PENGARUH SERUMEN OBSTURAN DI LIANG TELINGA TERHADAP INDEKS PRESTASI BELAJAR ANAK USIA 7-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH 9 MALANG

(1)

i

PENGARUH SERUMEN OBSTURAN DI LIANG TELINGA TERHADAP INDEKS PRESTASI BELAJAR ANAK USIA 7-12 TAHUN DI SEKOLAH

DASAR MUHAMMADIYAH 9 MALANG

   

KARYA TULIS AKHIR Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh:

NUR CHUMAIROH 06020054

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN


(2)

ii

PENGARUH SERUMEN OBSTURAN DI LIANG TELINGA TERHADAP INDEKS PRESTASI BELAJAR ANAK USIA 7-12 TAHUN DI SEKOLAH

DASAR MUHAMMADIYAH 9 MALANG

   

KARYA TULIS AKHIR Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh:

NUR CHUMAIROH 06020054

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN Telah disetujui sebagai hasil penelitian

Untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang 14 Januari 2011

Pembimbing I

dr. Indra Setiawan, Sp.THT-KL

Pembimbing II

dr. Yoyok Subagyo

Mengetahui, Fakultas Kedokteran

Dekan,


(4)

iv

Karya Tulis Akhir oleh NUR CHUMAIROH ini

telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji

pada tanggal 14 Januari 2011

Tim Penguji

dr. Indra Setiawan, Sp.THT-KL , Ketua

dr. Yoyok Subagyo , Anggota


(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas berkah, rahmat, serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir ini dengan judul “Pengaruh Serumen Obsturan Di Liang Telinga Terhadap Indeks Prestasi Belajar Anak Usia 7-12 Tahun Di Sekolah Dasar Muhammadiyah 9 Malang”.

Penyusunan Karya Tulis Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

Penyusunan Karya Tulis Akhir ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis akhir ini kedepannya. Penulis berharap semoga karya tulis akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Demikian kata pengantar ini penulis buat, mohon maaf apabila terdapat kekurangan dan penulis ucapkan terima kasih.

Malang, Januari 2011


(6)

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas berkah, rahmat, serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir ini dengan judul “Pengaruh Serumen Obsturan Di Liang Telinga Terhadap Indeks Prestasi Belajar Anak Usia 7-12 Tahun Di Sekolah Dasar Muhammadiyah 9 Malang”.

Sesungguhnya keberhasilan penyusunan karya tulis akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT, sebagai dzat yang MAHA segala-galanya

2. Nabi Muhammad SAW, sebagai penerang dan panutan makhluk dibumi ini 3. dr. Irma suswati, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Malang.

4. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD, selaku pembantu dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

5. dr. Fathiyah Safitri, M.Kes, selaku pembantu dekan II Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

6. dr. Thontowi Djauhari, NS, M.Kes, selaku pembantu dekan III Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

7. dr. Indra Setiawan, Sp.THT-KL, selaku dosen pembimbing I yang selalu memberi dorongan motivasi, bantuan, dan kesediaan waktunya untuk selalu


(7)

vii

membimbing penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

8. dr. Yoyok Subagyo, selaku dosen pembimbing II yang telah memberi bimbingan dengan penuh kesabaran dalam membantu penulis menyelesaikan karya tulis akhir ini.

9. dr. Nanang Mardiraharjo, Sp.THT-KL, selaku dosen penguji yang telah memberikan petunjuk, saran, dan kritik yang membangun demi kesempurnaan karya tulis akhir ini.

10. Bapak Bambang Yudi Ariadi, MM, selaku kepala sekolah SD Muhammadiyah 9 “Panglima Sudirman” Malang yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian pada murid-muridnya.

11. Ibu Ria dan mbak Atri, selaku ketua dan pelaksana UKS di SD Muhammadiyah 9 “Panglima Sudirman” Malang yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian.

12. Ibu dan mbak petugas TU SD Muhammadiyah 9 “Panglima Sudirman” Malang, terima kasih telah sangat membantu dan maaf jika sering bolak-balik untuk merepotkan. Terima kasih banyak atas segalanya.

13. Abah H. Achmad Chudlori dan Ibu Hj. Nur Asmining Chudlori, yang selalu mengucurkan seluruh doa dan selalu bekerja keras untuk keberhasilan anak-anaknya. Terima kasih atas do’a, kasih sayang, kesabaran, dan dukungannya. Berkat Ridho dari abah dan ibu, Nur bisa melalui semua ini.

14. Wiwik Ch & Al-Fauzi, Lilik M & Sudira, Indah Y & Edi F, Fachrul I & Erma, Aris K, dan Nur Ts, yang memberikan begitu banyak wacana dan kasih sayang untukku selama ini.


(8)

viii

15. My little angel “Izza, Caca, Aulia, Nabila, Naura, Siva, Carissa, Ragil”, yang memberikan banyak tawa dan kepusingan yang tak bisa diduga-duga, tapi justru dapat menghilangkan stress untuk sejenak. Aku selalu merindukan kalian semua.

16. Philips Yodiantoro “Mase”, yang memberikan banyak warna “senang, sedih, tawa, tangis” di hidupku dalam beberapa tahun terakhir. Kau yang spesial dan terindah dalam hidupku sampai saat ini.

17. Tim SO “Sari-ny.beruang, Angie-Kuwn, Vina, Anakku-Didik, Via-Nduk, Dinda, Dian, Dedew, Inggrit, Jamilah, Yuli, Nova, Nazwa, Ade, Dorin, Fera, Galih, NQ-kokom, Mon-pipit”, yang selalu menyediakan waktu untuk membantu pemeriksaan.

18. Teman-teman angkatan 2006 dan teman seperjuangan yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu. Terima kasih atas semangat dan doa kalian semua.

19. TBMM “Nurul Qolbi” yang telah memberikan lapangan yang luas untuk bergerak dan berlari, mencari tahu dan mencoba, hingga ku bisa menaklukkan medan yang terjal sekalipun.

20. T_chi, Viga_chu, mbak Hilda, mbak Nia, Ayin, Ambar, makasih atas semangat yang selalu membangun saat ku ingin pergi dan berhenti sejenak. 21. Petugas TU FK UMM, mas Jamil, pak Yono, bu Rom, terima kasih atas

bantuannya.

22. Laborat FK UMM, mbak fat, mbak emi, mas joko, mas miftah, yang selalu membantu selama ini.

23. Petugas perpus UMM kampus 2, yang telah memberikan ijin atas peminjaman buku.


(9)

xi DAFTAR ISI

DAFTAR ISI Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PENGUJI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Akademis ... 4

1.4.2 Peneliti ... 4

1.4.3 Masyarakat ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5


(10)

xii

2.2 Histologi Telinga ... 8

2.3 Fisiologi Pendengaran ... 11

2.3.1 Proses Mendengar ... 11

2.3.2 Tes Fungsi Pendengaran ... 12

2.4 Serumen Obsturan ... 15

2.4.1 Definisi ... 15

2.4.2 Etiologi ... 16

2.4.3 Epidemiologi ... 17

2.4.4 Patofisiologi ... 17

2.4.5 Manifestasi Klinik ... 17

2.4.6 Penatalaksanaan ... 18

2.5 Prestasi Belajar ... 18

2.5.1 Definisi ... 18

2.5.2 Ciri-ciri Perubahan Tingkah Laku Dalam Pengertian Belajar… ... 19

2.5.3 Beberapa Aktivitas Belajar ... 21

2.5.4 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 23

2.5.5 Indikator Untuk Mengevaluasi Prestasi Belajar ... 25

2.6 Karakteristik Anak Sekolah Dasar ... 26

2.7 Hubungan Serumen Obsturan dengan Prestasi Belajar ... 29

BAB III KERANGKA KONSEP ... 30

3.1 Kerangka konsep ... 30

3.2 Hipotesis ... 31

BAB IV METODE PENELITIAN ... 32


(11)

xiii

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

4.3 Populasi dan Sampel ... 32

4.3.1 Populasi ... 32

4.3.2 Sampel ... 32

4.3.3 Teknik pengambilan sampel ... 32

4.3.4 Variabel penelitian ... 33

4.3.4.1 Variabel Bebas ... 33

4.3.4.2 Variabel Tergantung ... 33

4.3.4.3 Definisi Operasional Variabel ... 33

4.4 Alat dan Bahan Penelitian ... 34

4.5 Cara Pemeriksaan ... 34

4.6 Kerangka Operasional ... 34

4.7 Analisis Data ... 35

4.8 Alur Penelitian ... 35

BAB V HASIL PENENLITIAN DAN ANALISIS DATA ... 36

5.1 Deskripsi Karakteristik Responden ... 36

5.2Analisis Data ... 38

BAB VI PEMBAHASAN ... 40

6.1 Deskripsi Karakteristik Responden ... 40

6.2 . Analisis Data ... 42

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

7.1 Kesimpulan ... 45

7.2 Saran ... 45


(12)

xiv DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

5.1 Tabel Pembagian Anak Yang Terdapat Serumen Obsturan Dan

Yang Tidak Terdapat Serumen Obsturan Di Liang Telinganya ... 36

5.2 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 36

5.3 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37

5.4 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Kelas ... 37

5.5 Tabel Indeks Prestasi Belajar Rata-Rata Antara Siswa Yang Terdapat Serumen Obsturan Dan Yang Tidak Terdapat Serumen Obsturan Belajar ... 38

5.6 Tabel Hubungan antara Serumen Obsturan dengan Penurunan Pendengaran ... 38

5.7 Tabel Indeks Prestasi Belajar Rata-Rata Antara Siswa Yang Terdapat Gangguan Pendengaran Dan Yang Tidak Terdapat Gangguan Pendengaran ... 39


(13)

xv

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

2.1 Anatomi Telinga ... 5

2.2 Membran Timpani... 7

2.3 Organ Corti ... 8

2.4 Histologi Organ Corti ... 11

2.5 Skematik Proses Mendengar ... 12

2.6 Tes Rinne ... 13

2.7 Serumen Obsturan di Liang Telinga ... 16

                             


(14)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Halaman

1. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 50

2. Tabel Normalitas Data ... 56

3. Tabel Uji T (Serumen Obsturan Dengan Indeks prestasi Rata-rata) ... 58

4. Tabel Uji Chi-Square ... 59

5. Tabel Uji T (Gangguan Pendengaran Dengan Indeks prestasi Rata-rata) 60 6. Surat Keterangan Sudah Penelitian ... 61

7. Foto Sekolah SD Muhammadiyah 9 Malang ... 62


(15)

47

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Supriyono, 2004, Psikologi Pelajar, Rineka Cipta, Jakarta,, hal 37-40. Ballenger J, 1997, Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher, edisi

13, Binarupa Aksara, Jakarta, hal 101-135 dan hal 273-293.

Bashiruddin J, Hendarto H, Indro S, 2006, Gangguan Pendengaran dan Kelainan

Telinga, dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok

Kepala & Leher, edisi 5, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, hal 10-22. Boies, 2004, Buku Ajar Penyakit THT, edisi 6, EGC, Jakarta, hal 75-77.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2010 , Telinga Sehat Pendengaran Baik, viewed 9 april 2010 (http://www.depkes.go.id/index.php/press-release/840-telinga-sehat-pendengaran-baik.html.2010.pdf).

Djamarah, Syaiful, 2002, Psikologi Belajar, Rineka cipta, Jakarta, hal 11-15. Irma D, 2010, Hubungan Gangguan Pendengaran dengan Pestasi Belajar Siswa,

viewed 12 Desember 2010 (http://eprints.undip.ac.id/23312/1/ Dwi_Irma. pdf).

Fawcett, Don W, 2002, Buku Ajar Histologi, edisi 12, EGC, Jakarta, hal 824-835. Finn, Geneser, 1994, Buku Teks Histologi, jilid 2, Binarupa aksara, Jakarta barat,

hal 431-432.

Ghazali MV, Sastromihardjo S, Soedjarwo SR, 2008, dalam Dasar-Dasar

Metodologi Penelitian Klinis, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Jakarta,

hal 112-125.

Guyton CA , Hall EJ, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi 9, EGC Jakarta, Hal 910-918.


(16)

48

Junqueira, Carneiro, Kelley, 1998, Histologi Dasar, edisi 8, EGC, Jakarta, hal 479-482.

Kamisa, 1997, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Besar, cetakan I, Kartika, Surabaya, hal 44.

Keith, John, 2002, Buku Panduan Belajar THT, PT.Bina Aksara, Jakarta, hal 6. Nasution R, 1993, Bagaimana Anak Bisa Belajar, Mega Aksara, Jakarta, hal

10-11.

Ronald W, Dudek, 2001, Intisari Histology, Hipokrates, Jakarta, hal 67-69.

Slamet I, 1997, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, PT.Bina Aksara, Jakarta, hal 16-18.

Soetirto I, Hendarmin H, Bashirudin J, 2007, Gangguan Pendengaran dan

Kelainan Telinga, dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala & Leher, edisi 6, Balai penerbit FKUI, Jakarta, hal 10-22.

Sosialisman, Hafil AF, Helmi, 2007, Kelainan Telinga Luar, dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher, edisi 6, Balai penerbit FKUI, Jakarta, hal 57-58.

Suryobroto S, 1990, Mengetahui Masa Pada Anak, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal 2.

Thane, Eugene, Bruce, 1993, Penyakit Telinga, Hidung Dan Tenggorokan, EGC, Jakarta, hal 6-10.


(17)

49

Tumbelaka AR, Riono P, Sastroasmoro S, et al, 2008, Pemilihan Uji Hipotesis, dalam Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Jakarta, hal 279-299.

Yuniardi , 2010, Pengaruh Serumen Obsturan Terhadap Gangguan Pendengaran, viewed 13 Desember 2010 (http://eprints.undip.ac.id/23179/1/C._Yuniardi.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu. Serumen obsturan adalah gumpalan serumen yang menumpuk di liang telinga sehingga menimbulkan gangguan pendengaran yang dapat menyebabkan gangguan belajar, sosialisasi, emosi dan juga berbicara yang mengakibatkan gangguan komunikasi. Selain gangguan pendengaran juga dapat menyebabkan rasa tertekan dan nyeri (Soetirto, 2007)

Telinga adalah organ yang berperan besar dalam kehidupan sehari-hari karena mendengar diperkirakan dapat menyerap sekitar 20% informasi lebih besar dibandingkan dengan membaca. Dari data Departemen Kesehatan di Jakarta (2010), sekitar 30-50 % anak usia sekolah menderita serumen obsturan di liang telinganya yang menyebabkan anak mengalami gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran akan mengakibatkan penurunan pendengaran, sehingga anak sekolah sulit menerima pelajaran. Gangguan pendengaran tersebut pada akhirnya akan menggangu proses penyerapan pelajaran serta menurunkan produktivitas dan prestasinya (Depkes RI, 2010)

Di Indonesia, gangguan pendengaran saat ini masih merupakan satu masalah yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan hasil survei di tujuh provinsi Indonesia (1994-1996), prevalensi gangguan pendengaran sebesar 16,8% dan penyebab utama gangguan pendengaran terbanyak adalah serumen obsturan


(19)

2  

sebanyak 3,6%. Data WHO akhir 2007 didapatkan insiden serumen obsturan di Indonesia adalah sebesar 18,7% (Yuniardi, 2010). Hal itu disampaikan pada pencanangan Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran (HKTP) pada tanggal 3 maret 2010, di Jakarta Pusat (Depkes RI, 2010)

Menurut Menteri Kesehatan RI Endang, masalah lain yang perlu mendapat perhatian adalah sumbatan kotoran (serumen obsturan) yang banyak ditemukan pada anak-anak usia sekolah.

Sekolah Dasar Muhammadiyah 9 Malang merupakan sekolah dasar yang mempunyai prevalensi prestasi akademik yang cukup tinggi di kota Malang. Dari data Akademik tahun 2010, di SD Muhammadiyah 9 Malang di dapatkan penurunan prestasi belajar anak mencapai 10% (Buku Laporan Akademik Siswa SD Muhammadiyah 9 Malang, 2010). Hal ini kemungkinan dikarenakan adanya serumen obsturan di liang telinganya. Dari data UKS dalam buku laporan kesehatan siswa SD Muhammadiyah 9 Malang (2010), belum pernah dilakukan pemeriksaan atau skrining telinga, hidung, mulut dan tenggorokan di kelas 2 sampai kelas 6. Selain itu tingkat sosial ekonomi wali murid juga terdapat pada golongan menengah keatas. Hal ini diasumsikan bahwa tidak akan terjadi adanya kotoran atau serumen di liang telinga dan menyebabkan penurunan prestasi pada anak.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh adanya serumen obsturan di liang telinga terhadap indeks prestasi belajar anak usia 7-12 tahun. Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Muhammadiyah 9 Malang karena ingin mengetahui korelasi yang terjadi dan belum pernah dilakukan penelitian disana sebelumnya.


(20)

3  

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang dan landasan fakta yang ada maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

“Adakah pengaruh serumen obsturan di liang telinga siswa terhadap indeks prestasi belajar anak usia 7-12 tahun di Sekolah Dasar Muhammadiyah 9 Malang”.

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum:

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh serumen obsturan di liang telinga terhadap indeks prestasi belajar anak usia 7-12 tahun di Sekolah Dasar Muhammadiyah 9 Malang.

1.3.2 Tujuan khusus:

1. Mengetahui perbedaan prestasi belajar antara siswa penderita serumen obsturan dan siswa yang tidak menderita serumen obsturan

2. Mengetahui kelas terbanyak penderita serumen obsturan pada Siswa Sekolah Dasar

3. Mengetahui umur terbanyak penderita serumen obsturan pada Siswa Sekolah Dasar

4. Mengetahui jenis kelamin terbanyak penderita serumen obsturan pada Siswa Sekolah Dasar

5. Mengetahui pengaruh serumen obsturan di liang telinga terhadap penurunan pendengaran pada siswa usia 7-12 tahun di Sekolah Dasar Muhammadiyah 9 Malang.


(21)

4  

6. Mengetahui pengaruh penurunan pendengaran terhadap indeks prestasi belajar siswa anak 7-12 tahun di Sekolah Dasar Muhammadiyah 9 Malang.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik akademis maupun klinis.

1.4.1 Akademis

1.Dapat memberi pengetahuan dan wawasan tentang serumen obsturan dan efek yang ditimbulkannya.

2.Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai dasar atau sumber data untuk penelitian berikutnya, serta memberi masukan dan pendorong bagi pihak pengembangan yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.

1.4.2 Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan secara langsung kepada masyarakat.

1.4.3 Masyarakat

1.Sebagai sumber informasi (health promotion) tentang terjadinya penurunan indeks prestasi pada anak akibat dari adanya serumen obsturan di liang telinga.

2.Menambah pengetahuan masyarakat tentang serumen obsturan di liang telinga pada anak.


(1)

48  

Junqueira, Carneiro, Kelley, 1998, Histologi Dasar, edisi 8, EGC, Jakarta, hal 479-482.

Kamisa, 1997, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Besar, cetakan I, Kartika, Surabaya, hal 44.

Keith, John, 2002, Buku Panduan Belajar THT, PT.Bina Aksara, Jakarta, hal 6. Nasution R, 1993, Bagaimana Anak Bisa Belajar, Mega Aksara, Jakarta, hal

10-11.

Ronald W, Dudek, 2001, Intisari Histology, Hipokrates, Jakarta, hal 67-69.

Slamet I, 1997, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, PT.Bina Aksara, Jakarta, hal 16-18.

Soetirto I, Hendarmin H, Bashirudin J, 2007, Gangguan Pendengaran dan Kelainan Telinga, dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher, edisi 6, Balai penerbit FKUI, Jakarta, hal 10-22.

Sosialisman, Hafil AF, Helmi, 2007, Kelainan Telinga Luar, dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher, edisi 6, Balai penerbit FKUI, Jakarta, hal 57-58.

Suryobroto S, 1990, Mengetahui Masa Pada Anak, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal 2.

Thane, Eugene, Bruce, 1993, Penyakit Telinga, Hidung Dan Tenggorokan, EGC, Jakarta, hal 6-10.


(2)

49  

Tumbelaka AR, Riono P, Sastroasmoro S, et al, 2008, Pemilihan Uji Hipotesis, dalam Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Jakarta, hal 279-299.

Yuniardi , 2010, Pengaruh Serumen Obsturan Terhadap Gangguan Pendengaran, viewed 13 Desember 2010 (http://eprints.undip.ac.id/23179/1/C._Yuniardi.


(3)

1  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu. Serumen obsturan adalah gumpalan serumen yang menumpuk di liang telinga sehingga menimbulkan gangguan pendengaran yang dapat menyebabkan gangguan belajar, sosialisasi, emosi dan juga berbicara yang mengakibatkan gangguan komunikasi. Selain gangguan pendengaran juga dapat menyebabkan rasa tertekan dan nyeri (Soetirto, 2007)

Telinga adalah organ yang berperan besar dalam kehidupan sehari-hari karena mendengar diperkirakan dapat menyerap sekitar 20% informasi lebih besar dibandingkan dengan membaca. Dari data Departemen Kesehatan di Jakarta (2010), sekitar 30-50 % anak usia sekolah menderita serumen obsturan di liang telinganya yang menyebabkan anak mengalami gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran akan mengakibatkan penurunan pendengaran, sehingga anak sekolah sulit menerima pelajaran. Gangguan pendengaran tersebut pada akhirnya akan menggangu proses penyerapan pelajaran serta menurunkan produktivitas dan prestasinya (Depkes RI, 2010)

Di Indonesia, gangguan pendengaran saat ini masih merupakan satu masalah yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan hasil survei di tujuh provinsi Indonesia (1994-1996), prevalensi gangguan pendengaran sebesar 16,8% dan penyebab utama gangguan pendengaran terbanyak adalah serumen obsturan


(4)

2  

sebanyak 3,6%. Data WHO akhir 2007 didapatkan insiden serumen obsturan di Indonesia adalah sebesar 18,7% (Yuniardi, 2010). Hal itu disampaikan pada pencanangan Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran (HKTP) pada tanggal 3 maret 2010, di Jakarta Pusat (Depkes RI, 2010)

Menurut Menteri Kesehatan RI Endang, masalah lain yang perlu mendapat perhatian adalah sumbatan kotoran (serumen obsturan) yang banyak ditemukan pada anak-anak usia sekolah.

Sekolah Dasar Muhammadiyah 9 Malang merupakan sekolah dasar yang mempunyai prevalensi prestasi akademik yang cukup tinggi di kota Malang. Dari data Akademik tahun 2010, di SD Muhammadiyah 9 Malang di dapatkan penurunan prestasi belajar anak mencapai 10% (Buku Laporan Akademik Siswa SD Muhammadiyah 9 Malang, 2010). Hal ini kemungkinan dikarenakan adanya serumen obsturan di liang telinganya. Dari data UKS dalam buku laporan kesehatan siswa SD Muhammadiyah 9 Malang (2010), belum pernah dilakukan pemeriksaan atau skrining telinga, hidung, mulut dan tenggorokan di kelas 2 sampai kelas 6. Selain itu tingkat sosial ekonomi wali murid juga terdapat pada golongan menengah keatas. Hal ini diasumsikan bahwa tidak akan terjadi adanya kotoran atau serumen di liang telinga dan menyebabkan penurunan prestasi pada anak.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh adanya serumen obsturan di liang telinga terhadap indeks prestasi belajar anak usia 7-12 tahun. Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Muhammadiyah 9 Malang karena ingin mengetahui korelasi yang terjadi dan belum pernah dilakukan penelitian disana sebelumnya.


(5)

3  

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang dan landasan fakta yang ada maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

“Adakah pengaruh serumen obsturan di liang telinga siswa terhadap indeks prestasi belajar anak usia 7-12 tahun di Sekolah Dasar Muhammadiyah 9 Malang”.

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum:

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh serumen obsturan di liang telinga terhadap indeks prestasi belajar anak usia 7-12 tahun di Sekolah Dasar Muhammadiyah 9 Malang.

1.3.2 Tujuan khusus:

1. Mengetahui perbedaan prestasi belajar antara siswa penderita serumen obsturan dan siswa yang tidak menderita serumen obsturan

2. Mengetahui kelas terbanyak penderita serumen obsturan pada Siswa Sekolah Dasar

3. Mengetahui umur terbanyak penderita serumen obsturan pada Siswa Sekolah Dasar

4. Mengetahui jenis kelamin terbanyak penderita serumen obsturan pada Siswa Sekolah Dasar

5. Mengetahui pengaruh serumen obsturan di liang telinga terhadap penurunan pendengaran pada siswa usia 7-12 tahun di Sekolah Dasar Muhammadiyah 9 Malang.


(6)

4  

6. Mengetahui pengaruh penurunan pendengaran terhadap indeks prestasi belajar siswa anak 7-12 tahun di Sekolah Dasar Muhammadiyah 9 Malang.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik akademis maupun klinis.

1.4.1 Akademis

1.Dapat memberi pengetahuan dan wawasan tentang serumen obsturan dan efek yang ditimbulkannya.

2.Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai dasar atau sumber data untuk penelitian berikutnya, serta memberi masukan dan pendorong bagi pihak pengembangan yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.

1.4.2 Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan secara langsung kepada masyarakat.

1.4.3 Masyarakat

1.Sebagai sumber informasi (health promotion) tentang terjadinya penurunan indeks prestasi pada anak akibat dari adanya serumen obsturan di liang telinga.

2.Menambah pengetahuan masyarakat tentang serumen obsturan di liang telinga pada anak.