Teknik Dasar Bulutangkis LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1. Teknik Dasar Bulutangkis

Teknik dasar bulutangkis dapat di bagi dalam empat bagian: 1 cara memegang raket; a. Pegangan geblok kasur atau Amerika, b. Pegangan kampak atau pegangan Inggris, c. Pegangan gabungan atau pegangan jabat tangan, d. Pegangan Backhand, 2 gerakan pergelangan tangan; Urutan pukulan dalam bulutangkis diawali dengan gerakan kaki, gerakan badan, gerakan lengan dan yang terakhir dilanjutkan dengan gerakan tangan. Hasil pukulan menggunakan gerakan-gerakan kaki, badan dan lengan berarti pukulan itu tidak akan keras, tetapi pukulan hanya menggunakan pergelangan tangan saja juga tidak keras. Jadi seorang pemain itu dapat melakukan pukulan dengan baik dan keras, bila ia menggarakkan seluruh kegiatan berkesinambungan dari gerakan kaki, badan, lengan, dan pergelangan tangan Tohar, 1992:38, 3 gerakan melangkahkan kaki; Menurut James Poole 1982 dalam buku Icuk Sugiarto 2002:74 mengatakan bahwa ada enam daerah dasar kerja kaki yaitu: a. Gerakan arah kiri depan untuk pukulan jaring forehand dan bawah atau lob; b. Gerakan arah kanan depan untuk pukulan jaring forehand dan bawah atau lob; c. Gerakan samping kiri untuk mengembalikan pukulan smash atau drive pada sisi backhand; d. Gerakan samping kanan untuk mengembalikan pukulan smash atau drive pada sisi forehand; e. Gerakan kanan belakang untuk pukulan forehand atas; dan f. Gerakan kiri belakang untuk pukulan backhand. 4 pemusatan pikiran; Seorang 10 pemain dapat bermain dengan baik apabila ia masuk lapangan sudah mempersiapkan diri, baik fisik, teknik maupun yang lain, tetapi salah satu unsur yang penting, yaitu harus mempunyai daya konsentrasi yang tinggi dalam melakukan permainan tersebut Tohar, 1992:40. Pemusatan pikiran berarti pemain itu harus mencurahkan diri sepenuhnya pada permainan itu. Terutama pada saat akan melakukan pukulan, pemain harus mengawasi jalannya shuttlecock, kemudian memusatkan untuk mengayunkan, melakukan pukulan, mengarahkan shuttlecock keseberang lapangan dan tidak ketinggalan pula untuk mencurahkan pikiran untuk kelanjutan melakukan pukulan yang telah dilakukan serta bagaimana gerakan kaki selanjutnya yang menguntungkan bagi pemain tersebut.

2.2. Teknik Pukulan Bulutangkis

Dokumen yang terkait

Perbedaan Latihan Pukulan Lob Berpola dan Latihan Pukulan Lob Bebas Tidak Berpola terhadap Hasil Pukulan Lob dalam Permainan Bulutangkis pada Atlet PB. Pendowo Semarang Tahun 2008

0 4 83

PENGARUH LATIHAN DUMBBELL WRIST 0,5 KG DAN 1KG TERHADAP PUKULAN BACKHAND OVERHEAD LOB BULUTANGKISPEMAIN PEMULA PB SEHAT SEMARANG

0 29 63

PENGARUH LATIHAN OVERHEAD LOB DENGAN PENAMBAHAN FORWARD DAN BACKWARD HANDGRIP TERHADAP HASIL OVERHEAD LOB (Eksperimen pada pemain pemula putra Persatuan Bulutangkis Sehat Semarang usia 11 15 tahu

0 9 83

PENGARUH MODEL LATIHAN DAN PANJANG LENGAN TERHADAP PRESTASI OVERHEAD LOB (Eksperimen pada pemain putra Persatuan Bulutangkis Pendowo Semarang usia 11 13 tahun 2014)

6 53 91

HUBUNGAN PANJANG LENGAN, POWER LENGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN HASIL PUKULAN OVERHEAD LOB BULUTANGKIS PADA PEMAIN PUTRA UMUR 10 15 TH PB. JUPITER

1 17 122

TINGKAT KECAKAPAN PUKULAN BACKHAND OVERHEAD LOB MAHASISWA IKK BULUTANGKIS I JURUSAN PKLO FIK UNNES TAHUN 2012

0 5 74

HUBUNGAN ANTARA KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DAN POWER LENGAN DENGAN HASIL PUKULAN FOREHAND OVERHEAD LOB PADA ATLET PUTRA USIA 10-14 TAHUN PB MATAHARI TERBIT SEMARANG TAHUN 2010.

0 0 1

Perbedaan Hasil Latihan Pukulan Lob dengan Metode Pola Pukulan dan Metode Bertahap Terhadap Kemampuan Pukulan Lob Pada Pemain P.B. Sehat Semarang Tahun 2008.

0 0 1

PENGARUH LATIHAN DENGAN POLA BERGANTIAN DAN MENGUMPAN TERHADAP HASIL OVERHEAD LOB (eksperimen Pada Pemain Bulutangkis Putra Usia 11-13 Tahun Klub Cahaya Emas Demak Tahun 2015) -

0 1 42

PENGARUH LATIHAN PUKULAN DENGAN POSISI BERUBAH DAN POSISI TETAP TERHADAP HASIL PUKULAN OVERHEAD LOB

0 2 39