Membuat Mekanisme Pelayanan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Secara Insidental

a. Kesederhanaan, dalam arti prosedurtatacara pelayanan publik diselenggarakan secara mudah, lancar, cepat, tidak berbelit- belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan. b. Kejelasan dan kepastian, dalam arti adanya kejelasan dan kepastian mengenai : Prosedurtatacara pelayanan publik. Persyaratan pelayanan publik, baik teknis maupun administratif. Unit kerja dan atau pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan publik. Rincian biayatarif pelayanan publik dan tatacara pembayarannya. Jadwal waktu penyelesaian pelayanan publik. Hak dan kewajiban baik bagi pemberi maupun penerima pelayanan publik berdasarkan bukti-bukti penerimaan permohonankelengkapannya, sebagai alat untuk memastikan pemrosesan pelayanan publik. Pejabat yang menerima keluhan masyarakat. c. Keamanan, dalam arti proses serta hasil pelayanan publik dapat memberikan keamanan dan kenyamanan serta dapat memberikan kepastian hukum. d. Keterbukaan, dalam arti prosedurtatacara, persyaratan, satuan kerjapejabat penanggungjawab pemberi pelayanan publik, waktu penyelesaian dan rincian biayatarif dan hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan publik wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta. e. Efisien dalam arti : Persyaratan dan pelayanan publik hanya dibatasi pada hal- hal yang berkaitan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan publik yang diberikan. Dicegah adanya pengulangan pemenuhan kelengkapan persyaratan, dalam hal proses pelayanannya mempersyaratkan kelengkapan persyaratan dari Satuan KerjaInstansi Pemerintah lain yang terkait. f. Ekonomis, dalam arti pengenaan biaya pelayanan publik harus ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan : Nilai barang dan atau jasa pelayanan publik dan tidak menuntut biaya yang tinggi di luar kewajaran. Kondisi dan kemampuan masyarakat untuk membayar secara umum. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. g. Keadilan yang merata, dalam arti cakupanjangkauan pelayanan publik harus diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan diperlakukan secara adil h. Ketetapan waktu, dalam arti pelaksanaan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. 2. Pola penyelenggaraan tatalaksana pelayanan publik : Penyelenggaraan tatalaksana pelayanan publik sesuai dengan bentuk dan sifatnya, dapat menggunakan salah satu pola-pola berikut ini : a. Pola pelayanan fungsional, yaitu pola pelayanan publik yang diberikan oleh satu Instansi Pemerintah sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangannya. b. Pola pelayanan satu pintu, yaitu pola pelayanan publik yang diberikan secara tunggal oleh satu Instansi Pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang dari Instansi Pemerintah terkait lainnya yang bersangkutan. c. Pola pelayanan satu atap, yaitu pola pelayanan publik yang dilakukan secara terpadu pada satu tempatlokasi oleh beberapa Instansi Pemerintah yang bersangkutan sesuai kewenangannya masing-masing. d. Pola pelayanan secara terpusat, yaitu pola pelayanan publik yang dilakukan oleh satu Instansi Pemerintah yang bertindak selaku koordinator terhadap pelayanan Instansi Pemerintah lainnya yang terkait dengan pelayanan publik yang bersangkutan.

2. Membuat isi UU No. 14 Tahun 2008 Pasal 1 sampai dengan Pasal 10

Hari ketiga pelaksanaan PKL penulis disuruh membuat isi Undang - Undang Republik Indonesia no. 14 tahun 2008 pasal 1 sampai dengan pasal 10 adalah tentang keterbukaan informasi publik yang isinya adalah sebagai berikut : 1. Pasal 1 : 1. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun nonelektronik. 2. Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, danatau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara danatau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik. 3. Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara danatau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara danatau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, danatau luar negeri. 4. Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan Undang-Undang ini dan peraturan pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi publik dan menyelesaikan sengketa informasi publik melalui mediasi danatau ajudikasi nonlitigasi 5. Sengketa Informasi Publik adalah sengketa yang terjadi antara badan publik dan pengguna informasi publik yang berkaitan dengan hak memperoleh dan menggunakan informasi berdasarkan perundang-undangan. 6. Mediasi adalah penyelesaian sengketa informasi publik antara para pihak melalui bantuan mediator komisi informasi. 7. Ajudikasi adalah proses penyelesaian sengketa informasi publik antara para pihak yang diputus oleh komisi informasi. 8. Pejabat Publik adalah orang yang ditunjuk dan diberi tugas untuk menduduki posisi atau jabatan tertentu pada badan publik. 9. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi adalah pejabat yang bertanggung jawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, danatau pelayanan informasi di badan publik.