Efektivitas Komunikasi Pemasaran HONEY Madoe di Lingkungan Kampus IPB Dramaga

(1)

ii

ABSTRACT

Dhanis Rahmida Winistuti. THE EFFECTIVENESS OF HONEY MADOE’S MARKETING COMMUNICATION AT IPB DRAMAGA’S NEIGHBORHOOD. Supervised by Yatri Indah Kusumastuti

The effectiveness of HONEY Madoe’s marketing communication at IPB Dramaga’s neighborhood take the respondent with a accidental sampling. The amount of respondent in this research is sixty one person that can represent consumers at IPB Dramaga’s neighborhood. This research use rank-spearman analysis to check relationship between x-variable (frequency of marketing communication) and y-variable (cognitive, affective, and conative). Analysis with rank spearman method prove that significant relationship only appear between frequency of marketing communication and cognitive. Analysis with linear regretion x-variable and y-variable prove that frequency of marketing communication and communication and cognitive have significant influence. We can conclude that effectiveness of marketing communication at IPB Dramaga’s neighborhood is low categorized because only one from three aspect has influence.

Keywords: effectiveness of marketing communication, aspect cognitive, aspect affective, and aspect conative


(2)

1.1. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia sebagian besar juga menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Sektor pertanian terdiri dari pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan memiliki potensi yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. Sektor pertanian juga berperan besar dalam penyediaan pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan dalam rangka memenuhi hak atas pangan.

Menurut data BPS (2008) hingga tahun 2007, GDP Indonesia dari sektor pertanian adalah sebesar 14 persen dengan serapan tenaga kerja sebesar 41,21 persen. Sektor pertanian merupakan sektor yang berjasa dalam penyediaan kebutuhan hidup masyarakat baik pangan maupun non pangan. Kebutuhan akan produk pertanian akan terus ada selama manusia masih membutuhkan pangan.

Terdapat usaha-usaha yang baru dalam sektor pertanian dan memberikan suatu peluang yang besar kepada masyarakat di Indonesia. Kebutuhan konsumen mulai dari sandang, pangan dan papan yang berkualitas membuat perusahaan mengalami persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang terus berkembang. Perusahaan dituntut untuk dapat memasarkan barang atau jasa yang diproduksi kepada konsumen agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain. Produk yang dikeluarkan oleh perusahaan seharusnya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen agar produk yang dikeluarkan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

Menurut Kotler (2000), kualitas produk merupakan senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Hanya perusahaan dengan kualitas produk paling baik yang akan tumbuh dengan pesat dan dalam jangka panjang perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari perusahaan lain. Banyak sekali usaha di Indonesia yang bergerak di sektor pertanian, sehingga usaha yang ditawarkan dalam sektor ini pun bermacam-macam mulai dari usaha yang bergerak di bidang jasa, barang maupun dalam bidang makanan ataupun minuman.


(3)

2

Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997 telah memperburuk kondisi perekonomian di Indonesia. Menurut Saragih (2004), pada waktu krisis ekonomi telah terjadi perubahan yang mendadak bahkan kacau balau dalam sektor pertanian. Kredit program pertanian dicabut, suku bunga kredit membubung tinggi sehingga tidak ada kredit yang tersedia ke pertanian. Karena desakan IMF waktu itu, subsidi pertanian (pupuk, benih, dan lain lain) juga dicabut dan tarif impor komoditi khususnya pangan dipatok maksimum 5 persen. Akibat perubahan mendadak tersebut pelaku agribisnis khususnya para pengusaha dari sektor pertanian dan para petani mengalami kegamangan dan kekacauan dalam usaha yang telah dijalankannya. Usaha yang telah dijalankan pun bermacam-macam, mulai dari usaha kecil, usaha menengah maupun sampai pada usaha besar.

Pasca krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997, usaha-usaha yang bergerak pada sektor pertanian mulai merangkak naik. Tambunan (1999) mengungkapkan bahwa industri kecil di sentra-sentra dapat berkembang lebih pesat, lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan pasar, dan dapat meningkatkan produksinya daripada industri kecil secara individu diluar sentra.

Pada satu sisi, usaha-usaha yang telah dijalankan tersebut merupakan pelaku roda perekonomian di Indonesia, selain itu potensi untuk memberikan inovasi-inovasi terbaru juga sangat dibutuhkan dari usaha-usaha yang dijalankan oleh masyarakat yang memiliki usaha dengan skala kecil sampai dengan skala yang besar. Namun disisi lain banyak sekali kendala-kendala yang dihadapi oleh pengusaha-pengusaha tersebut, yakni kurang efektifnya komunikasi pemasaran yang terdapat dari pengurus, pengusaha maupun badan yang melayani bidang kewirausahaan, karena dari sektor pertanian, salah satunya adalah sektor peternakan baik olahan maupun produk peternakan segar yang belum banyak beredar di pasaran. Hal ini dapat mengakibatkan usaha yang dijalankan dari sektor peternakan kurang dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Sebuah perusahaan membutuhkan suatu pemasaran agar barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut dapat berkembang dan diterima oleh masyarakat dengan baik. Menurut Kotler (1983) konsep komunikasi pemasaran menjelaskan bahwa suatu perusahaan yang berorientasi profit perlu merancang


(4)

dan menyebarkan informasi tentang kehadiran, ketersediaan produk, ciri produk, kondisi produk dan manfaat yang diperoleh calon konsumennya.

Oleh karena itu diperlukan keefektifan komunikasi dalam hal pemasaran dari pengusaha maupun struktur organisasi untuk dapat menumbuh kembangkan kembali usaha yang berada di sektor peternakan yang selama ini kurang begitu menjanjikan untuk dapat mengangkatnya kembali menjadi usaha di sektor peternakan yang menjanjikan. Pada persaingan seperti saat ini diperlukan suatu strategi promosi untuk membantu mempromosikan usaha tersebut agar dapat kembali tumbuh dan mempunyai perkembangan secara signifikan. Untuk mencapai hal tersebut harus lebih diperhatikan dari efektifitas komunikasi pemasaran yang didalamnya terdapat strategi promosi yang harus lebih diperhatikan.

Salah satu contoh unit usaha yang merupakan produsen produk pertanian olahan adalah HONEY Madoe perlu melakukan komunikasi pemasaran yang lebih efektif. HONEY Madoe mulai berdiri pada tahun 2006 sampai saat ini dan mempunyai tempat produksi sekaligus pemasaran di Laboratorium Non Ruminansia dan Satwa Harapan (NRSH) di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor di Dramaga. HONEY Madoe memproduksi berbagai macam madu yang berasal dari lebah madu yang berasal dari pohon kapuk, karet, rambutan dan kelengkeng. Produk HONEY Madoe yang berasal dari pohon kelengkeng dan kapuk merupakan produk unggulan dari unit usaha HONEY Madoe ini, dikarenakan dari pohon kelengkeng dan kapuk inilah yang banyak diminati konsumen di Jabodetabek. Cita rasa HONEY Madoe ini yang dapat disandingkan dengan produk serupa yang diproduksi oleh industri besar sudah diakui kelezatan dan keaslian oleh konsumen produk tersebut.

Tahun 2011 ini HONEY Madoe memulai kerjasama dengan pihak Indomaret. Hal ini dilakukan untuk membantu pihak HONEY Madoe dalam hal pemasaran di luar lingkungan kampus IPB Dramaga. Namun, komunikasi pemasaran produk HONEY Madoe terhadap konsumen masih kurang dapat disandingkan dengan komunikasi pemasaran produk serupa dengan yang dihasilkan oleh produsen dalam skala industri.


(5)

4

Unit usaha HONEY Madoe memiliki rencana untuk terus meningkatkan produksinya agar produknya dapat diterima di kalangan konsumen internal dan eksternal. Beberapa aspek perlu diperbaiki dalam hal komunikasi pemasaran produk HONEY Madoe ini agar konsumen lebih mengetahui, mengenal dan tertarik terhadap HONEY Madoe dan dapat menjadi sebagai strategi produsen dalam rangka meningkatkan penjualan produk tersebut. Jadi, komunikasi pemasaran yang efektif sangat disarankan agar produk dari HONEY Madoe ini dapat bersaing di pasaran.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka tujuan dari penulisan dari studi pustaka ini yaitu:

1. Bagaimanakah komunikasi pemasaran HONEY Madoe di lingkungan sekitar kampus IPB Dramaga?

2. Bagaimanakah efektivitas komunikasi pemasaran HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga?

3. Bagaimanakah hubungan antara frekuensi komunikasi pemasaran dengan efektivitas komunikasi pemasaran HONEY Madoe?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada, tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi komunikasi pemasaran HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga

2. Menganalisis efektivitas komunikasi pemasaran HONEY Madoe

3. Menganalisis hubungan antara frekuensi bauran pemasaran terhadap efektivitas komunikasi pemasaran HONEY Madoe


(6)

1.4 Kegunaan Penulisan

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti dan berbagai pihak lain.

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini menjadi sumber informasi untuk memahami potensi konsumennya, sehingga dapat meningkatkan efektifitas komunikasi pemasaran melalui sejumlah pendekatan pada konsumen yang tepat

2. Bagi Akademisi

Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya khususnya bidang efektifitas komunikasi pemasaran.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti mengenai efektivitas komunikasi pemasaran.


(7)

6

BAB II

PENDEKATAN TEORITIS

3.1. TINJAUAN PUSTAKA

3.1.1. Komunikasi

Menurut Forsdale (1981) sebagai ahli sosiologi Amerika, menyatakan bahwa, “communication is the process by which an individual transmits stimuli

(usual verbal) to modify the behavior of other individuals”. Dengan kata lain

komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Komunikasi atau

communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti 'sama'. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to common). Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another).

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Forsdale (1981) komponen-komponen komunikasi adalah: Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan, dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan

Menurut Hewitt (1981) kegiatan komunikasi memiliki beberapa tujuan antara lain: (1) Mempelajari atau mengajarkan sesuatu, (2) Mempengaruhi perilaku seseorang, (3) Mengungkapkan perasaan, (4) Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain, (5) Berhubungan dengan orang lain, (6) Menyelesaian sebuah masalah, (7) Mencapai sebuah tujuan, (8) Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik.


(8)

3.1.2. Komunikasi Bisnis

Kusumastuti (2009) mengartikan komunikasi bisnis sebagai pertukaran gagasan, pendapat, informasi, dan instruksi yang memiliki tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol atau sinyal untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam komunikasi bisnis terdapat enam unsur pokok, yaitu:

a. Memiliki tujuan, artinya komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sejalan dengan tujuan organisasi.

b. Pertukaran, dalam hal ini melibatkan paling tidak dua orang atau lebih yakni komunikator dan komunikan

c. Gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya beragam tergantung tujuan, situasi dan kondisinya.

d. Menggunakan saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap muka, menggunakan media tertentu atau melalui media yang menjangkau jutaan orang secara bersamaan.

e. Menggunakan simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat dimengerti atau dipahami oleh penerima untuk menyampaikan atau mempertukarkan pesan

f. Pencapaian tujuan organisasi merupakan salah satu karakteristik yang membedakan organisasi atau lembaga formal dari informal adalah adanya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh manajemen. Keberhasilan lembaga bisnis diukur berdasarkan keuntungan, tujuan produktif yang menentukan tingkat operasional dan tujuan pemeliharaan untuk menentukan kesinambungan produktivitas.

3.1.3. Komunikasi Pemasaran

Tjiptono (2008) mengartikan komunikasi pemasaran sebagai aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Menejemen pemasaran menurut Kotler (2002)


(9)

8

adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan kerja, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. Lebih jauh lagi, Kotler (2002) kembali menjelaskan bahwa pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan orang lain.

Menurut Shimp (2003), komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu atau antar organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Jika digabungkan, maka komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya. Menurut Shimp (2003) bentuk-bentuk utama dari komunikasi pemasaran, yaitu personal selling, iklan (advertising), sales promotion, sponsorship marketing, publicity, Komunikasi di tempat pembelian (point-of-purchase communication).

Komunikasi pemasaran dan promosi menjadi hal yang saling terintegrasi satu sama lain. Promosi menjadi salah satu dari serangkaian alat pemasaran yang dalam dalam marketing mix (bauran pemasaran) dikenal sebagai 4P yang terdiri dari promotion (promosi), product (produk), place (tempat), price (harga).

Dalam komunikasi pemasaran, kebutuhan dan harapan pelanggan terhadap informasi mengenai produk ataupun jasa sangat penting. Menurut Levitt (1987) dalam Tjiptono (2008), syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada dasar sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggannya.

Komunikasi pemasaran merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan di


(10)

bidang pemasaran, serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik.

Menurut Kotler (2005) upaya dalam memasarkan produk, perusahaan perlu menjalin komunikasi yang baik dengan konsumen dan perantara melalui komunikasi pemasaran. Seorang pemasar suatu produk harus memahami bagaimana komunikasi itu berlangsung. Secara umum, suatu model komunikasi pemasaran akan menjawab beberapa hal yang meliputi siapa pengirimnya, apa yang akan dikatakan (dikirimkan), saluran komunikasi atau media apa yang akan digunakan, ditujukan untuk siapa dan apa akibat yang akan ditimbulkannya. Dalam proses komunikasi, kewajiban seorang pengirim (komunikator) adalah berusaha agar pesan yang telah disampaikan dapat diterima oleh penerima sesuai dengan kehendak pengirim. Model proses komunikasi dapat memberi gambaran kepada pemasar bagaimana mempengaruhi atau mengubah sikap konsumen melalui disain, implementasi dan komunikasi yang bersifat persuasif.

3.1.3.1.Elemen dalam Proses Komunikasi

Menurut Forsdale (1981), hal penting yang harus diperhatikan dan dipelajari oleh produsen ataupun pemasar di dalam proses komunikasi pemasaran adalah proses terciptanya sebuah komunikasi. Dengan pemahaman mendasar dan awal tersebut, maka pemasar dapat menyusun konsep komunikasi pemasaran dengan baik. Elemen dalam proses komunikasi dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1. Elemen Dalam Proses Komunikasi

Noise

Feedback Response

Decoding Receiver Media


(11)

10

Keterangan bagan:

1. Sender adalah pihak yang berperan di dalam menyampaikan pesan kepada pihak lain.

2. Encoding adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk – bentuk simbolis. 3. Message adalah pesan yang hendak disampaikan atau dikirim.

4. Media adalah saluran komunikasi yang digunakan dalam penyampaian pesan. 5. Decoding adalah proses dimana penerima pesan menerima dan

mengintrepretasikan pesan yang diterima.

6. Receiver adalah pihak yang berperan sebagai penerima pesan.

7. Response adalah reaksi yang timbul dari pihak penerima pesan setelah menerima sebuah pesan.

8. Feedback adalah bagian dari response pihak receiver yang disampaikan kepada sender.

9. Noise adalah gangguan yang timbul dalam proses komunikasi

3.1.3.2.Tujuan Komunikasi Pemasaran

Menurut Hewitt (1981) kegiatan komunikasi memiliki beberapa tujuan antara lain:

(1) Mempelajari atau mengajarkan sesuatu, (2) Mempengaruhi perilaku seseorang, (3) Mengungkapkan perasaan,

(4) Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain, (5) Berhubungan dengan orang lain,

(6) Menyelesaian sebuah masalah, (7) Mencapai sebuah tujuan,

(8) Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik.

3.1.3.3.Strategi Komunikasi Pemasaran

Strategi komunikasi pemasaran, menurut Kusumastuti (2009), bertujuan untuk mencapai tahap perubahan pengetahuan. Dalam perubahan ini, konsumen mengetahui keberadaan sebuah produk, untuk apa produk itu diciptakan, dan


(12)

ditujukan untuk siapa. Strategi komunikasi merupakan panduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapaitujuan yang telah ditetapkan.

Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan penerapan secara operasional. Hak-hal yang perlu menjadi perhatian dalam melakukan penerapan komunikasi pemasaran, yaitu : menentukan khalayak sasaran, merumuskan isi dan format pesan, menentukan saluran komunikasi yang efektif, mempersiapkan atribut sumber yang memadai dan merencanakan tanggapan yang dituju, hal ini merupakan yang disampaikan Kotler (1983).

1. Khalayak sasaran

Khalayak sasaran merupakan salaj satu komponen komunikasi yang berfungsi sebagai penerima dan memproses informasi atau pesan yang disampaikan oleh sumber atau komunikator. Khalayak sasaran terdiri atas peroranga, kelompok, golongan khalayak tertentu atau keseluruhan khalayak ramai. Menurut Effendi (2003) dalam Rachmawati (2009) khalayak sasaran akan menerima pesan jika terdapat kondisi-kondisi yang simultan pada khalayak sasaran. Kondisi tersebut adalah khalayak sasaran dapat benar-benar mengerti pesan komunikasi dan sadar bahwa pesan tersebut sesuai dengan tujuan dan kebutuhan dirinya.

Penyampai pesan (komunikator) pemasaran harus secara tegas menentukan khalayak sasaran. Perusahaan selaku penyampai pesan perlu mengidentifikasi khalayak sasaran secara jelas. Menurut Kartajaya (2008) menjelaskan teknik penentuan khalayak sasaran, yaitu:

a. Melakukan pendekatan pada komunitas yang telah ada atau membentuknya. Komunikator atau pemasar bertindak menentukan komunitas yang sesuai dengan visi dan misi komunikasi pemasaran perusahaan. Pendekatan dilakukan pada komunitas yang memiliki kesamaan interest dan value dengan perusahaan.

b. Komunikator melakukan konfirmasi pada komunitas yang telah ditentukan. Komunikator membuat kesepakatan dengan komunitas, pada saat yang sama komunitas berhak menerima atau menolak pendekatan pemasaran tersebut.


(13)

12

c. Setelah perusahaan menentukan khalayak sasaran berupa komunitas, maka informasi mengenai perusahaan telah siap disalurkan melalui opinion leader atau aktifis komunitas tersebut.

2. Pesan

Pesan merupakan kumpulan informasi yang berkaitan dengan sumber, sehingga menjadi materi yang disampaikan kepada penerima. Effendi (2003) dalam Rachmawati (2009) menyatakan bahwa terdapat empat syarat pesan yang harus dipenuhi agar komunikasi menjadi efektif, yaitu: (1) pesan dapat menumbuhkan perhatian, (2) pesan dapat mencakup pengertian yang sama berkaitan dengan lambang-lambang yang digunakan, (3) pesan dapat menimbulkan kebutuhan pribadi dan menyarankan bagaimana kebutuhan itu dapat dipenuhi, dan (4) pesan harus sesuai dengan situasi.

Perusahaan yang berorientasi profit perlu merancang dan menyebarkab informasi tentang kehadiran produk, ketersediaan produk, ciri produk, kondisi produk, serta manfaat produk yang diperoleh calon konsumen, menurut Kotler (1983). Hal ini berarti perusahaan selaku komunikator perlu merumuskan isi pesan dan format pesan.

a. Isi pesan

Isi pesan adalah komponen pesan yang menyimpan maksud dan tujuan pesan. Faktor-faktor yang menentukan efektivitas pesan yaitu: komposisi, organisasi pesan, urutan pesan, himbauan dan daya tarik pesan, gaya pesan dan pemilihan kata. Menurut Kertajaya (2008) isi pesan juga perlu mensiratkan unsur-unsur: bersifat personal, cita rasa karakter asli perusahaan dan produknya dan bersifat dinamis interaktif dan multisumber.

b. Format pesan

Format pesan adalah komponen pesanyang memiliki fungsi sebagai kemasan pesan, sehingga isi pesan lebih bersifat komunikatif dan mudah diterima. Format pesan hadir dengan sejumlah symbol-simbol isi pesan. Format pesan menggunakan pendekatan persuasif, yaitu bersifat mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang lain berperilaku sesuai dengan keinginan kita, tetapi merasa melakukan dengan kehendaknya sendiri.


(14)

3. Saluran

Menurut Curtis dan Floyd (1996), saluran (Channel) komunikasi adalah media tempat pesan-pesan disampaikan. Saluran komunikasi yang digunakan pada umumnya lebih dari satu media. Komunikator berkomunikasi umumnya menggabungkan tampilan saluran komunikasi seperti vokal (saluran pendengaran), pandangan (saluran penglihatan), sentuhan (saluran peraba), penciuman (saluran penciuman) dan perasa (saluran saraf).

Sesuai dengan pendapat Coulson-Thomas (1990) bauran pemasaran meliputi seluruh aktivitas yang bertujuan untuk menginformasikan dan membujuk. Promosi menjadi penting ketika sebuah produk dihadapkan dengan produk-produk lain yang mirip dan saat memperkenalkan produk baru. Cooper et al (1999) dan Kotler (1997) sebagaimana dikutip dalam Hartono (2008) menyatakan terdapat empat komponen dalam bauran promosi yaitu:

a. Periklanan

Menurut Tjiptono (2008) iklan adalah merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya. Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Pengiklan tidak hanya mencakup perusahaan bisnis tapi juga museum, organisasi amal, dan lembaga pemerintah yang memasang iklan untuk berbagai sasaran. Iklan merupakan cara yang efektif guna menyebarkan pesan, untuk membangun preferensi merek. Pengiklanan merupakan elemen penting dari bauran komunikasi pemasaran.

b. Promosi Penjualan

Promosi penjualan atau sales promotion adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan untuk membeli lebih banyak, menyerang aktivitas promosi pesaing, meningkatkan pembelian tanpa rencana sebelumnya (impulse buying).


(15)

14

c. Penjualan Pribadi

Penjualan pribadi atau personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pembeli dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk tersebut sehingga kemudian mereka akan mencoba dan membelinya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hartono (2008), penjualan pribadi yang dilakukan adalah mencakup presentai penjualan, katalog, pemasaran lewat telepon, pengiriman bahan cetakan, email dan internet.

d. Hubungan Masyarakat

Hubungan Masyarakat atau public relation (PR), merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. PR mengkomunikasikan banyak tujuan antara organisasi dengan publik yang bertujuan menghasilkan kebaikan. PR proaktif dan berorientasi masa depan, memiliki tujuan dan menjaga persepsi yang positif tentang organisasi di mata publik.

3.1.4.Efektivitas Komunikasi

Efektivitas komunikasi adalah salah satu elemen komunikasi yang menjadi indikator keberhasilan komunikasi. Menurut Tubbs dan Moss (1996), komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim berkaitan erat dan identik atau sama dengan rangsangan yang diterima dan dipahami oleh penerima. Komunikasi efektif antara unsur sumber dengan penerima pesan disebut juga komunikasi timbal balik. Komunikasi timbal balik ditandai dengan hadirnya umpan balik (feedback) dan dampak (effect) komunikasi yang sesuai dengan tujuan sumber pada penyampaian pesan atau informasi.

Menurut Palapah dan Syamsudin (1976) dalam Yayah (1999) menjelaskan bahwa efek komunikasi dapat berupa opini pribadi, opini masyarakat atau opini kelompok. Menurut Arifin (1984) dalam Yanti (2002), efek komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada khalayak sesuai dengan maksud komunikator pada pesan yang tersampaikan. Pesan dapat menimbulkan pengaruh pada khalayak melalui dua aspek yaitu penangkapan panca indera dan proses pemaknaan.


(16)

Berikut ini adalah langkah – langkah yang dapat dilakukan oleh produsen atau pemasar di dalam menciptakan dan mengembangkan komunikasi efektif terhadap konsumen, yaitu:

1. Mengidentifikasi target audiens perusahaan.

Langkah awal yang perlu untuk dilakukan adalah mengidentifikasi siapa yang menjadi target audiens perusahaan. Target audiens perusahaan bisa merupakan calon konsumen potensial atau pelanggan perusahaan serta orang– orang yang berperan dalam memberikan pengaruh dan mempunyai otoritas dalam pengambilan keputusan pembelian.

2. Menetapkan sasaran – sasaran komunikasi yang ingin dicapai.

Untuk dapat menetapkan sasaran komunikasi yang tepat maka pemasar harus memahami tahapan–tahapan normal yang dilalui oleh seorang konsumen sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian. Tahapan tersebut, terdiri dari enam tahap dikenal dengan istilah buyer readiness stage. Berikut tahapan dari buyer readiness stage, yaitu Awareness (kesadaran), Knowledge (pengetahuan), Liking (perasaan suka), Preference (preferensi), Conviction (keyakinan), Purchase (pembelian)

3. Mendesain pesan yang hendak dikomunikasikan.

Hal yang harus diperhatikan di dalam mendesain sebuah pesan yang akan dikomunikasikan adalah Message Content, Message Structure dan Message Format

4. Memilih media dalam komunikasi pesan.

Pemasar dapat memilih dua jenis dari saluran komunikasi yaitu komunikasi personal dan komunikasi nonpersonal. Komunikasi personal melibatkan percakapan antara dua orang atau lebih bisa melalui tatap muka, telepon, surat, dan internet. Komunikasi non personal bisa dilakukan melalui media cetak (koran, majalah, brosur), media siaran (televisi, radio), media display (billboard, rambu, poster), dan media online (internet).

5. Memilih sumber pesan

Sumber pesan adalah pihak yang dijadikan sumber di dalam penyampaian pesan. Kesalahan dalam pemilihan sumber pesan akan memberikan dampak atas


(17)

16

hasil dari komunikasi pemasaran yang dilakukan. Pemasar dapat menggunakan opinion leader dan bahkan karakter film kartun untuk menjadi sumber pesan. 6. Mengumpulkan respon balik dari target audiens.

Tahap akhir yang harus dilakukan pemasar adalah mengumpulkan respon balik dari target audiens atas kegiatan komunikasi yang telah dilakukan. Respon balik ini sangat penting sebab jika respon balik konsumen terhadap suatu komunikasi pemasaran negatif maka pemasar dapat dengan segera mengubah strategi program komunikasi produknya.

3.1.4.1.Indikator Efektifitas Komunikasi

Menurut Vardiansyah (2004) dalam Arif (2007) efektivitas komunikasi dapat diketahui melalui pengaruh yang ditimbulkan pada penerima pesan. Pendapat tersebut didukung oleh Devito (1997) dalam Yayah (1999). Bahwa dampak komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima pesan atau khalayak dalam bentuk pengetahuan, sikap dan perilaku. Indikator merupakan alat untuk mengukur realisasi berdasarkan standart tertentu.Indikator efek komunikasi merupakan alat pemantau pengaruh yang timbul dalam diri komunikan akibat pesan yang disampaikan oleh komunikator.

Menurut Effendi (1993), indikator efektifitas komunikasi dapat diketahui melalui aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan tingkah laku (konatif). Indikator efektivitas komunikasi didasarkan pada tanggapan penerima pesan. Kondisi tersebut dapat terjadi saat pesan yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim atau sumber berkaitan erat dengan pesan yang diketahui, dirasakan dan dilakukan oleh penerima yang kemudian disebut tanggapan atau respon. Tanggapan dari komunikasi melalui beberapa tahap yaitu, pengetahuan (kognitif), kesukaan (afektif) dan psikomotorik (behavioral).

a. Pengetahuan (kognitif)

Rakhmat (2001) dalam Rachmawati (2009) mengemukakan efek kognitif terjadi apabila terdapat perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsikan khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan dan informasi. Menurut Yanti (2002), terdapat enam kategori pada kawasan kognitif, yaitu: (1) pengetahuan adalah kemampuan


(18)

tentang apa yang telah dipelajari, (2) pemahaman adalah kemampuan menangkap makna dan arti, (3) aplikasi merupakan kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi baru, (4) analisis merupakan kemampuan merinci ke dalam bagian-bagian komponennya sehingga struktur organisasinyadapat dimengerti, (5) sintesis merupakan kemampuan untuk membentuk suatu pola baru, dan (6) evaluasi merupakan kemampuan menilai materi dengan tujuan tertentu.

b. Kesukaan (afektif)

Efek kesukaan timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap atau nilai. Asumsi adanya efek ini yaitu seberapa jauh penerimaan suatu pesan dapat merubah persepsi mengenai suatu objek dari berbagai persepsi yang telah ada sebelumnya sehingga hasilnya ditetapkan niat atau maksud untuk membeli.

c. Tingkah laku (konatif)

Efek tingkah laku merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku. Menurut Kertajaya (2008), perilaku konsumen yang hendak dicapai melalui serangkaian strategi pemasaran yaitu tidak hanya word of mouth atau buzz marketing, namun lebih menekankan pada arah pembicaraan bersifat kebutuhan seseorang untuk menjadi lebih berpengetahuan.

3.1.4.2.Pemahaman

Pemahaman berasal dari kata paham yang dapt diartikan mengerti benar mengenai sesuatu menurut Poerdarminta (1987) dalam Yanti (2002). Menurut Rakhmat dan Winkel (1989) dalam Yanti (2002), pemahaman artinya penerimaan secara cermat dari isi stimuli terhadap penerangan makna dan arti dari bahan yang dipelajari oleh komunikator, menurut Kincaid dan Schramm (1985) dalam

Ritonga (1993) mengemukakan “memahami adalah proses bertanya atau mencari makna yang lebih mendalam atau lebih luas dengan meneliti pertalian makna serta

simpulan yang terkandung dalam informasi”.

Menurut Gudykunst (1987) dalam Ritonga (1993) pemahaman melibatkan proses mengamati, mengetahui, menginterpretasikan dan atau mendapatkan


(19)

18

informasi, kemudian dapat dibedakan menjadi tiga level pemahaman yaitu: deskripsi, prediksi dan penjelasan. Deskripsi merupakan perencanaan mengenai suatu hal yang diamati dengan menggunkan atribut fisik.

Prediksi melibatkan pengetahuan tentang sesuatu yang akan terjadi pada suatu situasi khusus. Penjelasan meliputi pengetahuan mengapa sesuatu terjadi. Penjelasan lebih lanjut dipaparkan oleh Arifin (1984) dalam Ritonga (1993) yang

menyatakan “mengerti pada dasarnya adalah seseorang dapat menerangkan mengenai sesuuatu secara teratur adalah dengan memberi jawaban atas pertanyaan

apa, mengapa, sebab apa, bagaimana, dan buat apa”. 3.1.5.Konsumen

Menurut Sumarwan (2002) dalam Mahakami (2008) mendefinisikan konsumen sebagai individu atau organisasi yang membeli barang atau jasa untuk digunakan sendiri atau untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasi. Menurut Engel, et.al (1994) dalam Mahakami (2008), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.

Pemahaman mengenai konsumen juga disampaikan oleh Sumarwan (2003), istilah konsumen dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: (1) konsumen individu, konsumen ini membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri, (2) konsumen organisasi, konsumen ini meliputi konsumen bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintahan dan lembaga lainnya.

3.1.6.Identitas Produk

Produk menurut Kotler dan Amstrong (2005) adalah: “A product as anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that might satisfy a want or need”. Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.

Menurut Tjiptono (1998) secara konseptual produk adalah pemahaman


(20)

mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.

Menurut Kotler et.al (2000) mengemukakan bahwa produk adalah:

“Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian,

dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau

kebutuhan”.

3.1.6.1. Kualitas Produk

Menurut Tjiptono (1997) apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari:

1. Kinerja (Performace)

Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya. 2. Keistimewaan tambahan (features)

Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power steering, dan sebagainya.

3. Keandalan (reliability)

Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadat atau macet atau rusak.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification).

Yaitu sejauh mana karaktistik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan.

5. Daya tahan (durability)

Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil.


(21)

20

6. Estetika (asthetic)

Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang artistik, warna, dan sebagainya.

3.1.6.2. Lebah madu

Menurut Sarwono (2004), dalam dunia hewan (kingdom Animalia), lebah madu termasuk dalam phylum Arthropoda, kelas insecta (serangga), ordo Hymenopter, family Apidae, dan genus Apis. Lebah madu terdiri dari beberapa jenis diantaranya lebah hutan (Apis Dorsata), lebah Australia (Apis mellifera), Apis Florea dan lebah local (Apis Indica). Di negara Asia seperti Jepang, India dan Korea dapat ditemukan lebah oriental (Apis Cerana). Ukuran lebah ada yang kecil misalnya Apis Florea dan ada yang besar seperti Apis Laboriosa yang dapat dijumpai di daerah pegunungan Himalaya.

Jenis lebah madu yang banyak di budidayakan di Indonesia adalah Apis Mellifera dan Apis Cerana. Jenis Apis Mellifera merupakan lebah impor dari Eropa dan mempunyai ukuran tubuh lebih besar dari Apis Cerana. Lebah ini diklasifikasikan pertama kali oleh Linnaeus pada tahun 1758 dan menyebar di Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, Indonesia dan Australia. Lebah ini merupakan jenis paling banyak dibudidayakan di banyak negaratermasuk Indonesia, karena daya adaptasinya di lingkungan baru cukup baik.

Lebah Apis Mellifera mulai diperkenalkan kepada petani Indonesia pada tahun 1972. Saat itu Pusat Apiari Pramuka mendatangkan lebah ini dari Australia. Apis mellifera merupakan jenis lebah unggul dan dapat beradaptasi dengan kondisi iklim tropis Indonesia. Menurut Sarwono (2003), dalam satu koloni lebah Apis Mellifera terdiri dari 10.000 – 100.000 ekor lebah dengan hasil madu mencapai 30-60 kg/tahun, sementara satu koloni lebah Apis Cerana hanya terdiri dari 20.000-40.000 ekor lebah dengan hasil madu yang lebih sedikit, yaitu 5 kg per tahun.


(22)

3.1.7. Produk-produk Lebah madu Madu

Madu adalah cairan manis yang dihasilkan oleh lebah madu dari berbagai sumber nektar. Menurut Sihombing (2005) menyatakan bahwa madu adalah bahan makanan energy yang baik sekali karena mengandung gula gula sederhana yang dapat segera dimanfaatkan tubuh, selain itu madu juga mengandung garam-garam mineral dan bahan-bahan lain yang dibutuhkan tubuh. Faktor-faktor yang menentukan kualitas madu antara lain: waktu/lama penyimpanan, teknologi pemprosesan, warna, rasa, kekentalan dan aroma.

Kualitas inilah yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap madu. Aroma dan warna madu ditentukan oleh sumber nektar. Warna madu berkisar dari putih hingga hitam pekat. Menurut Sihombing (2005), madu yang warnanya pucat aromanya paling menarik. Kegunaan madu banyak dimanfaatkan dalam bidang indutri seperti industry makanan dan industry obat (obat pilek dan laxative) Royal Jelly

Menurut Sihombing (2005), royal jelly atau susu ratu adalah cairan putih seperti susu, agak masam dan berbau agak tajam. Royal Jelly dihasilkan oleh kelenjar hypofarink lebah pekerja berumur 3-13 hari untuk makanan eraman terutama untuk bakal ratu. Menurut Sarwono (2003), Royal jelly juga digunakan sebagai pakan sehari-hari lebah ratu dan juga diberikan kepada lebah yang baru lahir selama satu hari pertama. Kandungan gizi royal jelly berupa protein 45%, lemak 13%, gula 13%, gula 20%, garam mineral, aneka vitamin yang terdiri dari B-Kompleks, H dan E.

Sihombing (2005) menyatakan bahwa pemanenan royal jelly sedikit sukar karena menggunakan aspirator (pengisap) kecil. Pengambilan royal jelly larva harus disingkirkan dulu dengan pinset dan barulah royal jelly diisap dengan aspiratoris, kemudian disaring dengan nylon halus dan disimpan dalam freezer pada suhu 0,6-1,70 C jika akan digunakan dalam waktu 1-2 minggu. Kegunaan royal jelly sebagai pengobatan penyakit, kosmetik dan suplemen makanan.


(23)

22

Pollen adalah alat jantan reproduktif tumbuhan berprotein tinggi dan bagi lebah merupakan bahan pembentuk dan pertumbuhan dan pengganti sel-sel using. Polen dapat dipanen dari lebah yang baru kembali dari lapangan ke sarang. Polen berbentuk pellet terkikis dari kaki belakang lebah pekerja sewaktu lebah masuk melalui lubang sekat sempit.

Polen yang jatuh ditampung dipetadah yang ditutp kasa berlubang halus untuk mencegah agar lebah tidak dapat mengambilnya kembali. Menurut Sihombing (2005), saat ditampung polen agak basah dan perlu dikeringkan untuk mencegah kerusakan jamur dan peragian. Pengeringan polen dilakukan dengan sinar matahari atau oven dengan suhu kurang dari 600C. polen digunakan untuk berbagai tujuan antara lain untuk diberi kembali kepada lebah saat polen langka dilapangan dan kemungkinan pasar terbesar dimasa yang akan datang adalah untuk makanan berprotein tinggi.

3.2.Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran efektifitas komunikasi pemasaran HONEY Madoe dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini:

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

Keterangan :

: Mempengaruhi

Setiap perusahaan memiliki suatu pesan dan media yang digunakan untuk menjelaskan perusahaannya kepada khalayak luas. Seperti halnya dengan unit usaha HONEY Madoe ini yang memiliki suatu pesan yang akan disampaikan kepada para konsumennya. Komunikasi pemasaran merupakan aplikasi

HONEY Madoe

Frekuensi Bauran Promosi HONEY Madoe :

Penjualan Pribadi

Pemasaran Langsung

Word of Mouth

Efektivitas Komunikasi Pemasaran :

 Kognitif

 Afektif


(24)

komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah perusahaan. Aplikasi itu sangat dipengaruhi tidak hanya oleh berbagai bentuk media pemasarannya, namun juga komunikasi penyampaiannya kepada penerima. Sebuah objek yang akan dipasarkan tidak akan berhasil pemasarannya jika tidak memiliki media yang memadai untuk sampai ke tangan konsumen. Dari kerangka penelitian yang diatas, dapat dijelaskan bahwa penelitian diawali dengan menganalisis Efektivitas komunikasi pemasaran yang ada. Hal tersebut dilakukan dengan melihat frekuensi atau intensitas penyampaian pesan yang dilakukan oleh pihak HONEY Madoe yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan penjualan pribadi.

Dalam frekuensi penyampaian ini dilihat mana yang digunakan oleh unit usaha HONEY Madoe selanjutnya dihubungkan dengan efektifitas komunikasi pemasaran yang dilihat dari segi kognitif (pengetahuan), afektif (kesukaan) dan konatif (perilaku). Data dari identifikasi tersebut akan diukur dan diolah menggunakan korelasi Spearman untuk mendapatkan hubungan antara frekuensi atau intensitas komunikasi pemasaran HONEY Madoe dengan aspek kognitif, afektif dan konatif, selain itu juga untuk dapat melihat keberpengaruhan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Setelah menapatkan hubungan dan keberpengaruhan antara variabel X dengan variabel Y dapat dilihat efektivitas komunikasi pemasaran yang telah digunakan oleh unit usaha HONEY Madoe.

2.3. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini disajikan sebagai berikut:

1. Semakin sering frekuensi bauran promosi dari HONEY Madoe, maka makin tinggi tingkat kognitif (pengetahuan) yang dimiliki responden

2. Semakin sering frekuensi bauran promosi dari HONEY Madoe, maka makin tinggi tingkat afektif (kesukaan) yang dimiliki responden

3. Semakin sering frekuensi bauran promosi dari HONEY Madoe, maka makin tinggi tingkat konatif (tingkah laku pembelian) yang dimiliki responden


(25)

24

2.4. Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Frekuensi bauran promosi terdiri dari tiga jenis, yaitu penjualan pribadi,

pemasaran langsung dan Word Of Mouth. Hal ini dilihat dari seberapa sering kegiatan promosi dilakukan oleh HONEY Madoe yang diukur dengan cara menentukan skor sebagai berikut:

 Rendah (5-8)

 Sedang (9-12)

 Tinggi (13-15)

2. Kognitif merupakan salah satu aspek dari efektivitas komunikasi pemasaran. Hal ini dapat dilihat dari seberapa tingginya pengetahuan yang dimiliki responden terhadap produk HONEY Madoe, dapat diukur dengan cara penentuan skor sebagai berikut:

 Rendah (10-16)

 Sedang (17-23)

 Tinggi (24-30)

3. Afektif merupakan salah satu aspek dari efektivitas komunikasi pemasaran. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kesukaan yang dimiliki responden terhadap produk HONEY Madoe, Hal ini dapat diukur dengan cara penentuan skor sebagai berikut:

 Rendah (10-16)

 Sedang (17-23)

 Tinggi (24-30)

4. Konatif merupakan salah satu aspek dari efektivitas komunikasi pemasaran. Hal ini dapat dilihat dari tingkat tingkah laku yang dimiliki responden terhadap pembelian produk HONEY Madoe, Hal ini dapat diukur dengan cara penentuan skor sebagai berikut:

 Rendah (10-16)

 Sedang (17-23)

 Tinggi (24-30)

5. Efektivitas komunikasi merupakan penggambaran aspek yang berpengaruh dari Frekuensi komunikasi pemasaran dengan aspek kognitif, afektif dan


(26)

konatif di lingkungan kampus IPB Dramaga. Hal ini dapat diukur dengan menentukan skor sebagai berikut:

 Rendah (hanya satu aspek yang memiliki hubungan dan keberpengaruhan)

 Sedang (terdapat dua aspek yang memiliki hubungan dan keberpengaruhan)

 Tinggi (terdapat tiga aspek yang memiliki hubungan dan keberpengaruhan)


(27)

26

BAB III

PENDEKATAN LAPANGAN 3.1. Lokasi dan Waktu

Penelitian mengenai efektivitas komunikasi pemasaran HONEY Madoe dilaksanakan di unit usaha HONEY Madoe yang terletak di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dan di berbagai tempat pemasaran HONEY Madoe di lingkungan sekitar kampus IPB Dramaga. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa unit usaha HONEY Madoe merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di sektor pertanian dan lokasi perusahaan berada di lingkungan kampus IPB Dramaga sehingga mudah dijangkau oleh peneliti.

Selain itu unit usaha HONEY Madoe ini belum ada yang meneliti mengenai komunikasi pemasaran unit usaha tersebut. Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Juli sampai dengan November 2011. Pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan kesediaan waktu responden dan informan. Kegiatan penelitian dilaksanakan dalam kurun waktu satu bulan yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun 2011

Kegiatan

Juli Agust Sept Okt November 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Proposal skripsi

Kolokium

Pengambilan data lapangan

Pengolahan dan

analisis data

Penulisan draft

skripsi

Ujian skripsi


(28)

3.2. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif menggunakan metode survei, yaitu dengan menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data primer dan sebagai instrumen pokok pengumpulan data. Pendekatan kualitatif merupakan metode penelitian yang menghasilkan deskripsi kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang.

Data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam dengan informan penelitian yaitu pegawai dari unit usaha HONEY Madoe. Data kualitatif ini juga diperoleh melalui pengamatan pada media komunikasi pemasaran yang digunakan. Data kualitatif berupa pesan atau informasi komunikasi pemasaran dari unit usaha HONEY Madoe. Data kualitatif ini digunakan untuk mendukung data kuantitatif.

3.3. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian mengenai efektivitas komunikasi pemasaran, peneliti menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diambil dengan menggunakan metode survey dan wawancara mendalam kepada responden dan informan. Selain itu, peneliti melakukan pengamatan terhadap proses komunikasi pemasaran yang disampaikan oleh pihak HONEY Madoe dengan para konsumen. Peneliti mewawancarai informan yaitu Bp. WNR selaku manajer pemasaran HONEY Madoe, ibu ASD selaku ketua dari unit usaha HONEY Madoe, dan ibu HND selaku manajer produksi dari unit usaha HONEY Madoe. Data sekunder didapatkan dengan cara mengumpulkan dokumentasi produk HONEY Madoe.

3.4. Teknik Pemilihan Informasi dan Responden

Penelitian ini menggunakan accidental sampling dalam menentukan jumlah responden, yakni peneliti mengambil sampel dari pembeli dan pernah mengkonsumsi HONEY Madoe. Hal ini dikarenakan tidak terdapat data secara rinci mengenai konsumen yang membeli HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga setiap bulannya. Peneliti mengambil alternatif untuk mengambil 61 responden selama kurun waktu dua minggu.


(29)

28

Konsumen HONEY Madoe kebanyakan merupakan mahasiswa maupun karyawan dari Fakultas Peternakan, Fakultas Perikanan dan Fakultas Kedokteran Hewan. Keberadaan kantin atau penitipan dari HONEY Madoe terdapat pada fakultas tersebut, maka peneliti mengambil sebanyak 61 responden pada kantin-kantin tersebut.

Responden merupakan konsumen yang minimal pernah membeli produk HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga. Informan dalam penelitian ini merupakan para pengurus HONEY Madoe yang dipilih secara sengaja (purposive) dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara terhadap seluruh kegiatan.

3.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan melalui metode survei diolah menggunakan cara pengkodean data. Selanjutnya, data dimasukkan kedalam buku kode dan dipindakan kedalam Microsoft Excel 2007 yang telah disiapkan. Data-data tersebut nantinya akan diolah menggunakan SPSS 17.0. Setelah itu dilakukan juga pengujian menggunakan korelasi Rank Spearman untuk mengetahui hubungan antar variabel dengan menggunakan data ordinal.

Setelah itu dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan metode enter untuk mengetahui pengaruh antar variabel frekuensi bauran promosi terhadap efektivitas komunikasi pemasaran (kognitif, afektif dan konatif).


(30)

BAB IV

GAMBARAN UMUM HONEY MADOE

4.1. Gambaran Umum Unit Usaha HONEY Madoe 4.1.1. Sejarah Unit Usaha HONEY Madoe

Unit usaha HONEY Madoe mulai berdiri pada tahun 2006 dan untuk pertama kalinya memperkenalkan produknya di lingkungan Fakultas Peternakan di Institut Pertanian Bogor. Unit usaha HONEY Madoe ini pertama kali digagas oleh ibu Dr.Ir. Asnath M. Fuah, MS dimana beliau adalah salah seorang dosen senior di Fakultas Peternakan, lalu beliau mengajak beberapa dosen lainnya untuk ikut bergabung seperti ibu Ir. Hotnida C.H. Siregar dalam pembentukan unit usaha HONEY Madoe.

Beberapa dosen yang ikut bergabung dalam pembentukan HONEY Madoe ini adalah ibu Ir. Hotnida C.H. Siregar, M,Si dan Bapak Winarno, SP yang merupakan dosen aktif di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Keikutsertaan dosen-dosen tersebut untuk bergabung dengan unit usaha HONEY Madoe, maka sepakatlah dosen-dosen tersebut untuk mengembangkan unit usaha HONEY Madoe. Biaya dalam memproduksi HONEY Madoe pada awalnya merupakan biaya sendiri. Hal ini dikarenakan belum ada pasokan dana yang mencukupi untuk membeli peralatan dan distribusi HONEY Madoe itu sendiri.

Selanjutnya para pengurus HONEY Madoe ini membagi ke dalam bagian bagian pokok pekerjaan yang menjadi tanggung jawab masing-masing. Hal ini berfungsi agar setiap pengurus mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap deskripsi pekerjaan yang dilakukannya, selain itu juga agar pengurus tersebut memiliki pekerjaan yang terorganisir dengan baik agar tidak saling berbenturan dengan tanggung jawab yang lain. Sumberdaya manusia yang hanya terdapat pada pengurus HONEY Madoe, membuat produksi kurang optimal, oleh karena itu unit usaha HONEY Madoe membuka recruitment untuk membantu memproduksi dan mendistribusikan HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga.

Unit usaha HONEY Madoe ini mempunyai tempat produksi dan distribusi di ruangan yang sama, hal ini dikarenakan unit usaha ini belum memiliki tempat yang luas. Kerjasama yang diberikan oleh unit usaha HONEY Madoe kepada


(31)

30

petani lebah yang berada di Jawa Timur sebagai pemasok utama bahan baku yaitu lebah, unit usaha HONEY Madoe ini mempunyai empat varian yang berasal dari empat pohon yang berbeda-beda, yaitu kelengkeng, kapuk, karet dan rambutan.

Selain itu unit usaha HONEY Madoe juga melayani pemesanan skala besar dan skala kecil, baik di lingkungan kampus IPB Dramaga maupun di luar kampus IPB Dramaga. Berkembangnya HONEY Madoe dengan empat varian, unit usaha HONEY Madoe mulai mengembangkan HONEY Madoe tidak hanya madu yang dapat dikonsumsi, namun juga membuat sabun madu yang terbuat dari madu. Selain itu unit usaha HONEY Madoe juga membuat berbagai accecories yang terbuat dari kapuk seperti tas yang terbuat dari limbah dari pembuatan HONEY Madoe. Sampai saat ini promosi penjualan dan langganan dari unit usaha HONEY Madoe ini sudah sampai luar pulau, diantaranya adalah Ternate, Maluku, Bali dan Kalimantan.

Pada bulan Maret tahun 2011, unit usaha bekerjasama dengan Indomaret dalam penjualan HONEY Madoe. HONEY Madoe telah dapat dibeli tidak hanya di Fakultas Peternakan di Institut Pertanian Bogor, tetapi dapat dibeli lebih dari 400 outlet Indomaret di Jabodetabek. HONEY Madoe yang dijual di Indomaret juga menjualkan empat varian karet, kalengkeng, rambutan dan kapuk dengan berbagai ukuran, namun tidak semua ukuran yang terdapat di Fakultas Peternakan IPB diperjualkan di Indomaret. Kemasan yang terdapat di Fakultas Peternakan IPB berbeda dengan kemasan yang diperjualkan di Indomaret. Hal ini dikarenakan harus ada lambang Indomaret didalam produk HONEY Madoe namun tetap tidak meninggalkan lambang dan logo dari IPB dan HONEY Madoe Fakultas Peternakan.

4.1.2. Organisasi Unit Usaha HONEY Madoe

Dalam setiap unit usaha maupun dalam sebuah perusahaan, pasti memilik sebuah organisasi untuk dapat mengorganisir tanggung jawab yang harus dilakukan oleh masing-masing tanggung jawab yang diberikan. Begitu pula dengan unit usaha HONEY Madoe yang memiliki organisasi dalam unit usahanya. Namun organisasi yang dimiliki oleh unit usaha HONEY Madoe ini tidak memiliki sebuah organisasi yang pasti, karena unit usaha HONEY Madoe hanya memiliki sumberdaya yang sedikit, jadi kepengurusahan HONEY Madoe


(32)

fleksibel dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Unit usaha HONEY Madoe ini diketuai oleh manajer umum yang membawahi dua manajer yaitu manajer produksi dan manajer pemasaran.

Setiap manajer memiliki tanggung jawab masing-masing terhadap pekerjaannya namun tidak menutup kemungkinan untuk setiap anggota dari manajemen lain untuk membantu menejemen lainnya, karena unit usaha HONEY Madoe sebuah unit usaha yang tidak memiliki sumberdaya yang cukup untuk membentuk suatu organisasi yang pasti dalam kepengurusannya. Pada Gambar 3 dibawah ini merupakan bagan kepengurusan HONEY Madoe tahun 2011.

Gambar 3. Bagan Kepengurusan Unit Usaha HONEY Madoe

Berdasarkan pada Gambar 3 mengenai bagan kepengurusan dari unit usaha HONEY Madoe, manajer umum dari unit usaha HONEY Madoe ini membawahi manajer produksi dan manajer pemasaran. Manajer produksi pada unit usaha HONEY Madoe ini berfungsi sebagai pengontrol dan bertanggung jawab dari mulai pemasokan madu dari wilayah Jawa Tengah maupun Jawa Timur hingga sampai kepada packaging HONEY Madoe. Manajer pemasaran berfungsi mengembangkan jaringan pasar ke seluruh Indonesia dan membantu mengirim produk HONEY Madoe pada Indomaret.

Unit usaha HONEY Madoe merupakan unit usaha yang mempunyai organisasi yang fleksibel. Hal ini dikarenakan unit usaha HONEY Madoe mempunyai sumberdaya manusia yang sangat terbatas sehingga anggota dari manajer produksi dapat berpindah untuk membantu anggota dari manajer pemasaran, begitu pula sebaliknya. Hal ini tergantung pada tingkat kelonggaran dari masing–masing divisi.

Manajer Umum


(33)

32

4.1.3. Jenis Produk HONEY Madoe

Madu merupakan bahan makanan energi yang baik sekali karena mengandung gula-gula sederhana yang dapat segera dimanfaatkan tubuh, selain itu madu juga mengandung garam-garam mineral dan bahan-bahan lain yang dibutuhkan tubuh. Selain itu, unit usaha HONEY Madoe ini juga memproduksi sabun madu yang berfungsi untuk melembutkan kulit, accecories dari bahan baku pembuatan madu ini juga diproduksi oleh unit usaha HONEY Madoe yang berfungsi untuk lebih memanfaatkan olahan-olahan yang dapat dihasilkan oleh lebah.

Unit usaha HONEY Madoe yang berproduksi di Fakultas Peternakan IPB ini memiliki beberapa produk, diantaranya adalah madu asli yang memiliki empat varian yaitu madu kelengkeng, madu kapuk, madu rambutan dan madu karet. Perbedaan dari setiap varian madu terletak pada rasa, aroma dan warna dari masing-masing varian madu.

a) Madu kapuk memiliki warna yang relatif lebih terang dibandingkan dengan madu dengan varian yang lain. Rasa dari madu kapuk ini manis agak sedikit asam, namun tidak terlalu legit dan pahit, selain itu memiliki aroma yang khas dibandingkan dengan madu varian lain.

b) Madu dengan varian kelengkeng memiliki rasa yang paling manis dibandingkan dengan varian lain dan memiliki warna cokelat kehitaman dan terlihat lebih pekat dibandingkan dengan madu varian lain.

c) Madu dengan varian karet memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan dengan madu kapuk dan memiliki rasa yang cenderung lebih manis dari madu kapuk

d) Madu rambutan merupakan madu yang memiliki rasa yang cenderung manis namun masih satu level di bawah madu kelengkeng dan memiliki warna yang cukup gelap dibandingkan dengan madu varian kapuk dan karet.

Dengan kemurnian dan keaslian madu yang dimiliki oleh unit usaha HONEY Madoe ini, unit usaha HONEY Madoe percaya diri bahwa produk yang diproduksinya dapat bertahan dan bersaing dengan produk-produk madu yang telah beredar di pasaran.


(34)

Semua varian madu ini dapat diperoleh di laboratorium NRSH, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, dan beberapa kantin yang tersebar dimadu seluruh lingkungan kampus IPB Dramaga. HONEY Madoe yang diproduksi dan didistribusikan ke daerah dan beberapa tempat di lingkungan kampus IPB Dramaga ini memiliki produk yang paling diminati konsumen, yakni madu dengan varian kapuk. Namun, hal ini tidak membuat konsumen untuk hanya mengkonsumsi madu dengan varian kapuk saja, beberapa pelanggan mengaku varian madu kelengkeng juga enak.

Selain menjual produk HONEY Madoe, unit usaha HONEY Madoe juga menjual sabun madu, tas yang memiliki hiasan dari kapuk dan bunga yang terbuat dari bahan ulat sutra. Sabun madu yang diproduksi oleh unit usaha HONEY madoe berfungsi untuk melembutkan kulit. Sabun madu yang diproduksi oleh unit usaha HONEY Madoe telah dipasarkan di lingkungan kampus IPB Dramaga dan juga telah dipasarkan keluar kampus IPB Dramaga (Gambar 4).

Sabun madu yang di produksi oleh unit usaha HONEY Madoe hanya mempunyai satu ukuran. penggunaan dari sabun madu ini dapat digunakan pada wajah dan juga pada tubuh, sabun madu madoe dapat digunakan oleh segala usia, dari mulai anak- anak sampai pada orang tua.

Gambar 4. Sabun Madoe

Selain sabun madu, unit usaha HONEY Madoe juga mengeluarkan produk lainnya adalah bunga dalam vas, dimana bunga tersebut terbuat dari limbah ulat sutra. Bunga yang terbuat dari kepompong ulat sutra ini dapat dibentuk sesuai


(35)

34

keinginan. Pada Gambar 5 ini adalah gambar dari produk unit usaha HONEY Madoe yaitu bunga yang terbuat dari kepompong ulat sutra.

Gambar 5. Bunga dari Kepompong Ulat Sutra

Bunga dari kepompong ulat sutra ini telah dipasarkan di lingkungan kampus IPB Dramaga dan di luar kampus IPB Dramaga, dapat juga melalui pesanan untuk mendapatkan bunga dari kempompong ulat sutra ini. Bunga dari ulat sutra ini dapat dijadikan hiasan di meja.

Produk unit usaha HONEY Madoe selain madu, bunga yang terbuat dari kepompong ulat sutra dan sabun madu yang diproduksi oleh unit usaha HONEY Madoe, juga diproduksi tas. Tas produksi oleh unit usaha HONEY Madoe telah dipasarkan di lingkungan kampus IPB dramaga, dan juga dipasarkan di luar kampus IPB Dramaga. Gambar 6 adalah gambar dari tas yang diproduksi leh unit usaha HONEY Madoe.

Gambar 6. Tas Daur Ulang


(36)

4.1.4. Jaringan Pemasaran Unit Usaha HONEY Madoe

Unit usaha HONEY Madoe berdiri pada tahun 2006 dan pada saat itu unit usaha HONEY Madoe memperkenalkan produk HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga untuk pertama kali. Setelah itu HONEY Madoe dititipkan kepada beberapa kantin di lingkungan kampus IPB Dramaga, Agrimart, dll. Selain itu, unit usaha HONEY Madoe menerima pesanan dari berbagai ukuran dan berbagai varian rasa, pesanan tersebut dapat diambil maupun dikirim ke tempat tujuan, karena dirasakan produk unit usaha HONEY Madoe kurang terlalu berkembang, maka pihak unit usaha HONEY Madoe berencana untuk menyebarkan produk HONEY Madoe di luar kampus IPB Dramaga dengan cara mengadakan kerja sama dengan Indomaret pusat yang berada di Jakarta.

Pada tahun 2010 unit usaha HONEY Madoe berniat memulai kerjasama dengan Indomaret, hal ini diharapkan dapat membantu pemasaran HONEY Madoe agar lebih dikenal oleh masyarakat luas. Pada tahun 2011 tepat pada bulan April, unit usaha bekerjasama dengan Indomaret dalam hal penjualan HONEY Madoe. Pada awalnya pihak Indomaret menerima seluruh ukuran yang tersedia, namun pada pengiriman berikutnya pihak Indomaret menginginkan HONEY Madoe dengan ukuran 250 ml.

Hal ini dikarenakan masyarakat lebih memilih untuk mengkonsumsi HONEY Madoe dengan ukuran 250 ml sehingga mudah dibawa kemanapun. Unit usaha HONEY Madoe selalu siap apabila pihak Indomaret meminta untuk mengirimkan HONEY Madoe sejumlah yang diinginkan oleh pihak Indomaret. Setiap dua bulan sekali unit usaha HONEY Madoe mengirimkan HONEY Madoe rata-rata 200-300 botol sekali pengiriman. HONEY Madoe tersebut oleh pihak Indomaret disebarluaskan kepada cabang-cabang Indomaret di seluruh Outlet Indomaret se-Jabodetabek. Jumlah Outlet Indomaret yang menjual HONEY Madoe se Jabodetabek adalah sebanyak 441 Outlet Indomaret.

Jaringan pemasaran HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga sampai saat ini dititipkan kepada beberapa kantin di Institut Pertanian Bogor di Dramaga, selain itu dititipkan juga pada Agrimart yang bertempat di dekat Asrama Putri IPB Dramaga. Selain itu, juga produk HONEY Madoe dapat diperoleh dengan pemesanan baik secara langsung maupun dengan cara tidak


(37)

36

langsung di seluruh lingkungan kampus IPB Dramaga. Informasi mengenai produk HONEY Madoe dapat diperoleh di Laboratorium Non Ruminansia dan Satwa Harapan (NRSH), pada laboratorium tersebut calon konsumen maupun pelanggan dapat memperoleh informasi yang lengkap mengenai produk HONEY Madoe.

Jaringan pemasaran produk HONEY Madoe di luar lingkungan kampus IPB Dramaga dapat diperoleh pada Indomaret se-Jabodetabek. Unit usaha HONEY Madoe bekerjasama dengan Indomaret dalam pemasaran HONEY Madoe dapat meningkatkan penjualan HONEY Madoe. Selain itu, pemasaran HONEY Madoe mencapai seluruh Indonesia. Banyaknya pesanan HONEY Madoe di seluruh Indonesia membantu pengembangan unit usaha HONEY Madoe dalam hal produksi dan pemasarannya.

4.1.5. Bauran Komunikasi Pemasaran Unit Usaha HONEY Madoe

Bauran komunikasi pemasaran merupakan suatu langkah untuk mengkomunikasikan suatu produk maupun jasa dari penjual kepada calon pembeli dengan menggunakan iklan, promosi penjualan, penjualan langsung dan publisitas untuk memberikan informasi yang diharapkan dapat mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen. Selain itu bauran komunikasi pemasaran juga diharapkan dapat mendorong minat calon pembeli mengenai produk yang ditawarkan oleh penjual. Informasi yang diperoleh konsumen tersebut, konsumen menjadi termotivasi untuk memperhatikan pesan pemasaran dalam hal ini adalah produk HONEY Madoe dan konsumen dapat menafsirkan informasi yang mereka peroleh dengan seksama untuk membentuk sikap dan mengambil keputusan tentang produk HONEY Madoe.

HONEY Madoe yang berproduksi di laboratorium NRSH, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor ini telah memiliki banyak pelanggan baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal. Pelanggan internal adalah konsumen HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga, sedangkan pelanggan eksternal adalah konsumen HONEY Madoe di luar kampus IPB Dramaga. Pada penelitian ini peneliti lebih memfokuskan penelitian dalam lingkungan kampus IPB Dramaga.


(38)

Hal ini dikarenakan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh unit usaha HONEY Madoe kurang menonjol sehingga belum banyak orang yang tahu mengenai produk ini. Adapun komunikasi pemasaran yang umumnya dilakukan oleh perusahaan yang besar maupun unit usaha yang baru merintis adalah periklanan, penjualan pribadi, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan informasi dari mulut ke mulut. Hal ini perlu dilakukan untuk dapat memajukan perusahaan tersebut dan agar produk yang ditawarkan dari perusahaan tersebut dapat sampai kepada masyarakat dan diterima dengan baik oleh masyarakat luas.

Adapun komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh unit usaha HONEY Madoe dari awal berdiri sampai saat ini dapat dilihat dari penjelasan di bawah ini. a. Periklanan

Periklanan merupakan bentuk persentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Periklanan merupakan komunikasi non personal sehingga mampu menjangkau target konsumen yang lebih besar dari pada penjualan perorangan. Hal ini mengindikasikan bahwa periklanan sangat penting untuk menjangkau para konsumen, dan agar konsumen lebih memiliki banyak informasi yang dibutuhkan oleh produk yang mereka inginkan. Dalam komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh unit usaha HONEY Madoe, periklanan tidak dijalankan dalam unit usaha HONEY Madoe ini, karena periklanan dirasa cukup mengeluarkan banyak biaya dan membutuhkan waktu, uang, tenaga dan biaya yang tidak sedikit.

Menurut unit usaha HONEY Madoe pernah melakukan kegiatan periklanan ini dalam bentuk penyebaran leaflet dan pamflet kepada mahasiswa maupun karyawan di lingkungan kampus IPB Dramaga. Namun, penyebaran iklan ini tidak berjalan lama, hal ini dikarenakan tidak adanya sumber daya manusia yang cukup untuk membuat desain maupun leaflet untuk disebarkan ke seluruh mahasiswa maupun karyawan di lingkungan kampus IPB Dramaga. Hal ini yang mengakibatkan periklanan tidak dilakukan lagi sampai sekarang oleh pihak unit usaha HONEY Madoe.

Tidak dilakukannya periklanan lagi oleh unit usaha HONEY Madoe ini disadari betul oleh pengurus dari usaha ini, pengurus menyadari bahwa periklanan memang sangat membantu dalam proses pengenalan kebutuhan oleh konsumen


(39)

38

dan membantu mempercepat penjualan produk, namun hal ini tersendat oleh sumber daya manusia yang kurang di dalam kepengurusan HONEY Madoe. b. Penjualan pribadi

Penjualan pribadi merupakan suatu alat promosi yang efektif dalam membangun preferensi, keyakinan dan tindakan calon pembeli. Alat promosi ini memerlukan biaya yang besar dibandingkan dengan alat promosi lainnya. Untuk menciptakan hubungan yang baik dengan pelanggan merupakan kunci keberhasilan dalam proses pemasaran. Salah satu cara untuk membina hubungan baik adalah dengan memberikan pelayanan seoptimal mungkin kepada konsumen atau pelanggan.

Kegiatan penjualan pribadi yang dilakukan oleh unit usaha HONEY Madoe adalah menjualkan HONEY Madoe di koperasi tempat HONEY Madoe ini diproduksi dan tidak jarang para pengurus HONEY Madoe ini menjualkan secara langsung di koperasi tersebut. Selain itu pengurus unit usaha HONEY Madoe ini menitipkan produk HONEY Madoe ini ke beberapa kantin di lingkungan kampus IPB Dramaga. Sistem konsinyasi atau penitipan suatu produk di tempat tempat yang dianggap berpengaruh dalam proses penjualan produk HONEY Madoe berfungsi untuk menyampaikan informasi produk dan menata produk dari HONEY Madoe agar semakin baik pemasaran yang dilakukan oleh pihak unit usaha HONEY Madoe.

c. Promosi Penjualan

Promosi penjualan merupakan bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif, umumnya berjangka pendek yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli konsumen maupun pedagang. Kegiatan promosi penjualan yang dilakukan oleh unit usaha HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga terlihat belum dapat dilakukan. Hal ini dikarenakan dari pihak pengurus HONEY Madoe memiliki kendala dalam hal finansial, dimana unit usaha HONEY Madoe ini lebih mengutamakan kualitas dan bukan mengutamakan profit.

Kegiatan promosi penjualan ini telah terlihat tidak sedikit pengeluaran yang dikeluarkan untuk memberi potongan harga kepada konsumen maupun


(40)

distributor. Selain hal tersebut, sumberdaya manusia dalam kepengurusan HONEY Madoe tidak terlalu banyak, dan masing-masing memiliki kepentingan yang berbeda-beda karena pengurus inti HONEY Madoe ini berprofesi sebagai dosen dan staff kepegawaian dari Fakultas Peternakan di Institut Petanian Bogor di Dramaga. Kegiatan yang dilakukan oleh para pengurus HONEY Madoe ini, dirasakan bahwa untuk membuat kegiatan promosi penjualan masih kurang dapat dilaksanakan dengan baik.

d. Hubungan Masyarakat dan Publisitas

Hubungan masyarakat merupakan bentuk aktivitas yang didesain untuk membangun atau memelihara citra organisasi dan hubungan baik organisasi dengan pihak yang berkepentingan. Publisitas adalah sejumlah informasi yang disebarkan media massa tanpa mengeluarkan biaya. Kegiatan hubungan masyarakat dan publisitas yang dilakukan oleh unit usaha HONEY Madoe ini belum pernah dilakukan, karena unit usaha HONEY Madoe belum memiliki atau belum pernah menjadi sponsor suatu organisasi maupun instansi.

Selain itu, unit usaha HONEY Madoe ini pun juga belum pernah mengikuti kegiatan seminar yang diadakan oleh instansi maupun organisasi untuk memperkenalkan produk HONEY Madoe dengan skala besar. Dalam hal publikasi, unit usaha HONEY Madoe belum pernah melakukan publikasi pada majalah maupun koran yang terbit di kampus. Hal ini dikarenakan minimnya sumberdaya manusia yang dimiliki oleh unit usaha HONEY Madoe.

e. Pemasaran Langsung

Menurut Kotler (2005), pemasaran langsung memiliki ciri-ciri yaitu pesan ditujukan kepada orang tertentu, pesan dapat disiapkan untuk menarik orang yang dituju, pesan dapat disiapkan dengan sangat cepat (terbaru) dan pesan dapat diubah tergantung tanggapan dari orang tersebut. Surat langsung, pemasaran jarak jauh dan pemasaran elektronik merupakan bentuk pemasaran langsung. Kegiatan pemasaran langsung yang dilakukan oleh unit usaha HONEY Madoe adalah dengan memanfaatkan media elektronik seperti telepon, ataupun sms untuk memasarkan produknya, dengan menggunakan telepon pihak unit usaha HONEY Madoe menerima maupun mengirim informasi melalui pemesanan HONEY Madoe dengan berbagai varian maupun ukuran.


(41)

40

f. Word of Mouth

Dalam pemasaran promosi dari mulut ke mulut sering dikenal juga dengan Word of Mouth (WOM). WOM tidak membutuhkan biaya yang begitu besar namun dapat memperoleh efektivitas yang sangat besar. Didukung pula dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang senang berkumpul dan bersosialisasi untuk bercerita akan hal hal yang mereka sukai atau alami. Sumarwan (2009) menjelaskan bahwa WOM sebagai sebuah pertukaran ide, pikiran maupun komentar antara dua atau lebih konsumen dan tidak satupun dari mereka adalah pemasar.

Kegiatan word of mouth yang dilakukan oleh unit usaha HONEY Madoe berjalan dengan baik dan optimal. Diantara bauran komunikasi pemasaran yang lain, WOM merupakan bentuk komunikasi yang paling sering digunakan oleh pihak unit usaha HONEY Madoe untuk membantu memasarkan produk mereka. Melalui WOM, HONEY Madoe banyak dikenal oleh para karyawan dan mahasiswa di lingkungan kampus IPB Dramaga. Para karyawan yang membeli mengaku memberitahukan kepada saudara maupun rekan rekan baik yang berada di lingkungan kampus IPB Dramaga maupun di luar kampus IPB Dramaga. WOM dalam mempromosikan produk HONEY Madoe, pengurus HONEY Madoe mempunyai banyak pelanggan baik yang berada di dalam lingkungan kampus IPB Dramaga, maupun di luar kampus IPB.

Bauran pemasaran yang telah dijelaskan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh unit usaha HONEY Madoe adalah penjualan pribadi, pemasaran langsung, dan Word of Mouth (WOM). Komunikasi pemsaran seperti periklanan, hubungan masyarakat dan publisitas lalu promosi penjualan tidak dilakukan oleh pihak unit usaha HONEY Madoe. Karena, unit usaha HONEY Madoe tidak memiliki sumberdaya manusia yang cukup untuk melakukan kegiatan promosi tersebut.

Dari keenam bauran pemasaran tersebut, terdapat tiga bauran pemasaran yang tidak dijalankan oleh pihak unit usaha HONEY Madoe. Hal ini mencerminkan kurangnya komunikasi pemasaran yang dilakukan unit usaha HONEY Madoe dimana hanya terdapat tiga bauran komunikasi pemasaran yang


(42)

dilakukan oleh unit usaha HONEY Madoe dari enam bauran komunikasi pemasaran yang tersedia.

Bagi pengurus unit usaha HONEY Madoe, dari tiga bauran komunikasi pemasaran yang dilakukan Word of Mouth merupakan bauran komunikasi pemasaran yang dirasakan cukup efektif dalam memasarkan produk HONEY Madoe. Tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun, namun pengetahuan informasi konsumen mengenai produk HONEY Madoe semakin meluas tidak hanya di lingkungan kampus IPB Dramaga saja, namun sudah berada di luar lingkungan kampus IPB Dramaga. Meskipun belum banyak dari mahasiswa maupun karyawan di lingkungan kampus IPB Dramaga yang mengetahui dari produk ini, dengan pemasaran WOM yang naik secara stabil, semakin banyak mahasiswa maupun karyawan dan karyawati di lingkungan kampus IPB Dramaga yang mengetahui mengenai produk ini.

Penjualan pribadi dan pemasaran langsung yang dilakukan oleh unit usaha HONEY Madoe ini cukup mempunyai pengaruh terhadap penjualan produk madu ini. meskipun tidak terlalu efektif seperti komunikasi pemasaran dengan menggunakan WOM, namun komunikasi pemasaran ini tidak dapat ditinggalkan begitu saja. Hal ini dikarenakan pemasaran langsung dan penjualan pribadi sangat berguna untuk menyampaikan informasi secara tepat dan akurat kepada konsumen HONEY Madoe. Tidak jarang para pengurus HONEY Madoe ini untuk menginformasikan secara langsung kepada konsumen mengenai pentingnya mengkonsumsi madu maupun informasi-informasi lainnya yang dianggap dibutuhkan oleh konsumen. Oleh karena itu pihak pengurus HONEY Madoe terus meningkatkan bauran pemasaran ini.


(43)

BAB V

KARAKTERISTIK RESPONDEN

5.1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang dilihat dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, jenis pekerjaan dan pendapatan dari masing- masing responden. Dalam penelitian ini reponden berjumlah 61 dari lingkungan kampus IPB Dramaga. Di bawah ini akan dijelaskan persentase responden berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan dan pendapatan dari keseluruhan responden. Jenis kelamin dibedakan menjadi laki-laki dan perempuan. Pekerjaan digolongkan yaitu karyawan, mahasiswa S1, mahasiswa S2, dan mahasiswa S3. Pendapatan dikategorikan menjadi empat, yaitu kurang dari Rp 500.000,00 antara Rp 500.000,00 – Rp 1.500.000,00 lalu Rp 1.500.000,00 – Rp 3.000.000,00 dan lebih dari Rp 3.000.000,00.

Di bawah ini akan dipaparkan mengenai persentase dan jumlah dari responden HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga. Hal ini dimaksudkan agar lebih tertata mengenai jenis kelamin, pekerjaan dan pendapatan yang menjadi konsumen HONEY Madoe. Pertama akan di bahas adalah persentase jumlah dan jenis kelamin, lalu yang kedua akan dibahas adalah mengenai jumlah dan persentase pekerjaan yang terdiri dari mahasiswa S1, S2, S3 maupun karyawan Institut Pertanian Bogor di Dramaga. Lalu yang terakhir adalah jumlah dan persentase berdasarkan pendapatan responden HONEY Madoe

5.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ini dibagi menjadi dua, yakni laki-laki dan perempuan. Pembagian karakteristik laki-laki dan perempuan ini dilakukan untuk melihat seberapa banyak jumlah dan persentase antara laki-Laki dan perempuan yang membeli dan mengkonsumsi HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga. Selain itu, dengan adanya jumlah dan persentase responden berdasarkan jenis kelamin ini dapat dilihat penyebab dominasi pembelian dan konsumsi oleh responden HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga. Pada Gambar 7 terdapat pie chart persentase responden


(1)

REGRESI LINEAR SEDERHANA METHOD : ENTER

KOGNITIF

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .242a .059 .043 .42178

a. Predictors: (Constant), kognitif

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .655 1 .655 3.684 .060a

Residual 10.496 59 .178

Total 11.151 60

a. Predictors: (Constant), kognitif b. Dependent Variable: frekuensi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.435 .499 4.875 .000

kognitif .408 .212 .242 1.919 .060


(2)

METHOD : ENTER AFEKTIF

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .015a .000 -.017 .43470

a. Predictors: (Constant), afektif

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .002 1 .002 .013 .911a

Residual 11.149 59 .189

Total 11.151 60

a. Predictors: (Constant), afektif b. Dependent Variable: frekuensi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.299 .791 4.173 .000

afektif .038 .338 .015 .113 .911


(3)

METHOD : ENTER KONATIF

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .111a .012 -.004 .43207

a. Predictors: (Constant), konatif

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .137 1 .137 .734 .395a

Residual 11.014 59 .187

Total 11.151 60

a. Predictors: (Constant), konatif b. Dependent Variable: frekuensi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.516 1.019 2.469 .016

konatif .313 .365 .111 .857 .395


(4)

Lampiran 3. Data Responden

No. Nama

Jenis

Kelamin Pekerjaan Pendapatan Asal

1 ADH L S3 > Rp 3.000.000,00 JAKARTA

2 HBN L karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

3 SAR P S1

Rp 500.000,00-

Rp1.500.000,00 BOGOR

4 LIT P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 JATENG

5 RTN P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

6 DHA P S1

Rp 500.000,00-

Rp1.500.000,00 BOGOR

7 WNR L karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 JATENG

8 ASN P S3

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 SUMATERA

9 ANI P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

10 BAP L karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

11 SUJ P S2

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 SUMATERA

12 BBG L karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

13 PRT P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

14 UTG L karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

15 ARI L karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

16 SNT P S1 Rp 1.500.000,00 BOGOR

17 FRM L karyawan > Rp 3.000.000,00 BOGOR

18 GLG L S2

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

19 SNY L S2

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 JAKARTA

20 WRN P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 JATIM

21 SSK L karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

22 RNO L S1

Rp 500.000,00-


(5)

23 WTI P S2

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

24 JNO L karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 JATIM

25 SNY P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 JATENG

26 BWO L S2 Rp 3.000.000,00 JAKARTA

27 NTA P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

28 DSA P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

29 RIA P S2

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

30 NNA P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 JATENG

31 MTA P S1

Rp 500.000,00-

Rp1.500.000,00 JAKARTA

32 LCY P S2

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 JAKARTA

33 GNA P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

34 TYA P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 JABAR

35 YYA P S2

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

36 EDG P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

37 LLI P karyawan Rp 3.000.000,00 BOGOR

38 OLY P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 JAKARTA

39 FHU P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

40 KIO L S2

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 JAKARTA

41 PPT P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

42 ANS P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

43 CHA P S2

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 SOLO

44 FTR P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

45 ANA P s2

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 JATIM

46 AKR P S1

Rp 500.000,00-

Rp1.500.000,00 BOGOR


(6)

3.000.000,00

48 TTA P S3

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOYOLALI

49 DDY L karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

50 DWT P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

51 DNA P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

52 RSM P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 JABAR

53 ZKY L S2

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

54 LNA P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

55 STI P S3 Rp 3.000.000,00 BOGOR

56 DER P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

57 TFK P S3

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 JAKARTA

58 ITK P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 BOGOR

59 ALI L S3

Rp 1.500.000,00- Rp

3.000.000,00 JAKARTA

60 BGS L karyawan Rp 3.000.000,00 BOGOR

61 YUN P karyawan

Rp 1.500.000,00- Rp