Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Pegawai Pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan

(1)

PERANAN KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA

PT. SHAFIRA LARAS PERSADA CABANG MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

FITRI CHAIRIFA 102101086

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec. Ac, Ak. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si. selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhaini, M. Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penulisan tugas akhir ini.

4. Ibu Irni Indah Sari Nasution, S. Hut yang telah berkenan memberi izin dan membantu penulis dalam pencarian data untuk melakukan penelitian di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.

5. Bapak dan Ibu Dosen dan Staf Pegawainya yang banyak membantu Penulis selama menjalankan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Khususnya penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua tercinta Ayahanda H. Anchin M. Sy dan Ibunda Nurzawati yang telah memberikan kasih sayangnya, dorongan, do’a, semangat dan pengorbanannya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

7. Penulis ucapkan terima kasih kepada saudara/saudari kandung tercinta Indra, Wina dan


(3)

Putri, Ivy dan Puteh yang telah memberikan dukungan, do’a dan semangat kepada penulis.

10.Sahabat-sahabat SD penulis Ezza, Tria, dan Saras yang selalu memberi dukungan do’a dan semangat penulis.

11.Teman- teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya yang telah memberikan semangat dan mendoakan penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini serta telah banyak membantu penulis.

Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan baik pada waktu mengalami kesulitan maupun rintangan berupa amal dan pahala di akhirat kelak. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, Juni 2013

Penulis


(4)

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN ... 7

A. Sejarah PT. Shafira Laras Persada ... 7

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 11

C. Uraian Pekerjaan ... 13

D. Kinerja Terkini ... 16

BAB III : PEMBAHASAN ... 23

A. Pengertian Komunikasi ... 23

B. Proses Komunikasi ... 25

C. Bentuk Komunikasi ... 30

D. Komunikasi Dalam Organisasi ... 34

E. Faktor Pendorong dan Kendala Komunikasi ... 37

F. Pengertian Produktivitas ... 39

G. Hubungan Komunikasi dengan Produktivitas Kerja ... 40

H. Komunikasi yang Efektif Untuk Menunjang Karir ... 47

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN


(5)

(6)

Gambar 2.1 Srtuktur Organisasi... 12


(7)

A. Latar Belakang

Dewasa ini dalam suatu perusahaan, baik perusahaan pemerintah maupun perusahaan swasta, komunikasi merupakan hal terpenting dalam menunjang suksesnya suatu pencapaian yang direncanakan perusahaan tersebut. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hubungan kerja sama antara pegawai perusahaan dan komunikasi juga memiliki pengaruh besar dalam proses suksesnya visi, misi, serta tujuan perusahaan. Komunikasi memungkinkan setiap pegawai untuk saling membantu dan mengadakan interaksi satu sama lain

Menurut Suprapto (2006: 2-3) Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonnes) dengan seseorang. Yaitu kita berusaha berbagi informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan tertentu.

Menurut Blake dan Haroldsen (2003: 2-3) Komunikasi antar manusia merupakan suatu rangkaian proses yang halus dan sederhana. Selalu dipenuhi dengan berbagai unsur-sinyal, sandi, arti tak peduli bagaimana sederhananya


(8)

sebuah pesan atau kegiatan itu. Komunikasi antar manusia juga merupakan rangkaian proses yang beraneka ragam. Ia dapat menggunakan beratus-ratus alat yang berbeda, baik kata maupun isyarat ataupun kartu berlubang baik berupa percakapan pribadi maupun melalui media massa dengan audience di seluruh dunia. Ketika manusia berinteraksi saat itulah mereka berkomunikasi, saat orang mengawasi orang lain, mereka melakukan melalui komunikasi.

Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya maka komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu, dan lain sebagainya.

Komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan manusia, khususnya dalam suatu perusahaan (organisasi), karena tanpa adanya komunikasi yang baik dan efektif, maka tujuan perusahaan atau organisasi tersebut tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan apa yang telah diharapkan sebelumnya. Kemampuan berkomunikasi yang saling mendukung dan membangun ke arah yang positif merupakan kemampuan yang harus dikembangkan oleh semua orang. Karena kemampuan berkomunikasi adalah salah satu kunci sukses dalam dunia kerja.

Seorang pimpinan harus melaksanakan komunikasi secara efektif terhadap pegawainya. Dalam konteks kepemimpinan, seorang pimpinan dikatakan telah berkomunikasi secara efektif apabila ia mampu membuat para pegawai yang berada dalam perusahaan yang dipimpinnya itu melakukan


(9)

kegiatan tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang telah diperintahkan kepadanya dengan tepat waktu. Adapun kendala komunikasi yang dihadapi oleh pimpinan terhadap pegawainya, dari berbagai macam kendala yang dihadapinya ada yang dapat langsung diselesaikan, namun ada pula cara mengatasi dengan menggunakan alat pendukung sehingga komunikasi didalam suatu perusahaan dapat berjalan secara efektif.

Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2008: 13) menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tindakan.

Pengembangan sumber daya manusia dapat meningkatkan produktivitas karyawan sehingga dapat membentuk tenaga kerja yang produktif, terampil dan profesional yang bekerja secara efektif dan efisien. Produktivitas sering pula dikaitkan dengan cara sistem yang efisien, sehingga proses produksi berlangsung tepat waktu dan dengan demikian tidak diperlukan kerja lembur dan merupakan hal yang logis dan tepat apabila peningkatan produktivitas dijadikan salah satu sasaran jangka panjang perusahaan dalam rangka pelaksanaan strateginya. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja, diantaranya adalah: sikap mental, pendidikan, keterampilan, manajemen, hubungan industrial pancasila, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, sarana produksi, teknologi dan kesempatan berprestasi.

Menurut Sedarmayanti (2001: 57) Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan


(10)

keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).

Hubungan antara komunikasi dengan produktivitas kerja pada suatu perusahaan (organisasi), yaitu:

1. Hubungan yang horizontal (berbanding lurus), yaitu semakin baik komunikasi yang berlangsung diharapkan semakin baiklah produktivitas kerja dan sebaliknya ketika komunikasi berlangsung tidak baik maka akan menurunlah produktivitas kerja.

2. Hubungan yang vertikal, yaitu komunikasi yang terjadi antara atasan atau pimpinan suatu organisasi (perusahaaan) tersebut dalam rangka mencapai produktivitas kerja yang maksimal sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Fungsi utama dari organisasi adalah memproduksi barang atau orang sesuai dengan jenis organisasinya. Semua organisasi mempunyai produknya masing-masing. Misalnya organisasi pendidikan guru produksinya adalah calon-calon guru. Organisasi tekstil hasil produksinya adalah tekstil yang mungkin bermacam-macam jenis dan coraknya.

Para ahli dan pimpinan organisasi banyak menggunakan waktunya untuk memikirkan peningkatan dan penyempurnaan hasil produksinya. Hal ini akan memungkinkan organisasi dapat memproduksi hasil organisasinya dalam waktu yang cepat, mudah dan biaya yang seminimal mungkin.

Efektivitas proses produksi banyak tergantung kepada ketepatan informasi. Orang-orang dalam organisasi harus mendapatkan dan mengirimkan informasi kepada bagian-bagian yang memerlukannya sehingga aktivitas


(11)

organisasi berjalan lancar. Penyampaian dan pemeliharaan informasi memerlukan proses komunikasi. Oleh sebab itu informasi juga tergantung kepada keterampilan berkomunikasi.

PT. Shafira Laras Persada merupakan perusahaan yang bergerak di bidang ritel busana muslim. Dalam PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan komunikasi yang terjadi merupakan komunikasi verbal, yang meliputi komunikasi tertulis dan lisan. Komunikasi tertulis meliputi surat keputusan, memo, surat tugas kerja dan wewenang, surat pengumuman, surat balasan/tanggapan dan sebagainya. Sedangkan komunikasi lisan meliputi bertatap muka langsung, melalui telepon, rapat, pidato, dan pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan kepada pegawainya.

Banyak hal yang sering terjadi di lingkungan PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan mengenai komunikasi. Misalnya, kesalah pahaman antara pimpinan dengan karyawan diakibatkan oleh komunikasi yang kurang baik. Hal ini menyebabkan perbedaan pendapat dalam melaksanakan suatu tugas atau perintah dari pimpinan perusahaan. Terkadang hal tersebut menyebabkan terjadinya konflik antara pimpinan perusahaan dengan pegawai pada perusahaan tersebut. Selain itu, kurangnya koordinasi dari pimpinan perusahaan dengan pegawai pada perusahaan tersebut, yang kurang memahami apa yang menjadi target dan tujuan perusahaan tersebut dalam rangka tercapainya hasil produksi yang maksimal.

Berbekal keinginan penulis dalam mempelajari lebih jauh peran penting komunikasi dalam suatu organisasi bisnis (perusahaan), maka penulis


(12)

tertarik untuk mengetahui lebih lanjut peranan komunikasi yang terjadi di lingkungan PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan. Oleh karena itu dalam Tugas Akhir ini penulis memilih judul “Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Pegawai Pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas maka masalah pokok yang dibahas dalam tugas akhir ini yaitu : “Apakah komunikasi pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan sudah efektif sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai?”

C. Tujuan Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian tentunya terdapat tujuan yang ingin dicapai. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dan peranan komunikasi dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah:

1. Meningkatkan pengetahuan maupun kemampuan dalam berkomunikasi di suatu perusahaan ataupun organisasi.

2. Menjadi bahan referensi dan dasar pengembangan bagi penelitian yang sejenis.


(13)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah PT. Shafira Laras Persada

Cikal bakal PT. Shafira Laras Persada diawali oleh seorang aktivis mahasiswi mesjid Salman ITB Bandung. Hati beliau tergerak ketika situasi di era 1980–an ketika sosok busana bergaya islami masih dianggap kampungan. Bagaimana tidak selain tampil apa adanya, sang pemakainya pun dianggap tidak gaya, tidak aksi, jauh dari istilah fashionable. Terlebih lagi, ada yang menjulukinya ninja (mungkin karena gaya busana muslimah mirip gaya ninja dalam film silat Jepang) atau panggilan tidak bersahabat lainnya.

Adapun alasan mengapa dipilih nama Shafira untuk perusahaan yang akan dibangun yaitu berawal ketika beliau melintas dibawah menara mesjid Salman ITB tempatnya beraktivitas. Saat itu terdengar suara adzan memanggil kaum muslimin untuk shalat, beliau pun bergegas wudhu dan masuk mesjid. Ketika itulah matanya tertumbuk pada tulisan shaf yang ada di dinding mesjid, tulisan yang sudah berapa ratus kali dilihatnya. Tulisan itu mengingatkan agar dalam jajaran shaf ketika shalat senantiasa rapi dan lurus.

Kata itu begitu lekat diingatannya, sehingga ketika muncul lagi keinginan untuk memberi nama perusahaannya, kata Shaf itulah yang terucap dari bibirnya untuk dijadikan nama sekaligus simbol produknya. Dan agar tidak kelihatan begitu maskulin dan tajam, maka dibubuhkan kata tambahan yang melembutkan.


(14)

temannya, maka ditambahkan kata “ ira ” diakhir kata “ Shaf “ sehingga menjadi Shafira. Selain itu kata Shafira pun dapat diartikan sebagai batu safir yang berwarna biru yang anggun dan elegan. Tidak seperti mutiara atau berlian yang kemilau, batu safir mewakili keteduhan, keanggunan dan nuansa kemewahan sekaligus suasana kerendahan hati pemakainya.

Dalam perjalanannya nama Shafira dapat pula diartikan sebagai shafar

yang berarti perjalanan. Ini bermakna agar Shafira tidak berhenti di jalan, memperluas bisnis dan mengembangkan dakwah sekaligus terus menerus melihat perkembangan dunia agar apa yang dihasilkan Shafira benar-benar menjadi rahmat bagi seluruh dunia, sebagaimana hakikat kehadiran islam : rahmatan lil’alamin

Dalam situasi yang penuh semangat, sedikit demi sedikit perusahaan dirapikan dan ditata ulang. Untuk lebih memudahkan gerak bisnisnya, tepat pada tanggal 22 Februari 1989 Shafira resmi menjadi PT. Shafira Laras Persada. Dengan badan hukum berbentuk PT, berdasarkan Akta Notaris Mohammad Said Tadjoedin Nomor: 216 tanggal 22 Februari 1989 di Jakarta, yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: C2-15.407.HT.01.01.TH’94 tanggal 13 Oktober 1994, dengan SIUP Nomor: 01822/1.824.51. maka makin jelas langkah yang dituju Shafira untuk melangkah menuju sebuah bangunan cita- cita yang besar di kelak kemudian hari.

Tanpa terasa, kini Shafira sudah berusia 24 tahun. Jaringan toko Shafira sudah tersebar di Jawa Barat, Jakarta, Banten, Jawa Timur, Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera. Selain butiknya sudah menyebar di hampir seluruh pulau yang ada


(15)

di Indonesia. Shafira pun mulai melirik ke kancah dunia Internasional. PT. Shafira Laras Persada kini yang berkantor di Gede Bage – Bandung, kini telah memiliki 23 showroom di seluruh Indonesia dan satu showroom di Malaysia. Dan dengan berbagai kiprahnya di dunia mode busana khususnya busana muslim di Indonesia.

Tabel 2.1.

Cabang-cabang PT. Shafira Laras Persada ( Showroom Shafira yang tersebar di seluruh Indonesia dan Malaysia)

No. Daerah wilayah cabang Nama Showroom Shafira yang Berada di Wilayah Daerah Cabang

1. Jakarta 1. Shafira Pondok Bambu

2. Shafira Cikajang 3. Shafira Kelapa Gading 4. Shafira BSD

5. Shafira Bintaro

6. Shafira Cibubur Junction

2. Bandung 1. Shafira Buah Batu

2. Shafira Sulanjana 3. Shafira BIP 4. Shafira Tuparev 5. Shafira Pangrango

3. Surabaya 1. Shafira Gubeng

2.Shafira Soetomo 3. Shafira Kawi Malang 4.Shafira Indra Giri 5. Shafira Jember

4. Palembang 1. Shafira Palembang


(16)

6. Medan 1. Shafira Medan

7. Makassar 1.Shafira Makassar

8. Banjarmasin 1. Shafira Banjarmasin

9. Balikpapan 1.Shafira Balikpapan

10. Samarinda 1.Shafira Samarinda

11. Malaysia 1.Shafira Dataran Jelatek Malaysia Sumber : PT. Shafira Laras Persada (data diolah)

Adapun maksud dari pendirian cabang ini adalah diharapkan akan dapat meningkatkan volume penjualan karena dekat dengan konsumen dan lebih mudah mengakomodasikan keinginan dan harapan konsumen, serta memberikan kemudahan bagi para konsumen (member) yang ada di luar pulau Jawa. Dan memberikan kemudahan kepada konsumen untuk dapat melihat langsung produk-produk terbaru yang dikeluarkan oleh Shafira yang tersedia di showroom masing - masing cabang.

PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan yang berlokasi di Jalan Iskandar Muda No.288 A-B Medan merupakan kantor Cabang Pemasaran Penjualan yang merupakan satu- satunya cabang yang ada di wilayah Sumatera Utara dan bagian salah satu cabang dari showroom yang ada di pulau Sumatera setelah Palembang dan Pekan Baru.

PT. Shafira Laras Persada merupakan perusahaan yang bergerak pada industri retail yang menghasilkan produk-produk busana muslim dan perlengkapan pakaian muslim lainnya termasuk perlengkapan ibadah. Dalam produksinya PT. Shafira Laras Persada masih menggunakan beberapa bahan bakunya yang masih harus diimpor. Produk-produk yang dihasilkan pada


(17)

umumnya dijual di pasar dalam negeri dan ada juga yang di jual di pasar luar negeri walaupun jumlahnya tidak terlalu besar.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam proses pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan suatu kerangka kerja organisasi tertentu. Kerangka kerja organisasi tersebut disebut sebagai desain organisasi. Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan dengan struktur organisasi (organizational structure).

Struktur organisasi pada dasarnya merupakan desain organisasi dimana manajer melakukan alokasi sumber daya organisasi, terutama yang terkait dengan pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi serta bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat dikoordinasikan dan dikomunikasikan. Jika dalam fungsi perencanaan, tujuan dan rencana ditetapkan, maka dalam pengorganisasian rencana tersebut diturunkan dalam sebuah pembagian kerja tertentu dalam sebuah organisasi dimana didalamnya terdapat kejelasan bagaimana rencana organisasi akan dilaksanakan, dikoordinasikan dan dikomunikasikan.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan aktivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Sejak mulai berdirinya PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan pada tahun 2009 sampai sekarang banyak mengalami perkembangan dan kemajuan


(18)

pada struktur organisasi. Berikut struktur organisasi PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1

STRUKTUR ORGANISASI

PT. SHAFIRA LARAS PERSADA CABANG MEDAN

Sumber: PT. Shafira Laras Persada (data diolah) Asisten Chief

Operation

Bagian Umum

Bagian Penjualan

Bagian Keuangan

Bagian Administrasi

Staff Umum

Staff Penjualan

Staff Kasir Staff

Administrasi Kepala Cabang


(19)

C. Uraian Pekerjaan

Di dalam suatu kegiatan dalam perusahaan memilki bagian-bagian yang tidak lepas dari segala tanggung jawab dan tugas-tugasnya. Adapun jabatan/tingkatan yang ada dalam PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan serta tugas yang dibebankan adalah:

1. Chief Operation (CO)

Tugasnya adalah :

a. Menetapkan sasaran jangka pendek perusahaan di cabang dengan merumuskan, menetapkan , mengatur, mengawasi dan mengkoordinir program kerja untuk mencapai sasaran perusahaan sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan.

b. Memimpin dan menetapkan program kerja kepada para bawahan sesuai dengan sasaran perusahaan, sistem dan prosedur, serta kebijakan umum yang telah ditetapkan.

c. Menyusun program kerja dan melaksanakan penjualan di daerah-daerah yang dibawah kendali cabang.

d. Mempertanggungjawabkan program kerja cabang dan hasil yang diperoleh dari implementasi program kerja tersebut.

2. Asisten Chief Operation

Bertugas untuk membantu Chief Operation dalam mengelola perusahaan sedangkan pelaksanaan kegiatan teknis dan operasional perusahaan didelegasikan kepada para pemegang jabatan yang lain.


(20)

3. Bagian Penjualan

Uraian tugas dan tanggung bagian penjualan adalah : a. Menyusun program kerja mengenai penjualan produk.

b. Menyusun program kerja dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan.

c. Mengadakan pembinaan dan penyusunan program kerja terhadap para member

loyal dalam rangka meningkatkan kemampuan secara individu maupun tim untuk dapat mencapai tujuan perusahaan.

d. Penyusunan program kerja terhadap target penjualan yang harus dicapai dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.

e. Menyusun program kerja yaitu bagaiman pemasaran yang baik, pemilihan waktu yang tepat, apakah produksi selesai tepat waktu.

f. Menyelenggarakan pengkajian pasar dan harga agar produk yang dihasilkan dapat memasuki pasar yang tepat, pada waktu yang tepat, serta harga yang kompetitif.

g. Mengembangkan strategi promosi yang sesuai dengan produk dikarenakan promosi yang baik dan tepat sasaran akan meningkatkan ekspetaktasi konsumen kepada produk.

h. Menyiapkan pembinaan terhadap tenaga-tenaga pemasaran yang berpotensi dalam rangka peningkatan kemampuan mereka sebagai penghubung antara perusahaan-perusahaan dengan konsumen.


(21)

4. Bagian Keuangan dan Administrasi

Bagian Keuangan dan Administrasi mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

a. Menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja, dan menyelenggarakan pembukuan biaya dan pendapatan, analisis serta evaluasi biaya dan pendapatan.

b. Menyiapkan pembinaan, menyusun program kerja, dan menyelenggarakan verifikasi, akuntansi umum dan perpajakan dalam rangka menunjang tercapainya tujuan perusahaan.

c. Menyiapkan pembinaan, menyusun program kerja dan menyelenggarakan kegiatan tata usaha keuangan, utang piutang,kas dalam rangka menunjang kegiatan perusahaan.

5. Bagian Umum

Bagian Umum mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Melakukan perawatan barang yang ada di gudang berupa stok produk ,

penyusunan stok produk dan pengemasan produk.

b. Merawat dan menjaga kebersihan area penjualan di dalam showroom dan gudang

c. Melakukan pengiriman barang produk baik kepada para member atau customer


(22)

d. Melaksanakan program-program yang menunjang operasi langganan, agar dapat beroperasi optimal dengan jam kerusakan sekecil mungkin dan dengan biaya ekonomi.

D. Kinerja Terkini

Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua. Begitu juga pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan, PT. Shafira terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh perusahaan dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudakan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja.

Dalam memasarkan produk-produk Shafira tersebut, Perusahaan mempunyai visi dan misi sebagai berikut:

Visi: Menjadikan busana muslim diterima masyarakat yang diwujudkan dalam

Misi: Memasyarakatkan busana muslim, meningkatkan apresiasi masyarakat, menyediakan busana muslim berkualitas membuka lapangan kerja, dan sebagai sarana beribadah, menggunakan promosi melalui media cetak dan elektronik, outboard tema, yellow pages.

Metode ini dinilai baik untuk mempromosikan produk-produk Shafira yang memiliki ciri simply and elegant serta kualitas bahan yang bermutu tinggi.


(23)

Adapun member ataupun pelanggan Shafira ini sebagian besar berasal dari kalangan masyarakat yang ekonominya berada di kelas menengah ke atas.

Untuk mendorong pencapaian hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi, kinerja usaha terkini yang dijalankan PT. Shafira Laras Persada adalah menjual berbagai produk baju muslin wanita dan pria yang dihasilkan dan diproduksi sendiri oleh PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.

Pengertian busana secara umum adalah segala sesuatu yang dipakai mulai dari kepala sampai ujung kaki, dalam hal ini termasuk benda yang melekat di badan seperti : baju dan celana.

Fungsi dan Syarat busana diantaranya adalah:

1. Sebagai alat keindahan yaitu mempercantik penampilan dan menyamarkan kekurangan pada bentuk tubuh seseorang.

2. Sebagai alat pengenal atau identitas diri, dalam hal ini, bagi wanita muslimah

diharuskan dalam berbusana tidak menyerupai kaum lelaki.

3. Memenuhi syarat perbedaan dan kesusilaan, dalam hal ini bagi wanita

muslimah diwajibkan menggunakan pakaian menutup auratnya tidak tembus pandang (transparan), dan tidak membentuk tubuh.

4. Memenuhi syarat kesehatan. 5. Memberi efek percaya diri


(24)

Adapun pengklasifikasian kelas ( kategori ) produk shafira dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1. Menurut Jenisnya, terdiri dari : a. Busana Pria (Mens wear) b. Busana Wanita (Ladies wear) c. Busana anak (Kids wear) 2. Menurut Fungsinya, terdiri dari :

a. Pakaian dalam (under wear) b. Pakaian Luar

3. Menurut Kesempatannya, terdiri dari : a. Busana Kerja

b. Busana Pesta c. Busana Olahraga d. Busana Rumah e. Busana Rekreasi

1.Garmen Busana (GB)

Garmen busana adalah produk busana yang dihasilkan sendiri oleh

merchandise departement bekerjasama dengan departement Produksi Shafira.

Jenis-jenis produk GB meliputi : 1. Busana Wanita Dewasa 2. Busana Pria Dewasa 3. Busana Junior 4. Busana Anak Pria 5.Busana Anak Wanita


(25)

6. Busana Haji 7. Busana Show

Produk Garmen Busana menggunakan label SHAFIRA dan SHAF

2.Garmen Perlengkapan (GC)

Garmen perlengkapan adalah produk perlengkapan non busana yang dihasilkan sendiri oleh merchandise departement bekerjasama dengan

departement produksi shafira

Jenis-jenis produk GC meliputi : 1. Kerudung atau jilbab

2. Bergo

3. Ciput(daleman jilbab) 4. Bandana

Produk Garmen perlengkapan menggunakan label SHAFIRA

3.Garmen Privat Label (PL)

Garmen Privat Label adalah produk yang dihasilkan oleh merchandise departement bekerjasama dengan pihak yang ke 3 (supplier/vendor)

Jenis-jenis produk PL meliputi : 1. Baju Koko

2. Tunik

3. Baju Anak Wanita 4.Baju Anak Pria 5. Celana Haji


(26)

4.Pembelian Putus (PT)

Pembelian putus adalah produk perlengkapan non busana yang dibeli secara langsung dari rekanan supplier Shafira.

Jenis-jenis produk PT :

1. Produk Pabrikan, yaitu produk massal yang dihasilkan oleh pabrik , misalnya sajadah, sarung, kerudung, peci, dan topi. Produk pabrikan ini biasanya memiliki merk yang sudah terkenal seperti Peci Awing, Sajadah Babussalam, dan Sarung BHS.

2. Produk Home Industry, yaitu produk yang dihasilkan oleh supplier tradisional non pabrikan besar seperti selendang, kerudung, ciput, dan mukena.

5. Konsinyasi (KS)

Konsinyasi adalah produk yang dititip jualkan oleh supplier ke Shafira.

Jenis-jenis produk konsinyasi:

Produk Konsinyasi tidak terbatas jenisnya, tetapi biasanya terdiri dari produk yang tidak dapat diubah oleh Shafira atau yang belum terdapat di Shafira, produk ini biasanya hanya dijual di Showroom saja, misalnya :

1. Sarung 2. Mukena

3. Busana Renang Muslim 4. Peci

Selain Produk – produk yang dijual oleh PT. Shafira, perusahaan ini juga menyelenggarakan beberapa event atau kegiatan yang gunanya untuk


(27)

mewujudkan Visi dan Misi Perusahaan. Kegiatan yang dilakukan misalnya adanya Hijab Class. Hijab Class merupakan suatu kegiatan dimana PT. Shafira memberikan pengajaran cara memakai kerudung dengan berbagai style saat ini dan mengajarkan cara make- up sesuai acara yang akan kita hadiri. Kegiatan ini biasanya diikuti oleh lebih dari 30 orang yang sudah mendaftar di showroom dan biasanya diadakan setiap dua bulan sekali. Kegiatan ini memliki banyak manfaat baik untuk perusahaan ataupun untuk orang lain.

Kegiatan lainnya yang dilakukan di PT. Shafira Laras Persada adalah mengadakan fashion show yang dilaksanakan di Jakarta atau Bandung dengan mengusung tema berbeda.di bulan Februari adanya fashion show di acara JFW (JCC Jakarta) Kegiatan yang baru saja selesai dan berjalan dengan sukses yang dilakukan PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan adalah Festival Muslimah 2013. Setelah mendapatkan pemenang yang telah diseleksi dengan orang – orang yang ahli di bidangnya, pemenang mewakili Medan untuk bersaing di PT. Shafira Laras Persada di Pulau Jawa. Kegiatan lain yaitu adanya bazaar di IWABA BI dengan memberikan berbagai potongan harga di setiap bulannya, mengisi acara kegiatan Dharma Wanita Pemerintahan Kota ataupun Pemerintahan Kabupaten di Medan, adanya kartu member Shafira yang memberikan potongan harga dan bisa digunakan dan bisa digunakan di seluruh showroom Shafira, adanya

Pada saat bulan Ramadhan dan menyambut Lebaran, PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan mengadakan kegiatan sosial misalnya berbuka bersama yatim piatu, dan biasanya di Bulan Ramadhan Shafira menawarkan produknya


(28)

dengan potongan harga yang disebut dengan midnight sale dan terjadi di akhir Bulan Ramadhan.

Banyaknya kegiatan yang dilakukan PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan ini mempengaruhi semakin eratnya persaudaraan yang terjadi dalam lingkungan kerja perusahaan dan memiliki komunikasi yang baik sehingga terjadinya saling motivasi antar karyawan dan atasan yang dapat menghasilkan kinerja yang baik dan pastinya mempengaruhi perusahaan agar tercapainya visi dan misi perusahaan.


(29)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi

Manusia sebagai makhluk individu maupun sosial memiliki dorongan ingin tahu, ingin maju, dan berkembang, maka salah satu sarananya adalah komunikasi. Komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak bagi manusia. Dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan informasi, opini, ide, konsepsi, pengetahuan, perasaan, sikap, perbuatan dan sebagainya kepada seseorang secara timbal balik sebagai penyampaian maupun penerima komunikasi.

Komunikasi secara sederhana dapat dilukiskan sebagai tukar menukar informasi. Komunikasi juga merupakan suatu tindakan untuk saling mempertukarkan pesan-pesan yang bermanfaat kepada pihak yang membutuhkan.

Berikut adalah beberapa definisi dari para pakar komunikasi, diantaranya adalah:

Menurut Purwanto (2006: 3) Komunikasi yaitu melibatkan dua orang atau lebih, dan proses pemindahan pesannya dapat dilakukan dengan cara-cara berkomunikasi yang dilakukan oleh seseorang melalui lisan, tulisan maupun sinyal-sinyal non verbal.

Menurut Guffey dkk (2006: 15) Komunikasi adalah pengiriman informasi dan makna dari satu individu atau kelompok ke individu atau kelompok lainnya.


(30)

Menurut Arni (2009: 1) komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari – hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada.

Menurut Effendy (2001: 2) komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan. Effendy juga mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses memberi signal menurut atarun-atauran tertentu, sehinga dengan cara ini sistem dapat didirikan, dipelihara dan diubah

Definisi-definisi yang telah dikemukakan di atas tentulah belum mewakili semua definisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar, namun sedikit banyaknya kita telah dapat memperoleh gambaran secara umum bahwa komunikasi adalah suatu bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi yang menggunakan bahasa verbal saja, tetapi juga dalam hal bahasa tubuh, lukisan, seni, dan teknologi.


(31)

B. Proses Komunikasi

Proses komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima, menggunakan isyarat tangan, atau menggunakan sarana komunikasi tertentu lainnya.

1. Pengirim (sender)

Proses komunikasi diawali oleh pengirim sebagai sumber pesan. Pengirim, dalam kerangka keorganisasian dapat berupa karyawan biasa, manajer, atau pihak luar yang memberikan gagasan, maksud, informasi dan bertujuan mengadakan komunikasi. Pengirim dalam hal ini telah menentukan makna apa yang akan disampaikannya. Agar apa yang disampaikan itu dapat tersusun dengan baik, maka sender harus menyusun sebuah rencana yang berisi makna utama apa yang akan disampaikan.

2. Penyandian (encoding)

Tindakan pemberian arti simbol-simbol pada pemikiran, misalnya memutuskan kata-kata mana yang harus dikatakan atau ditulis disebut sebagai penyandian (encoding). Penyandian itu perlu karena informasi hanya dapat dikirimkan dari seorang kepada orang lain lewat perwakilan atau sandi.

3. Saluran Komunikasi (communication chanel)


(32)

saluran pesan dalam komunikasi. Fungsi saluran komunikasi di sini adalah sebagai alat menyampaikan pesan. Untuk menyampaikan pesan yang dimaksud, seseorang dapat meggunakan berbagai macam, yaitu tatap muka, telepon, pertemuan kelompok, komputer, memo, pernyataan kebijakan, system imbalan, jadwal produksi, dan ramalan penjualan.

4. Pengertian Sandi (decoding)

5. Penerimaan (receiver)


(33)

6. Umpan Balik (feedback)

7. Kegaduhan (noise)


(34)

Gambar 3.1 Proses Komunikasi

Sumber: Purwanto, 2006: 12

Tahap 1 : Pengirim mempunyai suatu ide

Sebelum melakukan komunikasi syarat utama adalah adanya ide atau gagasan yang diperoleh dari berbagai sumber yang terbentang luas di hadapan kita. Karena persepsi adalah suatu hal yang unik, ide yang ingin disampaikan seseorang mungkin akan berbeda dengan pemikiran orang lain. Bahkan dua orang yang memiliki pengalaman yang sama pada suatu hal kejadian akan memiliki suatu kesan yang tidak serupa. Hal ini terjadi karena setiap orang

Tahap 1 Pengirim mempunyai

gagasan

Tahap 2 Pengirim mengubah

ide menjadi pesan

Tahap 3 Pengirim mengirim

pesan

Tahap 6 Penerima mengirim

idepesan

Tahap 5 Penerima menafsirkan pesan

Tahap 4 Penerima menerima

pesan SALURAN

DAN MEDIA


(35)

hanya memperhatikan dan mengingat serta menyaring informasi yang mereka anggap menarik dan penting.

Tahap 2 : Mengubah ide menjadi pesan

Dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima dan dimengerti dengan sempurna. Agar ide dapat diterima dan dimengerti secara sempurna, pengirim pesan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu: subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud atau tujuan, audience, gaya personal, dan latar belakang budaya.

Tahap 3 : Pengirim mengirim pesan

Pesan tidak mungkin dapat dipahami oleh pihak lain tanpa adanya pemindahan pesan melalui berbagai saluran yang ada, yaitu saluran komunikasi secara verbal maupun non verbal, misalnya telepon, komputer, surat, dan sebagainya.

Tahap 4 : Penerima menerima suatu pesan

Komunikasi akan terjadi apabila pengirim mengirim suatu pesan dan penerima menerima pesan tersebut.

Tahap 5: Penerima menafsirkan pesan

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang.

Tahap 6 : Penerima mengirim ide pesan

Umpan balik adalah penghubung akhir dalam suatu mata rantai komunikasi, dan berperan penting dalam proses komunikasi.


(36)

C. Bentuk Komunikasi

Menurut bentuknya komunikasi terdiri dari :

1. Komunikasi Verbal

Menurut Arni (2009: 95) Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun secara tulisan.

Komunikasi verbal sangat penting dalam suatu perusahaan dan merupakan kunci sukses suatu perusahaan. Begitu pentingnya komunikasi verbal, sehingga tanpa komunikasi ini aktivitas tidak dapat berfungsi dengan baik. Komunikasi verbal ini terdiri dari komunikasi satu arah (one way communication) dan komunikasi dua arah (two way communication). Contoh komunikasi satu arah pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan yaitu, kepala cabang (chief operation) yang menghubungi asisten chief operation via telepon agar menyiapkan segala sesuatu keperluan untuk rapat seperti, menyiapkan proyektor, menyiapkan bahan-bahan untuk rapat (agenda rapat) sehingga pada saat rapat akan dimulai semua yang diperintahkan oleh chief operation sudah dipersiapkan dengan baik oleh asisten chief operation. Chief operation juga memberi tahu kepada asisten chief operation agar semua kepala bagian diharapkan hadir pada saat rapat.

Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang berlangsung pada satu pihak saja, sedangkan komunikasi dua arah bersifat timbal balik dan melibatkan dua pihak. Komunikasi verbal dapat pula berupa tatap muka, wawancara, konsultasi bersama dan pidato. Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi


(37)

yang paling umum yakni berupa perintah-perintah, instruksi, permintaan, penyampaian informasi dan sebagainya melalui pembicaraan antara dua orang atau lebih. Komunikasi tatap muka ini memiliki beberapa kelebihan, yakni komunikator dapat mengetahui apakah penerima pesan sudah mengerti akan pesan yang disampaikan.

Komunikasi yang baik dan efektif adalah komunikasi dua arah antara komunikator dan komunikan. Contoh sederhana dari komunikasi dua arah yaitu: pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan, seorang manager pemasaran melakukan briefing bersama staf-staf toko dan bagian penjualan untuk membicarakan langkah-langkah apa yang akan dikerjakan sehingga pesan-pesan pemasaran sampai kepada calon konsumen, selain memberi pengarahan manager pemasaran meminta beberapa pendapat dan masukan dari para staf bagian penjualan, sehingga terjadi pertukaran pemikiran antara Atasan dan Bawahan untuk mendapatkan arahan kinerja yang lebih baik.

Meskipun dalam komunikasi kemungkinan terjadi hambatan-hambatan, tetapi bila kita dapat menghilangkan hambatan tersebut atau setidaknya dapat menguranginya, maka kemungkinan komunikasi yang dijalankan akan menjadi lebih baik, sehingga kita dapat memperoleh manfaat dalam keuntungan-keuntungan tertentu antara lain:

1. Kelancaran tugas-tugas lebih terjamin 2. Dapat meningkatkan partisipasi


(38)

Perusahaan (organisasi) sebagai wadah dalam menjalin kerjasama tentunya mengandung bagian-bagian yang mempunyai hubungan antara satu dengan yang lainnya. Hubungan antar bagian-bagian harus diatur sebaik-baiknya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Selanjutnya hubungan harus dipolakan menjadi saluran komunikasi yang jelas, pasti dan diketahui. Dengan cukupnya saluran komunikasi yang disusun dengan sebaik-baiknya hingga mudah dipahami oleh setiap anggota, barulah kerjasama dapat berjalan dengan baik dan berlangsung secara memuaskan. Saluran komunikasi merupakan urat nadi suatu perusahaan dimana komunikasi itu berwujud penyampaian berita, ide-ide dari satu pihak lain dan ini lazim disebut komunikasi perkantoran atau dapat dinyatakan juga sebagai tata hubungan.

Komunikasi verbal yang diterapkan di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan meliputi komunikasi tertulis dan lisan. Komunikasi lisan yang ada di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan meliputi langsung bertatap muka, melalui telepon, rapat, pidato, dan pengarahan. Komunikasi tertulis yang ada pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan meliputi surat keputusan, memo, surat tugas kerja dan wewenang, surat pengumuman, surat balasan atau tanggapan dan sebagainya.

2. Komunikasi Non Verbal

Menurut Arni (2009: 130) Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang berupa penyampaian informasi dengan menggunakan isyarat-isyarat atau tanpa penggunaan kata-kata. Pesan nonverbal ini disampaikan melalui gerakan badan, kontak tubuh, postur tubuh, ekspresi wajah, gerakan tangan dan mata


(39)

serta anggukan atau gelengan kepala. Aspek komunikasi nonverbal banyak sekali mempengaruhi jalannya pembicaraan antara orang yang satu dengan yang lainnya, baik dalam suatu organisasi maupun lingkungan sosial lainnya. Seperti aspek dari ekspresi wajah adalah menaikkan dan menurunkan alis mata, sedangkan bila marah matanya mengerut sehingga respon nonverbal diberikan oleh pendengar secara kontinu tentang apa yang dikatakan pembicara. Komunikasi nonverbal lainnya adalah bahasa tubuh, yang merupakan komunikasi oleh gerakan badan selama komunikasi tatap muka. Ada banyak gerakan tidak begitu kelihatan yang dilakukan oleh orang-orang tetapi mengandung arti tersendiri. Misalnya senyuman, kerut dahi, gerak mata, berjabat tangan dengan keras dan masih banyak gerakan badan lainnya.

Komunikasi nonverbal memberikan umpan balik yang berharga bagi pembaca kode. Jadi pada dasarnya, komunikasi adalah suatu cara atau rangkaian kegiatan yang menyampaikan berita dari seseorang kepada orang lain, dalam rangka kerjasama yang baik dalam mencapai tujuan tertentu.

Komunikasi nonverbal kurang diterapkan di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan karena komunikasi nonverbal bersifat informal, komunikasi nonverbal ini sangat tidak tepat apabila digunakan di lingkungan kantor, karena komunikasi nonverbal ini hanya menggunakan bahasa tubuh dan panca indera. Biasanya komunikasi nonverbal ini dilakukan oleh staf dan pegawai yang mempunyai hubungan dekat dan sudah akrab.

Selain bentuk komunikasi verbal dan nonverbal, ada pula bentuk komunikasi vertikal, horizontal, dan diagonal. Komunikasi vertikal adalah


(40)

komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik. Contoh komunikasi vertikal pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan yaitu, ketika manager pemasaran melaksanakan rapat bersama bagian penjualan dan Staff Toko, disinilah terjadi komunikasi antara atasan dan bawahan dimana mereka memiliki Otoritas dan Kewenangan yang berbeda.

Menurut Arni (2009: 121) Komunikasi horizontal adalah komunikasi pertukaran pesan di antara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi, misalnya komunikasi antara karyawan dengan karyawan dan komunikasi ini sering kali berlangsung tidak formal yang berlainan dengan komunikasi vertikal yang terjadi secara formal. Contoh Komunikasi Horizontal pada PT. Shafira Laras Persaada Cabang Medan yaitu, komunikasi yang dilakukan antar bagian penjualan bisa berupa saling berbagi pengalaman mengenai pekerjaan (job description) dan dalam hal memecahkan masalah yang terjadi terkait dengan pekerjaan yang sedang mereka laksanakan.

D. Komunikasi Dalam Organisasi

Komunikasi merupakan suatu proses yang mendasari terjadinya hubungan antara manusia, bahkan dalam keadaaan peradaban yang primitif sekalipun. Dalam masyarakat yang tinggi peradabannya dan lebih kompleks, masalah komunikasi maupun kegunaannya turut berkembang.

Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses


(41)

pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horizontal.

Perkembangan teknologi dalam hal ini mengirimkan, memproses, menyimpan, dan menerima informasi mengharuskan pesan-pesan disampaikan sederhana, jelas, dan tepat, sehingga makna yang sebenarnya dapat terwujud. Semakin kompleks sifat dari suatu organisasi semakin tinggi pula tingkat kemajemukan sistem komunikasi. Analisis sistem komunikasi yang paling sederhana sifatnya memperlihatkan adanya tiga jalur (three way flow).

1. Komunikasi ke bawah (Downwards Communication)

Menurut Arni (2009: 108) Bentuk komunikasi ke bawah adalah komunikasi yang berbentuk instruksi atau informasi. Instruksi disampaikan dalam bentuk perintah, dapat pula beragam saran atau usul dengan ungkapan yang halus. Dibanding dengan perintah, arus informasi lebih umum sifatnya. Contohnya jika di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan, rapat yang dipimpin oleh kepala cabang dan dihadiri asisten chief operation

dan seluruh karyawan. Kepala cabang memberikan perintah untuk menyelesaikan semua permasalahan yang dihadapi, misalnya menurunnya tingkat penjualan dan melakukan perawatan barang yang ada di gudang berupa stok produk , penyusunan stok produk dan pengemasan produk.

2. Komunikasi ke atas

Menurut Arni (2009: 116) Komunikasi ke atas adalah arus komunikasi dari bawahan ke atasan (pimpinan) yang lebih menekankan segi


(42)

pertanggungjawaban antara pimpinan dengan bawahan. Bentuknya adalah surat pertanggungjawaban, saran, pengaduan, dan permintaan untuk diberikan keputusan. Komunikasi ke atas paling sering berbentuk konsultasi antara karyawan dan pimpinan, dengan memberi kesempatan kepada pihak karyawan untuk mengajukan pendapat serta membahas masalah dengan pimpinan.

3. Komunikasi Horizontal

Komunikasi ini merupakan komunikasi yang terjadi antara dua staf atau pegawai atau dua belah pihak yang mempunyai kedudukan yang sama atau sederajat. Pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan juga berlangsung komunikasi horizontal, yaitu sebagai contoh komunikasi antara kepala bagian umum dengan kepala bagian penjualan, komunikasi antara kepala bagian keuangan dengan kepala bagian administrasi, dan lain-lain.

4. Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal yaitu komunikasi antara pimpinan bagian dengan staf dari satu bagian lain atau antara kepala seksi dengan karyawan dari seksi lain yang ada. Komunikasi diagonal pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan, misalnya komunikasi antara kepala bagian penjualan dengan staff penjualan.

Komunikasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Komunikasi Secara Lisan

Komunikasi secara lisan ini dipergunakan komunikasi berhadapan muka atau komunikasi tatap muka. Hal ini dikecualikan kalau dilakukan


(43)

dengan menggunakan telepon, pidato, briefing, dan media komunikasi lainnya.

2. Komunikasi Secara Tertulis

Komunikasi secara tertulis merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan manajemen, karena kata-kata atau pesan-pesan dari pimpinan dibuat secara tertulis agar otentik, yang dicatat dalam suatu dokumen dapat digunakan sebagai bahan pemeriksaan dilain waktu. Hal yang tidak menguntungkan dari komunikasi yang bersifat tertulis adalah pemeliharaan atau penyimpanan yang bersifat up to date dan usaha untuk secara tepat mendapatkan kembali dokumen itu bila diperlukan dikemudian hari. Manfaat lain dari komunikasi dengan dokumen tertulis yaitu dapat menjadi suatu sumber perselisihan karena sistem formalitas dengan legalitas (prosedur pengaturan).

E. Faktor Pendorong Dan Kendala Komunikasi

Berikut adalah faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi komunikasi yang efektif, yaitu:

1. Kredibilitas dan daya tarik komunikator

Kredibilitas komunikator menunjukkan bahwa pesan yang disampaikannya dianggap benar dan dapat dipercaya. Kepercayaan yang tinggi terhadap komunikator akan menyebabkan kesediaan komunikan untuk menerima pesan dan mengubah sikap sesuai keinginan komunikator. Buruknya kredibilitas komunikator bisa menimbulkan ketidakpercayaan


(44)

sehingga komunikan tidak bersedia melakukan perubahan sikap, padahal pesan yang disampaikan komunikator sesungguhnya benar. Selain muncul melalui kepercayaan, kredibilitas juga bisa muncul melalui keahlian dan status sosial. Seorang komunikator yang memiliki daya tarik akan dikagumi, disenangi, dan komunikannya bersedia melalukan upaya perubahan sikap.

2. Kemampuan pesan untuk membangkitkan tanggapan

Suatu pesan ataupun informasi yang ingin disampaikan akan menimbulkan reaksi dan umpan balik apabila memenuhi kondisi berikut:

a. Menarik perhatian

b. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh komunikan c. Mampu memahami kebutuhan pribadi komunikan

3. Kemampuan komunikan untuk menerima dan memahami pesan

Komunikasi akan berlangsung efektif apabila komunikan memiliki kemampuan untuk memahami pesan, sadar akan kebutuhan dan kepentingannya, mampu mengambil keputusan sesuai kebutuhan dan kepentingannya, serta secara fisik dan mental mampu menerima pesan. Hambatan komunikasi pada dasarnya terdiri atas tujuh macam gangguan dan rintangan, yaitu:

1. Gangguan teknis, misalnya gangguan pada media komunikasi yang digunakan untuk berkomunikasi, seperti kerusakan pada telepon selular, mesin fax, komputer dan lainnya.

2. Gangguan semantik, merupakan gangguan yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan. Misalnya, kata-kata yang terlalu


(45)

banyak memakai istilah-istilah yang tidak dimengerti penggunaan bahasa yang berbeda dan penggunaan struktur bahasa yang tidak sebagaimana mestinya.

3. Gangguan psikologis, merupakan rintangan yang terjadi karena adanya persoalan dalam diri individu. Misalnya, rasa curiga, situasi berdukam atau gangguan psikologis lainnya.

4. Rintangan fisik, yaitu pengirimm atau penerima informasi terganggu oleh hambatan yang bersifat fisik, seperti tulisan yang tidak dapat terbaca, cahaya yang redup, atau masalah kesehatan. Gangguan fisik dapat mengganggu konsentrasi didalam berkomunikasi.

5. Rintangan status, merupakan rintangan yang terjadi karena perbedaan status sosial dan senioritas.

6. Rintangan kerangka berpikir, merupakan rintangan yang terjadi karena adanya perbedaan pola pikir. Perbedaan pola pikir ini bisa disebabkan karena pengalaman yang berbeda satu sama lain serta latar belakang pendidikan yang berbeda pula.

7. Rintangan budaya, merupakan rintangan yang disebabkan oleh perbedaan norma, kebiasaan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masing-masin individu ataupun instansi.

F. Pengertian Produktivitas

Para ekonom mendefenisikan produktivitas sebagai “Ratio Output” fisik dibandingkan dengan “input fisik”. Hal tersebut biasanya dihubungkan dengan


(46)

industri secara keseluruhan sektor-sektor didalam perekonomian. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efesiensi dalam memproduksi barang-barang dengan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber dalam memproduksi barang-barang.

Menurut Ambar dan Rosidah (2003: 199) Kerja adalah sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan. Pengeluaran energi untuk kegiatan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Tarwaka, Bakri, dan Sudiajeng (2004: 137) Produktivitas adalah suatu konsep universal yang menciptakan lebih banyak barang dan jasa bagi kehidupan manusia, dengan menggunakan sumber daya yang serba terbatas.

Menurut J. Ravianto (2001: 102) produktivitas kerja adalah suatu konsep yang menunjukkan adanya kaitan antara output (hasil kerja) dengan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari seseorang tenaga kerja, maksudnya bahwa produktivitas seorang tenaga kerja sangat berkaitan dengan hasil kerja yang diperoleh terhadap waktu yang diperlukan.

G. Hubungan Komunikasi dengan Produktivitas Kerja

Komunikasi yang efektif mengandung arti pengiriman dan penerimaan informasi yang paling cermat, pengertian pesan yang mendalam oleh kedua pihak dan pengambilan tindakan yang tepat terhadap pertukaran informasi. Seorang pimpinan harus selalu mempertimbangkan biaya dan akibat agar tercapainya suatu tujuan yang efektif dan efisien dalam pemilihan dan penggunaan saluran


(47)

organisasi, dimana ini juga merupakan usahanya untuk mengembangkan dan memperbaiki komunikasi formal dalam organisasi. Dengan mengetahui peranannya dan saluran-saluran yang dilaluinya dapat memberikan perubahan-perubahan dalam organisasi, sehingga rintangan-rintangan dalam komunikasi dapat dikurangi.

Untuk dapat mencapai komunikasi yang efektif, seorang pengirim informasi hendaknya memberikan pesan secara ringkas dan jelas, serta menggunakan bahasa yang sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan intelektual dari penerima pesan dengan menggunakan media yang tepat. Ada prinsip komunikasi yang disebut juga dengan “The Commandements Of Good Communication” (sepuluh pedoman komunikasi yang baik), yaitu:

1. Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan 2. Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi

3. Pertimbankan keadaan fisik dan manusia keseluruhan kapan saja komunikasi akan dilakukan.

4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain bila perlu dalam perencanaan komunikasi

5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai dasar berita selama dikomunikasikan.

6. Ambil kesempatan bila timbul untuk mendapatkan segala sesuatu atau umpan balik.

7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilakukan. 8. Perhatikan konsistensi komunikasi.


(48)

9. Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.

10. Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk dimengerti.

Prinsip komunikasi diatas memberikan pedoman kepada para pimpinan untuk meningkatkan komunitas komunikasi. Jadi, apabila para pimpinan mampu melaksanakan tugas kepemimpinan yang baik maka akan dapat mengambil manfaat atau keuntungan-keuntungan seperti kelancaran tugas-tugas dapat terjamin, biaya-biaya dapat lebih ditekan dan dapat menigkatkan partisipasi serta pengawasan dapat dilakukan dengan lebih baik.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa setiap organisasi membutuhkan organisasi yang efektif agar seluruh kegiatan dapat diintegrasikan kearah pencapaian atau sasaran yang telah ditetapkan. Dengan kata lain organisasi tidak dapat berfungsi dengan baik jika komunikasi yang berlangsung dalam komunikasi tersebut tidak efektif, padahal kebanyakan organisasi berhasil dimulai dengan komunikasi yang efektif.

Meningkatkan produktivitas manusia dalam organisasi tidak hanya menyangkut penjadwalan pekerjaan dan keterangan yang diperlukan untuk itu, akan tetapi juga menyangkut kondisi, iklim, dan suasana kerja. Salah satu cara dalam meningkatkan produktivitas yaitu dengan cara memperbaiki komunikasi dengan membuatnya lebih efektif secara terus-menerus. Dengan adanya komunikasi timbal balik maka suatu pesan akan sampai kepada komunikan dengan efektif. Jadi, jelaslah bahwa setiap organisasi memerlukan komunikasi yang efektif agar seluruh kegiatan dapat diintegrasikan kearah pencapaian atau


(49)

sasaran yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, organisasi tidak dapat berfungsi dengan baik jika komunikasi yang berlangsung dalam organisasi tersebut tidak efektif.

Peranan komunikasi dalam meningkatkan produktivitas kerja dapat tercapai apabila karyawan memiliki hubungan komunikasi yang baik antara para karyawan serta antara karyawan dengan atasan, begitupun dengan sebaliknya. Jika karyawan memiliki hubungan komunikasi yang kurang baik atau bahkan buruk maka akan dapat dipastikan karyawan tersebut akan sangat sulit dalam menerima tugas dan memahami tugas yang diberikan dengan begitu akan dapat mengurangi tingkat produktivitas karyawan itu sendiri, akan tetapi jika karyawan tersebut memiliki hubungan komunikasi yang baik antara karyawan dan atasan maka dapat dipastikan pula karyawan tersebut akan dengan mudah dalam menerima informasi dan perintah sehingga dapat segera dilaksanakan. Hal itulah yang disebut dengan peran komunikasi dalam meningkatkan produktivitas kerja, dimana dengan komunikasi yang baik dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan sistem komunikasi yang diterapkan adalah sistem komunikasi satu arah dan sistem komunikasi dua arah. Komunikasi yang dijalankan karyawan sudah dapat bejalan dengan baik. Dapat dilihat dari beberapa pencapaian kinerja yang maksimal dan para karyawan mampu bekerja sesuai dengan yang telah direncanakan oleh perusahaan.

Komunikasi dua arah juga membawa angin baik terhadap proses kegiatan komunikasi sehari-hari PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.


(50)

Komunikasi dua arah ini juga sudah dilaksanakan cukup baik hal ini dapat dilihat dalam penyampaian informasi dari pimpinan kepada karyawan, karyawan kepada pimpinan, dan antar sesama karyawan secara efektif dan efesien.

Rapat juga merupakan sistem komunikasi dua arah yang diterapkan di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan. Rapat yang dijalankan di kantor ini sangat bermanfaat karena dalam rapat ini karyawan bisa menyampaikan suatu informasi mengenai hasil kerjanya kepada pimpinan dalam bentuk laporan-laporan. Dimana pimpinan PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan dapat menanggapi hasil laporan-laporan tersebut dengan baik dan memberikan pendapat yang mampu memberikan informasi yang akurat bagi karyawan.

Berikut ini pemaparan sistem komunikasi yang diterapkan pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan:

1. Komunikasi Satu Arah

a. Papan pengumuman, yaitu mengumumkan berita-berita terkini yang harus diketahui oleh seluruh karyawan kantor.

b. Komputer, yaitu menyimpan, mengolah data serta menginformasikan data.

c. Telepon, yaitu melalui line telepon ini setiap karyawan dapat menyampaikan gagasan atau ide mengenai berbagai hal, kebiasaan menyampaikan ide-ide baru, ini bisa dirangsang dengan adanya reward

dari pihak manajemen.

d. Surat-menyurat, yaitu sebagai komunikasi tertulis yang dipandang sangat efektif dan ekonomis.


(51)

e. Memo, yaitu dapat menyampaikan suatu pesan dalam waktu singkat. f. Faxmail, yaitu digunakan untuk mengirim dan menerima data

informasi yang sama dengan hasilnya baik berupa tulisan maupun gambar dalam waktu singkat tanpa merusak aslinya.

g. Email, yaitu hubungan komunikasi yang dilakukan melalui komputer. h. Majalah, yaitu memberikan informasi mengenai perkembangan

perusahaan.

2. Komunikasi Dua Arah

1. Komunikasi yang biasa dikomunikasikan dari pimpinan kepada karyawan: a. Informasi mengenai bagaimana melaksanakan pekerjaan.

b. Informasi mengenai petunjuk-petunjuk untuk melakukan pekerjaan dan memotivasi karyawan.

c. Informasi mengenai kebijakan dan prakti-praktik organisasi. d. Informasi mengenai kinerja karyawan.

2. Komunikasi yang biasa dikomunikasikan dari karyawan kepada pimpinan: a. Memberitahukan apa yang dilakukan bawahan, pekerjaan, prestasi,

kemajuan, serta rencana-rencana dimasa datang.

b. Menjelaskan persoalan-persoalan kerja yang belum dipecahkan karyawan, yang mungkin memerlukan berbagai macam bantuan.

c. Memberikan saran atas perbaikan dalam unit-unit mereka, atau dalam organisasi sebagai suatu keseluruhan.

d. Mengungkapkan bagaimana pikiran dan perasaan karyawan tentang pekerjaan mereka, rekan kerja, serta organisasi.


(52)

3. Komunikasi yang terjadi antara karyawan dengan karyawan adalah karyawan ingin berhubungan langsung kepada karyawan lain seperti menanyakan sesuatu hal yang berhubungan dengan pekerjaan atau menyampaikan informasi, maka karyawan dapat langsung mendatangi meja karyawan yang diperlukan.

Penulis menilai bahwa hambatan komunikasi yang terjadi masih dalam taraf kewajaran, beda pendapat merupakan hal yang biasa. Hambatan komunikasi antara karyawan dengan karyawan terjadi karena kesalahpahaman saat berkomunikasi, ada perbedaan dalam menafsirkan kata atau kalimat yang disampaikan. Perbedaan dalam menafsirkan pesan ini muncul karena perbedaan latar belakang, seperti: perbedaan usia, pendidikan, jenis kelamin, status sosial, latar belakang budaya, sikap tempramen para karyawan.

Kesalahpahaman yang terjadi juga dapat diatasi dengan tepat. Ada beberapa cara yang dilakukan oleh para karyawan untuk mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dalam berkomunikasi di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan, seperti: membuat suatu pesan secara berhati-hati, menggunakan bahasa yang jelas, sederhana, mudah dipahami dan tidak bertele-tele, meminimalkan gangguan dalam proses komunikasi (suara-suara musik, keributan di dalam ruangan kerja). Dan melakukan pembicaraan tatap muka langsung antara pimpinan dengan karyawan sehingga pesan yang disampaikan dapat tersampaikan dengan baik. Selain itu, penulis juga menilai bahwa proses komunikasi yang terjadi juga tetap berjalan dengan lancar. Karyawan juga


(53)

diberikan kesempatan untuk memberikan saran maupun ide mereka kepada pimpinan dengan komunikasi yang baik dan sopan.

H. Komunikasi Yang Efektif Untuk Menunjang Karir

Kemampuan berkomunikasi dengan baik adalah salah satu cara untuk meraih keberhasilan dalam kehidupan. Tidak semua orang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, namun komunikasi dapat dipelajari dan diusahakan agar komunikasi yang akan disampaikan kepada orang lain dapat dipahami dan jelas. Berikut ada beberapa cara agar komunikasi dapat disampaikan secara efektif dan harmonis kepada atasan maupun kepada orang lain:

1. Menyampaikan Ide Kepada Atasan

2. Menyampaikan Ide atau Pendapat kepada Rekan Kerja dan Pegawai 3. Mengelola Perbedaan Pendapat

4. Etika Menyela Pembicaraan

5. Bijak Menyampaikan Kritik atau Saran 6. Bersikap Tepat Saat Menerima Kritik


(54)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bagian akhir dari penelitian ini penulis akan menguraikan kesimpulan yang berdasarkan atas rumusan masalah yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya tentang peranan komunikasi dalam meningkatkan produktivitas kerja staf dan karyawan pada PT. Shafira Laras Persada, kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sistem komunikasi yang berjalan di PT. Shafira Laras Persada telah berjalan cukup baik dan efektif, sehingga dapat membantu meningkatnya proses produktivitas karyawan di perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan para karyawan yang bekerja telah memiliki hubungan komunikasi yang baik sehingga terjalin ikatan emosional antara karyawan satu dengan yang lain, hal inilah yag dapat memicu kekompakan antar karyawan di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.

2. Sistem komunikasi yang telah berjalan di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan walaupun berjalan cukup baik juga terdapat kelemahan. Adapun kelemahan komunikasi yang terjadi antara pimpinan dan karyawan adalah pimpinan sering berasumsi bahwa apapun yang ia komunikasikan kepada karyawannya pasti akan cocok. Kelememahan


(55)

3. komunikasi antara karyawan dengan karyawan terjadi karena kesalahpahaman saat berkomunikasi ada perbedaan dalam menafsirkan 4. kata atau kalimat yang disampaikan. Perbedaan dalam menafsirkan

pesan ini muncul karena perbedaan latar belakang, seperti: perbedaan usia, pendidikan, jenis kelamin, status sosial, latar belakang budaya, sikap tempramen para karyawan.

B. Saran

Dari kesimpulan diatas, maka penulis akan memberikan beberapa saran seperti yang akan disampaikan berikut ini:

1. Perusahaan hendaknya melakukan berbagai macam metode agar kekompakan karyawan yang telah terbangun cukup baik ini dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Beberapa contoh program yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kekompakan karyawan tersebut antara lain dengan mengadakan pertemuan-pertemuan informal yang dapat menambah kedekatan dan kekompakan antar para karyawan, serta antara karyawan dengan pimpinan seperti family gathering setiap bulan, wisata outbond, senam kesehatan, pengajian dan lain sebagainya. 2. Sebaiknya alat-alat komunikasi di PT. Shafira Laras Persada dapat ditingkatkan lagi fungsinya walaupun selama ini suda berfungsi secara maksimal namun harus tetap ditingkatkan kualitas serta sesuai dengan perkembangan teknologi.


(56)

3. Hendaknya hubungan komunikasi antara pimpinan ke karyawan dan komunikasi antara karyawan dengan karyawan haruslah ditingkatkan dan dimaksimalkan lagi agar semua masalah-masalah yang terjadi di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan dapat diselesaikan dengan segera dan tidak berlarut-larut masalah tersebut dihadapi.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Blake, Reed H dan Haroldsen. 2003. Taksonomi Konsep Komunikasi Cetakan Ke-1. Surabaya: Papyrus

Effendy, O. U. 1998. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Guffey, Maria Ellen, Kathleen Rhodes, dan Patricia Rogin. 2006. Komunikasi Bisnis: Proses dan Produk. Jakarta: Salemba Empat

Jalaluddin, Rakhmat. 1994. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya J. Ravianto. 2001. Produktivitas dan Manajemen Edisi Ketiga. Bandung:

Lembaga Sarana Informasi Usaha Produk

Muhammad, A. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyana, D. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Panuju, R. 2001. Komunikasi Organisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar..

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV. Mandan Maju

Suprapto, Tommy. 2006. Pengantar Teori Komunikasi. Cetakan ke-1. Jogja: Media Presindo

Tarwaka, Solichul HA. Bakri, dan Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas Cetakan I Surakarta: UNIBA Press

Teguh, Ambar, dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu


(1)

3. Komunikasi yang terjadi antara karyawan dengan karyawan adalah karyawan ingin berhubungan langsung kepada karyawan lain seperti menanyakan sesuatu hal yang berhubungan dengan pekerjaan atau menyampaikan informasi, maka karyawan dapat langsung mendatangi meja karyawan yang diperlukan.

Penulis menilai bahwa hambatan komunikasi yang terjadi masih dalam taraf kewajaran, beda pendapat merupakan hal yang biasa. Hambatan komunikasi antara karyawan dengan karyawan terjadi karena kesalahpahaman saat berkomunikasi, ada perbedaan dalam menafsirkan kata atau kalimat yang disampaikan. Perbedaan dalam menafsirkan pesan ini muncul karena perbedaan latar belakang, seperti: perbedaan usia, pendidikan, jenis kelamin, status sosial, latar belakang budaya, sikap tempramen para karyawan.

Kesalahpahaman yang terjadi juga dapat diatasi dengan tepat. Ada beberapa cara yang dilakukan oleh para karyawan untuk mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dalam berkomunikasi di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan, seperti: membuat suatu pesan secara berhati-hati, menggunakan bahasa yang jelas, sederhana, mudah dipahami dan tidak bertele-tele, meminimalkan gangguan dalam proses komunikasi (suara-suara musik, keributan di dalam ruangan kerja). Dan melakukan pembicaraan tatap muka langsung antara pimpinan dengan karyawan sehingga pesan yang disampaikan dapat tersampaikan dengan baik. Selain itu, penulis juga menilai bahwa proses komunikasi yang terjadi juga tetap berjalan dengan lancar. Karyawan juga


(2)

47

diberikan kesempatan untuk memberikan saran maupun ide mereka kepada pimpinan dengan komunikasi yang baik dan sopan.

H. Komunikasi Yang Efektif Untuk Menunjang Karir

Kemampuan berkomunikasi dengan baik adalah salah satu cara untuk meraih keberhasilan dalam kehidupan. Tidak semua orang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, namun komunikasi dapat dipelajari dan diusahakan agar komunikasi yang akan disampaikan kepada orang lain dapat dipahami dan jelas. Berikut ada beberapa cara agar komunikasi dapat disampaikan secara efektif dan harmonis kepada atasan maupun kepada orang lain:

1. Menyampaikan Ide Kepada Atasan

2. Menyampaikan Ide atau Pendapat kepada Rekan Kerja dan Pegawai 3. Mengelola Perbedaan Pendapat

4. Etika Menyela Pembicaraan

5. Bijak Menyampaikan Kritik atau Saran 6. Bersikap Tepat Saat Menerima Kritik


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bagian akhir dari penelitian ini penulis akan menguraikan kesimpulan yang berdasarkan atas rumusan masalah yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya tentang peranan komunikasi dalam meningkatkan produktivitas kerja staf dan karyawan pada PT. Shafira Laras Persada, kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sistem komunikasi yang berjalan di PT. Shafira Laras Persada telah berjalan cukup baik dan efektif, sehingga dapat membantu meningkatnya proses produktivitas karyawan di perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan para karyawan yang bekerja telah memiliki hubungan komunikasi yang baik sehingga terjalin ikatan emosional antara karyawan satu dengan yang lain, hal inilah yag dapat memicu kekompakan antar karyawan di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.

2. Sistem komunikasi yang telah berjalan di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan walaupun berjalan cukup baik juga terdapat kelemahan. Adapun kelemahan komunikasi yang terjadi antara pimpinan dan karyawan adalah pimpinan sering berasumsi bahwa apapun yang ia


(4)

49

3. komunikasi antara karyawan dengan karyawan terjadi karena kesalahpahaman saat berkomunikasi ada perbedaan dalam menafsirkan 4. kata atau kalimat yang disampaikan. Perbedaan dalam menafsirkan

pesan ini muncul karena perbedaan latar belakang, seperti: perbedaan usia, pendidikan, jenis kelamin, status sosial, latar belakang budaya, sikap tempramen para karyawan.

B. Saran

Dari kesimpulan diatas, maka penulis akan memberikan beberapa saran seperti yang akan disampaikan berikut ini:

1. Perusahaan hendaknya melakukan berbagai macam metode agar kekompakan karyawan yang telah terbangun cukup baik ini dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Beberapa contoh program yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kekompakan karyawan tersebut antara lain dengan mengadakan pertemuan-pertemuan informal yang dapat menambah kedekatan dan kekompakan antar para karyawan, serta antara karyawan dengan pimpinan seperti family gathering setiap bulan, wisata outbond, senam kesehatan, pengajian dan lain sebagainya. 2. Sebaiknya alat-alat komunikasi di PT. Shafira Laras Persada dapat ditingkatkan lagi fungsinya walaupun selama ini suda berfungsi secara maksimal namun harus tetap ditingkatkan kualitas serta sesuai dengan perkembangan teknologi.


(5)

3. Hendaknya hubungan komunikasi antara pimpinan ke karyawan dan komunikasi antara karyawan dengan karyawan haruslah ditingkatkan dan dimaksimalkan lagi agar semua masalah-masalah yang terjadi di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan dapat diselesaikan dengan segera dan tidak berlarut-larut masalah tersebut dihadapi.


(6)

50

DAFTAR PUSTAKA

Blake, Reed H dan Haroldsen. 2003. Taksonomi Konsep Komunikasi Cetakan Ke-1. Surabaya: Papyrus

Effendy, O. U. 1998. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Guffey, Maria Ellen, Kathleen Rhodes, dan Patricia Rogin. 2006. Komunikasi Bisnis: Proses dan Produk. Jakarta: Salemba Empat

Jalaluddin, Rakhmat. 1994. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya J. Ravianto. 2001. Produktivitas dan Manajemen Edisi Ketiga. Bandung:

Lembaga Sarana Informasi Usaha Produk

Muhammad, A. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyana, D. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Panuju, R. 2001. Komunikasi Organisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar..

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV. Mandan Maju

Suprapto, Tommy. 2006. Pengantar Teori Komunikasi. Cetakan ke-1. Jogja: Media Presindo

Tarwaka, Solichul HA. Bakri, dan Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi Untuk

Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas Cetakan I Surakarta:

UNIBA Press

Teguh, Ambar, dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu