Penambahan Asam Humat Dalam Pakan Ikan Nila Oreochromis Niloticus Yang Mengandung Logam Berat Dari Kerang Hijau Perna Viridis

PENAMBAHAN ASAM HUMAT DALAM PAKAN IKAN
NILA Oreochromis niloticus YANG MENGANDUNG LOGAM
BERAT DARI KERANG HIJAU Perna viridis

SHELLA MARLINDA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Penambahan asam
humat dalam pakan ikan nila Oreochromis niloticus yang mengandung logam
berat dari kerang hijau Perna viridis adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2016
Shella Marlinda
NIM C151140531

RINGKASAN
SHELLA MARLINDA. Penambahan Asam Humat dalam Pakan Ikan
Nila Oreochromis niloticus yang Mengandung Logam Berat dari Kerang
Hijau Perna viridis. Dibimbing oleh DEDI JUSADI, MIA SETIAWATI dan
MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI.
Kerang hijau prospektif untuk dijadikan sebagai bahan baku pakan ikan,
karena mengandung protein yang tinggi, produktivitas tinggi. Namun kerang
hijau memiliki kandungan logam berat yang tidak layak dikonsumsi manusia.
Untuk mencegah akumulasi logam berat di dalam tubuh ikan yang
mengkonsumsi pakan dengan bahan baku kerang hijau, perlu ditambah asam
humat di dalam formula pakan tersebut. Asam humat diketahui dapat
mengkelat logam berat, sehingga mencegah akumulasi logam berat di dalam
ikan yang mengkonsumsinya. Penelitian ini bertujuan menguji peran asam
humat yang ditambahkan ke dalam pakan yang mengandung logam berat dari

kerang hijau dalam mencegah akumulasi logam berat serta menunjang kinerja
pertumbuhan ikan nila Oreochromis nilotius.
Kerang hijau yang mengandung logam berat diformulasi bersama bahan
baku lain dan asam humat sebanyak 0, 100, 200, 400, dan 800 mg kg-1 pakan.
Ikan nila dengan bobot 7,9±0,02 g dipelihara dalam 15 akuarium yang
berukuran 100 x 45 x 35 cm dengan kepadatan 17 ekor/akuarium selama 60
hari. Ikan dipelihara menggunakan sistem resirkulasi top filter dan diberi
pakan secara at satiation sebanyak 3 kali sehari pada pukul 08.00, 12.00 dan
16.00 WIB. Di hari ke 60, sebagian ikan dipanen, untuk diukur beratnya,
sehingga laju pertumbuhan ikan dapat diukur. Jumlah konsumsi pakan selama
masa budidaya dicatat untuk menghitung konversi pakan dan nilai retensi
protein. Ikan yang mati selama masa pemeliharaan dicatat untuk dihitung
tingkat kelangsungan hidupnya. Sembilan ekor ikan diambil dagingnya untuk
diukur logam berat. Tiga ekor ikan diambil dari masing-masing akuarium
untuk diambil darahnya sebagai parameter hematologi. Lima ekor ikan
dengan bobot rata-rata 41,9±5,62 g dipelihara kembali untuk uji kecernaan.
Pemeliharaan untuk uji kecernaan dilaksanakan selama 60 hari. Pada akhir
pemeliharaan uji kecernaan dan feses telah terkumpul, selanjutnya feses ikan
dilakukan analisa guna menghitung nilai kecernaan total, kecernaan protein,
analisis logam berat di feses agar dapat menghitung Pb yang diserap dan Pb

yang dibuang via feses.
Penambahan asam humat di dalam formula pakan tidak menyebabkan
terjadinya perubahan jumlah konsumsi pakan selama masa budidaya (p