f. P larutan tanah WSP-Water Soluble Phosphate setiap panen pada kedua kompartemen.
g. N total tanah setiap panen pada setiap kompartemen. h. N-tersedia N-NH
4 +
dan N-NO
3 -
tanah setiap panen pada setiap kompartemen.
i. Bakteri pelarut P dengan menggunakan dilution plate method.
Cara kerja dan prosedur analisis terlampir dalam Lampiran 4 – 12.
Analisis data
Data yang diperoleh dari pengamatan dianalisis secara deskriptif untuk melihat pengaruh dari perlakuan yang diberikan. Uji T paired two sample for means
untuk data berpasangan dilakukan untuk melihat perbedaan antar perlakuan secara umum. Uji T satu arah PT=0.16 one tail dilakukan untuk melihat apakah
perlakuan dengan mikoriza lebih baik dibandingkan dengan perlakuan tanpa mikoriza pada tanaman Indigofera dan Hotong.
Hasil
Pertumbuhan tanaman
Pertumbuhan Indigofera dan Hotong selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan bahwa pada umur 60 hari, Indigofera menunjukkan
akumulasi bobot kering tajuk yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan umur 90 hari dan relatif masih lebih rendah dibandingkan dengan kontrol. Bobot kering
tajuk Indigofera +M pada kompartemen Hotong bahkan relatif masih lebih rendah dibandingkan dengan Indigofera -M pada kompartemen Hotong.
Tabel 5 Bobot kering tajuk dan akar Indigofera dan Hotong selama penelitian
Pupuk P kgha
Bobot kering tajuk gtanaman
Bobot kering akar gtanaman
-M +M
-M +M
Panen 60 hari Indigofera
0.07 0.25
0.02 0.03
60 0.19
0.07 0.02
0.01 120
0.19 0.03
0.04 0.01
Rata-rata 0.15
0.12 0.03
0.02 Kontrol
1.4 0.15
Hotong 0.06
0.19 0.02
0.05 60
1.09 0.45
0.19 0.09
120 2.28
0.57 0.43
0.13
Rata-rata 1.15
0.40 0.21
0.09 Kontrol
4.36 0.77
Panen 90 hari Indigofera
0.33 0.82
0.07 0.17
60 2.50
5.40 0.23
1.43 120
1.33 1.42
0.53 0.19
Rata-rata 1.39
b
2.55
a
0.28 0.59
Kontrol 1.91
0.27
Hotong 1.97
3.44 0.64
2.3 60
2.21 1.77
1.00 1.03
120 0.46
1.21 0.13
0.38
Rata-rata 1.55
2.10 0.59
b
1.24
a
Kontrol 6.91
2.45
Keterangan: Kontrol = diberikan pupuk P dan mikoriza secara bersamaan pada setiap jenis tanaman, -M tanpa mikoriza dan +M dengan mikoriza. Huruf a,b
pada kolom yang berbeda menunjukkan perlakuan +M lebih tinggi [PT=0.16 one tail] dibandingkan dengan perlakuan -M.
Pada periode ini belum terlihat pola pertumbuhan akibat perlakuan yang diberikan. Pada umur 60 hari mikoriza belum dapat memengaruhi pertumbuhan
Indigofera, karena belum berkembangnya hifa Gambar 9.
Gambar 9 Akar Hotong dan Indigofera dengan perlakuan pupuk P+M umur 60 hari
Pertambahan bobot kering tajuk terjadi sangat drastis pada pot Indigofera +M pada kompartemen Hotong berumur 90 hari, dengan penambahan 20 kali
dibandingkan dengan umur 60 hari. Penambahan ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan Indigofera -M pada kompartemen Hotong umur 90 hari
yang hanya mencapai penambahan sebesar 8 kali dibandingkan dengan umur 60 hari. Uji t berpasangan yang dilakukan terhadap Indigofera umur 90 hari -M dan
+M pada kompartemen Hotong memperlihatkan bahwa bobot kering tajuk Indigofera +M pada kompartemen Hotong berumur 90 hari lebih tinggi 2.55
gtanaman dengan
[PT=0.16 one tail]
dibandingkan dengan bobot kering tajuk Indigofera -M pada kompartemen Hotong berumur 90 hari 1.39 gtanaman.
Indigofera +M pada kompartemen Hotong yang berumur 90 hari diduga sudah terinfeksi oleh hifa mikoriza Gambar 10 yang berasal dari kompartemen
Hotong. Mikoriza yang terdapat pada kompartemen Hotong sudah berkembang dan sudah bekerja dengan baik, sehingga mampu menyeberang ke kompartemen
Indigofera melalui screen nylon. Keberadaan mikoriza yang menginfeksi sistem perakaran Indigofera membantu penguraian P, sehingga menjadi tersedia bagi
tanaman Indigofera. Selain itu, kejadian infeksi ini terbukti dengan adanya infeksi sebesar rata-rata 15 Tabel 6 pada sistem perakaran Indigofera +M pada
kompartemen Hotong.
Gambar 10 Akar Hotong dan Indigofera perlakuan pupuk P+M umur 90 hari
Tabel 6 Infeksi akar pada tanaman Hotong dan Indigofera pada perlakuan +M
Pupuk P kgha Infeksi akar
60 hari 90 hari
Hotong 13
19 60
11 32
120 6
24
Rata-rata 10
25 Kontrol