3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Tebu
Tebu Saccharum officinarum merupakan tumbuhan monokotil dari famili rumput- rumputan Gramineae yang merupakan tanaman untuk bahan baku gula. Batang tanaman
tebu memiliki anakan tunas dari pangkal batang yang membentuk rumpun. Tanaman ini memerlukan waktu musim tanam sepanjang 11- 12 bulan. Tanaman ini berasal dari daerah
tropis basah sebagai tanaman liar. Tanaman tebu merupakan tanaman perkebunan yang berasal dari India. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra.
Klasifikasi ilmiah dari tanaman tebu adalah sebagai berikut : Divisi
: Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Graminalis
Familia : Gramineae
Genus : Saccharum
Spesies : Saccharum officinarum
Sumber : http:id.wikipedia.orgwikiTebu Dalam masa pertumbuhannya tanaman tebu membutuhkan banyak air, sedangkan
ketika tebu akan menghadapi waktu masak menghendaki keadaan kering sehingga pertumbuhannya terhenti. Apabila hujan turun terus menerus akan menyebabkan tanaman
tebu rendah rendemennya. Jadi jelas bahwa tebu selain memerlukan daerah yang beriklim panas, juga diperlukan adanya perbedaan yang nyata antara musim hujan dan musim
kemarau Notojoewono 1967 dalam Haryanti 2008. Untuk pembuatan gula, batang tebu yang sudah dipanen diperas dengan mesin
pemeras mesin press di pabrik gula. Sesudah itu, nira atau air perasan tebu tersebut disaring, dimasak, dan diputihkan sehingga menjadi gula pasir. Dari proses pembuatan tebu tersebut
akan dihasilkan gula 5, ampas tebu 90 dan sisanya berupa tetes molasse dan air. Menurut Chapman 1976 dalam Budihardjo 1984, penentuan saat tebu dapat
dipanen didasarkan pada umur tebu. Di Hawaii, tanaman tebu dipanen setelah berumur kira- kira dua tahun. Tanaman yang ditebang akan tumbuh kembali sebagai ratoon dan dipanen
lagi dua tahun berikutnya, cara ini diulangi dua sampai tiga kali sebelum tanaman dibongkar.
B. Struktur dan Kekerasan Batang Tebu
Batang tebu memiliki bentuk silindris dan terdiri atas beberapa bagian Gambar 1. Bagian-bagian tersebut diantaranya adalah mata tunas eye or bud, buku node, ruas tebu
internode, pita lilin wax band, dan pita akar root band. Pita akar merupakan bagian yang paling keras dari satu ruas tebu yang masak, sedangkan bagian pertengahan ruas memiliki
tingkat kekerasan yang kedua Hutasoit 1978 dalam Lisyanto 2007. Pada tebu jenis Uba tebu keras, semakin kecil diameter tebu maka tebu tersebut semakin keras, sedangkan
kekerasan tebu yang ditanam di kebun tanpa irigasi naik sekitar 20.39 dibandingkan dengan tebu yang ditanam di kebun yang beririgasi Hutasoit 1978 dalam Lisyanto 2007.
Kerasnya batang tebu yang ditanam di lahan yang tidak beririgasi disebabkan oleh kurangnya suplai air untuk proses pertumbuhan tebu, hal tersebut mengakibatkan struktur sel pada
4
batang tebu tersebut memiliki sifat yang lebih keras jika dibandingkan dengan struktur sel batang tebu yang kebutuhan airnya dapat terpenuhi dengan baik.
C. Kepras Tebu
Pada proses budidaya tanaman tebu di perkebunan terdapat beberapa kegiatan budidaya yang salah satunya adalah proses penanaman. Ada dua cara dalam penanaman
tanaman tebu yaitu dengan cara bongkar ratoon maupun dengan cara kepras. Menurut King, Mungomeri dan Hughes 1953 dalam Feri 2008, tanaman tebu mempunyai kemampuan
memproduksi tunas-tunas baru dari tunggul dalam tanah setelah tanaman dipanen. Tanaman keprasan merupakan hasil tunas tebu yang tumbuh kembali dari jaringan
batang yang masih tertinggal dalam tanah setelah ditebang Barnes 1964 dalam Feri 2008. Keuntungan dari tanaman keprasan adalah dapat menghemat pemakaian bibit, disamping itu
tebu yang tumbuh sudah beradaptasi dengan lingkungan, dan kelestarian alam dapat terjaga Widodo 1991 dalam Feri 2008.
Pengeprasan tebu merupakan pemotongan sisa-sisa tunggul tebu setelah penebangan yang dilakukan pada posisi tepat atau lebih rendah dari permukaan guludan Koswara 1989
dalam Lisyanto 2007. Pengeprasan tersebut dapat dilakukan secara manual maupun mekanis. Alat yang digunakan dalam pengeprasan secara manual umumnya berupa cangkul atau golok,
sedangkan untuk pengeprasan mekanis digunakan pisau rotari yang digerakkan oleh traktor. Pengeprasan tebu bertujuan agar tunas tanaman tebu yang tumbuh tidak mengambang di atas
tanah dan tidak roboh apabila sudah tumbuh besar. Sebelum proses pengeprasan sebaiknya lahan dialiri air terlebih dahulu agar bekas
tanaman tebu yang akan dikepras tidak mudah terbongkar Sutardjo 1996. Ada tiga bentuk pengeprasan :
Gambar 1. Bentuk dan bagian-bagian batang tebu Humbert 1968
5
a. Kepras bentuk rata Bentuk pengeprasan ini merupakan hasil dengan menggunakan alat kepras mekanis stubble
shaver.
b. Keprasan bentuk W Umumnya bentuk ini dilakukan pada tanah-tanah berat yang mudah pecah bila musim
kemarau.
c. Keprasan bentuk U Umumnya bentuk ini dilakukan pada tanah-tanah yang mengandung pasir.
D. Alat Kepras Tebu