Waktu dan Tempat Prosedur Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2007 hingga Juni 2007 yang meliputi uji coba dan pengolahan data, dan bertempat di Laboratorium Terpadu Departemen Teknik Pertanian Luewikopo.

B. Alat dan Bahan

Penelitian pengaruh penggantian refrigeran terhadap performansi mesin pendingin merupakan subsistem dari penelitian mengenai pengaruh penggantian refrigeran hidrokarbon terhadap refrigeran halokarbon pendinginan. Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah

1. Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: a. Mesin pendingin pembeku Mesin pendingin yang digunakan pada penelitian ini adalah Refrigeration Education System Refrigeration Test Bench model RNP-300 E yang dibuat oleh Tokyo Meter, Jepang. Alat ini telah dilengkapi dengan komponen mesin pendingin kondenser, evaporator, kompresor, katub ekspansi, panel pengukuran, serta thermostat. Kondenser yang digunakan bertipe shell and coil serta berpendingin air. Evaporator bertipe coil dan menggunakan brine CaCl 2 sebagai refrigeran sekundernya. Katup ekspansi yang digunakan bertipe thermostatik. Kompresor yang digunakan merupakan kompresor resiprok tipe terbuka. Juga terdapat motor untuk memompa brine agar tersirkulasi di evaporator. Thermostat diset pada suhu -20 C. Panel ukur mengukur suhu pada tiap titik pengukuran menggunakan thermokopel jenis Pt. Gambaran skematis dari alat uji serta titik pengukuran suhu disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Skema alat uji dan titik pemgukuran Tabel 3. Titik pengukuran Simbol Titik pengukuran T1 Refrigeran masuk kompresor T2 Refrigeran keluar kompresor T3 Refrigeran keluar kondensor T4 Refrigeran keluar evaporator T5 Brine masuk evaporator T6 Brine keluar evaporator T7 Air masuk kondensor T8 Air keluar kondensor ii. Hybird recorder. Hybrid recorder digunakan untuk membaca nilai yang diukur oleh thermokopel. Digunakan hybrid recorder karena panel pengukur pada alat uji kurang akurat. iii. Obeng. Digunakan untuk membongkar pasang thermokopel ke hybrid recorder Evaporator Kompresor Kondensor Katup ekspansi Pompa brine Brine masuk Air Keluar Air masuk Brine keluar T7 T8 T3 T2 T1 T4 T6 T5

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah: i. Refrigeran. Refrigeran yang digunakan pada penelitian ini adalah refrigeran golongan halogen R-12, R-22 ii. N-brine, merupakan media pendingin sekunder pada alat penelitian. iii. Air, sebagai media pemindah panas pada kondensor

C. Prosedur Penelitian

Penelitian diawali dengan mempelajari sistem yang akan diteliti. Lalu dilakukan kalibrasi alat ukur pada peralatan uji. Setelah kalibrasi dilakukan, penelitian dilakukan dengan mengambil data dari tiap titik pengukuran. Hasil pengukuran diolah menggunakan prinsip pendinginan. Seluruh kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium Terpadu Departemen Teknik Pertanian di Leuwikopo. Penelitian dilakukan pada semua komponen mesin pendingin. Dilakukan pengukuran suhu refrigeran pada titik tertentu, air keluar masuk, laju aliran refrigeran dan laju aliran air. Laju aliran air pada kondensor diubah-ubah dengan cara mengatur pembukaan katup pemasukan air. Lalu suhu tiap titik diamati dan dilakukan analisis terhadap hasil yang diperoleh. Percobaan dilakukan dengan refrigeran R-12 dan R-22. Parameter yang dibandingkan di evaporator adalah suhu evaporasi, suhu brine di dalam evaporator, dan efek pendinginan yang tejadi. Di kondensor parameter yang dibandingkan adalah suhu kondensasi, beda suhu logaritmik, koefisien pindah panas keseluruhan, panas buang kondenser dan kalor serap air. Suhu refrigeran keluar kompresor dan kerja kompresor merupakan parameter pembanding di kompresor. Dari data yang diukur dapat dibandingkan pula diagram entalpi tekanan setiap refrigeran dan laju aliran air pendingin pada suatu titik pengukuran. Diagram alir penelitian adalah sebagai berikut Gambar 4. Diagram alir penelitian Entalpi, entropi, volume spesifik tiap titik ukur Analisa pendinginan Panas kondensor, efek pendinginan, kerja kompresi, COP Pembacaan diagram Mollier dan tabel keadaan gas Pengukuran suhu, tekanan, laju aliran Data pengukuran: suhu kondensasi T kond , suhu evaporasi T evap , suhu keluar kompresor T discharge , laju aliran Mulai Pengaturan laju aliran medium pendingin

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Perubahan Suhu dan Efek Pendinginan

Analisa proses pendinginan dimulai dari mengamati profil suhu proses yang terjadi. Gambar 5 menampilkan profil suhu yang terjadi di evaporator. Thermostat evaporator diset untuk suhu -20 C, sehingga suhu ini adalah suhu paling rendah yang mungkin dicapai. Suhu ini dapat dicapai oleh R-12 dengan laju aliran air pendingin 800 ljam dan 900 ljam. R-12 dengan laju aliran air pendingin 700 ljam mempunyai parameter pengukuran yang hampir sama dengan R-12 800 ljam suhu kondensasi, efek pendinginan namun persamaan parameter ini tidak menghasilkan suhu evaporasi yang sama. Perbedaan ini mungkin dikarenakan terjadinya overheat pada kompresor karena rendahnya tekanan yang terjadi dan belum dilakukannya penyesuaian setting kompresor. Proses penurunan suhu di evaporator dipengaruhi oleh suhu kondensasi yang terjadi. Pada R-22, hal ini ditunjukkan oleh rendahnya suhu yang dapat dicapai pada aliran 800 ljam sesuai dengan rendahnya suhu kondensasi yang terjadi Gambar 11. Gambar 5. Profil suhu evaporasi setiap aliran air pendingin dan refrigeran Sistem bak pendingin yang digunakan pada percobaan ini adalah menggunakan evaporator chilling liquid dengan refrigeran sekunder brine etilen glikol. Efek pendinginan di bak pendingin terjadi karena refrigeran mengambil panas dari brine dan brine mengambil panas dari air yang akan dibekukan. Sistem ini ditunjukkan oleh Gambar 6. Profil Suhu Evaporasi -30 -20 -10 10 20 30 40 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 Menit C R-12; 700 ljam R-12; 800 ljam R-12; 900 ljam R-22; 700 ljam R-22; 800 ljam R-22; 900 ljam