dan, oleh sebab itu mereka harus dibimbibing secara perorangan oleh pelatih agar atlet tersebut dapat mengatasi tekananstres saat bertanding.
2.2 Kerangka Konseptual
Kondisi fisik merupakan aspek penting dalam pembentukan prestasi atlet. Tujuan memiliki kondisi fisik yang prima pada atlet yaitu untuk menjaga
kestabilan olahraga selama pertandingan, tidak mengalami kelelahan yang berlebihan, efektif dan efisien dalam melakukan gerak tubuh. Terdapat 10
komponen kondisi fisik, yaitu: 1 kecepatan, 2 reaksi, 3 kekuatan, 4 kelincahan, 5 keseimbangan, 6 kelentukan, 7 ketepatan, 8 power, 9 daya tahan, 10
koordinasi. Di klub Djarum Kudus kondisi fisik pada atlet merupakan unsur penting
untuk mencapai prestasi optimal selain itu juga sebagai syarat masuk pemusatan latihan nasional. Kondisi fisik di klub Djarum Kudus meliputi: power tungkai,
kecepatan dan koordinasi, koordinasi gerak tubuh, kekuatan otot perut, kekuatan otot lengan, dan daya tahan.
Realita di lapangan atlet tunggal putri usia 17-21 tahun di klub Djarum Kudus setelah melakukan tes 6 parameter fisik di pelatnas yaitu vertical jump,
shadow speed, skipping rope, push up, sit up, dan beep test, atlet tersebut belum memenuhi standart minimal untuk masuk dalam seleksi pelatnas. Sehingga atlet
tunggal putri usia 17-21 tahun Djarum Kudus tidak lolos dalam seleksi tersebut. Hal ini menurut peneliti disebabkan karena beberapa faktor, yaitu: 1 program
latihan, 2 pola recovery pada atlet dan 3 kompetensi pelatih . Menurut M. Sajoto, 1995:29 metode latihan kondisi fisik dibedakan
menjadi dua macam program latihan, yaitu: 1 Program latihan peningkatan kondisi fisik, baik perkomponen maupun secara keseluruhan. Hal ini
dilaksanakan bila berdasarkan tes awal, olahragawan yang bersangkutan belum berada dalam status kondisi fisik yang diperlukan untuk pertandingan-
pertandingan yang akan dilakukannya. 2 Program latihan mempertahankan kondisi fisik yaitu suatu program latihan yang disusun sedemikian rupa sehingga
dengan program tersebut diharapkan akan berada dalam status kondisi puncak sesuai dengan kondisi fisik yang dibutuhkan untuk cabang olahraga yang
bersangkutan dalam suatu turnamen atau pertandingan-pertandingan tertentu. Recovery adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan
stamina. Menurut Siregar, 2011:20 agar tubuh tetap sehat, yang perlu diperhatikan adalah pola recovery. Pola recovery merupakan cara memulihkan
kondisi tubuh seseorang. Macam-macam pola recovery yaitu latihan psikotonik”
untuk meredakan stress, “hydrotherapy”, “massage”, recovery aktif-pasif, dan berupaya mencapai tidur selama 10 jam Bompa, 1999:116.
Kompetensi pelatih merupakan sumber daya manusia dalam hal ini adalah seorang pelatih yang mempunyai kemampuan melatih dengan baik dan
benar. Melatih dengan baik dan benar yang dimaksud adalah melatih dengan program latihan yang terprogram dan terstruktur sehingga program latihan itu
detail dan kemudian dapat dievaluasi untuk kemudian dijadikan bahan pertimbangan dan masukan dalam meningkatkan program latihan berikutnya.
Pelatih klub Djarum Kudus rata-rata sudah mempunyai kompetensi pelatihan yang bagus karena mereka sudah berlisensi Internasional dan kesemuanya
adalah mantan pemain pelatnas yang notabene sudah sering menjuarai event- event taraf nasioanal ataupun internasional.
30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pada suatu penelitian penggunaan metode yang harus dipakai harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah sesuai aturan yang berlaku, agar penelitian tersebut dapat diperoleh hasil yang sesuai tujuan yang diharapkan. Menurut Suharsimi Arikunto
2006:136 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.
Pendapat yang sama diungkapkan oleh Sugiyono 2010:1 yang menyatakan metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Ada bermacam-macam metode yang dapat digunakan pada penelitian,
namun harus dapat memilih metode yang tepat dan sesuai. Permasalahan yang dihadapi bukan terletak pada baik dan buruknya suatu metode, tetapi
permasalahannya harus tepat dalam menggunakan metode yang sesuai dengan obyek penelitian. Bertitik tolak dari permasalahan, rumusan masalah dan tujuan
penelitian maka metode yang digunakan didalam penelitian ini yaitu metode kualitatif deskriptif. Menurut Bodgan dan Taylor dalam Lexy J Moleong, 2008:4
metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti, misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistic dan dengan cara