13 gula pereduksi yang terbentuk dilakukan menggunakan metode DNS.
Prosedur analisa kadar gula pereduksi disajikan pada Lampiran 1. Satu unit Dekstranase UD didefinisikan sebagai jumlah enzim
yang digunakan untuk membebaskan 1 µ mol glukosa gula pereduksi dalam 1 menit. Aktivitas spesifik dekstranase didefinisikan dalam unit
dekstranase per mg protein. Uji kadar protein dekstranase dilakukan menggunakan uji Bradford. Prosedur analisa Bradford disajikan pada
Lampiran 1.
c. Pendugaan Dosis dan Waktu Inkubasi Dekstranase
Karakterisasi ini bertujuan mengetahui pola penurunan dekstran akibat proses degradasi dekstranase yang dianalisa menggunakan
metode kabut Hasan, 1999. Nilai pH yang digunakan adalah pH dekstran pada kisaran 5.0 5.5 yang sesuai dengan pH alami nira. Suhu
yang digunakan adalah suhu optimum hasil tahap penentuan suhu optimum. Percobaan dilakukan dengan mendegradasi dekstran 1000
ppm menggunakan kombinasi perlakuan dosis dekstranase 0, 50, 75 dan 100 UDl dekstran dan waktu inkubasi 0, 60, 120, dan 150 menit.
Paramater yang digunakan untuk mengetahui kisaran dosis dekstranase dan waktu inkubasi optimum adalah dengan mengukur
jumlah dekstran yang paling banyak terdegradasi. Jumlah dekstran diukur menggunakan metode kabut Hasan, 1999. Prosedur analisa
dekstran disajikan pada Lampiran 1.
3. Degradasi Dekstran Dalam Nira
Setelah proses ekstraksi, nira dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer sebanyak 500 ml dalam tiap labu. Rancangan percobaan yang dilakukan
adalah dua faktor perlakuan yaitu dosis enzim DE dan waktu inkubasi WI. Masing-masing faktor terdiri dari empat taraf perlakuan.
Kondisi optimum degradasi dekstran sesuai dengan hasil tahap analisa karakterisasi dekstranase. Kondisi tersebut terdiri dari kisaran dosis
dekstranase, waktu dan suhu inkubasi.
14 Dosis dekstranase yang digunakan yaitu 0, 80, 100, dan 120 UDl nira.
Setelah ditambahkan dekstranase, nira diinkubasi pada suhu 50
o
C. Suhu ini sesuai pula dengan suhu nira hasil ekstraksi di pabrik gula Sumarno, 1994.
Sampel diambil setiap perlakuan dosis dekstranase pada masing-masing perlakuan waktu inkubasi yaitu 0, 30, 60, dan 90 menit.
Analisa yang dilakukan untuk mengetahui perubahan penambahan dekstranase di setiap taraf perlakuan terdiri dari kadar gula pereduksi, kadar
dekstran terdegradasi, viskositas, TSS, dan pH nira. Pengukuran masing- masing parameter dilakukan sebanyak dua ulangan. Prosedur analisa kadar
gula pereduksi, kadar dekstran terdegradasi, viskositas, TSS, dan pH nira disajikan pada Lampiran 1.
15
C. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan disusun untuk mengetahui pengaruh perbedaan penggunaan dosis dan waktu inkubasi dekstranase pada nira. Rancangan
percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap RAL dua faktorial. Faktor DE adalah dosis enzim dan faktor WI adalah waktu inkubasi
dekstranase. Masing-masing terdiri dari empat taraf faktor DE DE = 0, DE
1
= 80 , DE
2
= 100 dan DE
3
= 120 UDl nira dan empat taraf faktor WI WI = 0,
WI
1
= 30, WI
2
= 60, dan WI
3
= 90 menit dilakukan sebanyak dua ulangan, sehingga terdapat 32 unit percobaan secara duplo. Model matematis yang
digunakan untuk rancangan tersebut adalah: Yijk = µ + DEi + WIj + DEWIij + kij
dengan i = 1,2,3,4 ; j = 1,2,3,4; dan k = 1,2 ; dimana : Y
ijk
: Parameter respon dari pengaruh taraf ke-i faktor A dan pengaruh taraf ke-j faktor B pada ulangan ke-k.
µ :
Pengaruh rata-rata
DEi : Pengaruh taraf ke-i faktor A faktor dosis enzim
WIj : Pengaruh taraf ke-j faktor B faktor waktu inkubasi
DEWIij : Pengaruh kombinasi faktor Adan B taraf ke ij faktor kombinasi dosis enzim dan waktu inkubasi
kij : Pengaruh kesalahan percobaan pada ulangan ke-k.
Sudjana, 1992.