Pengaruh Penambahan Biskuit Biosuplemen Pakan terhadap Produksi Susu dan Pertambahan Bobot Badan Kambing Peranakan Etawah (PE).

PENGARUH PENAMBAHAN BISKUIT BIOSUPLEMEN
PAKAN TERHADAP PRODUKSI SUSU DAN
PERTAMBAHAN BOBOT BADAN
KAMBING PERANAKAN ETAWAH

BENEDIKTUS ADI HENDRIAWAN

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Penambahan
Biskuit Biosuplemen Pakan terhadap Produksi Susu dan Pertambahan Bobot
Badan Kambing Peranakan Etawah (PE) adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2014

Benediktus Adi Hendriawan
NIM D24090083

ABSTRAK
BENEDIKTUS ADI HENDRIAWAN. Pengaruh Penambahan Biskuit
Biosuplemen Pakan terhadap Produksi Susu dan Pertambahan Bobot Badan
Kambing Peranakan Etawah (PE). Dibimbing oleh YULI RETNANI dan IDAT
GALIH PERMANA.
Kendala utama petani di daerah tropis untuk menghasilkan produksi susu
yang tinggi adalah ketersediaan dan kualitas pakan terutama pada musim
kemarau. Biskuit biosuplemen adalah salah satu teknologi pakan produk sebagai
solusi alternatif untuk memberikan makanan bergizi, tahan lama dan mudah
disimpan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh makan pada biskuit
biosuplemen produksi susu kambing. Sebuah rancangan acak kelompok dengan
empat perlakuan dan tiga ulangan digunakan dalam penelitian ini. Perlakuan
meliputi R0= 0% biskuit biosuplemen pakan, biskuit R1= 5% biskuit biosuplemen

pakan, R2= 10% biskuit biosuplemen pakan dan R3= 15% biskuit biosuplemen
pakan. Variabel yang diamati adalah produksi susu dan pertambahan bobot badan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian biskuit biosuplemen pakan
memberikan ada perbedaan yang signifikan (P0.05).
Kata kunci: biosuplemen, biskuit, kambing perah, pertambahan bobot badan,
produksi susu

ABSTRACT
BENEDIKTUS ADI HENDRIAWAN. Effect of the Addition of Biosupplement
Biscuit on Milk Production and Body Weight of Etawah Grade Cross (PE).
Supervised by YULI RETNANI and IDAT GALIH PERMANA.
The main constraints of farmers in the tropics to produce high milk
production is feed availability and quality mainly during the dry season. Biscuits
biosupplements is one product of feed technology as an alternative solution to
provide nutritious, durable and easily stored feed. The objectives of this study
were to know the effect of biosupplements biscuits to goat milk production. A
randomized complete block design with four treatments and three replications
used in this study. The treatment were R0= 0% biscuits biosupplement, R1= 5%
biscuits biosupplement, R2= 10% biscuits biosupplement and R3= 15% biscuits
biosupplement. Measured variables such as milk production and body weight

gain. The results showed that treatment of biscuits biosupplement feeding was
significant on increase milk production at the end of the study (P0.05).
Keywords: biosupplements, biscuit, body weight gain , goat, milk production

PENGARUH PENAMBAHAN BISKUIT BIOSUPLEMEN
PAKAN TERHADAP PRODUKSI SUSU DAN
PERTAMBAHAN BOBOT BADAN
KAMBING PERANAKAN ETAWAH

BENEDIKTUS ADI HENDRIAWAN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pengaruh Penambahan Biskuit Biosuplemen Pakan terhadap
Produksi Susu dan Pertambahan Bobot Badan Kambing
Peranakan Etawah (PE).
Nama
: Benediktus Adi Hendriawan
NIM
: D24090083

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Yuli Retnani, MSc
Pembimbing I

Dr Ir Idat Galih Permana, MScAgr
Pembimbing II

Diketahui oleh


Prof Dr Ir Panca Dewi MHK, MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus: (

)

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus hingga November 2012 ini
ialah produktivitas susu kambing, dengan judul Pengaruh Penambahan Biskuit
Biosuplemen Pakan terhadap Produksi Susu dan Pertambahan Bobot Badan
Kambing Peranakan Etawah (PE).
Rendahnya kualitas pakan ketika musim kering merupakan kendala utama
peternak daerah tropis dalam menghasilkan susu yang berkualitas tinggi. Biskuit
biosuplemen dipilih sebagai solusi alternatif penyediaan pakan selama musim
kering yang bernutrisi, awet, dan mudah disimpan. Biskuit biosuplemen ini
memanfaatkan hijauan yang memiliki zat aktif serta kualitas yang tinggi yaitu
daun Indigofera dan daun pepaya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skipsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kritik, saran, dan masukan yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan di masa mendatang. Penulis berharap
semoga skripsi ini dapat memberikan informasi baru dalam dunia peternakan dan
dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2014

Benediktus Adi Hendriawan

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
METODE.
Bahan
Alat
Lokasi dan Waktu Penelitian

Prosedur Percobaan
Pembuatan Biskuit Biosuplemen
Pemeliharaan
Pemerahan dan Pengukuran Produksi Susu
Pertambahan Bobot Badan (PBB)
Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Perlakuan
Rancangan Percobaan
Peubah yang Diamati
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Peternakan
Produksi Susu
Bobot Badan
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
UCAPAN TERIMA KASIH


vii
vii
vii
1
2
2
3
3
3
3
4
4
4
4
4
5
5
5
5

6
8
9
9
9
9
10
11
11

DAFTAR TABEL
1 Hasil analisis proksimat ransum penelitian (%BK)
2 Komposisi biskuit biosuplemen pakan (%)
3 Produksi susu awal dan akhir (gram ekor-1 hari-1)
4 Pertambahan bobot badan selama penelitian

2
4
7
8


DAFTAR GAMBAR
1 Kambing yang digunakan dalam penelitian
2 Biskuit biosuplemen
3 Kandang kambing PE di DAY Farm
4 Produksi susu pada 4 minggu penelitian
5 Pertambahan bobot badan awal dan akhir selama 42 hari penelitian

2
4
6
8
10

DAFTAR LAMPIRAN

1. ANOVA rataan produksi susu awal
2. ANOVA rataan produksi susu akhir
3. ANOVA produksi susu selama penelitian
4. Pertambahan bobot badan per hari


11
11
11
11

PENDAHULUAN
Kambing perah merupakan salah satu ternak penghasil susu selain sapi
perah. Kambing perah lebih efisien jika dibandingkan dengan sapi, kuda dan
kerbau serta mempunyai karakteristik yang unggul diantaranya adalah mampu
beradaptasi dengan kondisi yang kurang menguntungkan, mudah dipelihara, cepat
berkembangbiak dengan daya reproduksi tinggi dan efisien dalam mengubah
pakan menjadi susu. Kambing perah yang dipelihara di Indonesia umumnya
adalah kambing Peranakan Etawah (PE). Menurut Atabany (2001) kambing PE
merupakan hasil persilangan antara kambing Kacang asli Indonesia dengan
kambing Etawah (Jamnapari) asli India. Persilangan ini dilakukan karena kambing
Etawah terkenal dengan potensi pertumbuhannya dan kemampuannya dalam
menghasilkan susu yang tinggi sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu
kambing lokal di Indonesia.
Produksi susu yang dihasilkan oleh kambing PE masih sangat beragam.
Beberapa faktor yang mempengaruhi produksi susu kambing PE diantaranya mutu
genetik, umur induk, ukuran dimensi ambing, bobot hidup, lama laktasi, tata
laksana yang diberlakukan terhadap ternak (perkandangan, pakan dan kesehatan),
kondisi iklim setempat, daya adaptasi ternak dan aktivitas pemerahan (Phalepi
2004).
Pertambahan bobot badan (PBB) merupakan salah satu kriteria untuk
mengukur pertumbuhan dengan mengevaluasi kualitas pakan ternak. Pertumbuhan
yang diperoleh merupakan salah satu indikasi pemanfaatan zat-zat nutrisi dalam
pakan untuk diubah menjadi daging. Kecepatan pertumbuhan dapat diketahui
dengan melakukan penimbangan berulang setiap hari, minggu atau bulan (Tillman
et al. 1991). Kelebihan makanan yang berasal dari kebutuhan hidup pokok akan
digunakan untuk meningkatkan bobot badan (Nurjannah 2006).
Hijauan merupakan pakan utama bagi ternak, khususnya ternak ruminansia.
Pada saat musim hujan hijauan melimpah, tetapi pada musim kemarau mengalami
penurunan sehingga mengurangi penyediaan pakan. Kendala utama pada pakan
ruminansia adalah sebagai berikut; rendahnya kualitas pakan, tingkat kecernaan
dan palabilitas yang rendah. Oleh karena itu, perlu dikembangkan teknologi yang
sesuai untuk menghasilkan pakan ternak ruminansia yang lebih tahan lama,
mudah untuk menangani, lebih mudah untuk mendistribusikan dan tersedia di
semua musim (Retnani et al. 2013).
Salah satu bentuk pakan untuk mengatasi kekurangan hijauan pakan ternak
pada musim kemarau adalah dengan pemberian suplemen pakan. Suplemen pakan
adalah suatu bahan makanan atau campuran bahan makanan yang dicampurkan
pada bahan lain untuk meningkatkan keserasian dari makanan akhir (Hartadi et al.
1980). Teknologi pengolahan pakan yang mudah dan murah diperlukan untuk
membuat bahan menjadi awet, mudah disimpan, dan mudah diberikan, salah satu
bentuk pengolahan pakan adalah bentuk biskuit (Retnani et al. 2013). Biskuit
adalah produk kering yang relatif tahan lama dibawah kondisi penyimpanan
normal dan mudah untuk menangani (Whiteley 1971). Menurut Retnani et al.
(2013) biskuit pakan yang dibuat menggunakan bantuan panas dan tekanan,
berbentuk bulat, ukuran cetakan berdiameter 7 cm dan tebal 5 cm serta waktu
pengoperasian singkat dan peroduksi banyak sehingga produk efisien. Biskuit

2
biosuplemen terbuat dari serat, terutama hijauan segar yaitu daun pepaya dan
Indigofera sebagai pakan suplemen untuk ruminansia dalam rangka pemanfaatan
serat ketika kualitas dan kuantitas pakan menurun (Retnani et al. 2013).
Biskuit biosuplemen memiliki potensi unggul sebagai suplemen pakan
kambing perah, namun informasi tentang efek pemberiannya terhadap produksi
susu kambing dan pertambahan bobot badannya perlu dikaji. Tujuan utama
penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian biskuit biosuplemen
pakan terhadap produksi susu dan pertambahan bobot badan (PBB) kambing PE.

METODE
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kambing
peranakan etawah (PE) laktasi berumur 1–2 tahun (Gambar 1) sebanyak 12 ekor
dengan masa laktasi rata-rata dua bulan serta ransum perlakuan. Ransum
perlakuan yang digunakan terdiri atas ransum basal (rumput lapang dan ampas
tempe) serta biskuit biosuplemen. Biskuit biosuplemen tersusun atas daun pepaya,
daun Indigofera, bungkil kelapa, bungkil kedelai, corn gluten meal (CGM),
molasses dan kapur. Hasil analisis proksimat ransum penelitian dalam persen BK
disajikan dalam Tabel 1.

Gambar 1 Kambing yang digunakan dalam penelitian

Komposisi
Abu
Protein kasar
Serat kasar
Lemak kasar
BETN

Tabel 1 Hasil analisis proksimat ransum penelitian
Rumput lapang*
Ampas tempe*
Biskuit**
….………………..…..(% BK)......................................
9.01
2.87
8.55
6.38
12.77
36.65
25.60
43.25
20.40
1.36
3.82
3.77
57.65
37.29
30.63

* Hasil Analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor (2012). **Retnani et al. 2013.

3
Ransum basal yang digunakan dalam penelitian ini merupakan ransum basal
yang sehari-hari diberikan di Peternakan Doa Anak Yatim Farm (DAY Farm),
Desa Cibuntu, Bogor. Pemberian biskuit biosuplemen ditetapkan 1, 2, dan 3
biskuit ekor-1 hari-1 masing-masing untuk perlakuan 5%, 10%, dan 15% biskuit
biosuplemen/konsumsi BK. Persentase biskuit biosuplemen yang diberikan yaitu
berdasarkan persentase dari konsumsi BK BB-1 hari-1 dengan asumsi konsumsi
BK 3% BB-1 dan BB 30 kg ekor-1.
Contoh perhitungan pemberian biskuit biosuplemen 5%:
Asumsi: bobot badan (BB) kambing = 30 kg; konsumsi BK/hari = 3% BB-1
Biskuit biosuplemen : BK 92.39%; bobot 1 buah biskuit = 50 g
Pemberian biskuit biosuplemen 5% : 3 kg x 3% x (100/92.39) = 48.7 g setara
dengan 1 buah biskuit
Alat
Kandang yang digunakan adalah kandang kelompok sistem panggung
sebanyak 4 petak dan tiap petaknya dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat
air minum. Setiap petak kandang berisi 3 ekor kambing. Peralatan lain yang
digunakan diantaranya gelas ukur, alat timbang gantung dan karung.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan Agustus sampai
November 2012. Pembuatan biskuit biosuplemen dilakukan di Laboratorium
Industri Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pengujian produksi
susu dan pertambahan bobot badan dilakukan di Peternakan Doa Anak Yatim
Farm (DAY Farm) milik Bapak Dwi Suseno yang berlokasi di Kampung Suka
Maju, Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor Wilayah Barat, Jawa
Barat.
Prosedur
Pembuatan Biskuit Biosuplemen
Daun pepaya dan daun Indigofera dipotong dengan mesin chopper
kemudian dijemur. Setelah kering, dicampur dengan bahan penyusun biskuit yang
lain seperti bungkil kelapa, bungkil kedelai, CGM, molasses dan kapur. Hasil
campuran dicetak dan ditekan dengan mesin pencetak biskuit kemudian
didinginkan (Retnani et al. 2012). Biskuit biosuplemen yang telah siap dapat
langsung diberikan pada ternak (Gambar 2).

Gambar 2 Biskuit biosuplemen

4
Tabel 2 Komposisi biskuit biosuplemen pakan
Bahan Pakan
Daun pepaya
Daun indigofera
Bungkil kelapa
Bungkil kedelai
Corn Gluten Meal
Molases
Kapur
Total

Komposisi (%)
15
15
25
20
15
9
1
100

Pemeliharaan
Kambing PE dipelihara dalam kandang kelompok selama enam minggu,
yaitu dua minggu pertama sebagai masa pendahuluan (preliminary period) dan
empat minggu berikutnya sebagai masa perlakuan. Penempatan ternak dan
pemberian perlakuan dilakukan secara acak.
Perlakuan pakan terdiri atas ransum basal (rumput lapang dan ampas tempe)
dan biskuit biosuplemen. Jumlah pemberian ransum basal mengikuti kebiasaan
peternakan Doa Anak Yatim Farm (DAY Farm) yaitu rumput lapang sebanyak 1
kg ekor-1 hari-1 dan ampas tempe sebanyak 2 kg ekor-1 hari-1 sedangkan pemberian
biskuit biosuplemen sesuai taraf perlakuan yaitu 1, 2, dan 3 biskuit masingmasing untuk perlakuan 5%, 10%, dan 15% biskuit biosuplemen/konsumsi BK.
Frekuensi pemberian pakan dalam sehari ada empat kali, yaitu pagi hari
pukul 06.00-07.00, siang hari pukul 12.00-13.00, sore hari pukul 16.00-17.00, dan
malam hari pukul 21.00-22.00. Rumput lapang diberikan pada pagi dan sore hari,
ampas tempe diberikan pada siang dan malam hari, dan biskuit biosuplemen
diberikan pada pagi hari sebelum pemberian rumput lapang. Air minum ad libitum
pada setiap ternak.
Pemerahan dan Pengukuran Produksi Susu
Pemerahan dilakukan dua kali sehari yaitu pagi hari pukul 07.00-08.00 dan
sore hari pukul 16.30-17.30. Teknik pemerahan menggunakan metode whole hand
(seluruh jari tangan). Pengukuran produksi susu dilakukan pada tiap ekor ternak
dengan menggunakan gelas ukur, hasil produksi susu dikonversi dari mililiter ke
gram.
Pertambahan Bobot Badan (PBB)
Pengukuran pertambahan bobot badan (PBB) dilakukan dengan
penimbangan ternak setiap 2 minggu sekali selama pemeliharaan. Penimbangan
dilakukan pada pagi hari sebelum ternak diberi pakan dengan menggunakan
timbangan digital. Pertambahan bobot badan selama penelitian ini dihitung
berdasarkan bobot akhir penelitian yaitu bobot badan selama 42 hari dikurangi
dengan bobot badan awal setelah preliminary.
PBB (kg ekor-1 hari -1) = Bobot badan akhir (kg) – bobot badan awal (kg)
Lama Pemeliharaan (42 hari)

5
Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Perlakuan
Perlakuan yang diberikan adalah :
R1: Ransum basal + biskuit 0%
R2: Ransum basal + biskuit 5%
R3: Ransum basal + biskuit 10%
R4: Ransum basal + biskuit 15%
Rancangan Percobaan
Percobaan dirancang dengan rancangan acak kelompok (RAK),
menggunakan empat perlakuan dan tiga kelompok (ulangan). Pengelompokkan
dilakukan berdasarkan produksi susu awal dengan coefisien of variance (CV)
48.28%. Perlakuan yang diberikan adalah ransum konvensional (rumput lapang
dan ampas tempe) + biskuit 0% (R1), ransum basal (rumput lapang dan ampas
tempe) + biskuit 5% (R2), ransum basal (rumput lapang dan ampas tempe) +
biskuit 10% (R3), dan ransum basal (rumput lapang dan ampas tempe) + biskuit
15% (R4). Model matematik dari rancangan percobaan tersebut adalah :
Yij = μ + αi + βj + εij
Keterangan :
Yij : nilai peubah respon pada perlakuan ke-i kelompok ke-j
μ : nilai rataan umum dari pengamatan
αi : pengaruh perlakuan ransum yang diberi suplemen ke-i
βj : pengaruh kelompok ke-j
ij : pengaruh eror perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
Peubah yang Diamati
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah:
1. Produksi susu
2. Pertambahan bobot badan
Data produksi susu yang diperoleh dianalisis dengan analisis ANOVA, jika
berbeda nyata dilanjutkan dengan uji jarak Duncan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Peternakan
Doa Anak Yatim Farm (DAY Farm) berlokasi di Kampung Suka Maju,
Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor Wilayah Barat, Jawa
Barat. DAY Farm berada pada ketinggian 1 500 m di atas permukaan laut. Suhu
di lokasi peternakan berkisar 27 oC, curah hujan sekitar 2 400 mm tahun-1 dan
memiliki kelembaban relatif sekitar 76% (BMKG 2012). DAY Farm merupakan
peternakan yang bergerak di bidang penggemukan dan produksi susu. Kambing
perah yang dipelihara meliputi kambing PE, Etawah, Saanen, dan Toggenburg.

6
Kandang kambing perah merupakan kandang kelompok (Gambar 3) sistem
panggung. Bahan kandang dibuat dari bahan kayu, bambu, dan kawat teralis
dengan sistem atap monitor serta lantai yang dibuat dari bahan bambu. Sistem
pemeliharaan kambing perah pada peternakan ini adalah pemeliharaan intensif
yaitu dikandangkan sepanjang hari.

Gambar 3 Kandang kambing PE di DAY Farm
Pakan yang diberikan berupa ampas tempe dan rumput lapang. Ampas
tempe berasal dari pabrik tahu dan tempe yang berlokasi di Jakarta. Rumput
lapang berasal dari perkampungan sekitar. Rumput lapang merupakan hijauan
yang terdiri atas beberapa rumput lokal yaitu rumput gajah (Pennisetum
purpureum), rumput benggala (Panicum maximum), rumput Australia (Paspalum
dilatatum), rumput para (Brachiaria mutica), rumput ilalang (Imperata cylindrica)
dan legum rumput kacang asu (Colopogonium mucunoides).
Pakan diberikan empat kali sehari yaitu pagi hari pukul 06.00-07.00, siang
hari pukul 12.00-13.00, sore hari pukul 16.00-17.00, dan malam hari pukul 21.0022.00. Rumput lapang diberikan pada pagi dan sore hari sebanyak 1 kg ekor-1 hari1
dan ampas tempe diberikan pada siang dan malam hari sebanyak 2 kg ekor-1
hari-1. Air minum diberikan ad libitum pada setiap ternak.
Pemberian biskuit biosuplemen pada ternak diberikan pada pagi hari
sebelum pemberian rumput lapang. Ternak pada waktu tersebut dalam kondisi
lapar sehingga biskuit yang diberikan dapat habis dikonsumsi. Biskuit yang
diberikan yaitu 1, 2, dan 3 biskuit masing-masing untuk perlakuan 5%, 10%, dan
15% biskuit biosuplemen perkonsumsi BK.
Produksi Susu
Biskuit biosuplemen pakan yang digunakan yang pada penelitian ini
berwarna hijau kecoklatan dan memiliki aroma yang harum. Menurut Retnani et
al. (2013) biskuit biosuplemen umumnya berwarna hijau kecoklatan dengan
aroma harum serta memiliki tingkat kepadatan yang remah dan tekstur yang kasar
dengan ukuran partikel (4.16-4.80) sehingga disukai oleh kambing perah.
Pemberiaan biskuit biosuplemen pakan pada kambing perah pada penelitian ini,
dapat meningkatkan produksi susu. Rataan produksi susu disajikan pada Tabel 3.

7
Tabel 3 Produksi susu awal dan akhir penelitian
Perlakuan
R0
R1
R2
R3
Rataan

Produksi Susu (gram ekor-1 hari-1)
Rataan Produksi
Rataan Produksi
Produksi Susu Selama
Susu Awal
Susu Akhir
Penelitian
485.2 ± 164.9
453.8 ± 239.0a
799.1 ± 121.4
648.6 ± 386.9
928.6 ± 421.6ab
783.8 ± 82.5
706.2 ± 168.7
1009.0 ± 188.0ab
865.1 ± 187.3
881.9 ± 247.5
1083.8 ± 63.9b
672.5 ± 102.9
680.5 ± 242.0
868.9 ± 228.4
780.1 ± 123.5

R0 (0 % biskuit biosuplemen pakan), R1 (5% biskuit biosuplemen pakan), R2 (10% biskuit
biosuplemen pakan), R3 (15% biskuit biosuplemen pakan); Angka-angka yang berbeda pada baris
yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P