Pengaruh Persepsi Risiko, Etnosentrisme, dan Sikap Mahasiswa terhadap Minat Beli Produk Madoe honey IPB

PENGARUH PERSEPSI RISIKO, ETNOSENTRISME, DAN
SIKAP MAHASISWA TERHADAP
MINAT BELI PRODUK MADOE HONEY IPB

RAFIKA ZHAKI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Persepsi
Risiko, Etnosentrisme, dan Sikap Mahasiswa terhadap Minat Beli Produk Madoe
honey IPB adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Rafika Zhaki
I24100078

ABSTRAK
RAFIKA ZHAKI. Pengaruh Persepsi Risiko, Etnosentrisme, dan Sikap
Mahasiswa terhadap Minat Beli Produk Madoe honey IPB. Dibimbing oleh
RETNANINGSIH.
Persepsi risiko, etnosentrisme, dan sikap akan berpengaruh terhadap minat
beli seseorang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh persepsi risiko,
etnosentrisme, dan sikap mahasiswa terhadap minat beli produk Madoe honey IPB.
Lokasi penelitian dilakukan di IPB Dramaga, Bogor. Penelitian ini menggunakan
desain cross sectional study dengan melibatkan 200 mahasiswa yang dipilih
secara acak sederhana dengan jumlah proporsional berdasarkan fakultas. Hasil
penelitian menunjukkan mahasiswa IPB menganggap pembelian produk Madoe
honey IPB cukup berisiko, terutama pada risiko psikologis. Sebanyak 34.5 persen
mahasiswa IPB berada pada kategori etnosentrisme, 57.5 persen mahasiswa IPB
memiliki sikap positif pada produk Madoe honey IPB, dan 61.5 persen mahasiswa

IPB berminat membeli produk Madoe honey IPB. Dari variabel karakteristik
mahasiswa, karakteristik keluarga, dan etnosentrisme yang memiliki hubungan
positif dengan sikap hanya etnosentrisme. Faktor yang memengaruhi minat beli
produk Madoe honey IPB adalah persepsi risiko dan sikap, namun etnosentrisme
tidak memiliki pengaruh terhadap minat beli produk Madoe honey IPB.
Kata kunci: Madoe honey IPB, minat beli, persepsi risiko, etnosentrisme, sikap
RAFIKA ZHAKI. The Influence of Perceived Risk, Ethnocentrism, and Attitude
of Students Toward Intention to Buy Madoe honey IPB Product. Supervised by
RETNANINGSIH.
ABSTRACT
Perceived risk, ethnocentrism, and attitude was influenced by intention to
buy. The aim of this study was to analyze the influence of perceived risk,
ethnocentrism, and attitude of students toward intention to buy Madoe honey IPB
product. Research location was in Bogor Agricultural University in Dramaga,
Bogor. This study used cross-sectional study design that involves 200 participants
from bachelor students by using proporsional sampling technique. The result
showed almost all of the students assumed that buying Madoe honey IPB product
was quite risky, especially for psychological risks. The result also showed that
34.5 percents students were identified category ethnocentrism, 57.5 percents
students having attitude positif of Madoe honey IPB product, and 61.5 percents

students had an intention to buy Madoe honey IPB product. The result showed
that positive correlation between attitude and ethnocentrism. Beside that, showed
that intention to buy Madoe honey IPB product was influenced by perceived risk
and attitude, but ethnocentrism was not influenced by intention to buy Madoe
honey IPB product.
Keywords: Madoe honey IPB, intention to buy, perceived risk, ethnocentrism,
attitude

PENGARUH PERSEPSI RISIKO, ETNOSENTRISME, DAN
SIKAP MAHASISWA TERHADAP
MINAT BELI PRODUK MADOE HONEY IPB

RAFIKA ZHAKI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen


DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi: Pengaruh Persepsi Risiko, Etnosentrisme, dan Sikap Mahasiswa
terhadap Minat Beli Produk Madoe honey IPB
Nama
: Rafika Zhaki
NIM
: I24100078

Disetujui oleh

Ir Retnaningsih, MSi
Pembimbing

Diketahui oleh


Prof Dr Ir Ujang Sumarwan, MSc
Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat
dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul Pengaruh Persepsi Risiko,
Etnosentrisme, dan Sikap Mahasiswa terhadap Minat Beli Produk Madoe honey
IPB berhasil diselesaikan. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
beberapa pihak sehingga penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir Retnaningsih, MSi sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan, dukungan dan saran selama penulisan skripsi ini;
Alfiasari, SP, MSi selaku dosen pemandu seminar hasil penelitian; Ir Moh
Djemdjem Djamaludin, MSc selaku dosen penguji I dan Dr Ir Lilik Noor
Yuliati, MFSA selaku dosen dosen penguji II.
2. Winarno, SPt selaku staf pengajar Institut Pertanian Bogor yang telah
memberikan informasi mengenai produk Madoe honey IPB, serta
Direktorat Administrasi Pendidikan (Dit. AP) yang telah memberikan data
mahasiswa S1 reguler IPB yang aktif pada tahun ajaran 2013/2014.

3. Orang tua penulis Sukardi MS dan Sudarsih, kakak-kakak penulis Eka
Mayasari, SKom dan Aries Dwi Saputra, SH, serta Mohamad Arif
Guntoro, SPel. Terima kasih atas doa, dukungan, motivasi, serta saran
yang membangun.
4. Anisa Pratami sebagai teman satu penelitian. Terima kasih atas kerjasama,
saran, serta dukungan yang diberikan selama menyusun skripsi. Temanteman IKK 47, keluarga besar Fema atas semangat dan kebersamaannya,
serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
membantu kelancaran penyusunan ini.
Demikian ucapan terima kasih, semoga penelitian ini bisa memberikan
informasi yang bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, September 2014
Rafika Zhaki

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

3

KERANGKA PEMIKIRAN


4

METODE PENELITIAN

5

Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

5

Teknik Penarikan Contoh

6

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

7

Pengolahan dan Analisis Data


8

Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASNAN

10
12

Hasil

12

Pembahasan

19

SIMPULAN DAN SARAN

23


Simpulan

23

Saran

23

DAFTAR PUSTAKA

23

RIWAYAT HIDUP

26

DAFTAR TABEL
1
2

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Sebaran contoh berdasarkan fakultas
Variabel, skala dan kategori data penelitan
Sebaran mahasiswa berdasarkan usia
Sebaran mahasiswa berdasarkan uang saku
Sebaran mahasiswa berdasarkan jenis kelamin
Sebaran mahasiswa berdasarkan agama
Sebaran keluarga berdasarkan usia orang tua
Sebaran keluarga berdasarkan jenis pekerjaan orang tua
Sebaran keluarga berdasarkan besar keluarga
Sebaran keluarga berdasarkan garis kemiskinan
Rataan persepsi risiko terhadap produk Madoe honey IPB
Sebaran mahasiswa berdasarkan persepsi risiko pada produk Madoe
honey IPB
Sebaran mahasiswa berdasarkan etnosentrisme pada produk Madoe
honey IPB
Sebaran mahasiswa berdasarkan sikap pada produk Madoe honey IPB
Sebaran mahasiswa berdasarkan minat beli terhadap produk Madoe
honey IPB
Uji korelasi antara karakteristik mahasiswa dan keluarga, serta
etnosentrisme dengan sikap terhadap produk Madoe honey IPB
Uji regresi linier antar variabel

7
8
12
13
13
13
14
14
14
15
15
16
16
16
17
17
18

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Produksi madu di Indonesia baru mencapai sekitar 2.000 ton/tahun dengan
tingkat konsumsi madu per kapita masih rendah, yaitu sekitar 10 s/d 15
gram/orang/th atau hanya setara dengan satu sendok makan per orang per tahun
(Dirjen BPDASPS 2013). Produksi madu masih sangat rendah di Indonesia,
sementara potensi pasar dalam negeri sangat besar. Dengan total jumlah penduduk
sekitar 250 juta jiwa dan asumsi konsumsi per kapita madu di Indonesia sebesar
30gr/tahun paling tidak kita membutuhkan madu sebesar 7.500 ton per tahun
untuk memenuhi kebutuhan madu domestik. Rata-rata nilai madu impor tahun
2012 sebesar US$ 649 388 (BPS 2012). Hal ini membuktikan bahwa masih
banyak madu impor yang masuk ke Indonesia. Banyaknya madu impor yang
masuk ini memberikan manfaat bagi konsumen salah satunya adalah
memperbanyak pilihan madu yang dapat dibeli dan dikonsumsi.
Institut Pertanian Bogor merupakan salah satu perguruan tinggi yang telah
banyak melakukan penelitian dan menghasilkan produk-produk di bidang
pertanian baik dari sisi teknologi maupun pangan. Salah satu produk yang
dihasilkan IPB adalah pengolahan lebah madu yang dikembangkan menjadi
produk pangan seperti produk Madoe honey IPB. Produk tersebut diproduksi oleh
Non Ruminansia dan Satwa Harapan (NRSH) & Agroeduturism (AET) Fakultas
Pertenakan IPB dan saat ini telah dipasarkan melalui indomaret, agrimart, dan
koperasi atau unit usaha yang terletak di kampus IPB Dramaga. Produk Madoe
honey IPB ini memiliki beberapa jenis variasi, diantaranya madu kapuk, madu
karet, madu rambutan, dan madu lengkeng. Semua produk tersebut diproses
dengan teknologi yang higienis, yang menghasilkan madu bercita rasa tinggi dan
telah teruji memberikan multi-manfaat untuk kesehatan1).
Produk Madoe honey IPB diharapkan dapat menarik minat beli konsumen,
termasuk mahasiswa IPB sebagai civitas akademika IPB yang merupakan
konsumen terdekat. Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk
membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan
pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan
pembelian (Assael 2001). Menurut Samadi dan Nejadi (2009), minat beli dapat
dipengaruhi oleh persepsi risiko. Ketidakpastian yang konsumen hadapi ketika
tidak mampu memprediksi konsekuensi negatif dapat menjadi pertimbangan
sebelum melakukan pembelian (Schiffman dan Kanuk 2010). Persepsi risiko
berarti diibaratkan peluang negatif yang kemungkinan terjadi jika membeli atau
menggunakan suatu produk setelah menentukan pilihan produk yang dianggap
tepat.
Etnosentrisme merupakan salah satu bentuk nilai yang dapat
direpresentasikan sebagai tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk dalam
negeri. Pada saat menghadapi pilihan madu impor atau lokal, konsumen perlu
memiliki nilai etnosentrisme yang kuat untuk memilih, membeli dan
mengkonsumsi produksi lokal (Shimp dan Sharma 1987). Etnosentrisme
merepresentasikan kepercayaan konsumen mengenai kepatuhan dan moralitas
dalam membeli produk dengan mendahulukan produk bangsa sendiri dibanding
produk dari bangsa lain, kecuali produk yang bersangkutan tidak ada subsitusinya
1)

Sumber : Winarno S.Pt staff pengajar Fapet IPB (2014)

2
didalam negeri. Etnosentrisme dapat diinterpretasikan bahwa membeli produk
impor adalah sesuatu yang salah, tidak patriotik dan mengganggu perekonomian
(Shimp dan Sharma 1987). Etnosentrisme terbukti berpengaruh terhadap minat
beli (Bamber et al. 2012). Selain itu, etnosentrisme merujuk pada sikap,
kepercayaan, standar, dan perilaku seseorang yang berlebihan terhadap sesuatu
dalam lingkungan (Sumner (1940). Sharma et al. (1995) menyatakan bahwa
etnosentrisme konsumen berkorelasi positif dengan sikap patriotik. Hal ini
mengingat mahasiswa yang memiliki etnosentrisme tinggi maka akan memiliki
sikap pada produk Madoe honey IPB semakin tinggi pula
Sikap konsumen merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi
keputusan pembelian konsumen. Sikap sebagai ungkapan dari perasaan konsumen
terhadap suatu objek apakah disenangi atau tidak, dan sikap juga menggambarkan
kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut
(Sumarwan 2011). Sikap pada penelitian ini diharapkan mahasiswa lebih
menyukai produk dari institusinya sendiri. Berdasarkan uraian diatas, persepsi
risiko, etnosentrisme, dan sikap mahasiswa IPB merupakan faktor yang saling
berpengaruh terhadap minat beli produk Madoe honey IPB. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi risiko,
etnosentrisme, dan sikap mahasiswa terhadap minat beli produk Madoe honey IPB.

Perumusan Masalah
Produk Madoe honey IPB yang relatif baru di IPB diharapkan dapat
diterima oleh konsumen, termasuk mahasiswa IPB yang merupakan konsumen
terdekat. Dalam penelitian ini ingin mengetahui mahasiswa IPB apakah
menggunakan produk-produk IPB yang dihasilkan oleh institusi dan minat beli
dari civitas akademika IPB. Berbagai risiko kemungkinan juga dipertimbangkan
sebelum menentukan minat atau tidaknya membeli produk Madoe honey IPB.
Selain itu, banyaknya madu impor yang masuk ke Indonesia menyebabkan
timbulnya persaingan antara madu lokal dan impor. Nilai adalah kepercayaan atau
segala sesuatu yang dianggap penting oleh seseorang atau masyarakat (Sumarwan
2011). Salah satu bentuk nilai adalah etnosentrisme dimana konsumen lebih
memilih produk dalam negeri dibandingkan produk luar negeri, termasuk dalam
membeli produk madu. Menurut Departemen Kehutanan Direktorat Jenderal
Planologi Kehutanan (2009), kebutuhan madu nasional Indonesia belum bisa
dipenuhi secara optimal, untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi
Indonesia mengimpor sebagian lebih madu dari luar. Kondisi tersebut
menimbulkan persaingan antara produk impor dengan produk lokal untuk
memperebutkan pasar domestik. Akan tetapi jika produk madu impor dipasaran
masih banyak dijual, tentunya akan membuat konsumen lebih tertarik untuk
membeli madu impor. Banyaknya produk madu impor di Indonesia juga dapat
memengaruhi sikap konsumen pada produk Madoe honey IPB. Oleh karena itu,
persaingan yang semakin diperkuat tersebut akan memengaruhi minat beli
konsumen terhadap produk Madoe honey IPB. Penerimaan produk Madoe honey
IPB yang dilihat dari segi persepsi risiko, etnosentrisme, dan sikap mahasiswa
IPB menjadi fokus pada penelitian ini. Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian
ini dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

3
1. Bagaimana persepsi risiko, etnosentrisme, dan sikap mahasiswa pada
produk Modoe honey IPB?
2. Bagaimana minat beli mahasiswa terhadap produk Modoe honey IPB?
3. Bagaimana hubungan karakteristik mahasiswa dan keluarga, etnosentrisme,
dengan sikap terhadap produk Modoe honey IPB?
4. Bagaimana pengaruh persepsi risiko, etnosentrisme, dan sikap mahasiswa
terhadap minat beli produk Modoe honey IPB?

Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
persepsi risiko, etnosentrisme, dan sikap mahasiswa terhadap minat beli produk
Modoe honey IPB.
Tujuan ksusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. Menganalisis persepsi risiko, etnosentrisme, dan sikap mahasiswa pada
produk Modoe honey IPB;
2. Menganalisis minat beli mahasiswa terhadap produk Modoe honey IPB;
3. Menganalisis hubungan karakteristik mahasiswa dan keluarga,
etnosentrisme, dengan sikap terhadap produk Modoe honey IPB;
4. Menganalisis pengaruh persepsi risiko, etnosentrisme, dan sikap
mahasiswa terhadap minat beli produk Modoe honey IPB.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk beberapa
pihak, diantaranya :
1. Peneliti
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pemahaman mengenai persepsi risiko, etnosentrisme, dan sikap mahasiswa
terhadap minat beli produk Modoe honey IPB, serta sebagai sarana belajar
dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah.
2. IPB
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan
masukan bagi IPB untuk mempromosikan produk-produk IPB yang baru
pada lingkungan IPB maupun masyarakat luas.
3. Konsumen
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi yang bermanfaat
mengenai persepsi risiko, etnosentrisme, dan sikap mahasiswa terhadap
minat beli produk Modoe honey IPB sebagai bahan pertimbangan sebelum
melakukan keputusan pembelian.
4. Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah
untuk merumuskan kebijakan, khususnya kemudahan prosedur dalam

4
memberikan perlindungan terhadap hasil karya penelitian dan pemberian
perlindungan kepada konsumen.

KERANGKA PEMIKIRAN
Madu impor saat ini banyak dijual di pasar, tidak hanya di pasar modern,
di pasar tradisional juga banyak beredar produk madu impor. Apalagi saat ini
Indonesia mengimpor sebagian lebih madu dari luar. Akibat dari dampak tersebut
konsumen memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi madu impor
dibandingkan madu lokal.
Karakteristik mahasiswa diduga menentukan minat beli produk Modoe
honey IPB. Jenis kelamin diduga memengaruhi minat beli produk Modoe honey
IPB. Hasil penelitian Prihatiningsih (2008), perempuan memiliki minat beli yang
lebih rendah dibandingkan dengan minat beli laki-laki. Perempuan lebih
mempunyai minat beli yang cenderung lebih baik untuk menuju kepada proses
pembelian. Usia mahasiswa diduga menentukan minat beli produk Modoe honey
IPB. Hasil penelitian Sukmaningtyas (2012) menyatakan bahwa terdapat beberapa
faktor yang memengaruhi pembelian yaitu usia. Istikhomah (2013) dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa uang saku memengaruhi minat beli. Keluarga
memiliki peranan penting dalam menentukan perilaku pembelian seseorang. Hasil
penelitian Putri (2012), menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga
berpengaruh terhadap pembelian. Hal ini diduga karakteristik keluarga
memengaruhi minat beli produk Modoe honey IPB.
Minat beli produk Modoe honey IPB dipengaruhi oleh persepsi risiko,
etnosentrisme, dan sikap. Persepsi risiko merupakan risiko yang dirasakan oleh
konsumen ketika membeli suatu produk. Enam aspek dari persepsi risiko, yaitu
risiko fungsi, fisik, keuangan, waktu, sosial, psikologis. Beberapa keenam risiko
ini dimiliki konsumen untuk menjadi pertimbangan menggunakan suatu produk.
Besarnya risiko yang dirasakan oleh konsumen berbeda-beda berdasarkan atribut
produk atau kepercayaan diri konsumen. Konsumen yang memiliki persepsi risiko
yang tinggi terhadap suatu barang maka cenderung menghindari penggunaan
barang. Hasil penelitian Samadi dan Nejadi (2009) menyatakan minat beli dapat
dipengaruhi oleh persepsi risiko. Penelitian Ranityasari (2012) mengungkapkan
persepsi risiko memberikan pengaruh yang bersifat negatif terhadap niat
penggunaan. Jika terdapat ketidakpastian cenderung memicu hasil dari pembelian
tidak sesuai yang diharapkan (Naiyi 2004).
Etnosentrisme merupakan nilai atau kepercayaan mengenai kelayakan dan
moralitas terhadap pembelian produk impor. Konsumen dengan etnosentrisme
tinggi merasa tidak pantas atau merasa salah bila membeli produk buatan luar
negeri, sedangkan membeli dan mengkonsumsi produk lokal merupakan apresiasi
terhadap identitas dan perasaan memiliki. Etnosentrisme dapat memengaruhi
sikap seseorang. Mahasiswa yang memiliki etnosentrisme tinggi maka akan
memiliki sikap pada produk Modoe honey IPB yang tinggi pula. Sikap pada
produk Modoe honey IPB merupakan ungkapan perasaan suka atau tidak suka
terhadap berbagai atribut dan manfaat dari madu lokal. Hasil penelitian Sharma et
al. (1995) menyatakan bahwa etnosentrisme konsumen berkorelasi positif dengan

5
sikap patriotik. Hasil penelitian Suryadi dan Hendrawan (2010) menyatakan
etnosentrisme dan sikap memiliki pengaruh signifikan dengan minat beli.
Minat beli pada penelitian ini yaitu kecenderungan seseorang untuk
membeli produk. Minat beli produk Modoe honey IPB dapat menjadi salah satu
tujuan yang ingin dicapai oleh konsumen. Gambar 1 menerangkan kerangka
pemikiran penelitian yang akan menganalisis pengaruh karakteristik mahasiswa,
karakteristik keluarga, persepsi risiko, etnosentrisme, dan sikap mahasiswa
terhadap minat beli produk Modoe honey IPB.
Persepsi risiko
Karakteristik
Mahasiswa:
- Usia
- Uang saku
- Jenis kelamin
- Agama
Karakteristik
Keluarga:
- Usia orangtua
- Pekerjaan
orangtua
- Besar keluarga
- Pendapatan
keluarga (kap/bl)

 Risiko fungsi
 Risiko fisik
 Risiko keuangan
 Risiko waktu
 Risiko sosial
 Risiko psikologis

Etnosentrisme

Sikap

Minat beli
produk
Madoe honey
IPB
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
: Hubungan antar variabel yang diteliti
: Hubungan antar variabel yang tidak diteliti

Perilaku membeli
Madoe honey

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian

METODE
Desain, Lokasi, dan Waktu
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yakni data
dikumpulkan pada satu waktu tertentu yang tidak berkelanjutan (Umar 2003).
Penelitian dilakukan di kota Bogor, kampus IPB Dramaga. Pemilihan lokasi
penelitian dilakukan berdasarkan pertimbangan kampus IPB Dramaga merupakan

6
salah satu lokasi awal lebah madu yang dikembangkan menjadi produk Madoe
honey IPB serta pertimbangan kemudahan aksesibilitas. Pengumpulan data primer
dilakukan sejak bulan April hingga Mei 2014.
Teknik Penarikan Contoh
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Sarjana (S1)
reguler IPB semester empat dan enam yang masih aktif pada tahun akademik
2013/2014 yang berjumlah 7 092 orang. Populasi penelitian dipilih dengan
pertimbangan mahasiswa semester empat dan enam diduga lebih terpapar
informasi mengenai hasil pengembangan penelitian IPB khususnya produk Madoe
honey IPB, serta masih mengambil matakuliah yang relatif berada di lingkungan
kampus IPB Dramaga sehingga mempermudah dalam pengambilan data.
Mahasiswa semester dua diduga masih belum terlalu terpapar informasi mengenai
produk Madoe honey IPB tersebut, sedangkan mahasiswa semester delapan
diduga lebih fokus terhadap tugas akhir masing-masing yang kemungkinan
mobilitasnya lebih tinggi di luar kampus IPB Dramaga. Mahasiswa Progam
Sarjana (S1) dipilih sebagai contoh dengan pertimbangan populasinya banyak,
aksesnya lebih dekat dengan lokasi awal penelitian lebah madu (Fapet) sehingga
sedikit lebih memperoleh informasi mengenai hasil pengembangan penelitian IPB,
serta kemudahan aksesibilitas.
Metode pemilihan contoh yang digunakan adalah proporsional random
sampling dengan jumlah proporsional berdasarkan fakultas. Penentuan jumlah
contoh minimal menggunakan rumus Slovin (Umar 2003).
n=

N
=
7 092
= 198
(1+Ne2) (1+ 7 092(0,07)2)

200 orang

Keterangan:
n = jumlah contoh yang diambil
N = jumlah populasi
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan contoh yang
dapat ditolerir atau taraf nyata (7%)
Hasil perhitungan dengan rumus Slovin menunjukkan 198 orang harus
diambil sebagai jumlah contoh minimal. Jumlah contoh yang diambil pada
penelitian ini berjumlah 200 orang dengan asumsi untuk memperkecil kesalahan
yang terjadi ketika penarikan contoh. Selanjutnya penentuan jumlah contoh setiap
fakultas dilakukan secara proporsional.
ni =
Keterangan:
ni = jumlah contoh tiap subpopulasi
Ni = total subpopulasi
N = total populasi
n = jumlah contoh yang diambil

xn

7
Proporsi contoh setiap fakultas ditentukan berdasarkan jumlah mahasiswa
dari masing-masing fakultas. Sebaran contoh berdasarkan fakultas dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1 Sebaran contoh berdasarkan fakultas
No.
1.
2.
3.

Fakultas

4.
5.
6.

Pertanian
Kedokteran Hewan
Perikanan dan Ilmu
Kelautan
Peternakan
Kehutanan
Teknologi Pertanian

7.
8.
9.

Matematika dan IPA
Ekonomi dan Manajemen
Ekologi Manusia
Total

Jumlah Mahasiswa
(Ni)

Persentase (%)

Jumlah Contoh (n)

837
363
794

12
5
12

24
10
23

367
761
894

5
11
13

10
22
25

1 324
1 040
712

17
15
10

37
29
20

7 092

100

200

Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Penelitian ini mencakup dua variabel, yaitu variabel bebas (karakteristik
mahasiswa, karakteristik keluarga, persepsi risiko, etnosentrisme, dan sikap) serta
variabel terikat (minat beli) dengan mengembangkan kuisioner terstruktur sebagai
alat bantu dalam pengumpulan data. Sebelum melakukan pengumpulan data,
dilakukan uji coba kuesioner terlebih dahulu dengan melibatkan 30 orang
mahasiswa IPB. Kuisioner persepsi risiko dikembangkan dari Schiffman dan
Kanuk (2010) dan Peter dan Olson (2010), kuisioner terdiri atas 24 item
pernyataan. Kuisioner etnosentrisme dan sikap dikembangkan dari Shimp dan
Sharma (1987) menggunakan CETSCALE, kuisioner terdiri atas 17 item
etnosentrisme dan 8 item sikap. Ketiga variabel tersebut menggunakan skala
Likert 1-5 (sangat tidak setuju hingga sangat setuju). Penggunaan skala Likert
dapat memberi peluang kepada responden untuk mengekspresikan perasaan dalam
bentuk persetujuan terhadap suatu pernyataan (Sumarwan et al. 2011).
Selanjutnya kuisioner minat beli terdiri atas 2 item pernyataan dengan
menggunakan skala Guttman (ya atau tidak).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer meliputi karakteristik mahasiswa (usia, uang saku, jenis
kelamin, dan agama), karakteristik keluarga (usia orangtua, pekerjaan orangtua,
besar keluarga, dan pendapatan keluarga (kap/bl)), persepsi risiko (cronbach s
alpha 0.613), etnosentrisme (cronbach s alpha 0.891), sikap (cronbach s alpha
0.903), minat beli (cronbach s alpha 0.797), serta informasi dari pihak dosen IPB
yang mengembangkan produk Madoe honey IPB. Data primer diperoleh dari self
report contoh dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Data sekunder meliputi
data jumlah mahasiswa S1 reguler IPB yang tergolong aktif pada tahun akademik
2013/2014.
Skala dan kategori data setiap variabel yang digunakan pada penelitian ini
dapat dilihat pada Tabel 2.

8
Tabel 2 Variabel, skala dan kategori data penelitan
Variabel

Skala data

Karakteristik mahasiswa
Usia

Rasio

Uang saku (Rp/bl)

Rasio

Jenis kelamin
Agama

Nominal
Nominal

Karakteristik keluarga
Usia orang tua
(ayah & Ibu)

Rasio

Jenis pekerjaan

Nominal

Besar keluarga

Rasio

Pendapatan keluarga (kap/bl)

Rasio

Variabel
Persepsi resiko

Ordinal

Etnosentrisme

Ordinal

Sikap

Ordinal

Minat beli

Ordinal

Kategori data
Berdasarkan Sumarwan (2011)
1. Remaja akhir (16-18 tahun)
2. Dewasa awal (19-24 tahun)
1. < Rp900 000
2. Rp900 001-Rp1 800 000
3. > Rp 1 800 000
1. Laki-laki
2. Perempuan
1. Islam
2. Katolik
3. Protestan
4. Hindu
5. Budha
Berdasarkan Sumarwan (2011)
1. Dewasa lanjut (25-35 th)
2. Separuh baya (36-50 th)
3. Tua (51-65 th)
4. Lanjut usia (>65 th)
1. PNS
2. Pegawai Swasta
3. Wiraswasta
4. Buruh
5. Supir
6. Petani
7. Tidak bekerja/IRT
8. Lainnya (pensiunan)
Berdasarkan BKKBN (1998)
1. Kecil : 4 orang
2. Sedang : 5-7 orang
3. Besar : 8 orang
Berdasarkan BPS (2013)
1. Miskin ( 271 626)
2. Tidak miskin (>271 626)
Tidak berisiko (48-58)
Cukup berisiko (59-68)
Sangat berisiko (69-78)
Non etnosentrisme (38-61)
Etnosentrisme (62-85)
Negatif (13-26)
Positif (27-40)
Tidak berminat (0)
Berminat (1-2)

Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah berhasil dikumpulkan diolah melalui proses seperti
editing, coding, scorring, entry data, cleaning data, dan analisis data. Data
dianalisis secara statistik deskriptif dan inferensia dengan menggunakan program
Microsoft Excel dan SPSS (Statistical Product and Service Solution).

9
Pengkategorian dari variabel persepsi risiko, etnosentrisme, sikap, dan
minat beli menggunakan interval kelas dapat dihitung dengan cara sebagai berikut
(Slamet 1993):
Nilai tertinggi (NT)

Nilai terendah (NR)

Interval Kelas (i) =
Jumlah Kategori
Pernyataan mengenai variabel persepsi risiko berjumlah 24 pernyataan dan
diberi skor sesuai skala Likert. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju, skor 2
untuk jawaban tidak setuju, skor 3 untuk jawaban cukup setuju, skor 4 untuk
jawaban setuju, dan skor 5 untuk jawaban sangat setuju. Interval kelas pada
persepsi risiko terbagi menjadi tiga kategori, yaitu kategori tidak berisiko (48-58),
cukup berisiko (59-68), dan sangat berisiko (69-78). Rataan komponen persepsi
risiko diperoleh dari membagi skor persepsi risiko per komponen dengan jumlah
item pernyataan per komponen. Variabel persepsi risiko terdiri dari enam
komponen dengan jumlah pernyataan yang sama tiap komponennya. Risiko
fungsional, risiko keuangan, risiko waktu, risiko psikologis, risiko sosial, dan
risiko fisik terdiri dari masing-masing 4 pertanyaan.
Pernyataan mengenai variabel etnosentrisme berjumlah 17 pernyataan dan
diberi skor sesuai skala Likert. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju, skor 2
untuk jawaban tidak setuju, skor 3 untuk jawaban cukup setuju, skor 4 untuk
jawaban setuju, dan skor 5 untuk jawaban sangat setuju. Interval kelas pada
etnosentrisme terbagi menjadi dua kategori, yaitu kategori non etnosentrisme (3861),dan etnosentrisme (62-85).
Pernyataan mengenai variabel sikap berjumlah 8 pernyataan dan diberi
skor sesuai skala Likert. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju, skor 2 untuk
jawaban tidak setuju, skor 3 untuk jawaban cukup setuju, skor 4 untuk jawaban
setuju, dan skor 5 untuk jawaban sangat setuju. Interval kelas pada sikap terbagi
menjadi dua kategori, yaitu kategori negatif (13-26) dan positif (27-40).
Pernyataan mengenai variabel minat beli berjumlah 2 pernyataan dan
diberi skor, yaitu skor 0 untuk jawaban tidak dan skor 1 untuk jawaban ya.
Interval kelas pada minat beli terbagi menjadi dua kategori, yaitu tidak berminat
beli (0) dan berminat beli (1-2).
Analisis data statistik yang digunakan yaitu:
1. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik
mahasiswa (usia, uang saku, jenis kelamin, dan agama), karakteristik
keluarga (usia orangtua, pekerjaan orangtua, besar keluarga, dan pendapatan
keluarga (kap/bl)), variabel persepsi risiko, etnosentrisme, sikap, serta
variabel minat beli.
2. Uji korelasi yang digunakan yaitu uji korelasi Pearson untuk melihat
hubungan karakteristik mahasiswa (usia, uang saku, jenis kelamin, dan
agama) dan karakteristik keluarga (usia orangtua, besar keluarga, dan
pendapatan keluarga (kap/bl)), serta etnosentrisme dengan sikap terhadap
produk Madoe honey IPB.
3. Uji korelasi Chi-Square digunakan dalam penelitian ini yaitu pada jenis
kelamin dan agama.

10
4. Uji regresi linier berganda dilakukan untuk melihat pengaruh karakteristik
mahasiswa (usia, jenis kelamin, uang saku, dan agama), karakteristik
keluarga (usia orangtua, besar keluarga, dan pendapatan keluarga (kap/bl)),
persepsi risiko, etnosentrisme, dan sikap mahasiswa terhadap minat beli
produk Madoe honey IPB.
Y=

+ 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 +
9X9+ 10X10+ 11X11+ 12X12

5X5 +

6X6 +

Keterangan :
Y = Minat beli produk Madoe honey IPB
= Konstanta regresi
= Koefisien regresi
X1 = Usia (th)
X2 = Uang saku (Rp/bl)
X3 = Jenis kelamin (1=perempuan; 0=laki-laki)
X4 = Agama (1=muslim; 0=non muslim)
X5 = Usia ayah (th)
X6 = Usia ibu (th)

7X7+

7X7+

8X8+

X7 = Besar keluarga
X8 = Pendapatan Kel
(kap/bl)
X10 = Persepsi risiko
X11 = Etnosentrisme
X12 = Sikap

Definisi Operasional
Contoh adalah mahasiswa program sarjana IPB yang sedang menempuh
pendidikan semester empat sampai semester enam pada tahun akademik
2013/2014.
Karakteristik mahasiswa adalah segala informasi yang berkaitan dengan
identitas pribadi contoh meliputi usia, uang saku, jenis kelamin, dan
agama.
Usia adalah jumlah lahir sampai sekarang pada contoh yang dinyatakan dalam
tahun.
Uang saku adalah sejumlah uang yang diperoleh contoh setiap bulan yang
dinyatakan dalam rupiah. Uang saku dapat bersumber dari pemberian
orang tua, gaji atau upah bekerja, beasiswa atau sumber lain yang bersifat
tetap.
Jenis kelamin adalah karakteristik contoh berdasarkan alat reproduksinya yang
dinyatakan dalam laki-laki/perempuan.
Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh contoh, seperti islam, katolik,
protestan, hindu dan budha.
Karakteristik keluarga adalah informasi yang berkaitan dengan keluarga contoh
seperti usia orangtua, pekerjaan orangtua, besar keluarga, dan pendapatan
keluarga (kap/bl).
Usia orangtua adalah jumlah lahir sampai sekarang pada orangtua contoh yang
dinyatakan dalam tahun.
Pekerjaan orangtua adalah mata pencaharian orangtua contoh yang menjadi
sumber utama pemasukan finansial keluarga. Kode satu (1) untuk PNS,
kode dua (2) untuk pegawai swasta, kode tiga (3) untuk wiraswasta, kode
empat (4) untuk buruh, kode lima (5) untuk supir, kode enam (6) untuk

11
petani, kode tujuh (7) untuk tidak bekerja/IRT dan kode delapan (8)
untuk profesi lain yang belum disebutkan (pensiunan).
Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga inti contoh, termasuk kepala
keluarga yang dinyatakan dalam jumlah orang. Berdasarkan besar
keluarganya, keluarga dikategorikan menjadi keluarga kecil ( 4 orang),
keluarga sedang (5-6 orang) dan keluarga besar ( 7 orang).
Pendapatan keluarga (kap/bl) adalah sejumlah uang yang diperoleh dari
pendapatan keluarga contoh dibagi dengan besar keluarganya.
Madoe honey IPB adalah salah satu produk pangan IPB yang dihasilkan dari
lebah yang memiliki cita rasa tinggi dan banyak manfaat.
Persepsi risiko adalah pandangan terhadap risiko dari pembelian produk Madoe
honey IPB yang memiliki beberapa aspek yaitu risiko keuangan, risiko
sosial, risiko fungsional, risiko psikologis, risiko fisik, dan risiko waktu.
Etnosentrisme adalah kecenderungan contoh menerima atau menolak produk
madu luar negeri dan dalam negeri.
Sikap adalah kecenderungan persetujuan contoh terhadap produk Madoe honey
IPB.
Minat beli adalah kecenderungan contoh untuk membeli produk Madoe honey
IPB yang dapat dikategorikan menjadi tidak berminat beli dan berminat
beli.

12
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Gambaran Umum Produk Madoe Honey
Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai institusi pendidikan memiliki peran
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan menghasilkan varietas
produk non pangan maupun pangan olahan yang kreatif dan inovatif. Semua
produk non pangan dan pangan yang telah dihasilkan oleh civitas akademika IPB
dipasarkan di sekitar kampus, toko/minimarket sekitar kampus, serta outlet resmi
yang berlambangkan logo IPB seperti Serambi Botani. Salah satu contoh produk
pangan IPB yaitu produk Madoe honey IPB. Produk Madoe honey IPB merupakan
salah satu produk yang dihasilkan oleh IPB dengan pengolahan lebah madu yang
dikembangkan menjadi produk pangan. Produk tersebut telah dikomersialkan oleh
Non Ruminansia dan Satwa Harapan (NRSH) & Agroeduturism (AET) Fakultas
Pertenakan IPB. Sistem yang digunakan dalam pendistribusian produk tersebut
yaitu sistem kemitraan. Sistem kemitraan yang dimaksudkan adalah dimana madu
yang diperoleh bukan dari IPB sendiri melainkan langsung dari petani lebah,
kemudian dipilih madu yang berkualitas dan diolah di Laboratorium Fakultas
Peternakan. Produk ini dipasarkan sejak tahun 2011 di indomaret, agrimart, dan
koperasi atau unit usaha yang terletak di kampus IPB Dramaga. Izin pemasaran
produk ini diperoleh dari PIRT pada tahun 2009, namun untuk label halal belum
ada. Harga produk Madoe honey IPB adalah Rp135 000 per kemasan (650 ml),
Rp80 000 per kemasan (300 ml), Rp50 000 per kemasan (250 ml), Rp45 000 perkemasan (200 ml), Rp40 000 (sachet isi 10), dan Rp20 000 (sachet isi 5). Produk
ini memiliki beberapa jenis variasi, diantaranya madu kapuk untuk menambah
nafsu makan, madu karet untuk masker, madu rambutan untuk urinase dan ginjal,
dan madu lengkeng untuk daya tahan tubuh. Berbagai kandungan yang ada pada
produk tersebut memiliki manfaat untuk kesehatan.
Karakteristik Mahasiswa
Usia mahasiswa. Perbedaan usia seseorang dapat menyebabkan
perbedaan kesukaan terhadap selera dan merek suatu produk (Sumarwan 2011).
Usia mahasiswa memiliki kisaran dari 18 hingga 22 tahun. Sebagian besar
mahasiswa rata-rata berusia 20 tahun yang berada pada usia dewasa awal (Tabel
3).
Tabel 3 Sebaran mahasiswa berdasarkan usia
Usia
Remaja akhir (16-18 th)
Dewasa awal (19-24 th)
Total

n
7
193
200

%
3.5
96.5
100.0

Uang saku. Uang saku sebagai sumber daya beli bagi mahasiswa yang
bersumber dari orang tua, beasiswa, dan usaha mandiri (kerja). Uang saku
mahasiswa memiliki kisaran Rp 400 000 hingga Rp 3 100 000. Rata-rata uang

13
saku yang diperoleh sejumlah Rp 976 000. Sebagian besar mahasiswa (81.5%)
memperoleh uang saku dari orang tua (Tabel 4).
Tabel 4 Sebaran mahasiswa berdasarkan uang saku
Uang saku (Rp/bulan)
< 900 000
900 001-1 800 000
> 1 800 000
Total

n
106
83
11
200

%
53.0
41.5
5.5
100.0

Jenis kelamin. Madu diharapkan memiliki manfaat kesehatan bagi kaum
perempuan dan laki-laki untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Hasil penelitian
menggambarkan proporsi terbesar mahasiswa berjenis kelamin perempuan (Tabel
5). Jenis kelamin merupakan data dengan kategori nominal, sehingga dilakukan
dummy untuk mempermudah dalam interpretasi data.
Tabel 5 Sebaran mahasiswa berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total

n
65
135
200

%
32.5
67.5
100.0

Agama. Mahasiswa menganut berbagai agama yang berbeda-beda. Hampir
seluruh mahasiswa (88.0%) menganut agama Islam (Tabel 6). Hasil penelitian
menunjukkan sebanyak (71.6%) mahasiswa yang beragama muslim berminat
pada produk Madoe honey IPB. Agama pada penelitian ini merupakan data
dengan kategori nominal, sehingga dilakukan dummy menjadi muslim dan
nonmuslim dengan alasan mayoritas mahasiswa beragama islam.
Tabel 6 Sebaran mahasiswa berdasarkan agama
Agama
Islam
Katolik
Protestan
Hindu
Budha
Total

n
176
10
12
1
1
200

%
88.0
5.0
6.0
0.5
0.5
100.0

Karakteristik Keluarga Mahasiswa
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat dan anggota keluarga merepresentasikan kelompok referensi
utama yang paling berpengaruh (Kotler dan Keller 2008). Beberapa karakateristik
keluarga yang digunakan pada penelitian ini diantaranya usia orangtua, jenis
pekerjaan orangtua, besar keluarga dan pendapatan keluarga (kap/bln).
Usia orangtua. Usia ayah mahasiswa memiliki kisaran dari 36 hingga 70
tahun dan usia ibu mahasiswa dari 34 hingga 64 tahun (Tabel 7). Usia ayah
mahasiswa didominasi pada kategori tua sedangkan usia ibu mahasiswa pada
kategori separuh baya.

14
Tabel 7 Sebaran keluarga berdasarkan usia orang tua
Usia

Ayah
n*
%
n*
Dewasa lanjut (25-35 th)
0
0
4
Separuh baya (36-50 th)
91
45.5
144
Tua (51-65 th)
97
48.5
48
Lanjut usia (>65 th)
3
1.5
0
Total
191
100.0
196
*) terdapat sembilan (ayah) dan empat (ibu) mahasiswa telah meninggal dunia

Ibu
%
2.0
72.0
24.0
0
100.0

Jenis pekerjaan. Jenis pekerjaan orang tua mahasiswa cenderung
berpengaruh pada pendapatan yang diperoleh keluarga. Ayah berperan sebagai
kepala keluarga atau pencari nafkah utama. Hal tersebut terlihat bahwa ibu
mahasiswa lebih banyak yang tidak bekerja, sedangkan pekerjaan ayah mahasiswa
lebih mendominasi pada jenis pekerjaan PNS (Tabel 8).
Tabel 8 Sebaran keluarga berdasarkan jenis pekerjaan orang tua
Pekerjaan

Ayah

Ibu

n*
%
n*
PNS
61
30.5
40
Pegawai Swasta
34
17.0
11
Wiraswasta
42
21.0
15
6.5
1
Buruh
13
1.0
0
Supir
2
7.5
6
Petani
15
2.5
120
Tidak bekerja/IRT
5
9.5
Lainnya (pensiunan)
3
19
Total
191
95.5
196
*) terdapat sembilan (ayah) dan empat (ibu) mahasiswa telah meninggal dunia

%
2.0
5.5
7.5
0.5
0
3.0
60.0
1.5
80.0

Besar keluarga. Sumarwan (2011) menyatakan semakin banyak anggota
keluarga semakin banyak pula jumlah pembelian dan konsumsi yang dilakukan.
Besar keluarga mahasiswa memiliki kisaran dua hingga sebelas orang. Proporsi
terbesar mahasiswa memiliki keluarga yang terdiri dari lima hingga tujuh anggota
keluarga (Tabel 9).
Tabel 9 Sebaran keluarga berdasarkan besar keluarga
Besar keluarga (orang)
Keluarga kecil ( 4)
Keluarga sedang (5-7)
Keluarga besar (>7)
Total

n
73
120
7
200

%
36.5
60.0
3.5
100.0

Pendapatan Keluarga (kap/bl). Besar pendapatan keluarga akan
menentukan status ekonomi keluarga. Pendapatan per kapita keluarga mahasiswa
diperoleh dari pendapatan keluarga dibagi dengan besar keluarga. Menurut Kepala
Badan Pusat Statistik (2013) penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki
rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan atau
pengeluaran kebutuhan makanan minuman yang disetarakan dengan 2.100 kilo
kalori (kkal). Artinya, jika pengeluaran seseorang dalam satu bulan di bawah Rp
271.626, maka orang tersebut masuk kategori penduduk miskin (BPS 2013). Hasil

15
penelitian menunjukkan rata-rata pendapatan per kapita berada pada Rp 968 140.2
per kapita (Tabel 10).
Tabel 10 Sebaran keluarga berdasarkan garis kemiskinan
Pendapatan kel/kap/bln (Rp)
Miskin ( 271 626)
Tidak miskin (>271 626)
Total

n

%
15.0
85.0
100.0

30
170
200

Persepsi Risiko
Risiko dengan rataan paling tinggi adalah risiko psikologi (3.09) (Tabel
11). Hal ini berarti risiko psikologis merupakan risiko yang paling dirasakan oleh
mahasiswa terhadap produk Madoe honey IPB. Risiko psikologis yang dirasakan
mahasiswa adalah produk yang ingin dibeli tidak sesuai dengan kepribadiannya,
sehingga adanya keraguan dan kecemasan bagi mahasiswa dalam melakukan
pembelian produk Madoe honey IPB. Selanjutnya pada risiko keuangan (2.88),
risiko keuangan yang dirasakan mahasiswa juga beranggapan perlu mengurangi
pengeluaran kebutuhan lain, menambah pengeluaran untuk ke lokasi pembelian,
kemungkinan menghabiskan uang saku per bulan, dan menambah pengeluaran
untuk mencari informasi produk jika hendak membeli produk Madoe honey IPB.
Risiko yang dipersepsikan berisiko di urutan ketiga adalah risiko waktu.
Mahasiswa menganggap terdapat risiko yang kemungkinan membutuhkan waktu
yang lama untuk melihat perubahan tubuh jika membeli produk Madoe honey IPB.
Risiko yang dipersepsikan berisiko di urutan keempat adalah risiko fungsi
dianggap berisiko oleh mahasiswa karena kemungkinan ketidakpastian dari
kinerja produk Madoe honey IPB menjadi salah satu penyebab dalam menentukan
minat atau tidaknya membeli. Selanjutnya risiko yang dipersepsikan berisiko di
urutan kelima dan keenam, yaitu risiko fisik dan risiko sosial dipersepsikan
berisiko oleh mahasiswa yang menganggap terdapat risiko yang kemungkinan
berdampak langsung pada tubuh dan menganggap tubunya sudah sehat sebelum
membeli produk Madoe honey IPB.
Tabel 11 Rataan persepsi risiko terhadap produk Madoe honey IPB
Komponen risiko
1. Risiko fungsi
2. Risiko fisik
3. Risiko keuangan
4. Risiko waktu
5. Risiko sosial
6. Risiko psikologis

Rataan
2.57
2.51
2.88
2.80
2.36
3.09

Persepsi risiko adalah ketidakpastian yang dihadapi konsumen ketika tidak
mampu memprediksi konsekuensi dari keputusan pembelian (Schiffman dan
Kanuk 2010). Sebelum menentukan minat melakukan pembelian produk Madoe
honey IPB, mahasiswa cenderung mempertimbangkan ada atau tidaknya
kemungkinan negatif yang akan dihadapi sebagai konsekuensi pembelian. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (61.1%) mahasiswa cukup berisiko
jika hendak membeli atau menggunakan produk Madoe honey IPB (Tabel 12).

16
Tabel 12 Sebaran mahasiswa berdasarkan persepsi risiko pada produk Madoe
honey IPB
Kategori persepsi risiko
Tidak berisiko (48-58)
Cukup berisiko (59-68)
Sangat berisiko (69-78)

n
25
123
52

%
12.5
61.5
26.0

Etnosentrisme
Etnosentrisme merupakan salah satu bentuk nilai yang dapat
direpresentasikan sebagai tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk dalam
negeri. Pada saat menghadapi pilihan madu impor atau lokal, konsumen perlu
memiliki nilai etnosentrisme yang kuat untuk memilih, membeli dan
mengkonsumsi produksi lokal (Shimp dan Sharma 1987). Etnosentrisme dapat
diinterpretasikan bahwa membeli produk impor adalah sesuatu yang salah, tidak
patriotik dan mengganggu perekonomian (Shimp dan Sharma 1987). Hasil
penelitian menunjukkan lebih dari separuh mahasiswa menjawab setuju bahwa
membeli produk madu impor sebaiknya diminimalisir, itupun jika keperluan
untuk membeli produk madu tersebut mendesak (52.0%) dan membeli produk
madu dalam negeri berarti tetap mempertahankan keberlangsungan hidup rakyat
(51.0%). Hasil penelitian juga menunjukkan sebanyak (34.5%) mahasiswa berada
pada kategori etnosentrisme (Tabel 13). Hal tersebut menunjukkan bahwa
mahasiswa masih belum memiliki etnosentrisme yang tinggi.
Tabel 13 Sebaran mahasiswa berdasarkan etnosentrisme pada produk Madoe
honey IPB
Kategori Etnosentrisme
Non etnosentrisme (38-61)
Etnosentrisme (62-85)
Total

N
131
69
200

%
65.5
34.5
100.0

Sikap
Menurut Setiadi (2010), sikap mengarahkan orang-orang berperilaku secara
konsisten terhadap obyek yang serupa. Sikap terhadap perilaku yaitu untuk
mengetahui sejauh mana kinerja dari perilaku tersebut positif atau negatif untuk
dihargai (Fishbein & Ajzen 1975). Terdapat delapan item pertanyaan sikap
mahasiswa terhadap produk Madoe honey IPB. Hasil penelitian menunjukkan dari
tingginya persentase jawaban pilihan cukup setuju (40.0%) pada pernyataan
mahasiswa IPB sebaiknya membeli produk Madoe honey IPB. Hasil penelitian
juga menunjukkan mahasiswa memiliki sikap positif pada produk Madoe honey
IPB sebanyak (57.5%) (Tabel 14). Hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa
sudah memiliki sikap yang baik pada produk Madoe honey IPB.
Tabel 14 Sebaran mahasiswa berdasarkan sikap pada produk Madoe honey IPB
Kategori Sikap
Negatif
Positif
Total

n
85
115
200

%
42.5
57.5
100.0

17
Minat Beli
Minat beli menunjukkan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu
merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang
diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael
1992). Minat beli diasumsikan sebagai kecenderungan pembelian yang akan
dilakukan oleh mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan (61.5%) mahasiswa
berminat pada produk Madoe honey IPB. Hasil penelitian juga menunjukkan
minat beli mahasiswa IPB yang menggunakan madu (70.0%) lebih tinggi
dibandingkan mahasiswa IPB yang tidak menggunakan madu (58.0%).
Tabel 15 Sebaran mahasiswa berdasarkan minat beli terhadap produk Madoe
honey IPB
Kategori minat beli
Tidak berminat (0)
Berminat (1-2)
Total

Tidak menggunakan
madu
N
60
83
143

Menggunakan madu
n
17
40
57

Total
n
77
123
200

%
38.5
61.5
100.0

Hubungan antara Karakteristik Mahasiswa dan Keluarga,
Etnosentrisme dengan Sikap terhadap Produk Madoe honey IPB

serta

Hasil uji korelasi sikap dan etnosentrisme saling memiliki hubungan positif
signifikan (r=0.396;p=0.000). Hal ini menunjukkan semakin tinggi etnosentrisme
mahasiswa membuat sikap terhadap produk Madoe honey IPB semakin tinggi,
begitu juga sebaliknya semakin tinggi sikap membuat etnosentrisme semakin
tinggi pula terhadap produk Madoe honey IPB. Selanjutnya uang saku, usia ayah,
dan pendapatan keluarga (kap/bl) memiliki hubungan negatif signifikan dengan
etnosentrisme secara berurutan (r=-0.171;p=0.016), (r= -0.142;p=0.045), dan r=
-0.167;p=0.018). Hal ini menunjukkan semakin tinggi uang saku, usia ayah, dan
pendapatan keluarga (kap/bl) membuat etnosentrisme terhadap produk Madoe
honey IPB semakin rendah (Tabel 16).
Tabel 16 Uji korelasi antara karakteristik mahasiswa dan keluarga, serta
etnosentrisme dengan sikap terhadap produk Madoe honey IPB
Variabel

Etnosentrisme

Sikap

Koef. Korelasi

Koef. Korelasi

Usia (th)
-0.076
Uang saku (Rp/bl)
-0.171*
Jenis kelamin (1=perempuan; 0=laki-laki)
5.621
0.115
Agama (1=muslim; 0=non muslim)
-0.142*
Usia ayah (th)
-0.126
Usia ibu (th)
0.050
Besar keluarga
-0.167*
Pendapatan keluarga (kap/bl)
1
Etnosentrisme
0.396**
Sikap
Ket : *signifikan pada level 0.05 (2-tailed) **signifikan pada level 0.01 (2-tailed)

-0.054
-0.025
1.474
3.555
-0.020
-0.106
-0.043
0.082
0.396**
1

18
Faktor yang Memengaruhi Minat Beli
Hasil uji pengaruh menunjukkan karakteristik mahasiswa (usia, uang saku,
jenis kelamin, dan agama), karakteristik keluarga (usia orang tua, besar keluarga
dan pendapatan keluarga (kap/bl)), persepsi risiko, etnosentrisme, dan sikap
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap minat beli dilihat dari F
hitung sebesar 3.974 dan p-value sebesar 0.000 (Tabel 17). Namun, variabel yang
secara parsial berpengaruh terhadap minat beli hanya persepsi risiko dan sikap.
Nilai adjusted R square yang diperoleh sebesar 0.163 menunjukkan sebesar 16.3
persen variabel minat beli dijelaskan oleh variabel yang diteliti, sisanya dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan usia tidak berpengaruh signifikan terhadap
minat beli sehingga tidak sesuai dengan penelitian Sukmaningtyas (2012) yang
menyatakan usia menjadi faktor yang memengaruhi pembelian. Hasil penelitian
menunjukkan jenis kelamin tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli.
Selanjutnya, uang saku tidak berpengaruh secara parsial terhadap minat beli maka
bertolak belakang dengan hasil penelitian Istikhomah (2013), besarnya uang saku
cenderung tidak menjamin mahasiswa memiliki minat beli yang tinggi terhadap
produk Madoe honey IPB. Selain itu, karakteristik keluarga juga tidak
berpengaruh terhadap minat beli sehingga tidak sesuai dengan hasil penelitian
Putri (2012), menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap
pembelian. Persepsi risiko memberikan pengaruh yang negatif signifikan. Hasil
penelitian sejalan dengan Sudiyanti (2009) bahwa kesulitan yang dipersepsikan
konsumen dapat berpengaruh negatif terhadap minat beli. Setiap satuan persepsi
risiko dapat menurunkan minat beli produk Madoe honey IPB 0.045 poin.
Sebaliknya, sikap berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli maka sejalan
dengan penelitian Suryadi dan Hendrawan (2010), berarti satu satuan sikap
mahasiswa dapat meningkatkan minat beli produk Madoe honey IPB sebesar
0.105 poin.
Tabel 17 Uji regresi linier antar variabel
Koef. tidak
Koef.
terstandarisasi
terstandarisasi
ß
ß
Konstanta
2.129
Usia (th)
-0.072
-0.34
Uang saku (Rp/bl)
1.086E-7
0.027
Jenis kelamin (1=perempuan; 0=laki-laki)
-0.278
-0.073
Agama (1=muslim; 0=non muslim)
0.106
0.019
Usia ayah (th)
0.012
0.081
Usia ibu (th)
0.004
0.015
Besar keluarga
-0.027
-0.018
Pendapatan keluarga (kap/bl)
1.296E-7
0.081
Persepsi risiko
-0.045
-0.154
Etnosentrisme
0.022
0.110
Sikap
0.105
0.319
F
3.974
Adjusted R2
0.163
Sig
0.000**
Ket: *signifikan pada level 0.05 (2-tailed) **signifikan pada level 0.01 (2-tailed)
Variabel

Sig.
0.579
0.633
0.704
0.293
0.785
0.264
0.782
0.796
0.266
0.024*
0.139
0.000**

19
Pembahasan
Individu dalam menentukan minat atau tidaknya melakukan pembelian
suatu produk mempunyai berbagai alasan yang dapat mendukung. Informasi yang
jelas mengenai suatu produk cenderung mendorong minat beli individu. Hasil
penelitian menunjukkan mahasiswa IPB berminat melakukan pembelian produk
Madoe honey IPB, meskipun menganggap pembelian Madoe honey cukup
berisiko, terutama pada risiko psikologis, mahasiswa IPB berada pada kategori
etnosentrisme (34.5%), mahasiswa IPB memiliki sikap positif pada produk Madoe
honey IPB (57.5%), serta mahasiswa sudah m