangan
Cara pengkategorian variabel
Sebaran contoh berdasarkan karakteristik dan wilayah SMA
Sebaran contoh berdasarkan status gizi dan wilayah SMA
Sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga dan wilayah SMA
Sebaran contoh (%) berdasarkan kelompok pangan yang dikonsumsi
dan wilayah SMA
Sebaran rata-rata dan standar deviasi DDS dan wilayah SMA
Sebaran contoh berdasarkan kategori DDS dan wilayah SMA
Sebaran contoh (%) berdasarkan DDS, status gizi (TB/U dan IMT/U)
dan wilayah SMA
Sebaran contoh berdasarkan asupan dan wilayah SMA
Sebaran contoh berdasarkan kategori tingkat kecukupan gizi serta
wilayah SMA
Rata-rata frekuensi konsumsi berdasarkan wilayah SMA
Sebaran NAR (%) contoh berdasarkan wilayah SMA
Sebaran contoh berdasarkan MAR dan wilayah SMA
Simpulan dari beberapa studi mengenai DDS di negara-negara
berkembang
Koefisien korelasi antara NAR dan total DDS
Sebaran kategori DDS dan berdasarkan rata-rata z-skor serta wilayah
SMA

5
7
8
9
10
11
12
13
15
16
17
19
20
21
23
24
25
30
30

DAFTAR GAMBAR
1
2
3

Bagan kerangka pemikiran keanekaragaman konsumsi pangan dan
status gizi remaja di Bandung dan Padang
Prosedur pengambilan contoh
Sebaran contoh dengan skor keanekaragaman konsumsi pangan

4
5
16

DAFTAR LAMPIRAN

1
2
3
4

Kuesioner penelitian
Uji hubungan antara karakteristik contoh dan asupan energi dan zat gizi
Uji hubungan antara karakteristik contoh dengan NAR energi dan zat
gizi
Uji hubungan antara karakteristik contoh dengan MAR dan DDS

36
41
42
43

iv

5 Uji hubungan antara karakteristik contoh dengan frekuensi konsumsi
protein
6 Uji hubungan antara karakteristik keluarga dengan asupan energi dan
zat gizi
7 Uji hubungan antara karakteristik keluarga dengan NAR energi dan zat
gizi
8 Uji hubungan antara karakteristik keluarga dengfan MAR dan DDS
9 Uji hubungan antara konsumsi pangan dan status gizi (normal)
10 Uji hubungan antara asupan energi dan zat gizi dengan status gizi
11 Uji hubungan antara NAR dan status gizi
12 Uji hubungan antara NAR energi dan status gizi
13 Uji hubungan antara MAR dan DDS dengan status gizi
14 Uji hubungan antara NAR,MAR dan DDS

44
45
46
47
48
49
50
51
51
52

i

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Remaja merupakan fase transisi dari anak-anak menuju dewasa yang perlu
mendapatkan perhatian khusus karena rentan terhadap masalah gizi. Masalah gizi
yang terjadi pada remaja dapat disebabkan oleh perilaku gizi yang salah, yaitu
pemenuhan kebutuhan gizi tidak sesuai dengan yang dianjurkan. Sebagian besar
remaja di negara berkembang menderita gizi kurang seperti kurang zat gizi besi,
kalsium, vitamin A dan vitamin C. Kurang gizi akan memperlemah sistem
kekebalan tubuh serta meningkatkan kemungkinan dan keparahan terkena infeksi
(Bardosono 2009). Asupan makanan yang kurang juga berhubungan dengan
ketersediaan yang tidak cukup dari makanan baik dari segi kuantitas maupun
kualitas (WHO 2006).
Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 secara nasional menunjukkan
kecenderungan peningkatan prevalensi kekurusan remaja pada tahun 2007 dan
2013 sebesar 0,4%. Begitu pula dengan prevalensi kegemukan meningkat dari
1,4% pada tahun 2007 menjadi 7,3% pada tahun 2013 (Depkes 2013). Permaisih
(2003) menyebutkan prevalensi anemia pada remaja di perkotaan sebesar 25.5%.
Terjadinya anemia tidak hanya berkaitan kurang zat besi tetapi juga disebabkan
oleh kurangnya zat gizi mikro lain seperti asam folat, vitamin A, vitamin C,
riboflavin dan vitamin B12, karena zat-zat gizi tersebut berperan penting dalam
eritropoiesis (pembentukan sel darah merah) dan metabolisme besi (Allen 2002;
Beard 2000).
Keanekaragaman telah lama diakui sebagai elemen kunci diet berkualitas
tinggi dan dapat dinilai menggunakan alat sederhana seperti dietary diversity
score (DDS). Keanekaragaman konsumsi pangan didefinisikan sebagai jumlah
jenis makanan atau kelompok pangan yang dikonsumsi selama periode waktu
tertentu (Ruel 2003). Salah satu peran keanekaragaman pangan adalah untuk
menjamin kecukupan zat gizi yang dibutuhkan baik secara zat gizi makro maupun
mikro. Dalam beberapa penelitian jumlah yang dikonsumsi lebih tinggi dari
kelompok makanan dikaitkan dengan peningkatan kecukupan gizi (Hatloy et al.
1998; Torheim et al. 2004). Selain itu, Krebs-Smith et al. (1987) menyarankan
konsumsi pangan yang bervariasi dapat mengurangi risiko kekurangan atau
kelebihan salah satu zat gizi.
Penelitian Mirmiran et al. (2004) pada remaja 10-18 tahun di Tehran
menunjukkan korelasi positif yang signifikan (r = 0,42, p