Sejalan dengan pelaksanaan tindakan ramah lingkungan di atas, kemampuan kognitif siswa juga perlu ditingkatkan, karena pendidikan konservasi dapat
berjalan dengan baik apabila siswa juga mempunyai kemampuan kognitif yang baik. Hasil Ulangan Harian Konversi Suhu, rata-rata nilai siswa adalah 54, dengan
KKM 70 baru 56 siswa tuntas belajar. Hasil survei diketahui nilai aktivitas siswa terhadap bahan ajar rata-rata 41,78, dengan jumlah kriteria baik dan sangat
baik 16. Hasil belajar dan aktivitas belajar yang belum optimal disebabkan karena bahan ajar yang kurang baik.
1.2 Identifikasi Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasi berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut:
1. 2.1 Pemanasan global menimbulkan masalah bagi bumi.
1. 2.2 Pendidikan berwawasan konservasi dapat mencegah dampak pemanasan
global yang lebih parah. 1. 2.3
Hasil belajar kognitif siswa perlu dioptimalkan. 1. 2.4
Aktivitas belajar siswa perlu dioptimalkan. 1. 2.5
Kepedulian dan kesadaran lingkungan siswa perlu dikembangkan. 1. 2.6
Karakteristik bahan ajar pemanasan global selama ini cenderung menekankan pengetahuan tetapi kurang pada aksi nyata.
1. 2.7 Dibutuhkan bahan ajar pemanasan global berwawasan konservasi.
1.3 Cakupan Masalah
Penelitian ini membahas pengembangan suplemen bahan ajar berwawasan konservasi tema pemanasan global.
1. 3.1 Bahan ajar teaching material adalah semua bahan baik cetak maupun
non-cetak yang digunakan untuk mendukung proses belajar Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Dalam penelitian ini suplemen bahan ajar
yang dikembangkan berupa suplemen bahan ajar pemanasan global berwawasan konservasi sebagai pendamping bahan ajar pemanasan global
yang sudah ada. Tindakan konservasi yang dikembangkan ke dalam suplemen bahan ajar ini mencakup 3 macam tindakan, yaitu 1
perlindungan sistem penyangga kehidupan,
2 pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, dan 3 pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
secara sederhana yang dilakukan oleh siswa. Penambahan ke 3 macam tindakan tersebut didasarkan kepada Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Tindakan perlindungan contohnya berupa tindakan tidak
merusak tanaman. Tindakan pengawetan contohnya 1 menyiram
tanaman, 2 menghemat air, dan 3 menghemat buku. Contoh tindakan pemanfataan antara lain 1 membawa bekal makanan dan minuman, 2
menggunakan kendaraan umum, dan 3 bersepeda atau berjalan kaki ke sekolah.
1. 3.2 Pemanasan global adalah proses peningkatan suhu akibat efek rumah kaca
Indrawan et al., 2013:137. Materi pemanasan global dalam suplemen bahan ajar ini mencakup, 1 dasar-dasar pemanasan global, 2 penyebab
pemanasan global, 3 dampak pemanasan global, dan 4 tindakan konservasi untuk mengatasi dampak pemanasan global.
1. 3.3 Hasil belajar mencakup hasil belajar kognitif, aktivitas belajar, dan
kesadaran lingkungan. Hasil belajar kognitif adalah hasil belajar yang diperoleh dari nilai tes materi pemanasan global. Hasil belajar aktivitas
diperoleh dari hasil observasi interaksi siswa terhadap bahan ajar. Hasil belajar kesadaran lingkungan diperoleh dari hasil observasi sikap siswa
terhadap 3 unsur konservasi yaitu perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan.
1. 3.4 Penggunaan suplemen bahan ajar berwawasan konservasi tema pemanasan
global berpengaruh terhadap hasil ulangan harian, aktivitas, dan kesadaran lingkungan siswa jika antara sebelum dan sesudah perlakuan berbeda
secara signifikan.
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. 4.1 Apakah penggunaan suplemen bahan ajar berwawasan konservasi tema
pemanasan global berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa? 1. 4.2
Apakah penggunaan suplemen bahan ajar berwawasan konservasi tema pemanasan global berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa?
1. 4.3 Apakah penggunaan suplemen bahan ajar berwawasan konservasi tema
pemanasan global berpengaruh terhadap kesadaran lingkungan siswa?
1.5 Tujuan Penelitian