PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN SIKAP TERHADAP MINAT BELI PRODUK POND’S DI SURABAYA.
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN SIKAP
TERHADAP MINAT BELI PRODUK POND’S
DI SURABAYA
SKRIPSI
Oleh :
ALFIANTI TRIDIAN R.
0712010262/ FE / EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan
hidayahnya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul :
‘‘Pengaruh Kualitas Produk dan Sikap Terhadap Minat Beli Produk Ponds di
Surabaya’’
Penyusunan skripsi ini di tujukkan untuk memenuhi syarat penyelesaian
Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, Universitas
Pembangunan Nasional ‘‘Veteran’’ Jawa Timur.
Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spiritual
maupun materiil, khususnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP , selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional ‘‘Veteran’’ Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ‘‘Veteran’’ Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ‘‘Veteran’’ Jawa Timur
4. Ibu Dra. Ec. Suhartuti, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan dan dorongan kepada peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5. Para Dosen dan Asistennya yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan
kepada penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional
‘‘Veteran’’ Jawa Timur.
6. Kepada kedua Orang Tuaku dan khususnya buat My Husband terima kasih atas
dukungan nya selama ini yang tak pernah henti-hentinya dari kalian sehingga
penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya.
7. Berbagai pihak yang turut membantu skripsi dan menyediakan waktunya demi
terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam
skripsi ini masih jauh ari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran
an kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagisemua
pihak yang membutuhkan.
Wassalam......
Surabaya, Juli 2012
Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii
ABSTRAKSI ..................................................................................................... viii
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA ................................................................... 8
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 8
2.2. Landasan Teori ............................................................................ 9
2.3. Perilaku Konsumen .................................................................... 10
2.4. Kualitas Produk .......................................................................... 19
2.5. Sikap Konsumen ........................................................................ 21
2.6. Minat Beli ...................................................................................25
2.7. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli......................... 27
2.8. Pengaruh Sikap Terhadap Minat Beli ........................................ 28
2.8. Kerangka Konseptual ................................................................. 29
2.9. Hipotesis ..................................................................................... 29
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ......................... 30
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 32
3.3. Jenis Data dan Sumber Data ...................................................... 33
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ............................................. 34
BAB IV HASIL PENELIYIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ........................................................ 40
4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................... 41
4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif .................................................... 41
4.2.2. Uji Outlier Multivariate ........................................................... 43
4.2.3. Uji Reliabilitas ......................................................................... 45
4.2.4. Model Pengukuran .................................................................. 46
4.2.5. Model Struktural ..................................................................... 48
4.2.6. Uji Kausalitas .......................................................................... 49
4.3. Pembahasan ................................................................................ 50
4.3.1. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli ..................... 50
4.3.2. Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Minat Beli ................... 51
Iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ............................................................................... 52
5.2. Saran ......................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
V
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Data Top Brand Index Produk Pond’s Tahun 2008-2011 ...................... 4
Tabel 3.1. Goodness Of Fit Indices ......................................................................... 39
Tabel 4.1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin ........................................
42
Tabel 4.2. Identitas Responden Menurut Umur ...................................................... 42
Tabel 4.3. Identitas Responden Menurut Pendidikan ..............................................
43
Tabel 4.4. Hasil Uji Outlier Multivariate ................................................................ 44
Tabel 4.5. Pengujian Reability Consistency Internal .............................................. 45
Tabel 4.6. Outer Loading .........................................................................................
47
Tabel 4.7. Average Variance Extracted (AVE) [CSV – Version] ...........................
48
Tabel 4.8. Data Uji Goodness - Fit Model .............................................................. 48
Tabel 4.9. Data Uji Hipotesis Kausalitas .................................................................49
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konsumen ........................... 13
Gambar 2.2. Kerangka Konseptual ...................................................................... 29
Gambar 4.1. Model Pengukuran dan Struktural .................................................. 46
Gambar 4.2. Model Pengukuran dan Struktural ................................................... 46
vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN SIKAP
TERHADAP MINAT BELI PRODUK POND’S
DI SURABAYA
Alfianti Tridian R.
ABSTRAK
Produk Pond’s boleh dibilang merupakan salah satu kategori produk dengan tingkat
persaingan yang sangat ketat. Bahkan persaingan dikategori ini tidak akan pernah
berakhir, mengingat produk ini termasuk produk yang banyak dibutuhkan, sehingga
membuat persaingan kian terasa dikategori ini. Pada umumnya konsumen bersedia
untuk membeli apabila produk sesuai dengan harapan mereka ketika akan
mengkonsumsinya. Konsumen mau mengorbankan uang yang dimilikinya untuk
membeli produk tertentu bila produk tersebut mampu memenuhi harapannya.
Berdasarkan uraian diatas dalam penelitian ini maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui Pengaruh Kualitas Produk dan Sikap Terhadap Minat Beli Produk
Pond’s Di Surabaya.
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen wanita yang berkunjung ke
toko-toko kosmetik di Surabaya. Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik Non Probability Sampling dengan metode Purposive Sampling
yaitu teknik pengambilan sampel yang dapat dilakukan dengan kriteria-kriteria
tertentu berdasarkan tujuan penelitian. model yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Stuctural Equation Modeling (SEM).
Berdasarkan analisis data dengan menggunakan SEM (Stuctural Equation
Modeling) dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat
disimpulkan hal-hal untuk menjawab permasalahan sebagai berikut : Kualitas
produk berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli produk Pond’s. Sikap
berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli produk Pond’s.
Keywords : Kualitas Produk, Sikap dan Minat Beli.
viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Tuntutan
untuk
dapat
memahami
perilaku
konsumen
merupakan
konsekwensi logis implementasi konsep pemasaran. Pengetahuan dan informasi
yang luas tentang konsumen merupakan sarana yang sangat berguna bagi
manajemen untuk mengembangkan strategi pemasaran yang efektif karena dengan
demikian manajemen akan semakin jeli melihat pasar – pasar baru dan segera
memanfaatkannya.
Saat ini para produsen berlomba-lomba untuk menciptakan berbagai macam
inovasi-inovasi terbaru mereka yang dapat menarik minat masyarakat untuk
membelinya.
Sikap seseorang terhadap atribut produk dapat berbeda-beda karena
keyakinan atau kepercayaan konsumen serta evaluasi terhadap atribut yang dimiliki
produk tersebut. Disamping itu masih ada faktor lain yang turut berpengaruh yang
pada akhirnya akan menentukan minatnya membeli suatu produk. Dalam penelitian
ini sikap merupakan faktor yang mendapatkan perhatian dari peneliti, karena sikap
merupakan faktor yang tepat untuk memprediksi atau meramalkan perilaku
konsumen dimasa yang akan datang. Jadi dengan mempelajari sikap konsumen
diharapkan dapat menentukan apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Persaingan telah
mengubah Perusahaan-Perusahaan dalam
melayani
pasarnya. Hanya mereka yang berubahlah yang dapat terus bertahan. Perusahaan
harus membuka matanya terhadap segmen yang baru terbentuk. Ia harus mengubah
produknya, kemasannya, pendekatannya, cara menangani pasarnya atau bahkan
segmen pasamya dari waktu ke waktu. Tuntutan untuk dapat memahami konsumen
merupakan konskuensi logis, implementasi konsep pemasaran. Dibutuhkan
informasi yang luas tentang konsumen sarana yang sangat berguna bagi manajemen
untuk mengembangkan strategi pemasaran yang efektif.
Sejalan dengan perkembangan budaya dan teknologi, para ahli kecantikan
dapat menciptakan berbagai produk yang dapat membantu konsumen wanita
semakin cantik. Setiap tahun tren-tren kecantikan wajah terus mendidik konsumen.
Selain itu tern-tern warna kosmetika selalu diganti tiap tahun, misalnya Sari Ayu dan
Mustika Ratu dengan tren warna nusantara, Revlon dengan tren warna coklat dan
mocca serta Avon dengan tren warna remaja yang ceria dan dinamis.
Selain tema dan tren kosmetika, jenis kosmetik untuk wanita semakin
bertambah. Pertambahan tersebut guna memenuhi kebutuhan perawatan kulit dan
kecantikan wajah. Kalau dulu konsumen cukup dengan pelembab, alas bedak dan
bedak, sekarang hal tersebut sangat dipandang kurang memadai. Selain itu semua
produk kosmetik biasanya dibedakan untuk berbagai jenis kulit mulai kulit
berminyak sampai kulit kering.
Ragam kosmetika yang beredar tidak hanya dipandang sebagai pemenuhan
kebutuhan belaka. Dari sisi yang lain, konsumen wanita pengguna kosmetika juga
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
beragam. Mereka bisa berbeda dalam usia, pekerjaan, gaya hidup, budaya, kelas
sosial, pendapatan, persepsi, sikap dan sebagainya. Pada dasarnya heterogenitas
konsumen bisa didasarkan pada faktor demografi, psikologi, psikografi, geografi dan
sebagainya. Seluruh faktor tersebut akan menjadikan konsumen berkelompok atau
tersegmentasi.
Dalam realitasnya, perusahaan kosmetika menghadapi pasar yang sangat
heterogen. Suatu kekhawatiran bahwa produsen tidak tahu siapa target pasar
perusahaan yang, sehenarnya, mengingat konsumen wanita pengguna kosmetika
sangat besar atau hampir semua wanita menggunakan kosmetika. Pada paradigma
yang lain, ragam kosmetika yang beredar juga dapat diartikan sebagai implementasi
persaingan yang ketat di antara industri kosmetika. Persaingan terjadi karena pasar
kosmetika khususnya di Indonesia sangat terbuka.
Bila kondisi demikian yang terjadi produsen harus membuat strategi untuk
mengetahui siapa dan bagaimana sebenarnya pasar sasaran yang dihadapi.
Perusahaan rang mengetahui pasar sasarannya dengan tepat akan dapat
menempatkan produknya dengan tepat pada pasar sasaran (positioning). Adapun
langkah awal untuk mengetahui pasar sasaran dan positioning, adalah dengan cara
segmentasi pasar.
Begitu pula yang terjadi pada produk Pond’s. produk pelembab muka boleh
dibilang merupakan salah satu kategori produk dengan tingkat persaingan yang
sangat ketat. Bahkan. Persaingan dikategori ini tidak akan pernah berakhir,
mengingat produk ini termasuk produk yang banyak dibutuhkan, sehingga membuat
persaingan kian terasa di kategori ini.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 1.1
Top Brand Index Produk Ponds Tahun 2008-2011
Merek
Brand
Brand
Brand
Brand
Pelembab
Value
Value
Value
Value
Muka
2008
2009
2010
2011
Viva
217.44%
279.8%
36.6%
31.4%
Pond’s
121.21%
129.1%
40.7%
25.8%
Olay
45.63%
31.7%
15.3%
6.7%
Sariayu
79.66%
31.7%
15.3%
3.2%
Sumber : Majalah SWA, 2011
Dari data tersebut diatas, maka dilihat dari nilai TBI yang setiap tahunnya
mengalami penurunan TBI. Penurunan tersebut tidak menguntungkan bagi Ponds
karena hal ini akan berdampak pada penurunan pendapatan. Berdasarkan tabel di
atas terlihat dengan jelas bahwa Pond’s mengalami penurunan, penurunan tersebut
dapat di mungkinkan karena faktor-faktor antara lain: 1. kualitas produknya 2. sikap
konsumen sehingga dapat memungkinkan seseorang kurang berminat dalam
membeli produk tersebut. Berdasarkan uraian di atas bahwa minat beli konsumen,
Mehta (1994: 66) mendefinisikan sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli
suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang
diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Menurut
Mowen (1990) dalam Oliver (1997) efek hirarki minat beli digunakan untuk
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
menggambarkan urutan proses munculnya keyakinan (beliefs), Sikap (attitudes) dan
perilaku (behavior) yang merupakan tahap pemrosesan informasi. Keyakinan
menunjukkan pengetahuan kognitif yang dimiliki konsumen dengan mengaitkan
atribut, manfaat dan obyek (dengan mengevaluasi informasi), sementara itu sikap
mengacu kepada perasaan atau respon efektifnya.
Sikap dan kepercayaan terhadap suatu produk merek sebagai salah satu
faktor lingkungan internal, dapat mempengaruhi seseorang mengambil keputusan
membeli produk. Sikap konsumen merupakan respon atau penilaian yang diberikan
konsumen secara konsisten, konsekuen, menguntungkan atau tidak menguntungkan,
positif atau negatif, suka atau tidak suka, setuju atau tidak terhadap suatu obyek dari
gambaran di atas menunjukkan bahwa terdapat alasan yang kuat dalam tingginya
minat membeli telepon seluler. Rendahnya sensitivitas responden terhadap harga,
kualitas produknya juga menunjukkan bahwa merek menjadi prioritas utama dalam
menentukan pilihan diantara telepon seluler yang beredar di pasar. Namun demikian
perlu dikaji dalam suatu penelitian yang mendalam mengenai variabel- variabel
yang berpengaruh kuat dalam membeli.
Kualitas dapat dinyatakan sebagai sebagai harapan dan persepsi para
konsumen yang sama baiknya dengan kinerja yang sesungguhnya. Kualitas produk
harus sesuai dengan yang dijanjikan oleh semua kegiatan dalam bauran pemasaran.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiyono, Bernard NM (2004) menunjukkan
bahwa kualitas produk merupakan antecedent yang berpengaruh terhadap minat beli.
Pada umumnya konsumen bersedia untuk membeli apabila produk sesuai
dengan harapan mereka, ketika akan mengkonsumsinya. Sesuai dengan pendapat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Parasuraman (1991), konsumen mau mengorbankan uang yang dimilikinya untuk
membeli produk tertentu bila produk tersebut mampu memenuhi harapannya.
Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Pengaruh
Kualitas Produk dan Sikap Terhadap Minat Beli Produk Ponds Di Surabaya”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap minat beli produk Ponds di
Surabaya ?
2. Apakah Sikap berpengaruh terhadap minat beli produk Ponds di Surabaya ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas dapat disusun tujuan dalam
penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap minat beli produk Ponds
di Surabaya.
2. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap minat beli produk Ponds di
Surabaya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian tersebut diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai
berikut:
1. Dengan adanya penelitian ini dapat membarikan masukan bagi perusahaan
di dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi.
2. Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan kesempatan kepada penulis
untuk membahas mengenai ilmu-ilmu yang diterima selama masa
perkuliahan ke dalam praktek lapangan.
3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain apabila akan mengadakan
penelitian lebih lanjut.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini telah
dilakukan oleh
1.
Satrio, (2006) dengan judul penelitian ”Pengaruh Kualitas Produk Dan
Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Produk
Makanan Tela Krezz Cabang Bekasi”. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kualitas produk mempunyai
pengaruh yang positif terhadap
loyalitas pelanggan pada produk makanan Tela Krezz. Kepuasan
konsumen mempunyai pengaruh yang positif terhadap
loyalitas
pelanggan pada produk makanan Tela Krezz. Berdasarkan
hasil
perhitungan dengan analisis regresi berganda, menunjukkan bahwa
kualitas
produk
mempunyai
dan
pengaruh
kepuasan
yang
konsumen
positif
secara bersama-sama
signifikan
terhadap loyalitas
pelanggan. Jika dilihat dari kontribusi parsial bahwa variabel kualitas
produk dan variabel tingkat kepuasan konsumen memiliki pengaruh
terhadap loyalitas pelanggan. Dalam hal ini bahwa variabel tingkat
kepuasan konsumen yang sangat besar kontribusi partialnya terhadap
loyalitas pelanggan pada produk makanan Tela Krezz Cabang Bekasi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.
Murwanto, (2006) dengan judul penelitian ”Pengaruh sikap dan norma
subyektif Terhadap niat beli mahasiswa sebagai konsumen potensial
Produk pasta gigi close up”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah
1).Sikap konsumen dan norma subyektif konsumen secara bersamasama
tidak berpengaruh terhadap niat beli. 2). Norma subyektif konsumen
secara parsial tidak berpengaruh terhadap niat beli. Teknik analsis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini adalah Pertama, sikap dan norma subyektif dari
mahasiswa UII secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap niat
membeli pasta gigi Close Up. Kedua, sikap dari mahasiswa UII secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap niat membeli pasta gigi Close Up.
Ketiga, norma subyektif dari mahasiswa UII secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap niat membeli pasta gigi Close Up.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler (1997:8) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial
yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain.
Menurut Stanton pada buku Swastha dan Irawan (1983 : 5) pemasaran
adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial.
Menurut Pride dan Ferrel (1995 : 4) pemasaran adalah proses perencanaan
dan pelaksanaan rancangan, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan
barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran
individu dan organisasi.
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran
merupakan seluruh kegiatan usaha yang dibuat untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa dalam menciptakan
hubungan pertukaran yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan
konsumen.
2.3. Perilaku Konsumen
2.3.1. Pengertian Perilaku Konsumen
Terdapat beberapa definisi untuk memberikan penjelasan mengenai perilaku
konsumen. Engel, Blackwell dan Miniard (1994), menyatakan bahwa perilaku
konsumen adalah tindakan individu yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang
mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.
Loudon dan Bitta (1993), Menyatakan bahwa perilaku konsumen meliputi
proses pengambilan keputusan dan kegiatan individu secara secara fisik pada saat
mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mendapatkan barang dan jasa. Dari
pendapat tersebut diperoleh dua hal penting yaitu :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Sebagai proses pengambilan keputusan
b. Kegiatan fisik dalam upaya menilai, memperoleh dan menggunakan barang dan
jasa.
Perilaku konsumen disebutkan sebagai interaksi yang dinamis antara
kesadaran atau pengertian, perilaku dan peristiwa lingkungan dimana manusia
melakukan aspek dengan mana pertukaran tentang kehidupan mereka. Dari definisi
diatas terdapat tiga hal penting yaitu :
1.
Perilaku konsumen bersifat dinamis.
2.
Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara perasaan dan kesadaran
perilaku serta peristiwa lingkungan
3.
Perilaku melibatkan pertukaran
Definisi perilaku konsumen yang dikemukakan Swastha dan Handoko
(1987: 9) adalah kegiatan – kegiatan individu secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya proses
pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan – kegiatan tersebut.
Dari definisi tersebut terdapat dua elemen terpenting yaitu ;
a. Proses pengambilan keputusan
b. Kegiatan fisik.
Kedua elemen ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan
menggunakan barang atau jasa ekonomi dari beberapa pengertian perilaku
konsumen tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku konsumen
merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau
organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan untuk
mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa yang dapat dipengaruhi oleh
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
lingkungannya. Dengan demikian kegiatan pembelian hanyalah merupakan salah
satu tahap dari proses untuk mendapatkan barang dan jasa. Bagi pemasar memahami
proses pembelian sangat penting. Karena proses tersebut merupakan sebuah
pendekatan penyelesaian masalah pada tindakan manusia untuk membeli suatu
produk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
2.3.1.1. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Faktor yang mempengaruhi konsumen anatara lain adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh lingkungan
2. Perbedaan dan pengaruh individu
3. Proses psikologis (Engel,J.F,Blackwell,R.D,Miniard,P.W, 1994)
Dalam tujuan pemasaran pihak pemasar berusaha keras untuk memenuhi dan
melayani kebutuhan dan belanja sasaran dengan maksimal sesuai dengan keinginan
dan harapan konsumennya, Yaitu memperoleh kepuasan sehingga perusahaan harus
mampu mengembangkan bauran pemasaran untuk mempengaruhi konsumen agar
mau mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atas produk atau jasa yang
ditawarkan.
Menurut Amstrong dan Kotler (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen meliputi budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Rangkaian dan
unsur masing-masing faktor dapat digambarkan sebagai berikut:
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 2.1. : Faktor – faktor yang mempengar uhi konsumen.
Budaya
Sosial
Kepribadian
- Budaya
- Kelompok
- Umur & tahap - Motivasi
- Sub budaya
- Kelas Sosial
acuan
- Keluarga
- Peran
status
daur hidup
Psikologis
- Persepsi
Pem belian
- Situasi ekonomi - Pengetahuan
& - Gaya hidup
- Kepribadian &
- Keyakinan &
sikap
konsep diri
Sumber : Kotler and Amstrong, (1992), Dasar-Dasar Pemasaran, Penerbit :
Intermedia Jakarta
1. Faktor Budaya
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting dalam
perilaku pembelian
a. Budaya
Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.
Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku
dari keluarganya serta lembaga-lembaga penting lain. Anak-anak yang
dibesarkan di amerika serikat mendapatkan nilai-nilai berikut: prestasi dan
keberhasilan, aktifitas, efisiensi dan kepraktisan, kemajuan, kenikmatan
materi, individualisme, kebebasan, kenikmatan eksternal, humanisme, dan
berjiwa muda.
b. Sub-Budaya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang
memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi yang khusus bagi anggotaanggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan
daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar
penting, dan pemasar sering merancang produk dan progam pemasaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
c. Kelas Sosial
Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata social. Stratifikasi tersebut
kadang-kadang berbentuk sistim kasta yang berbeda dibesarkan dengan
peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka.
Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial.
2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta peran dan status sosial.
a. Kelompok Acuan
Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai
pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau
perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap
seseoarang dinamakan kelompok keanggotaan.
Beberapa kelompok keanggotaan adalah kelompok primer, seperti keluarga,
teman, tetangga,dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang secara
terus-menerus dan informal. Orang yang menjadi kelompok anggota
sekunder,
seperti
kelompok
keagamaan,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
profesional,
dan
asosiasi
perdagangan, yang cendrung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang
tidak rutin.
Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka sekurang-kurang
oleh tiga jalur. Kelompok acuan manghadapkan seseorang pada perilaku dan
gaya hidup baru. Kelompok acuan juga memepengarui perilaku dan konsep
pribadi seseorang. Dan kelompok acuan menciptakan tekanan untuk
mengikuti kebiasaan kelompok yang mungkin mempengarui pilihan produk
dan merek aktual seseorang.
Orang juga dipengarui oleh kelompok diluar kelompok mereka. Kelompok
yang ingin dimasuki seseorang dinamakan kelompok aprirasional. Kelompok
dissosiatif adalah kelompok yang nilai atau perilakunya ditolak oleh
seseorang.
b. Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas. Anggota
keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh .Kita
dapat membedakan antar dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga
orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang
tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta
ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Bahkan jika pembeli tidak lagi
berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya, pengaruh keluarga
terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan. Di negara-negara dimana
orang tua tinggal dengan anak-anak mereka yang sudah dewasa, pengaruh
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mereka dapat menjadi sangat besar. Pengaruh yang lebih langsung terhadap
perilaku pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi yaitu, pasangan
dan anak-anak seseorang.
c. Peran dan Status
Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya
keluarga, club, organisasi. Kedudukan orang itu masing-masing kelompok
dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang
diharapkan
akan
menghasilakan
dilakukan
status.
oleh
seseorang.
Orang-orang
memilih
Masing-masing
peran
produk
dapat
yang
mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat. Pemasar
menyadari potensi simbol status dari produk dan merek.
3. Faktor Pribadi
Keputusan pembeli juga dipengarui oleh karakteristik pribadi, Karakteristik
tersebut meliputi usia, dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya
hidup, serta kepribadian dan konsep didik pembeli.
a. Usia Dan Tahap siklus Hidup
Orang yang memebeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya.
Mereka makan makanan bayi selama tahun-tahun awal hidupnya,banyak
ragam makanan selama tahun-tahun pertumbuhan dan kedewasaan, serta diet
khusus selama tahun-tahun berikutnya. Selera orang terhadap perabot,
pakaian, dan rekreasi juga juga berhubungan dengan usia.
Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Beberapa karya terbaru
telah mengidentifakasikan tahap siklus hidup psikologis. Orang dewasa
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mengalami
perjalanan
dan
perubahan
situasi
hidup
bercerai,
menduda/menjanda, kawin lagi dan dampak situasi itu terhadap perilaku
konsumsi.
b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi
Pekerjaan seseorang juga mempengarui pola konsumsinya. Pilihan produk
sangat dipengarui oleh keadaan ekonomi seseorang, penghasilan yang dapat
di belanjakan (level, kesetabilan, pola waktu), tabungan dan aktiva (termasuk
presentase aktiva yang lancar/likuid), utang, kemampuan untuk meminjam,
dan sikap terus-menerus memperlihatkan kecendrungan penghasilan pribadi,
tabungan dan tingkat suku bunga. Jika indikator ekonomi menandakan resesi,
pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang,
melakukan penempatan ulang, dan menempatkan kembali harga produk
mereka sehingga mereka dapat terus menawarkan
nilai ke pelanggan
sasaran.
c. Gaya Hidup
Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerja yang
sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda.Gaya hidup adalah pola hidup
seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya.
Gaya hidup menggambarkan keseluruhan dari seseorang yang berinteraksi
dengan lingkunganya.
d. Kepribadian dan Konsep Diri
Masing-masing
orang
memiliki
kepribadian
yang
berbeda
yang
mempengarui perilaku pembelianya. Yang dimaksud kepribadian adalah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang
menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkunganya.
4. Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengarui oleh empat faktor psikologis utama
motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.
a. Motivasi
Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa
kebutuhan bersifat biogenis, kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis
seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang bersifat Psikogenis,
kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan dan
pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok. Suatu kebutuhan
akan menjadi motif jika ia didorong hingga ia mencapai tingkat intensitas
yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang
untuk bertindak.
b. Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk bertidak. Bagaimana seseorang yang
termotivasi bertindak akan dipengarui oleh perspsinya terhadap situasi
tertentu. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu
memilih, mengorganisasi, dan mengintepretasi masukan-masukan informasi
guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada
rangsangan yang behubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan
individu yang bersangkutan.
c. Keyakinan dan sikap
Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap.
Keduanya kemudian mempengarui perilaku pembelian mereka. Keyakinan
mungkin berdasarkan pengetahuan. Pendapat, atau kepercayaan.Yang paling
penting bagi para pemasar global adalah sering mempertahankan keyakinan
yang mudah dilihat tentang merek atau produk berdasarkan negara mereka.
Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecendrungan tindakan yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang
terhadap suatu obyek atau gagasan.Jadi sebuah perusahaan sebaiknya
menyesuaikan produknya dengan sikap yang telah ada daripada berusaha
untuk mengubah sikap orang. Tentu saja terdapat beberapa pengecuailian
dimana biaya besar untuk mengubah sikap orang-orang akan memberikan
hasil.
2.4. Kualitas Produk
2.4.1. Pengertian Kualitas Produk
Kualitas produk atau mutu produk sering diartikan sebagai komposisi teknis
dari suatu produk, Kotler (1997: 49) mutu adalah keseluruhan ciri serta sifat dari
produk atau layanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan atau kebutuhan tersirat. Ada hubungan kuat antara mutu,
layanan dengan kepuasan konsumen dan profitabilitas. Semakin tinggi tingkat mutu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
menyebabkan semakin tingginya kepuasan konsumen. mutu produk merupakan hal
yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan atau produsen mengingat
suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasaan konsumen yang merupakan
tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan untuk mencapai posisi produk. Mutu
menyatakan tingkat kemampuan fungsinya yang diharapkan.
Berdasarkan kedua pengertian diatas, maka kualitas produk tidak hanya
ditentukan oleh spesifikasi yang tampak pada produk tersebut, melainkan ditentukan
oleh persepsi konsumen. Jadi kualitas produk tidak hanya berdasarkan dari sudut
pandang produsen saja, tetapi juga dari sudut pandang konsumen sebab suatu produk
dikatakan berkualitas menurut konsumen apabila memenuhi dan memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen, seperti pengertian kualitas produk menurut
Keegan dan Moriaty Duncan ( 1993,p 352 ) yaitu : "From producer's perspective,
the degree to which finished prduct meet specifications, from customer's perspective,
the degree to which product match needs and wants including price”
2.4.1.1. Indikator Kualitas Produk
Kualitas Produk (X1) adalah segala sesuatu yang memiliki nilai di pasar
sasaran dimana kemampuannya memberikan manfaat dan kepuasan dengan
indikator (Fridianti, 2006:14) :
1. Penampilan merupakan penampilan dari produk yang membuat
konsumen tertarik
2. Keistimewaan merupakan keunggulan dari suatu produk yang dapat
diandalkan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Kepercayaan merupakan kepercayaan konsumen akan kinerja dan
kualitas dari suatu Produk
4. Kesesuaian merupakan suatu produk memiliki kesesuaian dengan apa
yang dipromosikan.
5. Daya tahan merupakan suatu produk yang memiliki daya tahan yang
lama.
6. Kemudahan merupakan mempunyai keunggulan kemudahan dalam
mendapatkan
7. Keindahan merupakan produk yang memiliki keindahan tampilan di
desain produk.
8. Kualitas yang bermanfaat merupakan Produk tersebut memiliki
kualitas yang sangat bermanfaat
2.5. Sikap Konsumen
2.5.1. Pengertian Sikap Konsumen
Sikap memainkan peranan penting dalam pembentukan perilaku individu
dalam hal pembelian terhadap suatu produk atau merek. Dalam memutuskan produk
atau merek apa yang akan dibeli, atau toko mana yang akan dijadikan langganan
konsumen akan secara khas melakukan pemilihan terhadap suatu merek atau produk
yang dievaluasi secara menguntungkan. Sebagai akibatnya peningkatan sikap ini
dapat menjadi sasaran pemasaran yang bagi perusahaan.
Sikap adalah evaluasi kognitif seseorang yang berlangsung terus menerus,
perasaan emosionalnya, kecondongan bertindak kearah sasaran atau gagasan tertentu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
(William J Stanton 1985; 161), sedangkan menurut Kotler (2002; 200) sikap
merupakan evaluasi perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang
terhadap suatu obyek atau gagasan.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) dikutip dari buku Ristianti Prasetyo
dan John J.O.I Ihalauw (2005: 104) definisi sikap merupakan predisposisi yang
dipelajari dalam merespons secara konsisten suatu obyek, dalam bentuk suka atau
tidak suka. Jadi berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sikap
mempengaruhi perasaan senang atau tidak senang terhadap obyek yang
dipertanyakan. Indikator-indikator yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:
a. Pengaruh Keluarga
Keluarga merupakan pengaruh yang sangat penting dalam keputusan pembelian.
Keluarga adalah lingkungan dimana sebagian calon konsumen tinggal dan
berinteraksi dengan anggota-anggota keluarga lainnya yang akan saling
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian suatu produk.
b. Pengaruh Orang Lain
Pengaruh dari orang lain lebih memungkinkan mempengaruhi sikap dan perilaku
pembelian dari iklan (Kazt dan Lazarsfel dikutip Assael 1992)
c. Pengalaman
Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku.
Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatanya dimasa lalu atau dapat pula
dipelajari, sebab dengan belajar seseorang dapat memperoleh pengalaman.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Penafsiran dan proses belajar konsumen merupakan kunci untuk mengetahui
perilaku pembeliannya (Basu Swasta, 84).
2.5.2. Fungsi Sikap
Menurut Kazt dalam Setiadi (2003 : 214) mengklasifikasikan empat fungsi
sikap yaitu :
1. Fungsi Utilitarian
Merupakan fungsi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar
imbalan dan hukuman. Dalam hal ini konsumen mengembangkan
beberapa sikap terhadap produk atas dasar suatu produk memberikan
kepuasan atau kekecewaan.
2. Fungsi Ekspresi Nilai
Konsumen mengembangkan sikap terhadap suatu merek produk
bukan didasarkan atas manfaat produk itu, tetapi lebih didasarkan atas
kemampuan merek produk itu mengekspresikan nilai-nilai yang ada pada
dirinya.
3. Fungsi Mempertahankan Ego
Sikap yang dikembangkan oleh konsumen cenderung untuk
melindunginya dari tantangan eksternal maupun perasaan internal,
sehingga membentuk fungsi mempertahankan ego.
4. Fungsi Pengetahuan
Sikap membantu konsumen mengorganisasikan informasi yang
begitu banyak setiap hari dipaparkan pada dirinya. Fungsi pengetahuan
dapat membantu konsumen mengurangi ketidakpastian dan kebingungan
dalam memilah informasi yang relevan dengan kebutuhannya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.5.1.3. Indikator Sikap Konsumen
Sikap merupakan evaluasi perasaan emosional dan kecenderungan tindakan
yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang
terhadap suatu obyek atau gagasan. dengan indikator menurut Marhayanie (2008:11)
:
1. motivasi adalah keinginan konsumen untuk mencari informasi produk.
2. perasaan emosional menggambarkan emosi dan perasaan konsumen.
3. proses kognitif menunjukkan kepercayaan konsumen tentang sesuatu yang
didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu.
2.6. Minat Beli
2.6.1. Pengertian Minat Beli
Minat adalah selera masing-masing orang yang menjadi dasar pemilihan
sesuatu, minat membeli menunjukkan pada kecenderungan seseorang untuk lebih
menyukai produk dengan merek tertentu.
Menurut Sukardi (1994) minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri
dari kombinasi perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas,
takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu
kepada suatu pilihan tertentu.
Menurut Aiken (1983) pada umumnya minat beli sebagai salah satu aspek
tingkah laku afektif memiliki ciri-ciri antara lain bersosialisasi dengan aktivitas,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
bersifat tetap dan terus menerus, mempunyai intensitas dan kecenderungannya untuk
menerima atau menolak untuk melakukan suatu aktivitas.
Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek
atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan
tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001). Mehta (1994:
66) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli
suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang
diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Pengertian
minat beli menurut Howard (1994) (Durianto dan Liana, 2004: 44) adalah minat beli
merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli
produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode
tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari dari
konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek
tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemesar untuk mengetahui minat beli
konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi
menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen dimasa yang
akan datang.
Sedangkan definisi minat beli menurut Kinnear dan Taylor (1995) (Thamrin,
2003: 142) adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam
sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan
membeli benar-benar dilaksanakan. Rossiter dan Percy (1998: 126) mengemukakan
bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian
atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang
relevan
seperti
mengusulkan
(pemrakarsa)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
merekomendasikan
(influencer),
memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian. Menurut
Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Albari (2002) menyatakan bahwa motivasi
sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk
melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap
obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk
tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk
menghindari obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk
kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang
ditawarkan pemasaran atau tidak.
Adapun indikator dari minat beli adalah sebagai berikut: (Junaedi,
2009:101).
a. Menarik perhatian
b. Menimbulkan minat mendalam
c. Keinginan untuk membeli
d. Melakukan pembelian
e. Menimbulkan kepuasan
2.7. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli
Kualitas dapat dinyatakan sebagai harapan dan persepsi para konsumen yang
sama baiknya dengan kinerja yang sesungguhnya. Kualitas produk harus sesuai
dengan yang dijanjikan oleh semua kegiatan dalam bauran pemasaran. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Budiyono, Bernard NM (2004) menunjukkan bahwa
kualitas produk merupakan antecedent yang berpengaruh terhadap minat beli.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pendapat dari Sciffman dan Kanuk (1997) menyatakan bahwa evaluasi konsumen
terhadap kualitas produk akan dapat membantu mereka untuk mempertimbangkan
produk mana yang akan mereka beli.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Mittal dan Leonard (1999) menunjukkan
bahwa fungsi dari behavioral intention atau minat konsumen merupakan fungsi dari
kualitas produk, maka konsumen akan semakin berminat terhadap produk tersebut.
Memang harus dikomunikasikan dengan baik karena dapat membangun minat
pelanggan untuk membeli produk yang dimaksud. Pendapat dari Sciffman dan
Kanuk (1997) menyatakan bahwa evaluasi konsumen terhadap kualitas produk akan
dapat membantu mereka untuk mempertimbangkan produk mana yang akan mereka
beli. Penelitian lain yang dilakukan oleh Mittal dan Leonard (1999) menunjukkan
bahwa fungsi dari behavioral intention atau minat konsumen merupakan fungsi dari
kualitas produk atau jasa, maka konsumen akan semakin berminat terhadap produk
tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa kualitas produk
berpengaruh positif terhadap minat beli, hal ini didukung oleh teori Bernard (2004)
yang menyatakan bahwa kualitas produk merupakan antecedent yang berpengaruh
terhadap minat beli. Bagi calon pemakai kualitas produk ini memang harus
dikomunikasikan dengan baik karena dapat membangun minat pelanggan untuk
membeli produk yang dimaksud.
2.7.1. Pengaruh Sikap Terhadap Minat Beli
Sikap mempengaruhi minat beli konsumen dalam tindakan dan keyakinannya
akan merek produk yang ditawarkan. Dalam penelitian ini selain dipengaruhi secara
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
langsung oleh sikap terhadap minat beli, Minat beli konsumen juga dipengaruhi
langsung oleh sikap terhadap merek. Pembentukan sikap terhadap merek menurut
Burke dan Edell (1989); Mackenzie, Lutz dan Belch (1986) dipengaruhi secara
langsung oleh persepsi konsumen terhadap produk atau pesan. Sikap terhadap merek
diawali oleh proses kognitif yang bekerja terhadap rangsangan. kemudian akan
mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Menurut
As
TERHADAP MINAT BELI PRODUK POND’S
DI SURABAYA
SKRIPSI
Oleh :
ALFIANTI TRIDIAN R.
0712010262/ FE / EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan
hidayahnya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul :
‘‘Pengaruh Kualitas Produk dan Sikap Terhadap Minat Beli Produk Ponds di
Surabaya’’
Penyusunan skripsi ini di tujukkan untuk memenuhi syarat penyelesaian
Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, Universitas
Pembangunan Nasional ‘‘Veteran’’ Jawa Timur.
Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spiritual
maupun materiil, khususnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP , selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional ‘‘Veteran’’ Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ‘‘Veteran’’ Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ‘‘Veteran’’ Jawa Timur
4. Ibu Dra. Ec. Suhartuti, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan dan dorongan kepada peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5. Para Dosen dan Asistennya yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan
kepada penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional
‘‘Veteran’’ Jawa Timur.
6. Kepada kedua Orang Tuaku dan khususnya buat My Husband terima kasih atas
dukungan nya selama ini yang tak pernah henti-hentinya dari kalian sehingga
penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya.
7. Berbagai pihak yang turut membantu skripsi dan menyediakan waktunya demi
terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam
skripsi ini masih jauh ari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran
an kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagisemua
pihak yang membutuhkan.
Wassalam......
Surabaya, Juli 2012
Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii
ABSTRAKSI ..................................................................................................... viii
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA ................................................................... 8
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 8
2.2. Landasan Teori ............................................................................ 9
2.3. Perilaku Konsumen .................................................................... 10
2.4. Kualitas Produk .......................................................................... 19
2.5. Sikap Konsumen ........................................................................ 21
2.6. Minat Beli ...................................................................................25
2.7. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli......................... 27
2.8. Pengaruh Sikap Terhadap Minat Beli ........................................ 28
2.8. Kerangka Konseptual ................................................................. 29
2.9. Hipotesis ..................................................................................... 29
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ......................... 30
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 32
3.3. Jenis Data dan Sumber Data ...................................................... 33
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ............................................. 34
BAB IV HASIL PENELIYIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ........................................................ 40
4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................... 41
4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif .................................................... 41
4.2.2. Uji Outlier Multivariate ........................................................... 43
4.2.3. Uji Reliabilitas ......................................................................... 45
4.2.4. Model Pengukuran .................................................................. 46
4.2.5. Model Struktural ..................................................................... 48
4.2.6. Uji Kausalitas .......................................................................... 49
4.3. Pembahasan ................................................................................ 50
4.3.1. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli ..................... 50
4.3.2. Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Minat Beli ................... 51
Iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ............................................................................... 52
5.2. Saran ......................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
V
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Data Top Brand Index Produk Pond’s Tahun 2008-2011 ...................... 4
Tabel 3.1. Goodness Of Fit Indices ......................................................................... 39
Tabel 4.1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin ........................................
42
Tabel 4.2. Identitas Responden Menurut Umur ...................................................... 42
Tabel 4.3. Identitas Responden Menurut Pendidikan ..............................................
43
Tabel 4.4. Hasil Uji Outlier Multivariate ................................................................ 44
Tabel 4.5. Pengujian Reability Consistency Internal .............................................. 45
Tabel 4.6. Outer Loading .........................................................................................
47
Tabel 4.7. Average Variance Extracted (AVE) [CSV – Version] ...........................
48
Tabel 4.8. Data Uji Goodness - Fit Model .............................................................. 48
Tabel 4.9. Data Uji Hipotesis Kausalitas .................................................................49
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konsumen ........................... 13
Gambar 2.2. Kerangka Konseptual ...................................................................... 29
Gambar 4.1. Model Pengukuran dan Struktural .................................................. 46
Gambar 4.2. Model Pengukuran dan Struktural ................................................... 46
vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN SIKAP
TERHADAP MINAT BELI PRODUK POND’S
DI SURABAYA
Alfianti Tridian R.
ABSTRAK
Produk Pond’s boleh dibilang merupakan salah satu kategori produk dengan tingkat
persaingan yang sangat ketat. Bahkan persaingan dikategori ini tidak akan pernah
berakhir, mengingat produk ini termasuk produk yang banyak dibutuhkan, sehingga
membuat persaingan kian terasa dikategori ini. Pada umumnya konsumen bersedia
untuk membeli apabila produk sesuai dengan harapan mereka ketika akan
mengkonsumsinya. Konsumen mau mengorbankan uang yang dimilikinya untuk
membeli produk tertentu bila produk tersebut mampu memenuhi harapannya.
Berdasarkan uraian diatas dalam penelitian ini maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui Pengaruh Kualitas Produk dan Sikap Terhadap Minat Beli Produk
Pond’s Di Surabaya.
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen wanita yang berkunjung ke
toko-toko kosmetik di Surabaya. Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik Non Probability Sampling dengan metode Purposive Sampling
yaitu teknik pengambilan sampel yang dapat dilakukan dengan kriteria-kriteria
tertentu berdasarkan tujuan penelitian. model yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Stuctural Equation Modeling (SEM).
Berdasarkan analisis data dengan menggunakan SEM (Stuctural Equation
Modeling) dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat
disimpulkan hal-hal untuk menjawab permasalahan sebagai berikut : Kualitas
produk berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli produk Pond’s. Sikap
berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli produk Pond’s.
Keywords : Kualitas Produk, Sikap dan Minat Beli.
viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Tuntutan
untuk
dapat
memahami
perilaku
konsumen
merupakan
konsekwensi logis implementasi konsep pemasaran. Pengetahuan dan informasi
yang luas tentang konsumen merupakan sarana yang sangat berguna bagi
manajemen untuk mengembangkan strategi pemasaran yang efektif karena dengan
demikian manajemen akan semakin jeli melihat pasar – pasar baru dan segera
memanfaatkannya.
Saat ini para produsen berlomba-lomba untuk menciptakan berbagai macam
inovasi-inovasi terbaru mereka yang dapat menarik minat masyarakat untuk
membelinya.
Sikap seseorang terhadap atribut produk dapat berbeda-beda karena
keyakinan atau kepercayaan konsumen serta evaluasi terhadap atribut yang dimiliki
produk tersebut. Disamping itu masih ada faktor lain yang turut berpengaruh yang
pada akhirnya akan menentukan minatnya membeli suatu produk. Dalam penelitian
ini sikap merupakan faktor yang mendapatkan perhatian dari peneliti, karena sikap
merupakan faktor yang tepat untuk memprediksi atau meramalkan perilaku
konsumen dimasa yang akan datang. Jadi dengan mempelajari sikap konsumen
diharapkan dapat menentukan apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Persaingan telah
mengubah Perusahaan-Perusahaan dalam
melayani
pasarnya. Hanya mereka yang berubahlah yang dapat terus bertahan. Perusahaan
harus membuka matanya terhadap segmen yang baru terbentuk. Ia harus mengubah
produknya, kemasannya, pendekatannya, cara menangani pasarnya atau bahkan
segmen pasamya dari waktu ke waktu. Tuntutan untuk dapat memahami konsumen
merupakan konskuensi logis, implementasi konsep pemasaran. Dibutuhkan
informasi yang luas tentang konsumen sarana yang sangat berguna bagi manajemen
untuk mengembangkan strategi pemasaran yang efektif.
Sejalan dengan perkembangan budaya dan teknologi, para ahli kecantikan
dapat menciptakan berbagai produk yang dapat membantu konsumen wanita
semakin cantik. Setiap tahun tren-tren kecantikan wajah terus mendidik konsumen.
Selain itu tern-tern warna kosmetika selalu diganti tiap tahun, misalnya Sari Ayu dan
Mustika Ratu dengan tren warna nusantara, Revlon dengan tren warna coklat dan
mocca serta Avon dengan tren warna remaja yang ceria dan dinamis.
Selain tema dan tren kosmetika, jenis kosmetik untuk wanita semakin
bertambah. Pertambahan tersebut guna memenuhi kebutuhan perawatan kulit dan
kecantikan wajah. Kalau dulu konsumen cukup dengan pelembab, alas bedak dan
bedak, sekarang hal tersebut sangat dipandang kurang memadai. Selain itu semua
produk kosmetik biasanya dibedakan untuk berbagai jenis kulit mulai kulit
berminyak sampai kulit kering.
Ragam kosmetika yang beredar tidak hanya dipandang sebagai pemenuhan
kebutuhan belaka. Dari sisi yang lain, konsumen wanita pengguna kosmetika juga
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
beragam. Mereka bisa berbeda dalam usia, pekerjaan, gaya hidup, budaya, kelas
sosial, pendapatan, persepsi, sikap dan sebagainya. Pada dasarnya heterogenitas
konsumen bisa didasarkan pada faktor demografi, psikologi, psikografi, geografi dan
sebagainya. Seluruh faktor tersebut akan menjadikan konsumen berkelompok atau
tersegmentasi.
Dalam realitasnya, perusahaan kosmetika menghadapi pasar yang sangat
heterogen. Suatu kekhawatiran bahwa produsen tidak tahu siapa target pasar
perusahaan yang, sehenarnya, mengingat konsumen wanita pengguna kosmetika
sangat besar atau hampir semua wanita menggunakan kosmetika. Pada paradigma
yang lain, ragam kosmetika yang beredar juga dapat diartikan sebagai implementasi
persaingan yang ketat di antara industri kosmetika. Persaingan terjadi karena pasar
kosmetika khususnya di Indonesia sangat terbuka.
Bila kondisi demikian yang terjadi produsen harus membuat strategi untuk
mengetahui siapa dan bagaimana sebenarnya pasar sasaran yang dihadapi.
Perusahaan rang mengetahui pasar sasarannya dengan tepat akan dapat
menempatkan produknya dengan tepat pada pasar sasaran (positioning). Adapun
langkah awal untuk mengetahui pasar sasaran dan positioning, adalah dengan cara
segmentasi pasar.
Begitu pula yang terjadi pada produk Pond’s. produk pelembab muka boleh
dibilang merupakan salah satu kategori produk dengan tingkat persaingan yang
sangat ketat. Bahkan. Persaingan dikategori ini tidak akan pernah berakhir,
mengingat produk ini termasuk produk yang banyak dibutuhkan, sehingga membuat
persaingan kian terasa di kategori ini.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 1.1
Top Brand Index Produk Ponds Tahun 2008-2011
Merek
Brand
Brand
Brand
Brand
Pelembab
Value
Value
Value
Value
Muka
2008
2009
2010
2011
Viva
217.44%
279.8%
36.6%
31.4%
Pond’s
121.21%
129.1%
40.7%
25.8%
Olay
45.63%
31.7%
15.3%
6.7%
Sariayu
79.66%
31.7%
15.3%
3.2%
Sumber : Majalah SWA, 2011
Dari data tersebut diatas, maka dilihat dari nilai TBI yang setiap tahunnya
mengalami penurunan TBI. Penurunan tersebut tidak menguntungkan bagi Ponds
karena hal ini akan berdampak pada penurunan pendapatan. Berdasarkan tabel di
atas terlihat dengan jelas bahwa Pond’s mengalami penurunan, penurunan tersebut
dapat di mungkinkan karena faktor-faktor antara lain: 1. kualitas produknya 2. sikap
konsumen sehingga dapat memungkinkan seseorang kurang berminat dalam
membeli produk tersebut. Berdasarkan uraian di atas bahwa minat beli konsumen,
Mehta (1994: 66) mendefinisikan sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli
suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang
diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Menurut
Mowen (1990) dalam Oliver (1997) efek hirarki minat beli digunakan untuk
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
menggambarkan urutan proses munculnya keyakinan (beliefs), Sikap (attitudes) dan
perilaku (behavior) yang merupakan tahap pemrosesan informasi. Keyakinan
menunjukkan pengetahuan kognitif yang dimiliki konsumen dengan mengaitkan
atribut, manfaat dan obyek (dengan mengevaluasi informasi), sementara itu sikap
mengacu kepada perasaan atau respon efektifnya.
Sikap dan kepercayaan terhadap suatu produk merek sebagai salah satu
faktor lingkungan internal, dapat mempengaruhi seseorang mengambil keputusan
membeli produk. Sikap konsumen merupakan respon atau penilaian yang diberikan
konsumen secara konsisten, konsekuen, menguntungkan atau tidak menguntungkan,
positif atau negatif, suka atau tidak suka, setuju atau tidak terhadap suatu obyek dari
gambaran di atas menunjukkan bahwa terdapat alasan yang kuat dalam tingginya
minat membeli telepon seluler. Rendahnya sensitivitas responden terhadap harga,
kualitas produknya juga menunjukkan bahwa merek menjadi prioritas utama dalam
menentukan pilihan diantara telepon seluler yang beredar di pasar. Namun demikian
perlu dikaji dalam suatu penelitian yang mendalam mengenai variabel- variabel
yang berpengaruh kuat dalam membeli.
Kualitas dapat dinyatakan sebagai sebagai harapan dan persepsi para
konsumen yang sama baiknya dengan kinerja yang sesungguhnya. Kualitas produk
harus sesuai dengan yang dijanjikan oleh semua kegiatan dalam bauran pemasaran.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiyono, Bernard NM (2004) menunjukkan
bahwa kualitas produk merupakan antecedent yang berpengaruh terhadap minat beli.
Pada umumnya konsumen bersedia untuk membeli apabila produk sesuai
dengan harapan mereka, ketika akan mengkonsumsinya. Sesuai dengan pendapat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Parasuraman (1991), konsumen mau mengorbankan uang yang dimilikinya untuk
membeli produk tertentu bila produk tersebut mampu memenuhi harapannya.
Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Pengaruh
Kualitas Produk dan Sikap Terhadap Minat Beli Produk Ponds Di Surabaya”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap minat beli produk Ponds di
Surabaya ?
2. Apakah Sikap berpengaruh terhadap minat beli produk Ponds di Surabaya ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas dapat disusun tujuan dalam
penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap minat beli produk Ponds
di Surabaya.
2. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap minat beli produk Ponds di
Surabaya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian tersebut diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai
berikut:
1. Dengan adanya penelitian ini dapat membarikan masukan bagi perusahaan
di dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi.
2. Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan kesempatan kepada penulis
untuk membahas mengenai ilmu-ilmu yang diterima selama masa
perkuliahan ke dalam praktek lapangan.
3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain apabila akan mengadakan
penelitian lebih lanjut.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini telah
dilakukan oleh
1.
Satrio, (2006) dengan judul penelitian ”Pengaruh Kualitas Produk Dan
Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Produk
Makanan Tela Krezz Cabang Bekasi”. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kualitas produk mempunyai
pengaruh yang positif terhadap
loyalitas pelanggan pada produk makanan Tela Krezz. Kepuasan
konsumen mempunyai pengaruh yang positif terhadap
loyalitas
pelanggan pada produk makanan Tela Krezz. Berdasarkan
hasil
perhitungan dengan analisis regresi berganda, menunjukkan bahwa
kualitas
produk
mempunyai
dan
pengaruh
kepuasan
yang
konsumen
positif
secara bersama-sama
signifikan
terhadap loyalitas
pelanggan. Jika dilihat dari kontribusi parsial bahwa variabel kualitas
produk dan variabel tingkat kepuasan konsumen memiliki pengaruh
terhadap loyalitas pelanggan. Dalam hal ini bahwa variabel tingkat
kepuasan konsumen yang sangat besar kontribusi partialnya terhadap
loyalitas pelanggan pada produk makanan Tela Krezz Cabang Bekasi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.
Murwanto, (2006) dengan judul penelitian ”Pengaruh sikap dan norma
subyektif Terhadap niat beli mahasiswa sebagai konsumen potensial
Produk pasta gigi close up”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah
1).Sikap konsumen dan norma subyektif konsumen secara bersamasama
tidak berpengaruh terhadap niat beli. 2). Norma subyektif konsumen
secara parsial tidak berpengaruh terhadap niat beli. Teknik analsis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini adalah Pertama, sikap dan norma subyektif dari
mahasiswa UII secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap niat
membeli pasta gigi Close Up. Kedua, sikap dari mahasiswa UII secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap niat membeli pasta gigi Close Up.
Ketiga, norma subyektif dari mahasiswa UII secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap niat membeli pasta gigi Close Up.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler (1997:8) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial
yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain.
Menurut Stanton pada buku Swastha dan Irawan (1983 : 5) pemasaran
adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial.
Menurut Pride dan Ferrel (1995 : 4) pemasaran adalah proses perencanaan
dan pelaksanaan rancangan, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan
barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran
individu dan organisasi.
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran
merupakan seluruh kegiatan usaha yang dibuat untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa dalam menciptakan
hubungan pertukaran yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan
konsumen.
2.3. Perilaku Konsumen
2.3.1. Pengertian Perilaku Konsumen
Terdapat beberapa definisi untuk memberikan penjelasan mengenai perilaku
konsumen. Engel, Blackwell dan Miniard (1994), menyatakan bahwa perilaku
konsumen adalah tindakan individu yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang
mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.
Loudon dan Bitta (1993), Menyatakan bahwa perilaku konsumen meliputi
proses pengambilan keputusan dan kegiatan individu secara secara fisik pada saat
mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mendapatkan barang dan jasa. Dari
pendapat tersebut diperoleh dua hal penting yaitu :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Sebagai proses pengambilan keputusan
b. Kegiatan fisik dalam upaya menilai, memperoleh dan menggunakan barang dan
jasa.
Perilaku konsumen disebutkan sebagai interaksi yang dinamis antara
kesadaran atau pengertian, perilaku dan peristiwa lingkungan dimana manusia
melakukan aspek dengan mana pertukaran tentang kehidupan mereka. Dari definisi
diatas terdapat tiga hal penting yaitu :
1.
Perilaku konsumen bersifat dinamis.
2.
Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara perasaan dan kesadaran
perilaku serta peristiwa lingkungan
3.
Perilaku melibatkan pertukaran
Definisi perilaku konsumen yang dikemukakan Swastha dan Handoko
(1987: 9) adalah kegiatan – kegiatan individu secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya proses
pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan – kegiatan tersebut.
Dari definisi tersebut terdapat dua elemen terpenting yaitu ;
a. Proses pengambilan keputusan
b. Kegiatan fisik.
Kedua elemen ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan
menggunakan barang atau jasa ekonomi dari beberapa pengertian perilaku
konsumen tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku konsumen
merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau
organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan untuk
mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa yang dapat dipengaruhi oleh
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
lingkungannya. Dengan demikian kegiatan pembelian hanyalah merupakan salah
satu tahap dari proses untuk mendapatkan barang dan jasa. Bagi pemasar memahami
proses pembelian sangat penting. Karena proses tersebut merupakan sebuah
pendekatan penyelesaian masalah pada tindakan manusia untuk membeli suatu
produk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
2.3.1.1. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Faktor yang mempengaruhi konsumen anatara lain adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh lingkungan
2. Perbedaan dan pengaruh individu
3. Proses psikologis (Engel,J.F,Blackwell,R.D,Miniard,P.W, 1994)
Dalam tujuan pemasaran pihak pemasar berusaha keras untuk memenuhi dan
melayani kebutuhan dan belanja sasaran dengan maksimal sesuai dengan keinginan
dan harapan konsumennya, Yaitu memperoleh kepuasan sehingga perusahaan harus
mampu mengembangkan bauran pemasaran untuk mempengaruhi konsumen agar
mau mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atas produk atau jasa yang
ditawarkan.
Menurut Amstrong dan Kotler (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen meliputi budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Rangkaian dan
unsur masing-masing faktor dapat digambarkan sebagai berikut:
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 2.1. : Faktor – faktor yang mempengar uhi konsumen.
Budaya
Sosial
Kepribadian
- Budaya
- Kelompok
- Umur & tahap - Motivasi
- Sub budaya
- Kelas Sosial
acuan
- Keluarga
- Peran
status
daur hidup
Psikologis
- Persepsi
Pem belian
- Situasi ekonomi - Pengetahuan
& - Gaya hidup
- Kepribadian &
- Keyakinan &
sikap
konsep diri
Sumber : Kotler and Amstrong, (1992), Dasar-Dasar Pemasaran, Penerbit :
Intermedia Jakarta
1. Faktor Budaya
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting dalam
perilaku pembelian
a. Budaya
Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.
Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku
dari keluarganya serta lembaga-lembaga penting lain. Anak-anak yang
dibesarkan di amerika serikat mendapatkan nilai-nilai berikut: prestasi dan
keberhasilan, aktifitas, efisiensi dan kepraktisan, kemajuan, kenikmatan
materi, individualisme, kebebasan, kenikmatan eksternal, humanisme, dan
berjiwa muda.
b. Sub-Budaya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang
memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi yang khusus bagi anggotaanggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan
daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar
penting, dan pemasar sering merancang produk dan progam pemasaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
c. Kelas Sosial
Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata social. Stratifikasi tersebut
kadang-kadang berbentuk sistim kasta yang berbeda dibesarkan dengan
peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka.
Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial.
2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta peran dan status sosial.
a. Kelompok Acuan
Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai
pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau
perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap
seseoarang dinamakan kelompok keanggotaan.
Beberapa kelompok keanggotaan adalah kelompok primer, seperti keluarga,
teman, tetangga,dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang secara
terus-menerus dan informal. Orang yang menjadi kelompok anggota
sekunder,
seperti
kelompok
keagamaan,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
profesional,
dan
asosiasi
perdagangan, yang cendrung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang
tidak rutin.
Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka sekurang-kurang
oleh tiga jalur. Kelompok acuan manghadapkan seseorang pada perilaku dan
gaya hidup baru. Kelompok acuan juga memepengarui perilaku dan konsep
pribadi seseorang. Dan kelompok acuan menciptakan tekanan untuk
mengikuti kebiasaan kelompok yang mungkin mempengarui pilihan produk
dan merek aktual seseorang.
Orang juga dipengarui oleh kelompok diluar kelompok mereka. Kelompok
yang ingin dimasuki seseorang dinamakan kelompok aprirasional. Kelompok
dissosiatif adalah kelompok yang nilai atau perilakunya ditolak oleh
seseorang.
b. Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas. Anggota
keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh .Kita
dapat membedakan antar dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga
orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang
tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta
ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Bahkan jika pembeli tidak lagi
berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya, pengaruh keluarga
terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan. Di negara-negara dimana
orang tua tinggal dengan anak-anak mereka yang sudah dewasa, pengaruh
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mereka dapat menjadi sangat besar. Pengaruh yang lebih langsung terhadap
perilaku pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi yaitu, pasangan
dan anak-anak seseorang.
c. Peran dan Status
Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya
keluarga, club, organisasi. Kedudukan orang itu masing-masing kelompok
dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang
diharapkan
akan
menghasilakan
dilakukan
status.
oleh
seseorang.
Orang-orang
memilih
Masing-masing
peran
produk
dapat
yang
mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat. Pemasar
menyadari potensi simbol status dari produk dan merek.
3. Faktor Pribadi
Keputusan pembeli juga dipengarui oleh karakteristik pribadi, Karakteristik
tersebut meliputi usia, dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya
hidup, serta kepribadian dan konsep didik pembeli.
a. Usia Dan Tahap siklus Hidup
Orang yang memebeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya.
Mereka makan makanan bayi selama tahun-tahun awal hidupnya,banyak
ragam makanan selama tahun-tahun pertumbuhan dan kedewasaan, serta diet
khusus selama tahun-tahun berikutnya. Selera orang terhadap perabot,
pakaian, dan rekreasi juga juga berhubungan dengan usia.
Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Beberapa karya terbaru
telah mengidentifakasikan tahap siklus hidup psikologis. Orang dewasa
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mengalami
perjalanan
dan
perubahan
situasi
hidup
bercerai,
menduda/menjanda, kawin lagi dan dampak situasi itu terhadap perilaku
konsumsi.
b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi
Pekerjaan seseorang juga mempengarui pola konsumsinya. Pilihan produk
sangat dipengarui oleh keadaan ekonomi seseorang, penghasilan yang dapat
di belanjakan (level, kesetabilan, pola waktu), tabungan dan aktiva (termasuk
presentase aktiva yang lancar/likuid), utang, kemampuan untuk meminjam,
dan sikap terus-menerus memperlihatkan kecendrungan penghasilan pribadi,
tabungan dan tingkat suku bunga. Jika indikator ekonomi menandakan resesi,
pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang,
melakukan penempatan ulang, dan menempatkan kembali harga produk
mereka sehingga mereka dapat terus menawarkan
nilai ke pelanggan
sasaran.
c. Gaya Hidup
Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerja yang
sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda.Gaya hidup adalah pola hidup
seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya.
Gaya hidup menggambarkan keseluruhan dari seseorang yang berinteraksi
dengan lingkunganya.
d. Kepribadian dan Konsep Diri
Masing-masing
orang
memiliki
kepribadian
yang
berbeda
yang
mempengarui perilaku pembelianya. Yang dimaksud kepribadian adalah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang
menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkunganya.
4. Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengarui oleh empat faktor psikologis utama
motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.
a. Motivasi
Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa
kebutuhan bersifat biogenis, kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis
seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang bersifat Psikogenis,
kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan dan
pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok. Suatu kebutuhan
akan menjadi motif jika ia didorong hingga ia mencapai tingkat intensitas
yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang
untuk bertindak.
b. Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk bertidak. Bagaimana seseorang yang
termotivasi bertindak akan dipengarui oleh perspsinya terhadap situasi
tertentu. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu
memilih, mengorganisasi, dan mengintepretasi masukan-masukan informasi
guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada
rangsangan yang behubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan
individu yang bersangkutan.
c. Keyakinan dan sikap
Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap.
Keduanya kemudian mempengarui perilaku pembelian mereka. Keyakinan
mungkin berdasarkan pengetahuan. Pendapat, atau kepercayaan.Yang paling
penting bagi para pemasar global adalah sering mempertahankan keyakinan
yang mudah dilihat tentang merek atau produk berdasarkan negara mereka.
Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecendrungan tindakan yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang
terhadap suatu obyek atau gagasan.Jadi sebuah perusahaan sebaiknya
menyesuaikan produknya dengan sikap yang telah ada daripada berusaha
untuk mengubah sikap orang. Tentu saja terdapat beberapa pengecuailian
dimana biaya besar untuk mengubah sikap orang-orang akan memberikan
hasil.
2.4. Kualitas Produk
2.4.1. Pengertian Kualitas Produk
Kualitas produk atau mutu produk sering diartikan sebagai komposisi teknis
dari suatu produk, Kotler (1997: 49) mutu adalah keseluruhan ciri serta sifat dari
produk atau layanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan atau kebutuhan tersirat. Ada hubungan kuat antara mutu,
layanan dengan kepuasan konsumen dan profitabilitas. Semakin tinggi tingkat mutu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
menyebabkan semakin tingginya kepuasan konsumen. mutu produk merupakan hal
yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan atau produsen mengingat
suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasaan konsumen yang merupakan
tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan untuk mencapai posisi produk. Mutu
menyatakan tingkat kemampuan fungsinya yang diharapkan.
Berdasarkan kedua pengertian diatas, maka kualitas produk tidak hanya
ditentukan oleh spesifikasi yang tampak pada produk tersebut, melainkan ditentukan
oleh persepsi konsumen. Jadi kualitas produk tidak hanya berdasarkan dari sudut
pandang produsen saja, tetapi juga dari sudut pandang konsumen sebab suatu produk
dikatakan berkualitas menurut konsumen apabila memenuhi dan memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen, seperti pengertian kualitas produk menurut
Keegan dan Moriaty Duncan ( 1993,p 352 ) yaitu : "From producer's perspective,
the degree to which finished prduct meet specifications, from customer's perspective,
the degree to which product match needs and wants including price”
2.4.1.1. Indikator Kualitas Produk
Kualitas Produk (X1) adalah segala sesuatu yang memiliki nilai di pasar
sasaran dimana kemampuannya memberikan manfaat dan kepuasan dengan
indikator (Fridianti, 2006:14) :
1. Penampilan merupakan penampilan dari produk yang membuat
konsumen tertarik
2. Keistimewaan merupakan keunggulan dari suatu produk yang dapat
diandalkan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Kepercayaan merupakan kepercayaan konsumen akan kinerja dan
kualitas dari suatu Produk
4. Kesesuaian merupakan suatu produk memiliki kesesuaian dengan apa
yang dipromosikan.
5. Daya tahan merupakan suatu produk yang memiliki daya tahan yang
lama.
6. Kemudahan merupakan mempunyai keunggulan kemudahan dalam
mendapatkan
7. Keindahan merupakan produk yang memiliki keindahan tampilan di
desain produk.
8. Kualitas yang bermanfaat merupakan Produk tersebut memiliki
kualitas yang sangat bermanfaat
2.5. Sikap Konsumen
2.5.1. Pengertian Sikap Konsumen
Sikap memainkan peranan penting dalam pembentukan perilaku individu
dalam hal pembelian terhadap suatu produk atau merek. Dalam memutuskan produk
atau merek apa yang akan dibeli, atau toko mana yang akan dijadikan langganan
konsumen akan secara khas melakukan pemilihan terhadap suatu merek atau produk
yang dievaluasi secara menguntungkan. Sebagai akibatnya peningkatan sikap ini
dapat menjadi sasaran pemasaran yang bagi perusahaan.
Sikap adalah evaluasi kognitif seseorang yang berlangsung terus menerus,
perasaan emosionalnya, kecondongan bertindak kearah sasaran atau gagasan tertentu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
(William J Stanton 1985; 161), sedangkan menurut Kotler (2002; 200) sikap
merupakan evaluasi perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang
terhadap suatu obyek atau gagasan.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) dikutip dari buku Ristianti Prasetyo
dan John J.O.I Ihalauw (2005: 104) definisi sikap merupakan predisposisi yang
dipelajari dalam merespons secara konsisten suatu obyek, dalam bentuk suka atau
tidak suka. Jadi berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sikap
mempengaruhi perasaan senang atau tidak senang terhadap obyek yang
dipertanyakan. Indikator-indikator yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:
a. Pengaruh Keluarga
Keluarga merupakan pengaruh yang sangat penting dalam keputusan pembelian.
Keluarga adalah lingkungan dimana sebagian calon konsumen tinggal dan
berinteraksi dengan anggota-anggota keluarga lainnya yang akan saling
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian suatu produk.
b. Pengaruh Orang Lain
Pengaruh dari orang lain lebih memungkinkan mempengaruhi sikap dan perilaku
pembelian dari iklan (Kazt dan Lazarsfel dikutip Assael 1992)
c. Pengalaman
Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku.
Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatanya dimasa lalu atau dapat pula
dipelajari, sebab dengan belajar seseorang dapat memperoleh pengalaman.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Penafsiran dan proses belajar konsumen merupakan kunci untuk mengetahui
perilaku pembeliannya (Basu Swasta, 84).
2.5.2. Fungsi Sikap
Menurut Kazt dalam Setiadi (2003 : 214) mengklasifikasikan empat fungsi
sikap yaitu :
1. Fungsi Utilitarian
Merupakan fungsi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar
imbalan dan hukuman. Dalam hal ini konsumen mengembangkan
beberapa sikap terhadap produk atas dasar suatu produk memberikan
kepuasan atau kekecewaan.
2. Fungsi Ekspresi Nilai
Konsumen mengembangkan sikap terhadap suatu merek produk
bukan didasarkan atas manfaat produk itu, tetapi lebih didasarkan atas
kemampuan merek produk itu mengekspresikan nilai-nilai yang ada pada
dirinya.
3. Fungsi Mempertahankan Ego
Sikap yang dikembangkan oleh konsumen cenderung untuk
melindunginya dari tantangan eksternal maupun perasaan internal,
sehingga membentuk fungsi mempertahankan ego.
4. Fungsi Pengetahuan
Sikap membantu konsumen mengorganisasikan informasi yang
begitu banyak setiap hari dipaparkan pada dirinya. Fungsi pengetahuan
dapat membantu konsumen mengurangi ketidakpastian dan kebingungan
dalam memilah informasi yang relevan dengan kebutuhannya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.5.1.3. Indikator Sikap Konsumen
Sikap merupakan evaluasi perasaan emosional dan kecenderungan tindakan
yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang
terhadap suatu obyek atau gagasan. dengan indikator menurut Marhayanie (2008:11)
:
1. motivasi adalah keinginan konsumen untuk mencari informasi produk.
2. perasaan emosional menggambarkan emosi dan perasaan konsumen.
3. proses kognitif menunjukkan kepercayaan konsumen tentang sesuatu yang
didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu.
2.6. Minat Beli
2.6.1. Pengertian Minat Beli
Minat adalah selera masing-masing orang yang menjadi dasar pemilihan
sesuatu, minat membeli menunjukkan pada kecenderungan seseorang untuk lebih
menyukai produk dengan merek tertentu.
Menurut Sukardi (1994) minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri
dari kombinasi perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas,
takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu
kepada suatu pilihan tertentu.
Menurut Aiken (1983) pada umumnya minat beli sebagai salah satu aspek
tingkah laku afektif memiliki ciri-ciri antara lain bersosialisasi dengan aktivitas,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
bersifat tetap dan terus menerus, mempunyai intensitas dan kecenderungannya untuk
menerima atau menolak untuk melakukan suatu aktivitas.
Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek
atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan
tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001). Mehta (1994:
66) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli
suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang
diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Pengertian
minat beli menurut Howard (1994) (Durianto dan Liana, 2004: 44) adalah minat beli
merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli
produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode
tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari dari
konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek
tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemesar untuk mengetahui minat beli
konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi
menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen dimasa yang
akan datang.
Sedangkan definisi minat beli menurut Kinnear dan Taylor (1995) (Thamrin,
2003: 142) adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam
sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan
membeli benar-benar dilaksanakan. Rossiter dan Percy (1998: 126) mengemukakan
bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian
atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang
relevan
seperti
mengusulkan
(pemrakarsa)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
merekomendasikan
(influencer),
memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian. Menurut
Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Albari (2002) menyatakan bahwa motivasi
sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk
melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap
obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk
tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk
menghindari obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk
kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang
ditawarkan pemasaran atau tidak.
Adapun indikator dari minat beli adalah sebagai berikut: (Junaedi,
2009:101).
a. Menarik perhatian
b. Menimbulkan minat mendalam
c. Keinginan untuk membeli
d. Melakukan pembelian
e. Menimbulkan kepuasan
2.7. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli
Kualitas dapat dinyatakan sebagai harapan dan persepsi para konsumen yang
sama baiknya dengan kinerja yang sesungguhnya. Kualitas produk harus sesuai
dengan yang dijanjikan oleh semua kegiatan dalam bauran pemasaran. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Budiyono, Bernard NM (2004) menunjukkan bahwa
kualitas produk merupakan antecedent yang berpengaruh terhadap minat beli.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pendapat dari Sciffman dan Kanuk (1997) menyatakan bahwa evaluasi konsumen
terhadap kualitas produk akan dapat membantu mereka untuk mempertimbangkan
produk mana yang akan mereka beli.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Mittal dan Leonard (1999) menunjukkan
bahwa fungsi dari behavioral intention atau minat konsumen merupakan fungsi dari
kualitas produk, maka konsumen akan semakin berminat terhadap produk tersebut.
Memang harus dikomunikasikan dengan baik karena dapat membangun minat
pelanggan untuk membeli produk yang dimaksud. Pendapat dari Sciffman dan
Kanuk (1997) menyatakan bahwa evaluasi konsumen terhadap kualitas produk akan
dapat membantu mereka untuk mempertimbangkan produk mana yang akan mereka
beli. Penelitian lain yang dilakukan oleh Mittal dan Leonard (1999) menunjukkan
bahwa fungsi dari behavioral intention atau minat konsumen merupakan fungsi dari
kualitas produk atau jasa, maka konsumen akan semakin berminat terhadap produk
tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa kualitas produk
berpengaruh positif terhadap minat beli, hal ini didukung oleh teori Bernard (2004)
yang menyatakan bahwa kualitas produk merupakan antecedent yang berpengaruh
terhadap minat beli. Bagi calon pemakai kualitas produk ini memang harus
dikomunikasikan dengan baik karena dapat membangun minat pelanggan untuk
membeli produk yang dimaksud.
2.7.1. Pengaruh Sikap Terhadap Minat Beli
Sikap mempengaruhi minat beli konsumen dalam tindakan dan keyakinannya
akan merek produk yang ditawarkan. Dalam penelitian ini selain dipengaruhi secara
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
langsung oleh sikap terhadap minat beli, Minat beli konsumen juga dipengaruhi
langsung oleh sikap terhadap merek. Pembentukan sikap terhadap merek menurut
Burke dan Edell (1989); Mackenzie, Lutz dan Belch (1986) dipengaruhi secara
langsung oleh persepsi konsumen terhadap produk atau pesan. Sikap terhadap merek
diawali oleh proses kognitif yang bekerja terhadap rangsangan. kemudian akan
mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Menurut
As