Pengukuran Efektivitas Small Group Activites dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan di PT X

PENGUKURAN EFEKTIVITAS SMALL GROUP ACTIVITIES
DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA
KARYAWAN DI PT X

YUDHA YANIARI SATRIYA PUTRI

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengukuran Efektivitas
Small Group Activites dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawandi PT
X adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2014
Yudha Yaniari Satriya Putri
NIM F34100157

ABSTRAK
YUDHA YANIARI SATRIYA PUTRI. Pengukuran Efektivitas Small Group
Activites dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan di PT X. Dibimbing
oleh: TAUFIK DJATNA
Pengukuran Small Group Activities (SGA) terhadap produktivitas kerja
perlu dilakukan untuk melihat sejauh mana tingkat efektivitas penerapannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati penerapan SGA, mengidentifikasi faktor
penentu produktivitas kerja, dan mengukur efektivitas SGA dalam meningkatkan
produktivitas kerja karyawan. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu
study pustaka, observasi/survey, wawancara, penyebaran kuesioner, metode relief
menggunakan software Weka 3.6, formulasi efektivitas, dan analisis sensitivitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan SGA dapat dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu dukungan manajemen, sumberdaya manusia, dan dinamika

kelompok. Variabel penerapan SGA yang berpengaruh terhadap produktivitas
kerja karyawan yaitu umpan balik pemimpin, keaktifan atasan, dan frekuensi
pelatihan. Berdasarkan analisis sensitivitas, 65% responden menyatakan bahwa
pelaksanaan SGA sudah efektif dalam meningkatkan produktivitas kerja
karyawan.
Kata kunci : efektivitas, produktivitas kerja, Small Group Activities

ABSTRACT
YUDHA YANIARI SATRIYA PUTRI. Effectiveness Measurement of Small
Group Activites for Improving Employee Productivity in X Company. Supervised
by TAUFIK DJATNA
Measurement of the Small Group Activities (SGA) toward employees
productivity needs to be done to see the extent of its effectiveness. This study
aimed to determine the application of the SGA, to identify the influenced factors
of employee productivity, and to measure the effectiveness of SGA in improving
employee productivity. The methods used in this research were literature study,
observation/surveys, interview, questionnaire, relief method using Weka 3.6
software, effectiveness formulation, and sensitivity analysis. The results showed
that the application of the SGA could be divided into three groups, there were
management support, human resources, and the dynamics group. Variable of SGA

that affected to employee productivity were the leader feedback, active supervisor,
and training frequency. Based on the sensitivity analysis, 65% response rate of
respondents stated that the implementation of the SGA had been effective in
improving employee productivity.
Key words: efectiveness, productivity, Small Group Activities

PENGUKURAN EFEKTIVITAS SMALL GROUP ACTIVITIES
DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA
KARYAWAN DI PT X

YUDHA YANIARI SATRIYA PUTRI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi
Nama
NIM

: Pengukuran Efektivitas Small Group Activites dalam
Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan di PT X
: Yudha Yaniari Satriya Putri
: F34100157

Disetujui oleh

Dr. Eng. Taufik Djatna, S.TP, M.Si
Pembimbing

Diketahui oleh


Prof. Dr. Ir. Nastiti Siswi Indrasti
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2013 hingga Desember 2014 ini
adalah manajemen, dengan judul Pengukuran Efektivitas Small Group Activities
dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan di PT X.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Eng. Taufik Djatna, S.TP,
M.Si selaku pembimbing yang telah memberikan banyak saran. Penghargaan
penulis ucapkan kepada Bapak Subrani Oksir dan Agus Sumitro (Staff
Departemen PDCA bagian Small Group Activities di PT X) sebagai pembimbing
lapangan, serta Bapak Imam Gurmana dan Bapak Sam yang turut membantu
dalam mengerjakan penelitian. Terima kasih penulis ucapkan kepada rekan
sebimbingan Zaky Hadi, Fredy Afiat, Rina Ngumriana, Yusi Ariska, Rangga
Lawe, Iqbal Nur, Andi Suwito, Tyas Haryadi, Cahya Budi, Alfyandi, Sarinah,
Fitrian Hartanto, Nurul Muhibbah, Mulia Wita, Nurul Latifah, Ridha Alfia, dan
Ferly Ardyansyah yang telah memberi semangat dalam menyelesaikan penelitian.

Terima kasih untuk Yoga Prasetyo yang telah memberikan informasi praktik
lapangan sehingga penulis bisa menjalin hubungan yang cukup baik dengan PT X,
rekan-rekan sekontrakan, rekan-rekan UKM Pramuka IPB, rekan-rekan KPMKT,
rekan-rekan Mas Joko, rekan-rekan Golongan P4, dan rekan-rekan TIN 47 yang
telah menemani penulis selama empat tahun belajar di departemen Teknologi
Industri Pertanian IPB. Ungkapan terima kasih yang terakhir untuk ibu, bapak,
serta seluruh keluarga, atas segala doa, motivasi, nasihat, dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2014
Yudha Yaniari Satriya Putri

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR


vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian


2

Manfaat Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian

2

METODOLOGI

3

Penerapan Small Group Activities di PT X

5

Identifikasi Faktor Penentu Pencapaian Produktivitas Kerja Karyawan


5

Penyebaran Kuesioner

6

Relief (Kira an Rendell 1992)

6

Pengukuran Efektivitas SGA dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja
Karyawan

9

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penerapan SGA di PT X

10
10


Hasil Identifikasi Faktor Penentu Pencapaian Produktivitas Kerja Karyawan 13
Hasil Pengukuran Efektivitas SGA dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja
Karyawan
17
SIMPULAN DAN SARAN

18

Simpulan

18

Saran

19

DAFTAR PUSTAKA

19


LAMPIRAN

21

RIWAYAT HIDUP

40

DAFTAR TABEL
1 Metode penentuan variabel-x yang berpengaruh pada variabel-y
berdasarkan nilai bobot
2 Hasil penerapan SGA di PT X dalam bentuk akivitas dan simbolnya
3 Top 10 variabel yang berpengaruh terhadap produktivitas berdasarkan
nilai bobot (W)
4 Top 10 variabel SGA yang berpengaruh terhadap produktivitas
5 Respon harapan terhadap kepuasan efektif maksimum

8
11
15
15
17

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pendekatan studi untuk menyelesaikan permasalahan SGA
PT X
2 Contoh input data kelas pada wordpad
3 Perhitungan nilai W (weight) variabel dengan metode Relief pada
software WEKA 3.6
4 Contoh penentuan bobot tertinggi variabel-x terhadap variabel-y
5 Hubungan antara respon harapan responden terhadap kepuasan efektif
SGA dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan

3
7
8
9
18

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Kuesioner penelitian
Input data kuesioner
Data bobot (weight) variabel
Data pengukuran efektivitas dan analisis sensitivitas

21
27
34
38

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Small Group Activities merupakan salah satu bentuk Kaizen (Continous
Improvement) yang dibentuk dari beberapa anggota menjadi sebuah tim yang
bertujuan untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu pada suatu perusahaan
(Montana 2008). SGA umumnya berdurasi satu sampai tiga bulan dan membahas
masalah yang membutuhkan analisis data atau experiment yang lebih dalam. Small
Group Activities (SGA) disebut juga sebagai Gugus Kendali Mutu/Quality Control
Circle. Menurut Ishikawa (1992), SGA bertujuan untuk meningkatkan efisiensi,
produktivitas, dan mutu produksi dalam rangka meningkatkan daya saing produk
yang dihasilkan. Penerapan SGA pada masing-masing perusahaan berbeda, sesuai
dengan budaya, kebutuhan, dan tujuan yang ingin dicapai perusahaan tersebut.
Karyawan memiliki peran penting dalam mewujudkan kesuksesan SGA
pada suatu perusahaan. Praktik pada penerapan SGA, karyawan dituntut untuk
melakukan peningkatan dan perbaikan kerja dengan berpedoman pada delapan
langkah penyelesaian masalah yaitu identifikasi masalah dan penetapan target,
menentukan akar permasalahan, pengujian hipotesa, rencana perbaikan,
pelaksanaan dan pengendalian perbaikan, evaluasi pelaporan tindakan perbaikan,
standardisasi, dan penyusunan rencana selanjutnya. Aktivitas SGA yang menuntut
karyawan untuk melakukan peningkatan dan perbaikan kerja tersebut dapat menjadi
motivasi bagi karyawan. Motivasi yang tinggi akan meningkatkan produktivitas
kerja karyawan. Produktivitas tenaga kerja sebagai suatu konsep menunjukkan
adanya kaitan antara hasil kerja dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk dari seorang tenaga kerja. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi produktivitas, faktor yang berpengaruh tersebut menunjukkan
sejauh mana produktivitas tercapai.
Peningkatan produktivitas kerja karyawan merupakan salah satu tujuan
SGA (Suryawati 2001). Aktivitas SGA diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas sesuai dengan tujuan yang ditetapkan perusahaan. Untuk melihat
sejauh mana penerapan SGA tersebut berpengaruh terhadap produktivitas kerja
karyawan, diperlukan adanya pengukuran. Dengan adanya pengukuran tersebut
dapat dilihat efektivitas penerapan SGA dalam meningkatkan produktivitas kerja
karyawan sehingga dapat dijadikan evaluasi dan pengembangan untuk
meningkatkan kualitas perusahaan dalam jangka panjang.
PT X merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi
minuman ringan yang melaksanakan aktivitas SGA tersebut dengan tujuan tidak
hanya peningkatan kualitas produk namun juga kualitas sumberdaya manusia
sehingga produktivitas kerja dapat dicapai. Selama beberapa tahun pelaksanaan
SGA, prestasi yang diperoleh cukup banyak namun tidak mengalami peningkatan
yang signifikan terutama kondisi sumberdaya manusia yang tergabung dalam SGA.
Berdasarkan hal tersebut, efektivitas SGA terhadap produktivitas kerja karyawan
pada PT X perlu diukur. Analisis hasil pengukuran kemudian disusun menjadi
pengukuran efektivitas terpadu untuk penerapan SGA baik dalam bentuk prototype
maupun usulan sebagai standar operational procedure.

2

Perumusan Masalah
Aktivitas continuous improvement di PT X terus berkembang dengan target
yang meningkat setiap tahun dengan tujuan utama menjaga kualitas produk yang
dihasilkan. Implementasi continuous improvement tersebut terlihat pada Small
Group Activities (SGA) yang jumlahnya juga semakin meningkat. Berdasarkan
hasil identifikasi selama praktik lapang, dalam pelaksanaan SGA masih terdapat
kendala terkait komitmen karyawan dan juga improvement management. Perlu
dilakukan penelitian untuk melihat efektivitas implementasi SGA yang dilakukan
oleh perusahaan dengan mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh kelompok
tersebut dan berkaitan dengan produktivitas kerja karyawan. Pelaksanaan penelitian
secara Capstone, yaitu menyelesaikan permasalahan berdasarkan temuan pada
kegiatan praktik lapangan. Penyelesaian permasalahan menggunakan metodemetode pada mata kuliah yang pernah dipelajari yaitu Manajemen Sumberdaya
Manusia dan Analisis Sistem dan Pengambilan Keputusan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati penerapan Small Group Activities
di PT X, mengidentifikasi faktor penentu pencapaian produktivitas kerja karyawan,
dan mengukur efektivitas Small Group Activities dalam meningkatkan
produktivitas kerja karyawan.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini untuk PT X adalah mengetahui sejauh mana
pelaksanaan SGA efektif terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan
sehingga dapat menjadi bahan evaluasi kegiatan. Manfaat untuk peneliti adalah
menambah pengetahuan tentang kondisi dan permasalahan pada industri serta cara
menyelesaikan permasalahan tersebut dengan sumber daya yang terbatas.
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi penelitianpenelitian selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada pengukuran efektivitas kegiatan Small Group
Activities terhadap produktivitas kerja karyawan menggunakan kuesioner di PT
Suntory Garuda Beverage (PT X), Bogor. Responden merupakan anggota SGA di
PT X yang dipilih berdasarkan purposive sampling.

3

METODOLOGI
Penelitian dimulai dengan pengumpulan data yang berkaitan dengan
penerapan SGA, produktivitas kerja karyawan, dan pengukuran efektivitas.
Penerapan Small Group Activities di PT X dilakukan dengan observasi, wawancara,
dan study literatur. Faktor penentu pencapaian produktivitas kerja karyawan
diidentifikasi dengan metode Relief, sedangkan efektivitas Small Group Activities
dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan ditentukan dengan formulasi
efektivitas dan analisis sensitivitas. Alat bantu yang digunakan yaitu kuesioner.
Kerangka pendekatan studi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah
sebagai berikut.

Mulai

Pengumpulan Data

Observasi/Survey

Wawancara

Data Penerapan
SGA di PT X

Penyusunan Kuesioner

Penyebaran Kuesioner

1

Gambar 1 Kerangka pendekatan studi untuk menyelesaikan permasalahan SGA
di PT X

4

1

Berkas Hasil
Kuesioner

Input Data Kuesioner

Data Hasil
Kuesioner

Penentuan Teknik Pengolahan Data

Tidak Sesuai
Teknik
Pengolahan
Data

Sesuai
Pengolahan Data dengan Relief

Data Variabel
dengan Bobot (w)

Penentuan Top 10 Ranking Faktor
Penentu Pencapaian Produktivitas Kerja

2

Gambar 1 Kerangka pendekatan studi untuk menyelesaikan permasalahan SGA di
PT X (lanjutan)

5

2

Top 10 Ranking
Faktor Penentu
Pencapaian
Produktivitas Kerja
Formulasi Nilai Efektivitas SGA dan
Analisis Sensitivitas

Persentase
pengukuran efektivitas
terhadap produktivitas

Selesai

Gambar 1 Kerangka pendekatan studi untuk menyelesaikan permasalahan SGA di
PT X (lanjutan)
Penerapan Small Group Activities di PT X
Metode yang digunakan untuk mengamati penerapan SGA di PT X yaitu
dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan analisis
paling dasar untuk menggambarkan keadaan data secara umum. Teknik analisis
deskriptif yang digunakan untuk mengetahui penerapan SGA di PT X yaitu:
a. Study literature
Study literatur dilakukan dengan mempelajari materi terkait yang berhubungan
dengan analisis. Sumber literatur didapat dari buku, internet, jurnal, skripsi, dan
laporan praktik lapangan.
b. Observasi/survey
Observasi dilakukan dengan pengambilan data secara langsung di lapangan.
c. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan komunikasi secara langsung kepada pihak terkait
seperti improvement management officer, responden, dan anggota SGA.
Identifikasi Faktor Penentu Pencapaian Produktivitas Kerja Karyawan
Berdasarkan definisi pada kamus Oxford dalam Han dan Leong (2000),
produktivitas merupakan efektivitas dari usaha yang produktif. Produktivitas dapat
didefinisikan sebagai berikut.

6

Produktivitas =

Output
Input

............ persamaan (1)

Definisi di atas hanya digunakan untuk aspek kuantitatif dari produktivitas yang
digambarkan dalam bentuk output dan input (Han dan Leong 2000).
Produktivitas yang berkaitan dengan kinerja karyawan dipelajari pada mata
kuliah Manajemen Sumberdaya Manusia. Produktivitas tenaga kerja adalah salah
satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Peningkatan produktivitas kerja
hanya mungkin dilakukan oleh manusia sehingga tenaga kerja merupakan faktor
penting dalam mengukur produktivitas (Murniati dan Usman 2009). Metode yang
digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan produktivitas
kerja karyawan pada penelitian ini yaitu dengan study literature, penyebaran
kuesioner, pengolahan data menggunakan metode Relief, dan penentuan top 10
ranking berdasarkan nilai bobot tertinggi.
Penyebaran Kuesioner
Penyebaran kuesioner dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada
responden, yaitu anggota SGA baik ketua, sekretaris, maupun fasilitator dalam
bentuk kuesioner. Penentuan contoh (sampling) dalam penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pemilihan sample
yang berdasarkan pada kriteria dan jumlah yang sudah ditentukan dan disesuaikan
dengan penelitian (Johnson 2014). Jumlah responden diambil secara sengaja
sebanyak 30 responden yang merupakan aktivis SGA. Pemilihan responden
berdasarkan pada kemudahan akses kepada karyawan dan pertimbangan biaya,
tenaga, dan waktu yang digunakan pada penelitian yang bersifat terbatas.
Pertanyaan yang diberikan berupa pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup
adalah pertanyaan yang telah disediakan alternatif jawabannya. Kuesioner ini
menggunakan lima skala yaitu sangat setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju, dan
sangat tidak setuju (Lampiran 1). Pertanyaan pada kuesioner ini terdiri dari empat
bagian, yaitu:
Bagian I
: Identitas Responden
Bagian II
: Faktor yang berpengaruh terhadap penerapan SGA
Bagian III
: Faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan
Bagian IV
: Komentar secara keseluruhan
Relief (Kira dan Rendell 1992)
Data yang diperoleh dari kuesioner kemudian diolah menggunakan metode
Relief. Metode ini dipelajari pada mata kuliah Analisis Sistem dan Pengambilan
Keputusan pada bab Akuisisi, Integrasi, dan Eksplorasi Data. Relief merupakan
algoritma pemilihan atribut yang digunakan pada binary classification (Kira dan
Rendell 1992). Tahapan metode ini yaitu dengan menghitung bobot masing-masing
variabel kemudian menentukan faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian
produktivitas kerja karyawan. Secara keseluruhan, variabel tersebut yaitu variabelx (penerapan SGA) dan variabel-y (produktivitas kerja karyawan). Terdapat

7

sejumlah 27 variabel-x dan 26 variabel-y. Software yang digunakan pada metode
ini yaitu WEKA versi 3.6.
Formulasi umum penentuan bobot variabel (Kira dan Rendell 1992):
............ persamaan (2)
Berdasarkan formulasi tersebut, kelas yang sama (nearHit) dan kelas yang
berbeda (nearMiss) dijelaskan kembali dengan formulasi yang sesuai untuk
penelitian ini yaitu sebagai berikut.
Formulasi penentuan bobot masing-masing variabel:

............ persamaan (3)

Keterangan:
Wi
= bobot variabel ke-i
xi
= nilai variabel x ke-i
r
= range (nilai max-nilai min)
n
= jumlah sample
C
= class (H, M)
Tahapan untuk mendapatkan nilai bobot variabel yaitu:
i) persiapan data kuesioner (Lampiran 2)
ii) penentuan kelas
iii) input data tahap (ii) pada wordpad

Gambar 2 Contoh input data kelas pada wordpad

8

iv) Running file tahap (iii) pada software Weka 3.6

Gambar 3 Perhitungan nilai W (weight) variabel dengan metode Relief
pada software WEKA 3.6
Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian produktivitas kerja karyawan
ditentukan berdasarkan Maks (Wi), yaitu nilai maksimum bobot variabel ke-i
seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 1 Metode penentuan variabel-x yang berpengaruh pada variabel-y
berdasarkan nilai bobot (W)
Variabel Produktivitas

Variabel Penerapan SGA
x1

x2

xi

y1

Wy1 x1

...

...

y2

...

Wy2 x2

...

yi

...

...

Wyi xi

W maks

Penentuan variabel yang berpengaruh dihitung berdasarkan bobot variabel x i
tertinggi terhadap variabel-yi (Tabel 1). Perhitungan dilakukan hingga masingmasing variabel saling berkorelasi dengan nilai bobot tertentu. Setelah memperoleh
data variabel-x yang berpengaruh pada masing-masing variabel-y, kemudian
variabel-y tersebut diurutkan berdasarkan nilai bobot (W) yang tertinggi. Penentuan
variabel sebagai faktor yang mempengaruhi pencapaian produktivitas kerja
karyawan dibatasi hanya sepuluh variabel paling atas (Top 10 Ranking).

9

Gambar 4 Contoh penentuan bobot tertinggi variabel-x terhadap variabel-y
Bobot variabel-x tertinggi yang mempengaruhi variabel y21 pada contoh
tersebut (Gambar 3) adalah 0.307 sehingga variabel yang berpengaruh adalah x 13.
Perhitungan yang sama dilakukan hingga variabel yi.
Pengukuran Efektivitas SGA dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja
Karyawan
Menurut Tangklisan (2005) efektivitas merupakan tingkat seberapa jauh
suatu sistem sosial mencapai tujuannya dengan segala sumberdaya dan sarana
tertentu yang tersedia. Efektivitas berbeda dengan efisiensi. Efisiensi mengandung
pengertian biaya dan hasil sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan
dengan pencapaian tujuan. Pengukuran efektivitas pada penelitian ini dibatasi
dengan pencapaian target mengunakan skala Guttman, yaitu bernilai 1 (satu) dan 0
(nol) dalam persamaan (4) berikut ini.

10

Berdasarkan formulasi tersebut, responden menyatakan SGA efektif jika bernilai 1
(satu) dan menyatakan tidak efektif jika bernilai 0 (nol). Sejumlah 10 variabel yang
diperoleh dari top 10 ranking variabel, kemudian dijadikan sebagai variabel yang
diukur tingkat efektivitasnya.
Selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui pengaruh pada
solusi optimal jika parameter diubah nilainya. Analisis sensitivitas dilakukan untuk
menentukan pengaruh perubahan data dan kendala atau variable pada model
keputusan optimal yang didapat (Arifin 2007). Nilai yang diukur pada analisis
sensitivitas di penelitian ini yaitu dari range 60%-90% yang menyatakan respon
harapan terhadap kepuasan efektif maksimum dan dari range 75%-80% yang
menyatakan respon harapan terhadap ambang kepuasan efektif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penerapan SGA di PT X
Small Group Activities (SGA) merupakan sekelompok kecil karyawan yang
bertugas mengendalikan dan melakukan perbaikan baik dalam hal kualitas kerja,
produk, maupun layanan secara kontinyu. SGA di PT X terdiri atas tiga sampai
tujuh orang dari satu unit kerja yang sama yang bersama-sama dan sukarela
melakukan kegiatan perbaikan dan peningkatan di bidang pekerjaan sendiri dan
hasilnya untuk diterapkan dalam lingkup kerja mereka (SOP-S8.I.0.00-02).
Beberapa istilah yang digunakan di SGA yaitu :
1. Sponsor, yaitu orang yang mempunyai wilayah yang luas dalam proses bisnis di
suatu bagian/departemen maupun divisi dan mempunyai pemahaman yang baik
terhadap masalah. Biasanya yang menjadi sponsor adalah Kepala Departemen.
2. Fasilitator, yaitu orang yang memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat, bersedia
membantu tim, bertanggung jawab melatih tim, mampu menganalisis masalah,
dan mampu membawa tim mencapai tujuan. Fasilitator biasanya adalah section
head tim yang bersangkutan.
3. Ketua Tim SGA, yaitu orang yang memimpin kelompok SGA. Seorang ketua
harus mempunyai antusias, mampu memotivasi kelompok, dan berusaha keras
mencapai hasil.
4. Sekretaris, yaitu anggota kelompok SGA yang berperan dalam pencatatan,
mengumpulkan data-data yang telah dibuat atau dikumpulkan oleh anggota tim.
5. Anggota tim SGA, yaitu orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan proyek
SGA.
6. Risalah, yaitu laporan tertulis kegiatan SGA lengkap yang pembuatannya
mengacu pada template risalah SGA.
SGA di PT X dikelola oleh Improvement Management (IM) section. IM
merupakan seksi atau bagian yang terdapat pada departemen Plan Do Check Act.
IM dikelola oleh IM coordinator sebagai penanggung jawab dan dibantu oleh dua
anggota lainnya. Tugas IM yaitu mengatur dan mengelola pelaksanaan aktivitas
improvement pada perusahaan. Aktivitas improvement tersebut yaitu Cross
Functional Team (CFT), Small Group Activities (SGA), dan Suggestion System

11

(SS). Masing-masing aktivitas improvement memiliki perbedaan berdasarkan level
manajerialnya. CFT bersifat kelompok, untuk level middle management, dan
berperan dalam mengatasi masalah yang melibatkan lintas unit kerja. SGA bersifat
kelompok, untuk level lower management, serta mengatasi masalah di satu unit
kerja yang sama dan bermanfaat untuk unit kerja tersebut. Kegiatan SGA ini
dijalankan dengan metode DELTA (Delapan Langkah Tujuh Alat). Berdasarkan
kebijakan PT X, aktivitas SGA dilaksanakan oleh semua departemen, sedikitnya
satu kelompok pada setiap departemen. Tema SGA yang diambil disesuaikan
dengan departemen masing-masing.
Penerapan SGA dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu i) dukungan
manajemen, terdiri dari komitmen manajemen puncak, tujuan SGA, motivasi SGA,
serta pendidikan dan pelatihan, ii) sumberdaya manusia, terdiri dari komunikasi dan
partisipasi, dan iii) dinamika kelompok, terdiri dari kekompakan, kepemimpinan,
teknik kendali mutu, dan penyediaan fasilitas (Suryawati 2001). Berdasarkan hasil
diskusi dengan SGA officer di PT X, penerapan SGA di perusahaan tersebut dapat
dilihat pada tabel di berikut ini.
Tabel 2 Hasil penerapan SGA di PT X dalam bentuk aktivitas dan simbolnya
SGA
No.
Aktivitas

Simbol

1

Komitmen Manajemen Puncak

x1

1.1

Monitoring

x11

1.2

Kebijakan mutu

x12

1.3

Keaktifan atasan

x13

2

Tujuan SGA

x2

2.1

Pemahaman tujuan

x21

2.2

Manfaat bagi anggota

x22

3

Motivasi SGA

x3

3.1

Penghargaan

x31

3.2

Jenjang karir

x32

3.3

Penilaian kerja

x33

4

Pendidikan dan Pelatihan

x4

4.1

Manfaat

x41

4.2

Teknik manajerial

x42

4.3

Frekuensi pelatihan

x43

5

Komunikasi

x5

5.1

Umpan balik atasan

x51

5.2

Diskusi kelompok

x52

12

SGA
No.
5.3

Aktivitas
Metode

Simbol
x53

6

Partisipasi

x6

6.1

Frekuensi temu kelompok

x61

6.2

Kebebasan berpendapat

x62

7

Kekompakan

x7

7.1

Proses kerja tim

x71

7.2

Kepercayaan antar anggota

x72

8

Kepemimpinan

x8

8.1

Kemampuan memimpin

x81

8.2

Penguasaan materi

x82

8.3

Umpan balik pemimpin

x83

8.4

Pengembangan jiwa kepemimpinan

x84

9

Teknik Kendali Mutu

x9

9.1

Penguasaan Delta (7 tools)

x91

9.2

Penerapan di lapangan

x92

9.3

Peningkatan zero defect

x93

10

Penyediaan Fasilitas

x10

10.1 Penyediaan Sarana

x101

10.2 Dukungan atasan

x102

Peubah tersebut dijelaskan secara detail dengan definisi operasional sebagai
berikut:
1. Komitmen manajemen puncak: penilaian mengenai kebijakan mutu dan peran
serta manajemen dalam bentuk keterlibatan pimpinan dalam kegiatan SGA.
2. Tujuan SGA: tujuan penerapan SGA benar-benar dimengerti oleh setiap anggota
sehingga mempermudah dalam pelaksanaannya.
3. Motivasi: pemberian penghargaan, pengembangan karir, dan dukungan
pengarahan dari manajemen kepada respoden.
4. Pendidikan dan pelatihan: penilaian responden mengenai pengajaran yang
diterima, dilihat dari pengetahua tentang langkah SGA.
5. Komunikasi, meliputi suasana diskusi kelompok pada saat pertemuan serta
penerimaan atasan terhadap pelaporan dari bawahan. Diskusi berjalan baik
apabila anggota aktif mengeluarkan gagasan dan sikap atasan terhadap gagasan
yang diajukan.
6. Partisipasi: keaktifan anggota pada setiap pertemuan, dilihat dari frekuensi
kehadiran dan keterlibatan responden dalam upaya penyelesaian masalah mutu.

13

7. Kekompakan: anggota kelompok menyadari bahwa SGA harus bekerjasama dan
saling percaya satu sama lain.
8. Kepemimpinan: kemampuan memimpin dalam menguasai teknik pemecahan
masalah, mengembangkan dinamika kelompok, dan menanamkan jiwa
kepemimpinan terhadap anggota dalam kegiatan SGA.
9. Teknik kendali mutu, meliputi pengenalan, penguasaan, dan penerapan tujuah
alat kendali mutu dalam penyelesaian masalah dalam SGA, serta peningkatan
proses tanpa memuat kesalahan.
10. Fasilitas: sarana dan prasarana yang disediakan perusahaan untuk mendukung
kegiatan SGA.
Hasil Identifikasi Faktor Penentu Pencapaian Produktivitas Kerja
Karyawan
Produktivitas merupakan perbandingan antara luaran (output) dengan
masukan (input). Menurut Herjanto (2007), produktivitas merupakan suatu ukuran
yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk
mencapai hasil yang optimal. Pengukuran produktivitas dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu physical productivity dan value productivity. Pengukuran physical
productivity adalah pengukuran produktivitas secara kuantitatif dengan unit
pengukuran dapat berupa ukuran (size), panjang, jumlah unit, berat, waktu dan
jumlah sumber daya manusia. Sedangkan value productivity adalah pengukuran
produktivitas dengan menggunakan nilai uang sebagai tolak ukur sehingga tingkat
produktivitas dikonversi kebentuk rupiah. Produktivitas professional dapat diukur
dari kemanjuran (efficacy), efektifitas, dan efisiensi dalam menerapkan
pengetahuannya. Proses ini dapat diukur secara objektif, sebagai berikut:
1. Tujuan pengukuran kemanjuran (efficacy); masa pendidikan formal,
penghargaan akademis, keterangan melanjutkan pendidikan ketrampilan serta
pengalaman.
2. Tujuan pengukuran efektifitas; menunjukkan kemampuan dalam melaksanakan
prosedur, ketepatan memprioritaskan kegiatan, penampilan kerja secara
profesional dan sesuai dengan standar, memberikan informasi yang jelas dan
tepat pada orang lain, serta mampu bekerja sama dengan orang lain.
3. Tujuan pengukuran efisiensi; sikap yang cepat tanggap, kehadiran, tahan uji,
ketelitian, dapat beradaptasi dan secara ekonomis dapat melakukan
penghematan.
Produktivitas kerja karyawan harus tetap ditingkatkan secara kontinyu
untuk mencapai suatu tujuan usaha atau suatu kepentingan. Untuk menghasilkan
produktivitas kerja karyawan secara berkesinambungan, menurut Hutapea dan
Thoha (2008) perlu perhatian pada beberapa faktor yaitu kebijakan perusahaan,
faktor individu karyawan, dan faktor lingkungan. Indikator yang menunjukkan
produktivitas kerja karyawan secara umum menurut Siregar (2005) yaitu:
1. Lebih dari sekedar memenuhi kualifikasi pekerjaan
a. cerdas dan dapat belajar dengan cepat
b. kompeten secara profesional dan teknis
c. kreatif dan inovatif
d. memahami pekerjaan
e. cerdik dalam bekerja

14

f. selalu mencari perbaikan
g. dianggap bernilai oleh pengawas
h. memiliki catatan prestasi yang berhasil
i. selalu meningkatkan diri
2. Motivasi tinggi
a. dapat memotivasi diri sendiri
b. tekun serta memiliki kemauan keras utuk bekerja
c. bekerja efektif
d. tanggap
e. menyukai tantangan
f. memiliki dorongan
g. orientasi tujuan
h. tepat waktu
i. enerjik
3. Orientasi pekerjaan positif
a. menyukai dan membanggakan pekerjaan
b. menetapkan standar
c. memiliki kebiasaan kerja yang baik
d. cermat
e. menghormati manajemen
f. mempunyai hubungan baik dengan manajemen
g. luwes
4. Dewasa
a. integritas kepribadian
b. kekuatan dan kelemahan
c. mandiri
d. bergaul efektif
e. mantap
f. bekerja efektif
g. belajar dari pengalaman
h. ambisi tumbuh
5. Bergaul efektif
a. pribadi kecerdasan
b. pribadi menyenangkan
c. efektif dalam komunikasi
d. bekerja produktif
e. sikap positif
PT X merupakan perusahaan yang selalu berusaha meningkatkan
produktivitas kerja karyawan khususnya dalam hal sumberdaya manusia, seperti
yang tertulis dalam misi perusahaan ini yaitu “membentuk komunitas karyawan
untuk tumbuh bersama dan mengembangkan kualitas kehidupan, lingkungan kerja,
dan pekerjaan para karyawan”. Jumlah karyawan di perusahaan ini sebanyak 560
karyawan dengan 126 orang merupakan karyawan outsourcing. Dari jumlah
tersebut, karyawan yang membentuk komunitas seperti dalam misi perusahaan,
dalam hal ini merupakan karyawan yang mengikuti SGA sebanyak 286 karyawan
(Putri 2013). Penelitian ini difokuskan pada produktivitas kerja karyawan di PT X
yang mengikuti kegiatan SGA, sehingga dapat diidentifikasi aktivitas SGA yang
mempengaruhi produktivitas kerja karyawan yang mengikutinya.

15

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Relief yang spesifik pada
pembobotan (Lampiran 3), variabel produktivitas kerja karyawan dan variabel
aktivitas SGA yang menjadi faktor penentunya dapat dilihat pada tabel Top 10
Variabel di berikut ini (bobot tertinggi hingga bobot terendah).
Tabel 3 Top 10 variabel yang berpengaruh terhadap produktivitas berdasarkan
nilai bobot (W)
SGA
x83

W

Produktivitas
y13

0,36

x83

y23

0,349

x83

y31

0,349

x83

y53

0,325

x83

y51

0,32

x13

y21

0,307

x83

y41

0,279

x83

y42

0,247

x83

y12

0,224

x43

y17

0,22

Variabel SGA xn berpengaruh pada variabel produktivitas yn dengan masingmasing nilai bobotnya (Tabel 2). Variabel produktivitas kerja karyawan dan
aktivitas SGA yang menjadi faktor penentunya tersebut dideskripsikan kembali
pada tabel Top 10 Variabel berikut ini.
Tabel 4 Top 10 variabel SGA yang berpengaruh terhadap produktivitas
SGA
Umpan balik pemimpin

Produktivitas
Memahami pekerjaan

Umpan balik pemimpin

Bekerja efektif

Umpan balik pemimpin

Disiplin Kerja

Umpan balik pemimpin

Bikap positif dan antusias

Umpan balik pemimpin

Bergaul efektif

Keaktifan atasan

Dapat memotivasi diri sendiri

Umpan balik pemimpin

Tanggung jawab

Umpan balik pemimpin

Introspeksi dan kepekaan

Umpan balik pemimpin

Kreatif dan inovatif

Frekuensi pelatihan

Selalu meningkatkan diri

16

Data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa produktivitas kerja karyawan
khususnya yang mengikuti kegiatan SGA ditentukan dan dipengaruhi oleh umpan
balik pemimpin, keaktifan atasan, dan frekuensi pelatihan. Berdasarkan data
tersebut, umpan balik pemimpin merupakan faktor dominan penentu pencapaian
produktivitas kerja karyawan. Hal ini dapat disebabkan pentingnya umpan balik
pemimpin dalam aktivitas SGA merupakan komunikasi dua arah antara atasan dan
anggota, sedangkan keaktifan atasan dan frekuensi pelatihan hanya bersifat satu
arah saja yaitu dari manajemen/atasan kepada anggota. Dengan adanya komunikasi
dua arah yang bersifat saling memberi dan menerima, maka informasi yang
disampaikan lebih efektif dan bermanfaat.
Umpan balik pemimpin merupakan subvariabel dari variabel kepemimpinan
dan tergolong dalam parameter sumberdaya manusia. Muis (2013) menjelaskan
bahwa seorang pemimpin dapat memengaruhi proses pengarahan dan memengaruhi
aktivitas yang berkaitan dengan tugas para anggota kelompok. Pentingnya umpan
balik pemimpin dapat dilihat dari proses selama SGA dilaksanakan oleh masingmasing kelompok mulai dari identifikasi masalah dan penetapan target, analisis
akar penyebab masalah, penetapan penyebab dominan, penentuan rencana
perbaikan, hingga pelaksanaan dan pelaporan tindakan. Dengan adanya umpan
balik baik berupa saran, usulan maupun perbaikan pada setiap tahap maka akan
terjalin komunikasi yang intensif dan iklim kerja yang kondusif sehingga anggota
lebih mudah dalam memahami pekerjaannya, bekerja secara efektif, disiplin,
bersikap positif dan antusias, bergaul secara efektif, bertangung jawab, senantiasa
introspeksi dan memiliki sifat peka, serta kreatif dan inovatif.
Keaktifan atasan merupakan subvaribel dari peubah komitmen manjemen
puncak dan tergolong dalam parameter dukungan manajemen. Komitmen terhadap
SGA dari manajemen puncak, diberikan dalam bentuk dukungan yang didasarkan
pada adanya pengertian menyeluruh mengenai konsep gugus mutu. Dalam hal ini
semua pihak manajemen memiliki tujuan yang sama dan terarah, serta ditunjukkan
dalam cara bekerja sebagai bukti kesungguhan dari komitmen mutu. Komitmen
manajemen puncak dapat diperlihatkan dengan membuktikan bahwa segala sesuatu
yang dikatakan bukanlah slogan-sogan semata. Berdasarkan hasil penelitian
responden menyatakan bahwa keterlibatan secara aktif dari atasannya dalam
kegiatan SGA berpengaruh pada angota untuk memotivasi dirinya sendiri.
Keaktifan ini dapat berupa keterlibatan dan monitoring kegiatan (Suryawati 2001).
Perlu dilakukan upaya utuk meningkatkan komitmen manajemen puncak supaya
anggota SGA menjadi termotivasi melaksanakan setiap kegiatan SGA. Cara paling
efektif untuk mencapai tujuan tersebut yaitu semua atasan harus aktif mengambil
bagian dalam setiap pelatihan, pengembangan, dan memberikan sumber-sumber
daya yang dibutuhkan (Mondy 2008).
Frekuensi pelatihan merupakan subvariabel dari peubah pendidikan dan
pelatihan dan tergolong dalam parameter sumberdaya manusia. Menurut Muis
(2013), program pelatihan (training) bertujuan untuk memperbaiki penguasaan
berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu untuk kebutuhan
sekarang. Pelatihan ini berkaitan dengan produktivits kerja karyawan, yaitu
berpengaruh pada keinginan untuk selalu meningkatkan diri sebagai wujud
terpenuhinya profesionalisme kerja (Nawawi 2006). Teknik pelatihan yang efektif
dan dilaksanakan secara rutin akan memberikan semangat dan motivasi karyawan
untuk selalu melakukan perbaikan dan senantiasa berusaha untuk meningkatkan diri

17

dengan ilmu baru yang diperolehnya selama pelatihan. Berdasarkan data praktik
lapangan pada semester satu pelaksanaan SGA di tahun 2013, persentase anggota
SGA di PT X yang sudah mengikuti pelatihan hanya 31% atau sebanyak 89 dari
286 anggota. Frekuensi pelatihan pada semester satu tersebut belum dilaksanakan
secara rutin sehingga SGA officer perlu melakukan reschedule supaya pelatihan
dapat dilaksanakan untuk semua anggota secara berkala (Putri 2013). Pelatihan
yang belum rutin merupakan salah satu faktor tidak tercapainya target risalah closed
pada semester tersebut.
Hasil Pengukuran Efektivitas SGA dalam Meningkatkan Produktivitas
Kerja Karyawan
Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa
jauh target dapat tercapai (Sedamayanti 2001). Untuk melihat sejauh mana
efektivitas SGA dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan maka dilakukan
formulasi efektivitas dan analisis sensitivitas. Data yang digunakan berasal dari
kuesioner yang diisi oleh karyawan sehingga dapat diukur nilai respon harapan
terhadap kepuasan efektif maksimum. Hasil pengukuran analisis sensitivitas dapat
dilihat pada table berikut.
Tabel 5 Respon harapan terhadap kepuasan efektif maksimum
Respon harapan (%)

Kepuasan efektif (%)

60

100

65**

100

70

93,1

75

79,3

80

43,3

85

23,3

90

20

Keterangan :
**) % Respon harapan dengan kepuasan efektif
maksimum

Berdasarkan tabel di atas, persentase respon harapan kurang dari sama
dengan 65% menghasilkan persentase kepuasan efektif maksimum yaitu 100%
(Lampiran 4). Sedangkan persentase respon harapan lebih dari 65.0% menghasilkan
presentase kepuasan efektif yang semakin berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa
sebanyak 65% responden menyatakan aktivitas dan keberadaan SGA telah efektif
dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Pengukuran lanjutan
menunjukkan hasil bahwa pada ambang kepuasan efektif, dari 78.1% nilai respon
harapan terhadap jawaban responden, hanya 43.3% menyatakan keberadaan SGA
efektif dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Hasil tersebut dapat
dilihat kembali pada grafik analisis sensitivitas terhadap efektivitas berikut ini.

Kepuasan Efektif (%)

18

120
100
80
60
40
20
0
60

65**
70
75
80
%Respon Harapan (%)an

85

90

Gambar 5 Hubungan antara respon harapan responden terhadap kepuasan efektif
SGA dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan
Produktivitas kerja maksimal akan mudah dicapai melalui pemahaman
motivasi yang ada dalam diri dan di luar diri karyawan. Hasil pengukuran
efektivitas penerapan SGA terhadap produktivitas kerja karyawan tergolong belum
maksimal yaitu sebanyak 65% dapat disebabkan oleh aspek utama yang
mempengaruhi motivasi kerja yang dijelaskan oleh Mangkunegara (2005) yaitu:
1. Perbedaan karakteristik individu meliputi kebutuhan, minat, sikap dan nilai.
2. Perbedaan karakteristi pekerjaan. Hal ini berhubungan dengan persyaratan
jabatan untuk setiap pekerjaan, yang menuntut penempatan pekerjaan sesuai
dengan bidang keahliannya.
3. Perbedaan karakteristik lingkungan kerja yang meliputi peraturan kerja, iklim
kerja, dan budaya kerja yang disepakati.
Aspek tersebut perlu dipahami agar perilaku kerja karyawan terkendali diarahkan
untuk mencapai produktivitas kerja maksimal.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Penerapan SGA dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu i)dukungan
manajemen, terdiri dari komitmen manajemen puncak, tujuan SGA, motivasi SGA,
serta pendidikan dan pelatihan, ii) sumberdaya manusia, terdiri dari komunikasi dan
partisipasi, dan iii) dinamika kelompok, terdiri dari kekompakan, kepemimpinan,
teknik kendali mutu, dan penyediaan fasilitas. Masing-masing kelompok terdiri dari
beberapa variabel dengan jumlah seluruhnya sebanyak 27 variabel. Berdasarkan
hasil selected attribute dengan metode relief, dari 27 variabel penerapan SGA yang
berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan, terdapat tiga variabel yang
sangat berpengaruh pada urutan sepuluh besar (Top 10 Ranking), yaitu umpan balik

19

pemimpin (x83), keaktifan atasan (x13), dan frekuensi pelatihan (x43). Variabel x83
berpengaruh terhadap kemampuan memahami pekerjaan (y13), bekerja secara
efektif (y23), disiplin kerja (y31), bersikap positif dan antusias (y53), bergaul efektif
dengan atasan maupun sejawat (y51), tanggung jawab (y41), introspeksi dan peka
(y42), serta kreatif dan inovatif (y12). Variabel x13 berpengaruh terhadap motivasi diri
(y21) dan variabel x43 berpengaruh terhadap keinginan untuk selalu meningkatkan
diri (y17). Pengukuran terhadap top 10 ranking variabel produktivitas dilakukan
dengan formulasi efektivitas dan analisis sensitivitas sehingga dapat dinyatakan
keefektivannya. Berdasarkan analisis sensitivitas, dari 65% nilai respon harapan
terhadap jawaban responden, 100% menyatakan keberadaan SGA efektif dalam
meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Pada ambang kepuasan efektif,
pengukuran dengan analisis sensitivitas menunjukkan dari 78.1% nilai respon
harapan terhadap jawaban responden, hanya 43.3% menyatakan keberadaan SGA
efektif dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
Saran
Hasil penelitian yang dilakukan belum mewakili seluruh departemen di PT
X sehingga pada bagian yang diamati saja yang dapat dinilai bagaimana aktivitas
SGA dilaksanakan. Perlu dilakukan spektrum dan porsi yang rata dalam penentuan
jumlah sampel sehingga hasil penelitian lebih spesifik dan lebih bermanfaat untuk
manajemen. Hal ini disebabkan pengambilan sample secara purposive sampling
bersifat bias karena para ahli terkemuka mungkin berbeda dari yang lain, apakah
itu sama-sama ahli atau orang kurang menonjol (Deming 1990). Berdasarkan hasil
pengukuran efektivitas, pihak manajemen diharapkan lebih fokus dalam
meningkatkan aktivitas pada SGA terutama umpan balik pemimpin, keaktifan
atasan dalam menjalankan SGA, dan frekuensi pelatihan yang terjadwal. Umpan
balik pemimpin penting untuk menjadi fokus utama yang menjadi perhatian untuk
ditingkatkan dalam pelaksanaan SGA. Frekuensi pelatihan juga perlu menjadi
perhatian manajemen untuk dikembangkan lagi, karena menurut penilaian umum
responden, frekuensi pelatihan merupakan penyebab tingkat efektivitas SGA belum
maksimal. Data tersebut perlu untuk dikaji kembali dan diperlukan penelitian lebih
lanjut untuk mencari penyebab belum sepenuhnya SGA dinyatakan efektif.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin J. 2007. Aplikasi Excel untuk Perencanaan Bisnis (Bussiness Plan). Jakarta
(ID): PT Elex Media Komputindo.
Deming WE. 1990. Sample Design in business research. Canada (CA): John Wiley
and Sons, Inc. hlm 3.
Han F, Leong D. 2000. Productivity & Service Quality. Singapore (SG): Prentice
Hall, Inc.
Herjanto E. 2007. Manajemen Operasi. Jakarta (ID): Grasindo.
Hutapea P, Thoha N. 2008. Kompetensi Plus: Teori, Desain, Kasus, dan Penerapan
untuk HR serta Organisasi yang Dinamis. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka
Utama.

20

Ishikawa K. 1992. What is Total Quality Control. New Jersey (US): Prentice Hall
International, Inc.
Johnson RB, Larry C. 2014. Educational research: Quantitative, Qualitative, and
Mixed Research. Singapore (SG): SAGE Publication, Inc.
Kira K, Rendell L. 1992. The feature selection problem: traditional methods and a
new algorithm. AAAI-92 Proceedings.
Mangkunegara AP. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung (ID): PT Refika
Aditama.
Mondy RW. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bayu A, penerjemah; Wibi
H, editor. Jakarta (ID): Penerbit Airlangga. Terjemahan dari: Human
Resource Management. Ed ke-10.
Montana PJ, Charnov BH. 2008. Management. Ed ke-4. New York (US): Barron's
Educational Series.
Muis M. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia pada Kinerja Industri. Bogor
(ID): IPB Pr.
Murniati AR, Usman N. 2009. Implementasi Manajemen Stratejik dalam
Pemberdayaan Sekolah Menengah Kejuruan. Medan (ID): CV Perdana
Mulya Sarana.
Nawawi H. 2006. Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan Perusahaan
dan Industri. Yogyakarta (ID): Gajah Mada Univ Pr.
Putri YYS. 2013. Mempelajari small group activities pada improvement
management section di PT Suntory Garuda Beverage, Bogor [laporan praktik
lapangan]. Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Sedamayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung
(ID): Mandar Maju.
Siregar A. 2005. Dampak penilaian prestasi kerja terhadap motivasi dan
produktivitas karyawan outsourcing PT Perdana Perkasa Elastindo [tesis].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Suryawati S. 2001. Efektivitas gugus kendali mutu terhadap mutu dan produktivitas
karyawan dalam mengimplementasi ISO 9000: kasus PT ISM Bogasari Flour
Mills [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Tangkilisan HNS. 2005. Manajemen Publik. Jakarta (ID): PT Grasindo.

21

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

KUESIONER

PENGUKURAN EFEKTIVITAS SMALL GROUP ACTIVITIES
DALAM MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
DI PT SUNTORY GARUDA BEVERAGE

Hasil pengisian kuesioner ini akan digunakan untuk keperluan penelitian dari
penyusunan skripsi dengan judul “PENGUKURAN EFEKTIVITAS SMALL
GROUP ACTIVITIES DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
KERJA KARYAWAN DI PT X”. Penelitian ini dilaksanakan oleh Yudha Yaniari
Satriya Putri/F34100157, Mahasiswa Departemen Teknologi Industri Pertanian,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2014

22

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian (Lanjutan)

PETUNJUK UMUM

Bapak/Ibu Responden Yth,
Kami memahami bahwa waktu Anda sangat terbatas dan berharga,
walaupun demikian Anda dimohon bersedia untuk membantu penelitian ini dengan
mengisi kuesioner yang diberikan.
Tujuan penelitian ini adalah mengamati penerapan Small Group
Activities (SGA) di PT X, mengidentifikasi faktor penentu pencapaian
produktivitas kerja karyawan, dan mengukur efektivitas SGA dalam
meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
Hasil penelitian akan memberikan masukan bagi pihak manajemen
untuk mengetahui efektivitas SGA terhadap produktivitas kerja karyawan.
Penilaian terhadap produktivitas kerja karyawan melalui kuesioner ini mempunyai
tingkat objektivitas tinggi dan adil bagi seluruh karyawan. Untuk penelitian ini,
Anda dimohon mengisi kuesioner yang terdiri dari lima bagian yaitu:
Bagian I
: Identitas Responden
Bagian II
: Faktor yang berpengaruh terhadap penerapan SGA
Bagian III : Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian produktivitas
kerja karyawan
Bagian IV
: Komentar secara keseluruhan
Untuk dapat menjawab kuesioner ini dengan lengkap, Anda diminta untuk
mengikuti langkah-langkah di bawah ini:
1. Lihatlah secara sepintas seluruh kuesioner. Anda mendapatkan kuesioner yang
terdiri atas 7 (tujuh) halaman.
2. Bacalah petunjuk umum dan instruksi yang terdapat pada setiap bagian
pertanyaan. Kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut sesuai dengan
pendapat Anda tentang maksud pertanyaan tersebut.
3. Apabila ada pertanyaan yang tidak terjawab, maka akan menyebabkan seluruh
jawaban Anda tidak dapat diolah.
4. Jawaban Anda dijamin kerahasiaannya dan samasekali tidak berpengaruh
terhadap karier Anda. Untuk itu, kami memohon kejujuran Anda dalam
mengisi kuesioner ini.
5. Pastikan Anda telah menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner ini.

Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu mengisi kuesioner ini

23

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian (Lanjutan)

BAGIAN I
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai petunjuk dengan
memberi tanda check list () pada jawaban yang sesuai dan mengisinya
dengan benar.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Jenis kelamin
Umur
Status
Menikah
Pendidikan

:
Laki-laki
Perempuan
: ........................................................................ tahun
:
Menikah
Belum
:

SD
SMP
SMA
PT, keahlian: ..................................................
Masa kerja
: ........................................................................ tahun
Bidang pekerjaan
: ..................................................................................
Jabatan
: ..................................................................................
Pendapatan
: Rp ........................................................... Per Bulan
Nama SGA
: ..................................................................................
Kondisi SGA
:
Aktif
Tidak Aktif
Anda menjadi anggota SGA selama
: ................................................ tahun
Jumlah anggota kelompok
: ................................................ orang
Pernah mengikuti training SGA
:
Ya
Tidak

BAGIAN II
Beri tanda () pada kolom jawaban yang Anda anggap paling sesuai dengan
pengalaman Anda bekerja di perusahaan ini.
No.
1
2
3
4
5
6

Pertanyaan

Jawaban
SS S CS TS STS

Pihak manajemen memonitor kegiatan SGA secara
rutin
Pihak manajemen membuat kebijakan terkait dengan
mutu di lingkungan perusahaan
Atasan Anda (lingkungan manajemen) aktif
melancarkan kegiatan SGA
Selama ini, SGA telah menyumbang pemecahan
masalah dan pengembangan bagi perusahaan
Dengan ber-SGA, keberadaan saya sebagai pekerja
ikut dihargai
Karyawan yang berprestasi akan mendapatkan
penghargaan dari perusahaan

SS=Sangat Setuju, S=Setuju, CS= Cukup Setuju, TS=Tidak Setuju,

24

No.

Pertanyaan

Jawaban
S
CS TS

SS
Peningkatan jenjang karier karyawan
7
berlangsung sesuai aturan
Penilaian kerja selalu dilakukan dengan baik dan
8
benar
Adanya pendidikan dan pelatihan dapat
mengembangkan keahlian saya untuk dapat
9
menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, efektif,
dan produktif
Teknik training SGA yang diadakan perusahaan
10
sangat baik
Frekuensi training SGA oleh perusahaan
11
dilakukan secara rutin
Dalam menyampaikan gagasan, saya bebas
12 berbicara dan saling bertukar pikiran dengan
atasan
Kerjasama dalam menyelesaikan masalah
13
terjalin dengan baik antara sesama anggota SGA
Selalu ada pembagian tugas terhadap semua
14 anggota kelompok dalam menyelesaikan sua