7 fisis papan, dimana semakin kecil ukuran partikel maka KA semakin menurun
sementara kerapatan dan PT semakin meningkat. Untuk sifat mekanis, semakin kecil ukuran partikel maka kuat lentur dan kuat tekan papan semakin meningkat.
Rasio perbandingan antara ukuran partikel dan perekat juga
mempengaruhi kualitas papan partikel yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Widyanto 2011 yang menyatakan bahwa pengaruh ukuran serbuk
limbah kayu dan rasio perekat pada papan partikel berbanding lurus, dimana semakin tinggi rasio antara perekat dan ukuran serbuk limbah kayu maka akan
semakin stabil papan partikel yang dihasilkan.
C. Stabilitasi Dimensi
Pemberian parafin pada papan partikel berpengaruh terhadap jumlah kadar air pada papan, dimana parafin akan menyebabkan sifat higroskopis pada kayu
berkurang. Sementara nilai MOE, MOR, dan kekerasan kayu tidak berpengaruh, sehingga papan partikel yang telah diberi parafin tetap bisa digunakan sebagai
bahan bangunan Syahidah dan Cahyono, 2007. Fungsi lain dari penambahan parafin dalam pembuatan papan komposit
adalah membuat karakteristik lapisan permukaan papan menjadi tampak lebih halus atau licin, mengurangi kecenderungan papan dalam penyerapan air, dan
mempermudah proses pengerjaan baik dalam pemotongan papan maupun pengolahan dengan mesin Maloney, 1993.
Perlakuan asetilasi merupakan mekanisme stabilitas dimensi yang dihasilkan dari proses mengeliminasi gugus hidroksil dan menambahkan gugus
asetil pada dinding sel kayu, dimana semakin banyak gugus asetil pada kayu akan membuat kemampuan kayu dalam menyerap air berkurang sehingga kayu akan
8 lebih stabil dimensinya dan kayu akan lebih tahan terhadap serangan organisme
perusak kayu Rowell, 2006. Kayu yang telah mengalami proses asetilasi akan menyerap uap air lebih sedikit dibandingkan dengan kayu yang tidak diasetilasi.
Perilaku penyerapan uap air pada kayu yang diasetilasi juga tergantung pada jenis kayu yang digunakan dalam pembuatan papan Krisdianto, 2012.
Ekstraktif bukan merupakan bagian dari struktur kayu. Ekstraktif pada kayu terdiri atas tanin dan polifenol lainnya, pewarna, miyak esensial, resin, lilin,
pati, dan hasil metabolisme sederhana. Zat ekstraktif dan variasinya dapat menyebabkan beberapa permasalahan pada papan partikel seperti sifat ketahanan
air yang buruk pada papan, serta terhadap nilai MOE dan MOR papan. Sifat zat ekstraktif yang seperti ini tentu akan merugikan dalam pembuatan papan komposit
Maloney, 1993. Selain permasalahan tersebut, beberapa tipe ekstraktif tertentu yang terkandung dalam kayu dari beberapa jenis juga mungkin akan melemahkan
kekuatan ikatan dari perekat Putra, 2011. Zat ekstraktif dapat menyebabkan cacat pada papan, kelembaban yang
tidak merata, menimbulkan warna yang tidak diinginkan pada kayu, serta tekstur permukaan yang tidak diinginkan. Ekstraktif mengalami perubahan setelah
terpapar sinar matahari menjadi warna terang atau gelap. Perubahan warna pada permukaan disertai dengan perubahan lain yang mempengaruhi keterbasahan dan
sifat kimia permukaan kayu, dengan demikian akan mempengaruhi interaksi kayu dengan bahan kimia lainnya, seperti cat dan finishing yang lain
Forest Product Laboratory, 1999.
9
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat