KEANEKARAGAMAN MESOFAUANA TANAH DAERAH PERTANIAN APEL DESA TULUNGREJO KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU SEBAGAI BIOINDIKATOR KESUBURAN TANAH DAN BAHAN AJAR CETAK BIOLOGI SMA

(1)

KEANEKARAGAMAN MESOFAUANA TANAH DAERAH PERTANIAN APEL DESA TULUNGREJO KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

SEBAGAI BIOINDIKATOR KESUBURAN TANAH DAN BAHAN AJAR CETAK BIOLOGI SMA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

DISUSUN OLEH : HASAN IBRAHIM 201010070311123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014


(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Hasan Ibrahim

Nim : 201010070311123

Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Keanekaragaman Mesofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bioindikator Kesuburan Tanah dan Bahan Ajar Cetak Biologi SMA.

Diajukan untuk Dipertanggungjawabkan dihadapan Dewan Penguji Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu ( S1 )

Pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II


(3)

HALAMAN PERNYATAAN

Nama : Hasan Ibrahim

Tempat/tgl Lahir : Mojokerto, 28 Desember 1992

NIM : 201010070311123

Fakultas/Jurusan : KIP/Pendidikan Biologi

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “Keanekaragaman Mesofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bioindikator Kesuburan Tanah dan Bahan Ajar Cetak Biologi SMA” adalah bukan skripsi orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapat Sangsi Akademis.

Malang 28 April 2014 yang Menyatakan,

(Hasan Ibrahim) Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II


(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang dan diterima untuk memenuhi

Sebagian dari Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana ( S1 ) Pendidikan Biologi Mengesahkan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Malang, 28 April 2014 Dekan

(Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes.)

Dewan Penguji

1. Drs. Atok Miftachul Hudha, M.Pd 1. ………

2. Drs. Abdulkadir Rahardjanto, M.Si 2. ………

3. Dr. Roro Eko Susetyarini, M.Si 3. ………


(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Katakanlah (Muhammad), “Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah

lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan

sebanyak itu (pula).” (QS. Al-Kahf; 109)

Jangan takut gagal sebelum mencoba, jangan takut jatuh sebelum melangkah. Buang semua keraguan dan kebimbangan.

Kesuksesan selalu milik kita yang berani mencoba Di kehidupan ini, apa-apa yang tidak mungkin

hanya seringkali belum dicoba.

Dengan hati yang tulus dan penuh rasa syukur ku persembahkan karya ini kepada:

Kedua orang tua saya Ayahanda M. Sidik dan Ibunda TuminaTerima kasih untuk setiap tetes kasih sayang yang tak henti tercurah untukku.

Bapak Husamah S.Pd. M.Pd yang selalu membantu dan memberikan motivasi dalam mengerjakan skripsi ini.

Para sahabat-sahabatku yang saya sayang keluarga besar Biologi C angkatan 2010 terutama saya ucapkan terimakasih kepada Fauzi, Yusron, Septy, dan Nani yang selalu memberikan motivasi, nasehat, kasih sayang serta do’a. Terimakasih untuk semua dukungan dan bantuannya selama ini, hanya Allah yang dapat membalas semua kebaikan kalian di kemudian hari.

Ulfah Hanum yang selalu menemani dan menjadi motivasi diri saya dalam menyelesaikan skripsi ini, terimakasih atas semuanya, semoga kita sukses selalu dan hanya Allah yang bisa membalas semuanya.


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, inayah, serta petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Keanekaragaman Mesofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bioindikator Kesuburan Tanah dan Bahan Ajar Cetak Biologi SMA”. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada teladan kita Sang Pelopor Ilmu Pengetahuan untuk membaca tanda-tanda kekuasaan-Nya, Nabi Muhammad SAW.

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak menemui hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan, bimbingan, pengarahan, dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu, tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono M.Kes selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, M.M. M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.

3. Bapak Drs. Atok Miftachul Hudha, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, motivasi, dan masukan yang sangat membantu di sela-sela waktu kesibukannya dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Abdulkadir Rahardjianto, M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, motivasi, dan masukan yang sangat membantu di sela-sela waktu kesibukannya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Wahyu Prihanta, M.Kes. selaku dosen wali yang telah memberikan perhatian dan pengarahan kepada putra-putrinya selama menjalani perkuliahan.


(7)

7. Ibunda Tumina dan Ayahanda Muhamad Sidik atas cinta kasihnya.

8. Bapak Husamah S.Pd. M.Pd selaku dosen biologi yang telah memberikan semangat dan motivasi selama pengerjaan skripsi.

9. Teman-teman seangkatan Biologi 2010 yang memberikat semangat, pikiran, ide, informasi serta kenangan selama perkuliahan.

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu terimakasih atas dukungan, bantuan, dan motivasinya.

Semoga Allah Swt memberikan balasan yang berlipat ganda. Akhirnya tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang konstruktif. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 28 April 2014 Penulis,


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... 2

HALAMAN PERNYATAAN ... 3

HALAMAN PENGESAHAN ... 4

KATA PENGANTAR ... 6

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... 8

DAFTAR TABEL ... 11

DAFTAR GAMBAR ... 11

DAFTAR LAMPIRAN ... 12

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Batasan Masalah ... 9

1.6 Definisi Istilah ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

2.1 Tinjauan Keanekaragaman Hayati... 12

2.1.1 Keanekaragaman Gen ... 13

2.1.2 Keanekaragaman Jenis ... 13

2.1.3 Keanekaragaman Ekosistem ... 14

2.2 Keanekaragaman Mesofauna Tanah ... 15

2.2.1 Kedudukan Mesofauna Tanah ... 16

2.2.2 Peranan atau Fungsi Mesofauna Tanah ... 17

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keanekaragaman Mesofauna Tanah ... 19

2.3.1 Pengaruh Faktor Biotik dan Abiotik terhadap Keanekaragaman Mesofauna Tanah ... 21


(9)

2.5 Bioindikator Tanah Pertanian ... 26

2.5.1 Indikator Lingkungan ... 27

2.5.2 Indikator Ekologis ... 27

2.5.3 Indikator Keanekaragaman Hayati ... 27

2.6 Kesuburan Tanah Pertanian ... 30

2.7 Deskripsi Pola Pertanian ... 32

2.8 Bahan Ajar ... 34

2.8.1 Jenis Bahan Ajar ... 35

2.8.2 Prinsip Penyusunan Bahan Ajar ... 36

2.9 Tinjauan Leaflet... 37

2.9.1 Definisi Leaflet ... 37

2.9.2 Kegunaan Leaflet ... 38

2.9.3 Kriteria Bahan Ajar Cetak Leaflet yang Baik ... 38

2.10 Kerangka Berpikir ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

3.1Jenis Penelitian ... 45

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 45

3.2.1 Waktu ... 45

3.2.2 Tempat ... 46

3.3 Populasi dan Sampel ... 46

3.4 Prosedur Penelitian ... 47

3.4.1 Tahap Persiapan ... 47

3.4.2Tahap Pelaksanaan ... 48

3. 5 Tahap Pengumpulan Data ... 51

3.5.1 Tahap Observasi ... 51

3.5.2 Tahap Identifikasi ... 51

3.5.3 Instrumen Pengambilan Data... 52

3.6 Pengukuran Faktor Lingkungan Abiotik ... 56

3.7 Teknik Analisis Data ... 56

3.8 Penyusunan Bahan Ajar Cetak Leaflet ... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 59

4.1 Jenis-Jenis Mesofauna Tanah yang Ditemukan ... 59

4.2 Indeks Nilai Penting (INP) Mesofauna Tanah ... 71

4.3 Indeks Keanekaragaman (Diversity) Mesofauna Tanah ... 73

4.4 Indeks Kemerataan (Evennes) Mesofauna Tanah ... 78

4.5 Kelimpahan (Abundance) Mesofauna Tanah ... 79

4.6 Perbedaan Jumlah Jenis Mesofauna Tanah pada Tiga Stasiun Penelitian di Daerah Pertanian Apel ... 87

4.7 Korelasi Antara Faktor Abiotik dengan Jumlah Jenis Mesofauna Tanah ... 91


(10)

BAB V PENUTUP ... 96

5.1 Kesimpulan ... 96

5.2 Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 99


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Peranan Fauna Tanah terhadap Sifat Tanah dalam Ekosistem ... 19

Tabel 3.1Pengukuran Faktor Lingkungan Abiotik ... 56

Tabel 4.1Klasifikasi Mesofauna Tanah di Daerah Pertanian Apel... 59

Tabel 4.2Indeks Nilai Penting Mesofauna Tanah di Daerah Pertanian Apel... 71

Tabel 4.3Indeks Keanekaragaman Mesofauna Tanah pada 3 Stasiun Penelitian 74 Tabel 4.4Indeks Kemerataan Mesofauna Tanah pada 3 Stasiun Penelitian ... 78

Tabel 4.5Kelimpahaan Mesofauna Tanah pada 3 Stasiun penelitian ... 79

Tabel 4.6Kandungan C-organik Tanah ... 85

Tabel 4.7Hasil Analisis Organofosfat ... 87

Tabel 4.8Hasil Analisis Varians 1 Arah Jumlah Jenis Mesofauna Tanah ... 88 Halaman


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.5 Representasi Skematik Dampak Polutan terhadap Sistem Biologi ... 29

Gambar 2.10 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian ... 44

Gambar 3.4 Metode Plot pada Lahan Pertanian ... 48

Gambar 3.5 Metode Plot pada Lahan Pertanian ... 49

Gambar 3.6 Metode Plot pada Lahan Pertanian ... 49

Gambar 3.7 Corong Barlase Tullgren ... 51

Gambar 4.1 Ascocyrtus sp ... 62

Gambar 4.2 Homidia cingula ... 63

Gambar 4.3 Isotomurus palustris ... 64

Gambar 4.4 Pseudacorutes javanicus ... 65

Gambar 4.5 Pseudisotoma sensibilis ... 66

Gambar 4.6 Sphyroteca dawydoffi ... 67

Gambar 4.7 Macrocheles robustulus ... 68

Gambar 4.8 Bagan Klasifikasi Hasil Identifikasi Mesofauna Tanah... 70 Halaman


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Mesofauna Tanah ... 107

Lampiran 2 Data Kandungan C-organik Tanah ... 113

Lampiran 3 Data Organofosfat Sampel Tanah ... 115

Lampiran 4 Data Faktor Abiotik di Lokasi Penelitian ... 124

Lampiran 5 Data Uji Anava 1 Arah Jumlah Jenis ... 126

Lampiran 6 Data Korelasi Faktor Abiotik dengan Jumlah Jenis ... 133

Lampiran 7 Tabel Uji Duncan’s ... 142

Lampiran 8 Tabel Hasil Pengamatan Mesofauna Tanah ... 144

Lampiran 9 Peta Kota Batu ... 147

Lampiran 10 Foto Kegiatan Penelitian ... 148

Lampiran 11 Biro Skripsi ... 154

Lampiran 12 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 155

Lampiran 13 Data Validasi Bahan Ajar Cetak ... 161


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Affiati, S. N. 2011. Keanekaragaman Mesofauna dan Makrofauna Tanah pada Lahan Penambangan Pasir di Kawasan Lereng Gunung Merapi, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sebelas Maret.

Anonymous. 2005. Petunjuk Teknis Analis Kimia Tmanah, Tanaman, Air, Dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Anonymous. 2013. Identification, Images, & Information For Insects, Spiders & Their Kin For the United States & Canada. http.bugguide.net. Diakses tanggal 10 April 2014

Atmojo, S. W. 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya. Surakarta: Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret.

Atmojo, S. W. 2006. Degradasi Lahan & Ancaman Bagi Pertanian. Solo Pos, 7 Nopember 2006.

Barbour, M.G .; Burk, J.H; Pitts, W.D. 1987. Terrestrial Plant Ecology. 3nd Edition. The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. California. xii + 642pp.

Baskoro, D. P. T., & Tarigan, D. S. D. 2007. Karakteristik Kelembaban Tanah Pada Beberapa Jenis Tanah. Jurnal Tanah Dan Lingkungan, 9 (2): 77-81. Brues, C. T., Melander, A. L., & Carpenter, F. M. 1954. Classification Of Insect.

USA: Cambridge, Mass.

Creek, E., York, E., Smith, R. 1968. Pengelolaan Keanekaragaman Hayati. Australia: Terjemahan Hendry Baiquni. 2007. Global Village Translations Pty Ltd.

BPS Kota Batu 2013. Kota Batu Dalam Angka 2013. Batu: Badan Statistik Kota Batu.

BPS Kota Batu 2013. Statistik Daerah Kota Batu 2013. Batu: Badan Statistik Kota Batu.


(15)

Budhiastuti, N. 2003. Interaksi Antara Hoya Diversifolia Blume. (ASCLEPIADACEAE) dengan Semut (FORMICIDAE) di Kebun Raya Bogor. Skripsi tidak diterbtikan. Bogor: Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor.

Budiati, H. 2009. Biologi Untuk SMA Dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Cappenberg 2011. Kelimpahan Dan Keragaman Megabentos di Perairan Teluk Ambon. Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, 37 (2): 277-294. Chodijah, S., Fauzi, A., & Ratna, W. 2012. Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Guided Inquiry yang Dilengkapi Penilaian Portofolio Pada Materi Gerak Melingkar. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, 1 (2012): 1-9.

Depdiknas 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas 2010. Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA Departemen Pendidikan Nasional.

Dewi, N. A. 2011. Pengelolaan Hayati Tanah untuk Meningkatkan Peran Fauna Tanah dalam Proses Dekomposisi Jerami Padi Pada Budidaya System Of Rice Intensification (S.R.I.) di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Elfidasari, D. 2007. Jenis Interaksi Intraspesifik dan Interspesifik pada Tiga Jenis Kuntul Saat Mencari Makan di Sekitar Cagar Alam Pulau Dua Serang, Propinsi Banten. Jurnal Biodiversitas, 8 (4): 266-269.

Eriawan. 2011. Jerami Padi Sebagai Bahan Organik di Lahan Sawah. Jawa Barat: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.

Erniwati. 2008. Fauna Tanah pada Stratifikasi Lapisan Tanah Bekas Penambangan Emas di Jampang, Sukabumi Selatan. Jurnal Zoo Indonesia, 17 (2): 83-91.

Fachrul, M. F. 2012. Metode Sampling Bioekologi. Edisi I Cetakan III. Jakarta: Bumi Aksara.

Ferdinan, F., Ariebowo, M. 2009. Biologi untuk Kelas X Sekolah Menengan Atas/ Madrasah Aliyah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.


(16)

Gadang, D. 2010. Analisis Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian

Jawa Tengah (Pendekatan Analisis Input-Output). Skripsi tidak

diterbitkan. Semarang: Fakultas Ekonomi. Universitas Dipenegoro.

Ganjari, L. E. 2012. Kemelimpahan Jenis Collembola Pada Habitat Vermikomposting. Jurnal Widya Warta, (1) :131-144.

Godam. 2009. Pengertian Pertanian, Bentuk & Hasil Pertanian Petani - Ilmu Geografi (Online). http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-pertanian-bentuk-hasil-pertanian-petani-ilmu-geografi.html. Diakses tanggal 21 Januari 2014.

Hadi, M., Tarwotjo, U., & Rahadian, R. 2009. Biologi Insekta Entomologi. Cetakan ke I.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hanafiah, K. A. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Pers.

Handayani, E. P. 2009. Studi Keanekaragaman Mesofauna dan Makrofauna Tanah pada Areal Bekas Tambang Timah di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: Departemen Silvikultur. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Handayanto, E & Hairiah, K. 2009. Biologi Tanah: Landasan Pengelolaan Tanah Sehat. Cetakan ke II.Yogyakarta: Pustaka Adipura.

Hasyim, M. A. 2009. Studi Keaneakaragaman Fauna Tanah Pada Perkebunan Jeruk Organik dan Anorganik di Kota Batu. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri (Uin) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Hindarti, S., Muhaimin, W., Soemarno. 2012. Analisis Respon Petani Apel Terhadap Penerapan Sistem Pertanian Organik di Bumiaji, Batu, 15 (2): 1-11.

Husen, A. 2007. Studi Keanekaragaman Fauna Tanah di Perkebunan Apel Organik dan Anorganik Desa Bumiaji Kota Batu. Skripsi tidak diterbitkan, Malang: Jurusan Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri (Uin) Malang.

Ikrayenti, Y., Festiyed., & Kamus, Z. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbentuk Video Tutorial Berbahasa Inggris Pada Pembelajaran Fisika Siswa SMA. Jurnal Pillar of Physics Education, 1: 1-8.

Istomo., Komar, T. E., Suryaman, S. I., Marpaung, B. A., & Purba, B. M. 2010. Disain dan Pembuatan Plot Pengamatan Ekologi dan Dinamika Populasi Ramin dan Jenis-Jenis Lain di Hutan Rawa Gambut Sumatra dan


(17)

Kalimantan. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan.

Izzawati, D. 2013. Pengaruh Jenis Pupuk dan Dekomposer terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Organik. Jurnal Bul. Agrohorti, 1 (1): 149 - 155.

Karmana, I. W. 2010. Analisis Keanekaragaman Epifauna dengan metode Koleksi Pitfall Trap Di Kawasan Hutan Cangarmalang. Jurnal GaneÇ Swara, 4 (1): 1-5.

Kemendikbud. 2013. Kurikulum 2013. Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah.

Khairia, W. 2009. Dampak Penggunaan Pestisida terhadap Keanekaragaman Arthropoda Tanah dan Kadar Residu Pestisida Pada Buah Jeruk (Kasus Petani Hortikultura Di Kabupaten Karo). Tesis tidak diterbitkan, Medan: Sekolah Pascasarjana. Universitas Sumatera Utara.

Kharisah, S 1986. Peranan Kesuburan Tanah Sebagal Komponen Produktivitas Lahan di Daerah Kebumen. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Kistinnah, I & Lestari, E. S. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya

SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Kuniyoshi, L. S & Braga, E. D. E.S. 2010. Cytogenetic Disruption In Fishes As Bioindicator of The Environmental Quality In Two Estuarine Systems Under Different Exposition To Anthropogenic Influences. Makalah dipresentasikan pada Safety, Health and Environment World Congress, São Paulo Brazil, 25 – 28 Juli.

Las, I. 2007. Metode Analisis Biologi Tanah. Terjemahan Saraswati, R.,Husen, E., & Simanungkalit, R. D. M. 2007. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian

Leksono, A. S. 2011. Keanekaragaman Hayati. Malang: UB Press. Lilies, C. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Yogyakarta: Kanisius.

Lindberg, N. 2003. Soil Fauna and Global Change Responses to Experimental Drought, Irrigation, Fertilisation and Soil Warming. Tesis tidak diterbitkan.Upplasa: Swedish University of Agricultural Sciences.

Magurran, A. E. 2004. Measuring Biological Diversity. Australia: Blackwell Publising Company.


(18)

Marlinda, B. 2008. Analisis Daya Saing Lada Indonesia di Pasar Internasional. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Marthatika, D. 2012. Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Modul Berbasis Ctl terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas Viii Smp Negeri 1 Bawen Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Kristen Satya Wacana.

Mustofa, M., Ahmad, A., Ansar, M., & Syafiuddin, M. 2012. Dasar Dasar Ilmu

Tanah. Hibah Penulisan Buku Ajar. Makasar: Program Studi

Agroteknologi Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Hasanuddin.

Niemi, G. J. & McDonald, M. E 2004. Application of Ecological Indicators. Jurnal Ecological Indicators, 20 (7): 89-111.

Nuraini. 2009. Pembuatan Kompos Jerami Menggunakan Mikroba Perombak Bahan Organik. Jurnal Buletin Teknik Pertanian, 14 (1): 23-26.

Pramono & Siswanto, E. 2007. Budidaya Apel Organik Sumatera Barat. Temu Pakar Pertanian Organik Buah-buahan. Bukit Tinggi Sumatera Barat. Pribadi, T. 2009. Keanekaragaman Komunitas Rayap Pada Tipe Penggunaan

Lahan yang Berbeda sebagai Bioindikator Kualitas Lingkungan. Tesis tidak diterbitkan. Bogor: Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Prihatman, K. 2000. Apel. Jakarta: Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di

Perdesaan, BAPPENAS. Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Rahayu, A. 2012. Status Keberlanjutan Kota Batu sebagai Kawasan Agropolitan. Tesis tidak diterbitkan. Semarang: Program Magister Ilmu Lingkungan. Sekolah Pascasarjana. Universitas Dipenegoro.

Rahmawaty. 2004. Studi Keanekaragaman Mesofauna Tanah Di Kawasan Hutan Wisata Alam Sibolangit. e-USU Universitas Sumatera Utara. Medan: Jurusan Kehutanan. Program Studi Manajemen Hutan. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Sabil, Q. 2009. Kajian Kelembagaan Agroindustri Pangan Olahan di Kawasan-Kawasan Agropolitan Kota Batu Provinsi Jawa Timur. Tesis tidak diterbitkan. Bogor: Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.


(19)

Sianturi, D. 2009. Komposisi dan Distribusi Mesofauna Tanah di Perkebunan di

Desa Simodong Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara. Skripsi tidak

diterbitkan. Medan: Departemen Biologi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara.

Sodiq, M. 2000. Pengaruh Pestisida Terhadap Kehidupan Organisme Tanah. Jurnal Mapeta, 2 (5): 20-22.

Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif. Surabaya: Usaha Nasional.

Soetjipta. 1993. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidik Tinggi.

Subowo. 2010. Strategi Efisiensi Penggunaan Bahan Organik Untuk Kesuburan dan Produktivitas Tanah Melalui Pemberdayaan Sumberdaya Hayati Tanah. Jurnal Sumberdaya Lahan, 4 (1): 13-25.

Sugiyarto. 2000. Aplikasi Bahan Organik Tanaman terhadap Komunitas Fauna Tanah dan Pertumbuhan Kacang Hijau (Vigna radiata). Jurnal Biodiversitas, 1 (1): 25-29.

Sugiyarto, Pujo, M., & Miati, N. S. 2001. Hubungan Keragaman Mesofauna Tanah dan Vegetasi Bawah pada Berbagai Jenis Tegakan di Hutan Jobolarangan. Jurnal Biodiversitas, 2 (2): 140-145.

Sugiyarto., Wijaya, D.,& Rahayu, S. Y. 2002. Biodiversitas Hewan Permukaan Tanah Pada Berbagai Tegakan Hutan di Sekitar Goa Jepang, BKPH Nglerak, Lawu Utara, Kabupaten Karanganyar. Jurnal Biodiversitas, 3 (1): 196-200.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Suhardjono, Y. R., Deharveng, L. & Bedos, A. 2012. Collembola (ekor pegas), Bogor: Vega Briantama Vandanesia.

Suheriyanto, D. 2008. Ekologi Serangga. Malang: UIN-Malang Press.

Suheriyanto, D. 2012. Keanekaragaman Fauna Tanah di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Sebagai Bioindikator Tanah Bersulfur Tinggi. Jurnal Saintis, 1 (2): 29-38.

Suin, N. M. 2012. Ekologi Hewan Tanah. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukardi & Ishartati, E. 2012. Sehat Biaya Murah dengan Organik. Dedikasi, 9: 47-52.


(20)

Sukarsono. 2009. Pengantar Ekologi Hewan Malang. UMM Press.

Sulistyorini, A. 2009. Biologi 1 untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Supriyadi, S. 2008. Kandungan Bahan Organik Sebagai Dasar Pengelolaan Tanah

di Lahan Kering Madura. Embryo, 5 (2): 176-183.

Suryana 2010. Metodologi Penelitian Model Prakatis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Buku Ajar Perkuliahan. Universitas Pendidikan Indonesia. Suwarno 2009. Panduan Pembelajaran Biologi Untuk SMA dan MA. Jakarta:

Pusat Perbukuan Departemen Pendidkan Nasional.

Suwondo. 2007. Dinamika Kepadatan dan Distribusi Vertikal Arthropoda Tanah Pada Kawasan Hutan Tanaman Industri. Jurnal Pilar Sains, 6 (2): 41-50. Suwondo 2002. Komposisi dan Keanekaragaman Mikroartropoda Tanah sebagai

Bioindikator Karakteristik Biologi pada Tanah Gambut. Program Studi FMIPA. FKIP. Universitas Riau, 2-9.

Syahnen. 2002. Keanekaragaman Arthropoda Tanah pada Ekosistem Pertanaman Kakao di Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan. Tesis tidak diterbitkan, Medan: Profram Pascasarjana. Universitas Sumatera Utara.

Syaufina, L., Hanaeda, N. F., & Buliansih, D. A. 2007. Keanekaragaman Arthropoda Tanah di Hutan Pendidikan Gunung Walat.Media konservasi, 12 (2): 57-66.

Tambunan, H. K. 2011. Analisis Produksi Jagung di Kabupaten Labuhan Batu Pada Tahun 2010. Tugas Akhir tidak diterbitkan. Medan: Program Studi D-III Statistika. Departemem Matematika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara.

Tobing, M. C. 2009. Keanekaragaman Hayati dan Pengelolaan Serangga Hama dalam Agroekosistem. Pidato Pengukuhan. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Triyono, M. B., Siswanto, B. T., Hariyanto., & Wagiran. 2009. Materi Diklat Training of Trainer Calon Tenaga Pengajar Dosen Lingkungan Badiklat

Perhubungan Tahun 2009. Magelang: Universitas Gadjah Mada. Akademi

Militer.

Ummi, Z. R. 2007. Studi Keanekaragaman Serangga Tanah di Upt Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi - Lipi. Skripsi tidak diterbitkan. Jurusan Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri (Uin) Malang.


(21)

Untung, K. 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Waluyaningsih, S. R. 2008. Studi Analisis Kualitas Tanah pada Beberapa Penggunaan Lahan dan Hubungannya dengan Tingkat Erosidi Sub Das

Keduang Kecamatan Jatisrono Wonogiri. Tesis tidak diterbitkan,

Surakarta: Program Studi Ilmu Lingkungan. Program Pascasarjana. Universitas Sebelas Maret.

Wicaksono, D. 2008. Analisa Yuridis Sosiologis Penggunaan Pestisida oleh Petani Apel di Kota Batu. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Widayanti, R &. Susmiati, T. 2012. Studi Keragaman Genetik Tarsius Sp. Asal Kalimantan, Sumatera, Dan Sulawesi Berdasarkan Sekuen Gen Nadh Dehidrogenase Sub-Unit 4l (Nd4l). Jurnal Kedokteran Hewan, 6 (2): 105-111.

Widayati, S., Rochmah, S. N., & Zubedi. 2009. Biologi SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Wulandari, S., Sugiyarto., & Wiryanto 2007. Pengaruh Keanekaragaman Mesofauna dan Makrofauna Tanah terhadap Dekomposisi Bahan Organik Tanaman di Bawah Tegakan Sengon (Paraserianthes falcataria). Jurnal Bioteknologi, 4 (1): 20-27.

Yani, R., Musarofah., Atikah, T., & Purwaningsih, W. 2009. Biologi 1 Biologi

SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Yuana, S. 2002. Kemelimpahan dan Distribusi Teripang (Holothuroidea) di Perairan Pantai Kepualauan Karimunjawa. Skripsi tidak diterbitkan, Semarang: Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Dipenegoro.

Yuanadevi, E. 2001. Keanekaragaman Mesofauna Tanah Pada Beberapa Tahun Tanam Tegakan Jati (Teknona grandis L.F). Skripsi tidak diterbitkan, Bogor: Jurusan Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Zainudin, A., Sukorini, H., & Machmudi. 2005. Magang Kewirausahaan di Sentra Produksi Apel Organik Pada Kelompok Tani Apel Organik "Akal". Jurnal Dedikasi, 3: 63-70.

Zulkifli, H & Setiawan, D. 2011. Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Sungai Musi Kawasan Pulokerto sebagai Instrumen Biomonitoring. Jurnal Natur Indonesia, 14 (1): 95-99.


(22)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara agraris karena mempunyai kekayaan alam yang melimpah (Marlinda, 2008). Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor terpenting dalam pendapatan masyarakat Indonesia karena sebagian besar masyarakat di Indonesia adalah petani. Sektor pertanian ini terdiri dari beberapa subsektor yaitu hortikultura, tanaman bahan makanan, perikanan, peternakan dan kehutanan (Gadang, 2010). Pola petanian di Indonesia saat ini mulai berubah, perubahan tersebut akibat terjadinya biorevolusi (revolusi hijau) sejak tahun 1960 yaitu mengubah pola pertanian dari pertanian tradisional menjadi pertanian modern. Salah satu metode yang sangat berpengaruh besar terhadap perubahan pertanian adalah pertanian intensif yaitu penggunaan agrokimia berupa pupuk kimia sintetik dan insektisida sintetik (Atmojo, 2006). Perubahan pola pertanian yang terjadi saat ini seharusnya mendapat perhatian khusus dari para petani itu sendiri agar tidak selalu bergantung dengan penggunaan bahan-bahan kimia secara berlebihan dan tetap menjadikan Indonesia sebagai Negara yang kaya akan kelimpahan alam terutama dalam sektor pertanian.

Salah satu Kota di Indonesia yang sistem pertaniannya masih bergantung pada pupuk kimia sintetik adalah Kota Batu Jawa Timur (Rahayu, 2012). Kota ini termasuk daerah yang memiliki potensi pertanian yang sangat bagus (Sabil, 2009).


(23)

secara berlebihan dan terus menerus, hal ini akan berdampak negatif pada kondisi fisik tanah dan unsur hara tanah di daerah pertanian tersebut (Sukardi, 2012). Pertanian di Kota Batu yang sangat dikenal masyarakat yaitu dalam sektor pertanian hortikultura terutama produk buah apel yang merupakan produk pertanian yang khas dari Kota Batu (Zainudin, 2005). Kecenderungan petani di Batu dalam menggunakan pupuk kimia sintetik berdampak pada produksi apel di daerah tersebut, menyebabkan penurunan produksi apel dari tahun ke tahun yang semakin meningkat. Menurut Badan Pusat Statistik Kota Batu (2013) penurunan produktivitas tanaman apel terjadi pada tahun 2010-2012. Tahun 2010 jumlah tanaman apel 2.6 juta pohon mampu menghasilkan buah apel sebesar 842.799 kwintal. Tahun 2011 jumlah tanaman apel menurun menjadi 1.3 juta pohon dari jumlah tersebut diperoleh produksi total sebesar 777.336 kwintal dan terjadi penurunan pada tahun 2012 menjadi 590,004 kwintal.

Pola pertanian intensif yang cenderung menggunakan pupuk anorganik atau kimia sintetik dimana, residu dari pupuk kimia tersebut selain berdampak pada tanaman apel juga berdampak pada kehidupan dan keanekaragaman fauna tanah yang ada pada lahan pertanian di Kota Batu (Hasyim, 2009). Fauna tanah merupakan fauna atau hewan yang hidupnya di tanah atau permukaan tanah (Suheriyanto, 2012). Menurut Dewi (2011) fauna tanah merupakan salah satu bagian dari ekosistem tanah yang dapat berinteraksi dengan bagian-bagian ekosistem lainnya. Dampak negatif dari residu pupuk kimia terhadap fauna tanah tidak seharusnya terjadi karena fauna tanah ini sangat berpengaruh terhadap ekosistem pertanian. Pada kenyaataanya residu dari pupuk kimia berpengaruh


(24)

terhadap kehidupan fauna tanah, pencemaran yang terjadi pada tanah menyebabkan terganggunya aktivitas dari fauna tanah. Menurut Erniwati (2008) fauna tanah dapat digunakan sebagai indikator kesuburan tanah karena pada fauna tanah ini dapat berperan dalam menghancurkan fisik, perombakan bahan-bahan organik menjadi mineral tanah yang dapat menyuburkan tanah.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi dan uji pendahuluan di lahan pertanian apel Kota Batu khususnya di Desa Tulungrejo terlihat dari tingkat populasi fauna tanah yang hanya sedikit ditemukan pada lahan tersebut, hal ini dapat dijadikan data awal untuk menganalisis bahwa tingkat kesuburan tanah berdasarkan populasi dari fauna tanah yang didapat adalah rendah. Hal ini berkaitan dengan dampak penggunaan pupuk anorganik atau kimia sintetik yang dilakukan oleh para petani selama ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu petani di daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kota Batu bahwa para petani sudah lama menggunakan pupuk jenis kimia seperti Antracol dan Diazinon yang termasuk dalam golongan organofosfat sebagai bahan untuk pembasmi jamur dan insekta pada lahan apel, bahkan dengan beberapa jenis pestisida dan insektisida kimia yang dicampur menjadi satu dan diberikan pada tanaman apel dan tanah di wilayah tersebut. Hal ini yang memicu terjadinya pencemaran pada lahan apel sehingga mempengaruhi jumlah fauna tanah yang ditemukan dilokasi penelitian.

Fauna tanah yang digunakan sebagai bioindikator kesuburan tanah tentunya memiliki jumlah yang relatif melimpah, salah satu fauna tanah yang dapat digukanan adalah jenis mesofauna tanah. Mesofauna tanah adalah hewan tanah yang memiliki ukuran tubuh 0,16-10,4 mm (Rahmawaty, 2004). Contoh dari


(25)

mesofauna adalah Nematoda dan Mikroarthropoda: Collembola, Acarina, Rotifera, dan Echytraeida (Handayanto & Hairiah, 2009) yang menjadi pengurai utama seresah atau bahan organik lain (Hasyim, 2009). Menurut Suheriyanto (2012) fauna tanah termasuk mesofauna tanah berpengaruh dalam kesuburan tanah karena memiliki respon yang sensitif terhadap perubahan lahan dan iklim, dan dapat merespon terhadap perubahan sifat tanah dan fungsi ekologis seperti penyimpanan air, dekomposisi dan siklus hara. Harapannya dengan ditemukan berbagai jenis fauna tanah yang ada di lahan pertanian apel Desa Tulungrejo yang merupakan indikator dari kesuburan tanah di lahan apel tersebut dapat memberikan inisiatif bagi petani untuk mengurangi penggunaan pupuk jenis kimia dan memperbaiki penerapan teknologi pengelolaan lahan pertanian yang lebih ramah lingkungan, mempunyai produktivitas tinggi, dan mengarah pada sistem pertanian berkelanjutan sehingga keaanekaragaman jenis fauna tanah dalam ekosistem juga tetap terjaga.

Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan dan tuntutan kurikulum 2013 di sekolah menengah atas (SMA), maka perlu adanya pengembangan bahan ajar kontekstual dan erat kaitannya dengan pemahaman mengenai aspek sosial, budaya dan lingkungan alam (Kemendikbud, 2013). Pengembangan sumber belajar tersebut perlu dilakukan pada mata pelajaran biologi materi keanekaragaman hayati di SMA. Biologi merupakan mata pelajaran yang wajib ditempuh bagi siswa SMA di kelas X, materi keanekaragaman hayati sangat berkaitan dengan ekosistem lingkungan. Mesofauna tanah sangat jarang dibahas bahkan belum dibahas secara luas di materi Keanakaragaman hayati, maka dari itu


(26)

hasil penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai sumber belajar berupa bahan ajar yang bisa di implementasikan dalam mata pelajaran biologi khususnya materi keaanekaragaman hayati.

Bahan ajar yang akan dikembangkan berdasarkan hasil penelitian tersebut sifatnya lebih kontekstual, lebih dalam dan menarik karena tidak hanya berdasarkan teori dan konsep saja tetapi juga berdasarkan fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah sehingga bahan ajar yang dihasilkan diharapkan data membantu siswa dalam mempelajari atau mengkaji keanekaragaman mesofauna tanah di dareah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu secara khusus dan lebih spesifik. Oleh karena itu, peneliti menganggap sangat penting untuk dilakukan penelitian tentang “Keanekaragaman Mesofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bioindikator Kesuburan Tanah dan Bahan Ajar Cetak Biologi SMA”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Jenis-jenis mesofauna tanah apa saja yang diketemukan di daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu?

b. Bagaimana Indeks nilai penting setiap jenis mesofauna tanah yang diketemukan di daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu?


(27)

d. Bagaimana kemerataaan setiap jenis mesofauna tanah yang diketemukan di daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu? e. Bagaimana kelimpahan setiap jenis mesofauna tanah yang diketemukan di

daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu? f. Adakah perbedaan jumlah jenis mesofauna tanah pada tiga stasiun

penelitian di daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu?

g. Adakah korelasi antara faktor abiotik dengan jumlah jenis mesofauna tanahdi daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu?

h. Bagaimana hasil penelitian tentang keanekaragaman mesofauna tanah daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu dapat dikembangkan sebagai bahan ajar cetak biologi SMA dalam bentuk leaflet?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui jenis-jenis mesofauna tanah apa saja yang diketemukan di daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. b. Untuk mengetahui Indeks nilai penting setiap jenis mesofauna tanah yang

diketemukan di daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

c. Untuk mengetahui keanekaragaman mesofauna tanah yang diketemukan di daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.


(28)

d. Untuk mengetahui kemerataaan setiap jenis mesofauna tanah yang diketemukan di daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

e. Untuk mengetahui kelimpahan setiap jenis mesofauna tanah yang diketemukan di daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

f. Untuk mengetahui perbedaan jumlahmesofauna tanah pada tiga lokasi pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

g. Untuk mengetahui korelasi antara faktor abiotik dengan jumlah jenis mesofauna tanahdi daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu?

h. Untuk mengetahui hasil penelitian tentang keanekaragaman mesofauna tanah daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu yang dikembangkan sebagai bahan ajar cetak biologi SMA dalam bentuk leaflet.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mencapai beberapa manfaat diantaranya:

1. Secara Teoritik

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi ilmiah bagi peneliti selanjutnya atau menjadi dasar acuan bagi penelitian yang lebih mendalam berkenaan dengan mesofauna tanah di pertanian apel Desa Tulungrejo


(29)

pengaruh habitat dan penggunaan lahan terhadap kehidupan mesofauna tanah, dihubungkan dengan faktor lingkungan abiotik dan penggunaan mesofauna tanah sebagai bioindikator. Hal ini sangat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan baik bagi kalangan akademisi maupun masyarakat umum.

2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini akan semakin memperkaya wawasan peneliti terkait kehidupan mesofauna tanah di pertanian apel dan penggunaan mesofauna sebagai bioindikator kesuburan tanah. Penelitian ini juga memperkuat pemahaman peneliti tentang metode-metode penelitian bidang ekologi khususnya fauna tanah dan penyusunan bahan ajar cetak dalam bentuk leaflet.

b. Bagi Siswa

Sebagai seorang guru, hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan kepada peserta didik tentang keanekaragaman jenis yang ada di sekitar lingkungan dan penerapan ilmu biologi pada kehidupan sehari-hari terutama pada materi keanekaragaman hayati SMA kelas X.

c. Bagi Pemerintah dan Lembaga Terkait

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah khususnya berbagai lembaga terkait seperti dinas pertanian dan pemerintah kota Batu, yaitu dengan menerapkan strategi pengelolaan lahan pertanian dan pemanfaatan yang lebih mementingkan keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem. Hasil penelitian ini nantinya dapat memberikan


(30)

masukan juga bagi masyarakat mengenai pentingnya pengelolahan lahan terhadap kesuburan lahan.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Keanekaragaman jenis yang diamati adalah semua jenis mesofauna tanah baik yang ada di permukaan maupun di dalam tanah yang dihitung dengan rumus Indeks Shannon and Weaner.

2. Mesofauna tanah yang diamati adalah organisme yang dapat memberikan informasi tentang kondisi tanah baik yang ditemukan di dalam tanah maupun di permukaan tanah.

3. Daerah pertanian apel yang diteliti berada di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

4. Bioindikator yang digunakan dalam penelitian adalah mesofauna tanah yang ditemukan pada permukaan tanah dan pada tanah kedalaman 20 cm.

5. Indikator kesuburan tanah yang diukur meliputi mesofauna tanah dan kandungan C-organik dan kelembaban tanah.

6. Bahan belajar yang dikembangkan menggunakan pengembangan berdasarkan (Depdiknas, 2008).

7. Bahan ajar yang menjadi produk penelitian adalah bahan ajar cetak dalam bentuk leaflet (Depdiknas, 2008).

8. Pengambilan sampel dilakukan di tiga lokasi lahan pertanian apel milik petani di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.


(31)

9. Parameter ekologi yang digunakan dalam penenitian ini menggunakan parameter kepadatan dan kepadatan relatif, frekuensi dan frekuensi relatif. 10. Indeks keanekaragaman jenis menggunakan Indeks Shannon-Wiener (H’).

Indeks keanekaragaman jenis ini digunakan untuk menyatakan keanekaragaman dari mesofauna tanah.

11. Pengamatan dilakukan pada pukul 6.00 WIB pagi hari di lahan pertanian apel pada 3 Februari sampai 26 April 2014.

12. Faktor lingkungan abiotik yang diukur dalam penelitian ini adalah suhu tanah, pH tanah, dan kelembaban.

13. Unsur fisika yang digunakan dalam penelitian meliputi suhu tanah dan kelembaban tanah.

14. Unsur kimia yang digunakan dalam penelitian meliputi pH, C-organik tanah, dan organofosfat.

1.6 Definisi Istilah

1. Keanekaragaman atau Diversitas adalah ciri suatu area yang menyangkut keragaman organisme hidup, kumpulan organisme, komunitas biotik dan proses biotik yang masih bersifat alamiah maupun yang sudah diubah oleh manusia (Leksono, 2011). Keanekaragaman dihitung dengan rumus Indeks Shannon and Weaner (Fachrul, 2012).

2. Mesofauna tanah merupakan hewan tanah yang memiliki ukuran tubuh 100µ m -<2 mmyang menjadi pengurai atau perombak utama bahan organik.


(32)

Contoh dari mesofauna adalah Mikroarthropoda, Collembola, Acarina, dan Nematoda (Handayanto & Hairiah, 2009).

3. Pertanian merupakan suatu kegiatan manusia yang dalam kegiatannya meliputi bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga kehutanan (Godam, 2009) atau penyederhanaan dari keanekaragaman hayati secara alami menjadi tanaman monokultur (Tobing, 2009).

4. Bioindikator atau indikator ekologi adalah organisme atau bagian dari suatu organismekelompok organisme yang sensitif terhadap gejala perubahan dari lingkungan akibat aktifitas manusia yang menekan lingkungan dan merusak sistem biotik (Suheriyanto, 2012).

5. Kesuburan tanah merupakan kualitas tanah atau kedudukan tanah yang berhubungan dengan jumlah dan ketersediaan unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman (Kharisah, 1986).

6. Bahan ajar merupakan informasi yang terdiri dari alat dan teks tertulis maupun tidak tertulis yang disusun secara sistematis, digunakan untuk membantu pendidik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta lingkungan/suasana yang nyaman bagi peserta didik untuk belajar (Triyono, 2009).


(1)

d. Bagaimana kemerataaan setiap jenis mesofauna tanah yang diketemukan di daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu? e. Bagaimana kelimpahan setiap jenis mesofauna tanah yang diketemukan di

daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu? f. Adakah perbedaan jumlah jenis mesofauna tanah pada tiga stasiun

penelitian di daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu?

g. Adakah korelasi antara faktor abiotik dengan jumlah jenis mesofauna tanahdi daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu?

h. Bagaimana hasil penelitian tentang keanekaragaman mesofauna tanah daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu dapat dikembangkan sebagai bahan ajar cetak biologi SMA dalam bentuk leaflet?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui jenis-jenis mesofauna tanah apa saja yang diketemukan di daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. b. Untuk mengetahui Indeks nilai penting setiap jenis mesofauna tanah yang

diketemukan di daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

c. Untuk mengetahui keanekaragaman mesofauna tanah yang diketemukan di daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.


(2)

d. Untuk mengetahui kemerataaan setiap jenis mesofauna tanah yang diketemukan di daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

e. Untuk mengetahui kelimpahan setiap jenis mesofauna tanah yang diketemukan di daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

f. Untuk mengetahui perbedaan jumlahmesofauna tanah pada tiga lokasi pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

g. Untuk mengetahui korelasi antara faktor abiotik dengan jumlah jenis mesofauna tanahdi daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu?

h. Untuk mengetahui hasil penelitian tentang keanekaragaman mesofauna tanah daerah pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu yang dikembangkan sebagai bahan ajar cetak biologi SMA dalam bentuk leaflet.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mencapai beberapa manfaat diantaranya:

1. Secara Teoritik

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi ilmiah bagi peneliti selanjutnya atau menjadi dasar acuan bagi penelitian yang lebih mendalam berkenaan dengan mesofauna tanah di pertanian apel Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu dan daerah-daerah lain. Mesofauna secara umum,


(3)

pengaruh habitat dan penggunaan lahan terhadap kehidupan mesofauna tanah, dihubungkan dengan faktor lingkungan abiotik dan penggunaan mesofauna tanah sebagai bioindikator. Hal ini sangat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan baik bagi kalangan akademisi maupun masyarakat umum.

2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini akan semakin memperkaya wawasan peneliti terkait kehidupan mesofauna tanah di pertanian apel dan penggunaan mesofauna sebagai bioindikator kesuburan tanah. Penelitian ini juga memperkuat pemahaman peneliti tentang metode-metode penelitian bidang ekologi khususnya fauna tanah dan penyusunan bahan ajar cetak dalam bentuk leaflet.

b. Bagi Siswa

Sebagai seorang guru, hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan kepada peserta didik tentang keanekaragaman jenis yang ada di sekitar lingkungan dan penerapan ilmu biologi pada kehidupan sehari-hari terutama pada materi keanekaragaman hayati SMA kelas X.

c. Bagi Pemerintah dan Lembaga Terkait

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah khususnya berbagai lembaga terkait seperti dinas pertanian dan pemerintah kota Batu, yaitu dengan menerapkan strategi pengelolaan lahan pertanian dan pemanfaatan yang lebih mementingkan keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem. Hasil penelitian ini nantinya dapat memberikan


(4)

masukan juga bagi masyarakat mengenai pentingnya pengelolahan lahan terhadap kesuburan lahan.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Keanekaragaman jenis yang diamati adalah semua jenis mesofauna tanah baik yang ada di permukaan maupun di dalam tanah yang dihitung dengan rumus Indeks Shannon and Weaner.

2. Mesofauna tanah yang diamati adalah organisme yang dapat memberikan informasi tentang kondisi tanah baik yang ditemukan di dalam tanah maupun di permukaan tanah.

3. Daerah pertanian apel yang diteliti berada di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

4. Bioindikator yang digunakan dalam penelitian adalah mesofauna tanah yang ditemukan pada permukaan tanah dan pada tanah kedalaman 20 cm.

5. Indikator kesuburan tanah yang diukur meliputi mesofauna tanah dan kandungan C-organik dan kelembaban tanah.

6. Bahan belajar yang dikembangkan menggunakan pengembangan berdasarkan (Depdiknas, 2008).

7. Bahan ajar yang menjadi produk penelitian adalah bahan ajar cetak dalam bentuk leaflet (Depdiknas, 2008).

8. Pengambilan sampel dilakukan di tiga lokasi lahan pertanian apel milik petani di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.


(5)

9. Parameter ekologi yang digunakan dalam penenitian ini menggunakan parameter kepadatan dan kepadatan relatif, frekuensi dan frekuensi relatif. 10. Indeks keanekaragaman jenis menggunakan Indeks Shannon-Wiener (H’).

Indeks keanekaragaman jenis ini digunakan untuk menyatakan keanekaragaman dari mesofauna tanah.

11. Pengamatan dilakukan pada pukul 6.00 WIB pagi hari di lahan pertanian apel pada 3 Februari sampai 26 April 2014.

12. Faktor lingkungan abiotik yang diukur dalam penelitian ini adalah suhu tanah, pH tanah, dan kelembaban.

13. Unsur fisika yang digunakan dalam penelitian meliputi suhu tanah dan kelembaban tanah.

14. Unsur kimia yang digunakan dalam penelitian meliputi pH, C-organik tanah, dan organofosfat.

1.6 Definisi Istilah

1. Keanekaragaman atau Diversitas adalah ciri suatu area yang menyangkut keragaman organisme hidup, kumpulan organisme, komunitas biotik dan proses biotik yang masih bersifat alamiah maupun yang sudah diubah oleh manusia (Leksono, 2011). Keanekaragaman dihitung dengan rumus Indeks Shannon and Weaner (Fachrul, 2012).

2. Mesofauna tanah merupakan hewan tanah yang memiliki ukuran tubuh 100µ m -<2 mmyang menjadi pengurai atau perombak utama bahan organik.


(6)

Contoh dari mesofauna adalah Mikroarthropoda, Collembola, Acarina, dan Nematoda (Handayanto & Hairiah, 2009).

3. Pertanian merupakan suatu kegiatan manusia yang dalam kegiatannya meliputi bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga kehutanan (Godam, 2009) atau penyederhanaan dari keanekaragaman hayati secara alami menjadi tanaman monokultur (Tobing, 2009).

4. Bioindikator atau indikator ekologi adalah organisme atau bagian dari suatu organismekelompok organisme yang sensitif terhadap gejala perubahan dari lingkungan akibat aktifitas manusia yang menekan lingkungan dan merusak sistem biotik (Suheriyanto, 2012).

5. Kesuburan tanah merupakan kualitas tanah atau kedudukan tanah yang berhubungan dengan jumlah dan ketersediaan unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman (Kharisah, 1986).

6. Bahan ajar merupakan informasi yang terdiri dari alat dan teks tertulis maupun tidak tertulis yang disusun secara sistematis, digunakan untuk membantu pendidik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta lingkungan/suasana yang nyaman bagi peserta didik untuk belajar (Triyono, 2009).