HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AL-INAYAH PURWOSARI
HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY TERHADAP
TINGKAT DEPRESI PADA SANTRI PONDOK
PESANTREN AL-INAYAH PURWOSARI
SKRIPSI
Oleh :
MOHAMMAD LUKMAN HAKIM IBRAHIM 201210420311146
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
(2)
i
HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY TERHADAP
TINGKAT DEPRESI PADA SANTRI PONDOK
PESANTREN AL-INAYAH PURWOSARI
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Progaram Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh :
MOHAMMAD LUKMAN HAKIM IBRAHIM 201210420311146
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
(3)
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY TERHADAP
TINGKAT DEPRESI PADA SANTRI PONDOK
PESANTREN AL-INAYAH PURWOSARI
SKRIPSI
Disusun Oleh :
MOHAMMAD LUKMAN HAKIM IBRAHIM 201210420311146
Proposal Skripsi ini Telah Disetujui Untuk Diujikan Pada April 2016
(4)
iii
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY TERHADAP
TINGKAT DEPRESI PADA SANTRI PONDOK
PESANTREN AL-INAYAH PURWOSARI
SKRIPSI
Disusun Oleh :
MOHAMMAD LUKMAN HAKIM IBRAHIM 201210420311146
Skripsi Telah Diujikan Pada Tanggal 02 Mei 2016
(5)
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Mohammad Lukman Hakim Ibrahim
NIM : 201210420311146
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Hubungan Antara Self Efficacy Terhadap Tingkat Depresi Pada Santri Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, 20 April 2016 Yang Membuat Pernyataan
MOH. LUKMAN HAKIM IBRAHIM NIM. 201210420311146
(6)
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT, berkat Rahmat dan Hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AL-INAYAH PURWOSARI”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini bukan semata-mata hasil kerja peneliti sendiri, melainkan Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang setulus – tulusnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep, M.Kep., Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang sekaligus sebagai dosen pembimbing I, yang dengan sabar dan kebesaran hati dalam membimbing saya untuk mewujudkan skripsi ini.
2. Ibu Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 3. Ibu Sri Sunaringsih Ika Wardojo, S.KM, MPH sebagai dosen pembimbing II
yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
(7)
vi
4. Ibu Tutu April Ariani ,S.Kep., M.Kes dan Bapak Sunardi ,S.Kep, Ns., M.Kep sebagai penguji I dan penguji II yang telah memberikan masukan dan saran-saran untuk melengkapi tugas akhir ini.
5. Ibu Aini Alifatin, S.Kep., M. Kep dan Ibu Demes Suprawati sebagai Wali Dosen PSIK kelas D angkatan 2012, yang memberikan dukungan untuk mengerjakan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan Ilmunya selama pembelajaran.
7. Kepala Pengasuh Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari dan Pengasuh yang telah memberikan kesempatan saya untuk bisa melakukan penelitian dilingkungannya serta adik-adik santri yang telah membantu saya dalam mendukung penelitian saya.
8. Kedua orang tua dan segenap keluarga tercinta yang telah memberikan kesabarannya dan dukungan moril dan materil serta doa yang tak berhenti hingga saat ini.
9. Teman- teman PSIK 2012 D yang telah memberikan bantuan, motivasi dan DOA dalam penyusunan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas doa dan dukungannya.
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan kesempurnaan, sehingga peneliti mengharapkan adanya saran dan masukan dalam rangka penyempurnaan proposal skripsi ini, sehingga dapat bermanfaat bagi banyak pihak khususnya dibidang kesehatan.
Malang, 01 April 2016
(8)
vii
The Correlation between Self Efficacy to the Level of Depression
of Student’s
Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari
Mohammad Lukman Hakim Ibrahim1, Yoyok Bekti Prasetyo2, Sri Sunaringsih Ika Wardojo3
ABSTRACT
Background : Pondok Pesantren is one of the educational path where children / student’s are in dormitories under the responsibility of a Kyai /Ustadz in which the activities and in Pondok Pesantren is an activity that binds with different rules. The education pattern causes problems, especially student’s who are in the process of psychological development of adolescents, especially where students are not able to carry out tasks that binding. That phenomenon if not followed, it will cause the onset of depression in student’s.
Methods : This research used cross sectional approach. This research was done February 2016 at Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari with the sample were 99 student’s. The techniques sampling used purposive sampling. The data were analyzed by spearman rank.
Results : The result showed that self efficacy of student’s pondok pesantren majority
have moderate self efficacy while the level of depression majority have normal level of depression. The result were analyzed by spearman rank with SPSS program version 16, p value = 0.000 < α = 0,05 and value r = -0,370, then there is the correlation between self efficacy to the level of depression of student’s Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari with of the negative correlation that the higher self efficacy, the lower levels of depression and otherwise.
Discussion : Self efficacy is owned by the student’s will determine the level of the
next depression, it is influenced by several things such as other people's experiences, verbal persuasion and emotional state of the individual. High self efficacy will show individuals who have a happiness, a sense of optimism and confident of their life, while people who have a low self efficacy will show signs and symptoms of anxiety, stress and even depression.
Keywords: Self Efficacy, Level of Depression, Student
1. Students of Nursing Science, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang
2. Lecturer Nursing Science, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang. 3. Lecturer Nursing Science, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang.
(9)
viii
Hubungan Antara Self Efficacy Terhadap Tingkat Depresi
Pada Santri Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari
Mohammad Lukman Hakim Ibrahim1, Yoyok Bekti Prasetyo2, Sri Sunaringsih Ika Wardojo3
INTISARI
Latar belakang : Pondok pesantren merupakan salah satu jalur pendidikan dimana anak/santri berada dalam asrama dibawah tanggung jawab seorang kyai/ustadz dimana aktivitas dan kegiatan dipondok pesantren merupakan kegiatan yang mengikat dengan berbagai aturan. Pola pendidikan tersebut menyebabkan permasalahan khususnya santri yang berada dalam proses perkembangan remaja khususnya psikologi dimana santri tidak mampu melaksanakan tugas yang mengikat. Fenomena tersebut jika tidak ditindaklanjuti maka akan menyebabkan timbulnya depresi pada santri.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2016 di Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari dengan samplenya adalah 99 santri. Teknik sampling yang digunakan yaitu Purposive Sampling. Analisa data mengunakan Spearman Rank.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa self efficacy pada santri mayoritas memiliki self efficacy yang sedang, sedangkan tingkat depresi mayoritas memiliki tingkat depresi yang normal. Hasil Uji Spearman Rank dengan progam SPSS versi 16, diperoleh nilai p = 0,000 < α = 0,05 dan nilai r = -0,370 sehingga ada hubungan antara self efficacy terhadap tingkat depresi pada santri Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari dengan arah korelasi negatif yaitu semakin tinggi self efficacy maka semakin rendah tingkat depresi begitu juga sebaliknya.
Diskusi : Self efficacy yang dimiliki oleh santri akan menentukan tingkat depresi selanjutnya, hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengalaman orang lain, persuasi verbal, dan keadaan emosional dari individu. Self efficacy yang tinggi akan menunjukkan individu yang memiliki kebahagian, rasa optimisme yang tinggi dan yakin terhadap kehidupannya sedangkan individu yang memiliki self efficacy yang rendah akan menunjukkan tanda dan gejala berupa kecemasan, stres bahkan depresi.
Kata Kunci : Self Efficacy, Tingkat Depresi, Santri
1. Mahasiswa Progam Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dosen Progam Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Dosen Progam Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
(10)
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Persetujuan ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Lembar Pernyataan Keaslian ... iv
Kata Pengantar ... v
Abstract ... vii
Intisari ... viii
Daftar Isi ... ix
Daftar Tabel ... xi
Daftar Gambar ... ... xii
Daftar Lampiran ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.3.1 Tujuan Umum ... 6
1.3.2 Tujuan Khusus ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.5 Keaslian Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Self-Efficacy ... 15
2.1.1 Definisi Self-Efficacy ... 15
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self-Efficacy... 16
2.1.3 Fungsi-Fungsi Self-Efficacy ... 18
2.1.4 Dimensi Self-Efficacy ... 21
2.1.5 Kuesioner The GeneralizedSelf-Efficacy ... ... 22
2.2 Konsep Depresi ... 24
2.2.1 Definisi Depresi ... 24
2.2.2 Rentang Respon Depresi ... 24
2.2.3 Faktor Penyebab Depresi ... 26
2.2.4 Tanda dan Gejala Depresi . ... 30
2.2.5 Bentuk-Bentuk Depresi ... 31
2.2.6 Tingkat Depresi ... 33
2.2.7 Kuesioner Beck Depression Inventory (BDI)... ... 34
2.3 Konsep Hubungan antara Self Efficacy terhadap Tingkat Depresi pada Santri Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari ... 36
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual... .... 39
3.2 HipotesisPenelitian ... 40
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 41
4.2 Kerangka Penelitian ... 41
4.3 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel Penelitian ... 43
4.3.1 Populasi Penelitian ... 43
(11)
x
4.3.3 Sampel Penelitian ... 43
4.4 Variabel Penelitian ... 44
4.4.1 Variabel Independen ... 44
4.4.2 Variabel Dependen ... 44
4.5 Definisi Operasional ... 44
4.7 Tempat dan Waktu Penelitian ... 45
4.7 Instrumen Penelitian ... 46
4.7.1 Kuesioner Self Efficacy ... 46
4.7.1 Kuesioner Depresi ... 46
4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 47
4.8.1 Uji Validitas ... 47
4.8.2 Uji Reliabilitas ... . . 48
4.9 Prosedur Pengumpulan Data ... 49
4.10 Pengolahan dan Analisa Data ... 50
4.10.1Pengolahan Data ... .. . 50
4.10.2Analisa Data ... 52
4.11 Etika Penelitian ... 53
4.11.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan Penelitian) ... 53
4.11.2 Annonimity (Tanpa Nama) ... 53
4.11.3 Confidentiality (Kerahasiaan) ... 53
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Hasil Penelitian ... 54
5.1.1 Karakteristik Responden ... 54
5.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Self Efficacy ... 57
5.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Depresi ... 57
5.2 Analisa Data ... 58
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Gambaran Self Efficacy Pada Santri Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari ... ... ... 60
6.2 Gambaran Tingkat Depresi Pada Santri Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari ... ... ... 63
6.3 Hubungan Antara Self Efficacy Terhadap Tingkat Depresi pada Santri Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari ... 66
6.4 Keterbatasan Penelitian ... ... 69
6.5 Implikasi Keperawatan ... . ... 70
BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan ... 72
7.2 Saran ... ... 72
Daftar Pustaka ... 74
Lampiran ... 79
(12)
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Tabel Perilaku Depresi ... 28
Tabel 4.2 Tabel Definisi Operasional ... 45
Tabel 4.3 Kisi-Kisi Kuesioner Self Efficacy ... 46
Tabel 4.4 Kisi-Kisi Kuesioner Despresi ... 47
Tabel 4.5 Uji Validitas Self Efficacy dan Depresi ... 48
Tabel 4.6 Uji Reliabilitas Self Efficacy dan Depresi ... 49
Tabel 4.7 Interpretasi Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi ... 52
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Santri di Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari (Februari 2016) ... 55
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Self Efficacy di Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari (Februari 2016) ... 57
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Depresi di Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari (Februari 2016) ... 57
Tabel 5.4 Cross Tabulating Self Efficacy terhadap Tingkat Depresi pada Santri Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari (Februari 2016) ... 72
(13)
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Rentang Respon Depresi ... 26 Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ... 39 Gambar 4.1 Kerangka Penelitian ... 42
(14)
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan dan Penelitian Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 3 Lembar Permohonan Izin Menjadi Responden
Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent)
Lampiran 5 Lembar Data Umum Responden Lampiran 6 Lembar Kuesioner Self Efficacy
Lampiran 7 Lembar Kuesioner Depresi
Lampiran 8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Self Efficacy
Lampiran 9 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Depresi Lampiran 10 Hasil Penelitian Data Umum Responden Lampiran 11 Hasil Penelitian Data Self Efficacy
Lampiran 12 Hasil Penelitian Data Tingkat Depresi
Lampiran 13 Hasil Cross Tabulation danHasil Perhitungan Statistik Uji Spearman Rank
Lampiran 14 Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing I dan II Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian
(15)
74
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. (2008). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Aizid, Rizem. (2015). Melawan Stres dan Depresi Dahsyatnya Mukjizat Al-Qur’an
Menumpas Segala Gangguan Jiwa. Yogyakarta: Saufa.
Ariani, Tutu April. (2012). Sistem Neurobehaviour. Jakarta: Salemba Medika.
Azizli, N., Atkinson, B. E., Baughman, H. M., Giammarco, E. A. (2015). Relationships between general self-efficacy, planning for the future, and life satisfaction. Personality and Individual Differences, (82). 58-60.
Azwar MA, Prof. Saifuddin. (2015). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Brusokas, Andrius., & Malinauskas, Romualdas. (2014). Career Self Efficacy Among
Lithuanian Adolescents in Sport Schools. Social and Behavioral Sciences. (116).
212-216.
Calear, A. L., & Christensen, H. (2010). Systematic Review of School-based
Prevention and Early Intervention Programs for Depression. Journal of
Adolescence. (33). 429-438.
Caroli, Maria Elvira De., & Sagone, Elisabetta. (2014). Generalized Self Efficacy and
Well-Being in Adolescents with High Vs. Low Scholastic Self Efficacy. Social
and Behavioral Sciences. (114). 867-874.
Cervone, Daniel., & Pervin, Lawrence A. (2012). Kepribadian: Teori dan Penelitian Edisi
10. Jakarta: Salemba Humanika.
Copel, L. C. (2007). Kesehatan Jiwa dan Psikiatri : Pedoman Klinis Perawat Edisi Kedua. Jakarta: EGC.
Dahlan, M. Sopiyudin. (2009). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan : Deskriptif,
Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS. Jakarta: Salemba Medika.
Dalami, Ermawati., Suliswati., Ns. Rochmah., Ketut Rai Suryati., Widji Lestari.
(2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Jiwa. Jakarta: Trans Info Media
(TIM).
Davison, G. C., Neale, J. M., & Kring, A. M. (2010). Psikologi Abnormal, Edisi ke 9. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
(16)
75
Doenges, Marilynn E., Townsend, Mary C., & Moorhouse, Mray France. (2006).
Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri Edisi Kedua. Jakarta: EGC.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Riskesdas 2013 Nasional. Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan.
Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Farinde, Abimbola. (2013). The Beck Depression Inventory. The Pharma Innovation.
(02). 56-62.
Feist, J. & Feist, G. J. (2008). Theorist of Personality, Edisi keenam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Feist, J. & Feist, G. J. (2010). Theorist of Personality, Edisi ketujuh. Jakarta: Salemba Humanika.
Friedman, H.S & Schustack, M.W. (2008). Kepribadian, Teori Klasik dan Riset Modern. Jakarta: Erlangga.
Ginting, Henndy., Naring, Gerard., Veld, William M. Van Der., Srisayekti, Wilis., Becker, Eni S. (2013). Validating the Beck Depression Inventory-II in Indonesia’s General Population and Coronary Heart Disease Patients.
International Journal of Clinical and Health Psychology. (13). 235-242.
Hakiqi, Septian A. (2013). Perbedaan Tingkat Depresi Remaja Madrasah Aliyah Al-Qodiri
yang Tinggal di Rumah dan di Pondok Pesantren Al-Qodiri Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Jember: Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.
Hamid, Prof. Achir Yani S. (2007). Buku Ajar Riset Keperawatan, Konsep, Etika dan
Instrumentasi Edisi Kedua. Jakarta: EGC.
Handono, Oki Tri. (2011). Hubungan antara Penyesuaian Diri dan Dukungan Sosial
Terhadap Stress Lingkungan Pada Santri Baru. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.
Hasanah, Anis Rahmawati. (2012). Hubungan antara Kemandirian dengan Penyesuaian Diri
pada Siswa Pondok Pesantren. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, Dede Rahmat. (2011). Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Hurlock, E. B. (2008). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
(17)
76
Junaidi, Iskandar. (2012). Anomali Jiwa: Cara Mudah Mengetahui Penyimpangan Jiwa dan
Perilaku tidak Normal lainnya. Yogyakarta: CV. Andi OFFSET.
Kav, Sultan., Yilmaz, Arzu Akman., Bulut, Yasemin., Dogan, Nevin. (2015). Self Efficacy, Depression and Self Care Activities of People with Type 2 Diabetes in Turkey. The Australian Journal of Nursing Practise. (21). 9-18.
Kementrian Agama Republik Indonesia. (2006). Pedoman Penyelenggaraan Progam Paket
C pada Pondok Pesantren. Jakarta: Ditpekapontren Ditjen Kelembagaan Agama Islam. vol. 1.
Kiamarsi, A., & Abolghasemi, A. (2014). The Relationship of Procrastination and
Self Efficacy with Psychological Vulnerability in Student. Social and Behavioral
Sciences. (114). 858-862.
Kwasky, A. N., & Groh, C. J. (2014). Vitamin D, Depression and Coping
Self-Efficacy in Young Women: Longitudinal Study. Archives of Psychiatric Nursing,
(28), 362--367.
Ling, Wu Shin., & Yaacob, Siti Nor. (2015). Peer Relationship Satisfaction, Self
Efficacy and Adolescent’s Suicidal Ideation in Selangor Malaysia. Journal of
Management Research. (07). 286-294.
Lukaningsih, Zuyina Luk., & Bandiyah, Siti. (2011). Psikologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Martono, Nanang. (2010). Statistik Sosial Teori dan aplikasi Program SPSS. Yogyakarta:
Gava Media.
Mehmet, Oz., & Roizen, Michael F. (2010). Being Beautiful: Sehat dan Cantik Luar dan
Dalam ala Dr. Oz. Bandung: PT Mizan Pustaka.
Muhith, Abdul. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
CV. ANDI OFFSET.
Mustafa, Muhammad., Nasir, Rohany., & Yusooff, Fatimah. (2011). Parental Support, Personality, Self-Efficacy and Depression among Medical Students.
Social and Behavioral Sciences. (7C). 419-424.
Nasution, Indri Kemala. (2007). Stres Pada Remaja. Medan: Program Studi Psikologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis Edisi Ketiga.
(18)
77
Novianti, Ida. (2006). Proses Identifikasi Santri Cilik di Pondok Pesantren. Purwokerto: P3MSTAIN.
Ormrod,. Jeanne Ellis. (2008). Educational Psychology Developing Learnes Sixth Ed.
Jakarta: Erlangga.
Poltekkes Depkes Jakarta I. (2010). Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta:
Salemba Medika.
Prabowo, Eko. (2014). Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Rahmati, Zeinab. (2015). The Study of Academic Burnout in Student with High and
Low Level of Self Efficacy. Social and Behavioral Sciences. (171). 49-55.
Rodkjaer., L. M.A. Chesney., K. Lomborg., L. Ostergaard., T. Laursen., M. Sodemann. (2014). HIV-Infected Individuals with High Coping Self Efficacy are Less Likely to Report Depressive Symptoms: a Croos-Sectional Study from Denmark. International Journal of Infectious Disease. (22), 67-72.
Santrock, John W. (2011). Masa Perkembangan Anak Edisi 11. Jakarta: Salemba
Humanika.
Sugiyono. (2013). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Schonfeld, Pia., Brailovskaia, Julia., Bieda, Angela., Zhang, Xiao Chi., Margraf, Jiurgen. (2015). The Effects Of Daily Stress on Positive and Negative Mental
Health: Mediation Through Self-Efficacy. International Journal of Clinical and
Health Psychology.
Shahlaei, Leili., Hasan, Shahizan., Ahmad, Norshafrin., Kiumarsi, S. (2014) Review on Assesment of Depression by Beck Depression Inventoru (BDI) and
Hamilton Depression Rating Scale (HDRS). International Journal of Research
Granthaalayah. (13). 235-242.
Shodiq, M. (2011). Pesantren dan Perubahan Sosial. Jurnal Sosiologi Islam. Vol. 1, No.1.
ISSN: 2089-0192.
Tim. (2010). Buku Panduan Penulisan Skripsi. Malang: Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Verlitasari, One Kusuma. (2014). Hubungan Antara Self-Efficacy dengan Stres Kerja Pada
Karyawan CV. X, Karanganyar Jawa Tengah. Surakarta: Fakultas Psikologi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wagner, Janelle L., Smith, Gigi., & Ferguson, Pamela. (2012). Self Efficacy for Seizure Management and Youth Depressive Symptoms : Caregiver and Youth Perspectives. Seizure. (21). 334-339.
(19)
78
Weiss, Jonathan A., Robinson, Suzanne., Fung, Stephanie., Tint, Ami., Chalmers, Philip., Lunsky, Yona. (2013). Family Hardiness, Social Support, and Self
Efficacy in Mothers of Individuals with Autism Spectrum Disorders. Research in
Autism Spectrum Disorders. (7). 1310-1317.
World Health Organization. (2012). Depression: A Global Crisis. [serial online]
http://www.wfmh.org/2012DOCS/WMHDay%202012%20SMALL%20FIL E%20FINAL.pdf 10 [diperoleh 30 Oktober 2015].
(20)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Self efficacy merupakan keyakinan manusia pada kemampuan mereka untuk melatih sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi diri mereka dan
kejadian-kejadian dilingkungannya (Feist & Feist, 2008). Self efficacy bukan hanya mengacu pada
penilaian pribadi tentang kemampuan individu dan tindakan untuk mencapai tujuannya tetapi juga mengatur fungsi psikologis (Calear & Christensen, 2010), sehingga salah satu fungsi psikologis yang harus di atur adalah munculnya depresi pada seseorang yang mengalami ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah sehingga tujuannya tidak tercapai seperti halnya yang terjadi pada lingkungan pondok pesantren. Pondok pesantren merupakan salah satu jalur pendidikan yang memiliki kekhususan dalam menjalankan pola pendidikan, pola pendidikan yang ada di pondok pesantren memiliki kekhususan tersendiri, anak di tempatkan dalam sebuah asrama di bawah bimbingan kiai atau ustad yang bertanggungjawab atas pendidikan dan aktivitas kesehariannya (Novianti, 2006).
Aktivitas dan kegiatan pondok pesantren merupakan pelaksanaan aturan-aturan yang mengikat seluruh warga pondok, sehingga proses pembelajaran terjadi secara holistik dan komprehensif, bukan hanya dalam bentuk pembelajaran di kelas semata, tetapi juga yang terkait dengan hubungan timbal-balik antara kyai atau ustadz dengan santri juga antara sesama santri, bahkan kepada warga pondok pesantren secara keseluruhan (Kemnag, 2006). Depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan bersalah, menarik diri dari orang lain, tidak dapat tidur, kehilangan selera makan dan
(21)
2
hasrat seksual, minat serta, kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan (Davison, et al. 2010). Permasalahan tersebut jika terus terjadi maka akan menimbulkan hambatan seperti terganggunya kesehatan fisik dan emosi pada sebagian remaja yang dapat menghancurkan motivasi di sekolah serta hubungan pribadinya (Nasution, 2007).
Depresi adalah salah satu penyebab kesakitan pada remaja, beberapa hal negatif yang ditimbulkan adalah turunnya kemampuan akademik, disfungsi terhadap hubungan pada orang tua dan sosial, turunnya kesehatan, bahkan bunuh diri (Calear & Christensen, 2010). Depresi pada santri pernah diteliti oleh Hakiqi (2013) mengatakan bahwa ada perbedaan tingkat depresi remaja yang bertempat tinggal di rumah dan yang menetap di pondok pesantren Al-Qodiri Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Penelitian tersebut juga mengatakan bahwa permasalahan yang timbul dilingkungan pondok pesantren mempunyai dampak besar terhadap peningkatan psikologis santri khususnya tingkat depresi, permasalahan tersebut tidak bisa diselesaikan dengan baik akibat dari beberapa faktor.
Salah satu faktor adalah self efficacy yang dibuktikan dari penelitian Schonfeld,
et al. (2015) yang dilakukan pada remaja sekolah di Jerman sebanyak 394 sampel,
Rusia 604 sampel dan China 8.669 sampel dihasilkan bahwa self efficacy menjadi faktor
pendukung dari stress atau depresi harian, seperti yang dikatakan oleh Cervoine dan
Pervin (2012) mengatakan bahwa self efficacy yang dimiliki individu akan menentukan
mekanisme psikologi selanjutnya dengan kata lain self efficacy akan memberikan
kekuatan (optimisme) dalam proses selanjutnya jika individu tersebut mampu dan yakin dalam tindakan yang dilakukan tetapi juga akan memberikan tekanan berupa depresi jika tidak mampu dan yakin dalam tindakan dan keinginan yang ingin dicapai.
(22)
3
pribadi, self efficacy sendiri juga mempunyai fungsi didalamnya yaitu fungsi kognitif
yang mengatur daya pikir individu, fungsi motivasi mengatur keinginan ataupun harapan, fungsi afektif dan selektif yang memberikan coping terhadap ketidakmampuan individu jika tidak bisa dilakukan. Sumber atau faktor yang
mempengaruhi self efficacy berasal dari pengalaman individu dimasa lalu, pengalaman
orang lain, persuasi verbal dan kondisi fisik dan emosional, begitu juga dengan aspek atau dimensi self efficacy berasal dari tingkat (level), keluasan (generality) dan kekuatan (strenght) (Friedman & Schustack, 2008).
Prevalensi kejadian depresi cukup tinggi hampir lebih dari 350 juta penduduk dunia mengalami depresi dan merupakan penyakit dengan peringkat ke-4 di dunia
menurut WHO (World Health Organization, 2012). Prevalensi gangguan mental
emosional penduduk di atas 15 tahun di Indonesia berdasarkan data Riskesdas (riset kesehatan dasar) tahun 2013 mencapai 6,5-7 % atau diderita sekitar 10-13 juta orang, meskipun mengalami penurunan dari tahun 2007 (12,6% menjadi 6,5-7%) tetapi tingkat depresi masih dibilang cukup tinggi. Kejadian depresi pada remaja meskipun mengalami pernurunan tetapi tingkat depresi remaja dan usia produktif cenderung sama tetapi masih lebih tinggi tingkat depresi pada lansia, kejadian depresi lebih sering pada wanita (10-20%) dibanding pada pria (5-10%). Angka prevalensi depresi di Jawa Timur sendiri yaitu 6,5% dimana di indikasikan adanya prevalensi penduduk yang mengalami gangguan mental emosional yang cukup tinggi karena batas normal kejadian gangguan mental emosional adalah sebesar 6%.
Hal yang paling terpenting dari depresi bahwa self efficacy memegang peranan
penting dalam proses penilaian kognitif sebagai cara untuk mengubah situasi dimana
dalam self efficacy diharapkan mampu mengubah tingkat depresi, jika seseorang
(23)
4
sebaliknya jika self efficacy semakin rendah maka mental statusnya rendah pula (Azizli,
et al. 2015). Sebagai contoh penelitian Verlitasari (2014) melakukan penelitian pada 100 karyawan yang dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat
signifikan antara self efficacy dengan stress kerja yaitu sebesar 31,4% yang mengatakan
bahwa semakin tinggi self efficacy karyawan maka semakin rendah stres kerja yang
dialami karyawan, dan sebaliknya, semakin rendah self efficacy karyawan maka semakin
tinggi stres kerja yang dialami karyawan. Tingginya self efficacy menunjukkan seseorang
bahagia, optimis dan kepuasan dalam hidup sedangkan rendahnya self efficacy
ditunjukkan dengan tanda dan gejala berupa kecemasan, distres dan depresi (Kwasky & Groh, 2014).
Santri umumnya adalah anak-anak dan remaja yang masuk kategori usia produktif, rentang usia 13 hingga 25 tahun, sehingga kebanyakan santri yang berada dalam pondok pesantren adalah remaja yang berada dalam tahap perkembangan baik fisik dan psikologis yang masih belum matang (Novianti, 2006). Melihat dari
permasalahan diatas, santri yang masih dalam masa remaja diharapkan memiliki self
efficacy dalam dirinya karena hal ini berhubungan dengan pandangan individu
mengenai kemampuan untuk bertindak dalam situasi yang tertentu. Self efficacy akan
menjadi kekuatan bagi remaja untuk menghadapi berbagai tugas perkembangan yang harus diselesaikannya dengan berbagai permasalahan yang timbul dan akan menjadi persepsi individu tentang dirinya sendiri mengenai seberapa bagus diri mereka dalam memecahkan masalah yang terjadi sehingga tidak akan menimbulkan respon negatif yang ditimbulkan seperti depresi (Cervone & Pervin, 2012)
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada bulan Oktober 2015 di Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari Kabupaten Pasuruan yang terdiri dari santri putra dan putri, dimana santri putra sebanyak 62 orang dan santri putri 67
(24)
5
orang. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah terhadap 10 santri yang terdiri dari 5 putra dan putri sesuai dengan kriteria yang ditetapkan peneliti didapatkan bahwa para santri mengalami permasalahan seperti kesulitan mengerjakan tugas sekolah (20%), tidak bisa mengatur waktu untuk mengerjakan tugas sekolah (30%), mengerjakan tugas sekolah saat jam istirahat berlangsung antara pukul 21.00-22.00 WIB (30%), kegiatan sekolah dan pondok pesantren yang padat (10%), mempunyai permasalahan dengan teman sebaya (10%). Permasalahan tersebut mengakibatkan santri mengalami kelelahan (30%), marah atau putus asa (5%), sedih (5%), penurunan nafsu makan (25%), timbulnya penyakit seperti maag, pusing dan demam (20%), penurunan nilai akademis (5%) dan kurangnya bersosialisasi dengan lingkungan sekitar (10%).
Permasalahan diatas menunjukkan bahwa kemampuan individu dalam mengorganisasi suatu tugas sesuai dengan kemampuannya untuk mencapai tujuan dapat dikatakan kurang sehingga menimbulkan akibat pada peningkatan stressor dan penyakit yang dialami santri. Jika santri mampu mengorganisasi tugas dan perannya dengan baik maka akan timbul rasa bahagia, optimisme terhadap tindakan yang dilakukan dan puas akan hidup yang dijalani tetapi jika santri tidak mampu mengorganisasi dengan baik tugas dan tindakannya maka akan berakibat pada tidak ada rasa bahagia, pesimistis, dan tidak puas akan hidup yang merupakan tanda dan
gejala dari depresi yang dialaminya, sehingga self efficacy ini sangat penting bagi
individu untuk mengurangi tingkat depresi yang timbul.
Berdasarkan fenomena di atas, ditemukan bahwa belum diadakan penelitian
di Pondok Pesantren Al-Inayah terkait dengan self efficacy terhadap tingkat depresi
(25)
6
Self Efficacy terhadap Tingkat Depresi pada Santri Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan, maka
rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara self efficacy
terhadap tingkat depresi pada santri di Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
self efficacy terhadap tingkat depresi pada santri di Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Mendekripsikan self efficacy ( fungsi kognitif, motivasi, afeksi dan selektif )
pada santri pondok pesantren Al-Inayah Purwosari.
2. Mengetahui tingkat depresi pada pondok pesantren Al-Inayah Purwosari.
3. Menganalisis hubungan antara self efficacy terhadap tingkat depresi pada
santri di Pondok Pesantren Al-Inayah Purwosari.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti yaitu menjadi tambahan ilmu pengetahuan dalam memperluas
wawasan tentang konsep self efficacy (psikologi) dan konsep depresi dalam
penelitian hubungan antara self efficacy terhadap tingkat depresi pada santri di
(26)
7
perkembangan khususnya remaja dan sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini.
2. Bagi Kampus yaitu menjadi bahan tambahan informasi, pengetahuan, dan
wawasan terkait dengan perkembangan psikologis manusia khususnya remaja dan dapat dikembangkan kembali untuk menjadi pengetahuan dan wawasan baru baik bagi kampus dan mahasiswa.
3. Bagi Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al-Inayah yaitu menjadi pembelajaran
dan informasi yang penting bagi anak didik mereka sehingga mampu mengubah bahkan menerapkan kegiatan yang dapat menunjang pengembangan psikologis santri baik akademik maupun non-akademik guna meningkatkan kualitas hidup santri kedepannya lebih baik.
4. Bagi santri dan orang tua, bagi komponen ini sangat penting yaitu santri dapat
lebih meningkatkan kemampuan diri dan mengembangkan potensi yang mereka punya dan adanya dukungan dari orang tua yang dapat memberikan anak kekuatan bukan hanya segi material tetapi dari emosi dan psikologis sehingga anak akan mendapatkan perkembagan ke arah yang positif dan mampu hidup dengan baik dilingkungan pondok pesantren.
5. Bagi Masyarakat yaitu diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi
kepada masyarakat, selain itu juga dapat mengetahui kebutuhan yang diperlukan oleh seorang remaja yang berada dilingkungan pondok pesantren. Masyarakat mampu menunjang dan mendukung perkembangan ke arah positif untuk meningkatkan kualitas santri di lingkungan pondok pesantren.
(27)
8
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian terkait yang pernah dilakukan sebelum oleh peneliti lain sebagai berikut :
1. One Kusuma V ( 2014 ) meneliti tentang “ Hubungan antara Self Efficacy dengan
Stress Kerja Pada Karyawan CV.X Semarang-Jawa Tengah”. Penelitian tersebut menggunakan 700 karyawan dengan pengambilan koresponden menggunakan teknik pengambilan non random, yakni semua individu dalam populasi tidak diberi peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar -0,560 dengan p = 0,000 (p <
0,01), hal ini berarti ada hubungan negatif yang sangat signifikanmantara self
efficacy dengan stres kerja. Artinya, semakin tinggi self efficacy karyawan maka semakin rendah stres kerja yang dialami karyawan, dan sebaliknya, semakin
rendah self efficacy karyawan maka semakin tinggi stres kerja yang dialami
karyawan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat yang dipilih yaitu dilingkungan pondok pesantren sehingga responden yang di pilihpun berbeda yaitu pada Santri.
2. Imaunah ( 2010 ) mengangkat penelitian tentang “ Pengaruh Kecerdasan
Emosional terhadap Perilaku Sosial Santri Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur’an Ngaliyan Semarang”. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau field research. Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena subjek penelitian yang kurang dari 100 orang, yaitu 62 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket atau questionnaire kepada 62 responden secara langsung di Pondok Pesantren. Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan inferensial. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi satu predictor
(28)
9
dengan metode skor deviasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap perilaku sosial santri di Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur’an Ngaliyan Semarang. Hal itu terbukti dengan hasil perhitungan analisis regresi satu predictor dengan metode skor deviasi sebesar 12,03458489 dan db = 60. Berdasarkan tabel regresi diketahui bahwa untuk derajat kebebasan (db) = 60, Ftabel pada taraf signifikansi 5% = 4,00 dan 1% = 7,08. Maka nilai Freg sebesar 12,03458489 lebih besar daripada Ftabel, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%. Oleh karena itu, hasilnya dinyatakan signifikan dan hipotesis yang diajukan peneliti diterima. Perbedaan penelitian adalah variabel, tempat dan perlakuan.
Variabel yang digunakan yaitu variabel self efficacy dan tingkat depresi dimana
dilakukan perlakuan yaitu mencari hubungan antara 2 variabel tersebut. Untuk tempat penelitian yaitu di Pondok Pesantren Al-Inayah di daerah Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan.
3. Septian Affan Hakiqi (2013) mengangkat penelitian tentang “ Perbedaan Tingkat
Depresi Remaja Madrasah Aliyah Al-Qodiri Yang Tinggal Di Rumah Dan Di Pondok Pesantren Al-Qodiri Kecamatan Patrang Kabupaten Jember ”. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah 168 remaja dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Sampel akhir dalam penelitian ini adalah 42 remaja. Penelitian ini menggunakan uji statistik chi square dalam membedakan proporsi tingkat depresi remaja yang tinggal di rumah dan di pondok pesantren. Hasil analisis, diketahui bahwa dari 21 responden remaja MA Al-Qodiri yang tinggal di rumah dengan persentase tingkat depresi minimal sebanyak 38% (16 remaja), remaja dengan tingkat depresi ringan 7% (3 remaja), dan remaja dengan tingkat
(29)
10
depresi sedang-berat 5% (2 remaja). Pada remaja MA Al-Qodiri yang menetap di pondok pesantren mengalami depresi minimal sebesar 19% (8 remaja), 16% (7 remaja) dengan depresi ringan dan 14% (6 remaja) masuk dalam kategori tingkat depresi sedang sampai berat. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,044 yang berarti p < (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat depresi remaja MA Al-Qodiri yang bertempat tinggal di rumah dan yang menetap di pondok pesantren Al-Qodiri Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Perbedaan
penelitian adalah variabelnya dimana variabel yang digunakan yaitu variabel self
efficacy dimana dilakukan perlakuan yaitu mencari hubungan antara dengan tingkat depresi. Untuk tempat penelitian yaitu di Pondok Pesantren Al-Inayah di daerah Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan.
4. P. Schonfeld. Julia B. Angela Bieda. Xiao Chi Zhang, Jiurgen Margraf. (2015)
mengangkat penelitian tentang “The Effects Of Daily Stress on Positive and Negative Mental Health: Mediation Through Self-Efficacy” dari International Journal of Clinical and Health Psychology bahwa penelitian ini dilakukan pada pelajar di Jerman sebanyak
392 sampel, Rusia 604 sampel, dan China 8.669 sampel dengan hasil bahwa self
efficacy sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya stressor atau stres harian meskipun ada hal yang mendukung dari psikologis yang lain. Perbedaan penelitian adalah variabelnya dimana variabel yang digunakan yaitu
variabel self efficacy dimana dilakukan perlakuan yaitu mencari hubungan antara
dengan tingkat depresi. Untuk tempat penelitian yaitu di Pondok Pesantren Al-Inayah di daerah Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan.
5. L. Rodkjaer, M.A. Chesney., K. Lomborg., L. Ostergaard., T. Laursen., M.
Sodemann. (2014) melakukan penelitian tentang “HIV-Infected Individuals with
(30)
11
Study from Denmark” dari International Journal of Infectious Disease bahwa penelitian ini dilakukan pada 304 sample yang terindikasi terkena infeksi HIV dimana
hasilnya adanya signifikan hubungan antara tingginya score coping self efficacy dan
hidup dengan terpapar HIV. Resiko depresi empat kali lebih besar pada individu yang terinfeksi HIV dimana tidak membuka statusnya. Kesimpulannya adalah,
self efficacy dapat memanagement kehidupan individu yang terkena HIV, meningkatkan keterbukaan dan mengurangi depresi pada individu HIV.
6. Andrius Brusokas, Romualdas Malinauskas. (2014) melakukan penelitian tentang
“Career Self Efficacy Among Lithuanian Adolescents in Sport Schools” dari Social and Behavioral Sciences menerangkan bahwa penelitian ini dilakukan pada remaja yang berada di sekolah olahraga yaitu pada 224 pemain bola basket dimana 116 sampel berumur 15-16 tahun, dan 108 sampel berumur 17-18 tahun ditemukan
bahwa signifikan, dan dipengaruhi oleh pengalaman orang lain (vicarious
experinces), persuasi verbal, dan emosi yang positif.
7. Maria Alvira De Caroli & Elisabetta Sagone (2014) melakukan penelitian tentang
“Generalized Self Efficacy and Well Being in Adolescents with High Vs. Low Scholastic Self Efficacy” dari Social and Behavioral Sciences. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis hubungan antara generalized self efficacy dan psikologis well-being
rendah dan tingginya effisien pada remaja Italia yang berumur 14-18 tahun.
Peneliti menggunakan Generalized Skala Self efficacy dan versi kecil dari Psikologis
Well-Being Timbangan. Hasil penelitian menunjukkan hubungan positif antara GSEs dan PWB, terutama dengan penguasaan, pertumbuhan pribadi, dan penerimaan diri. Untuk usia, kecuali untuk otonomi, skor tertinggi dari pertumbuhan pribadi, hubungan dengan orang lain, tujuan hidup, dan penerimaan diri diperoleh oleh remaja yang berumur 16 tahun, sedangkan skor
(31)
12
terendah dicapai oleh remaja yang berumur 14 dan 18 tahun. Anak laki-laki menyatakan GSEs dan PWB lebih besar dibandingkan anak perempuan khususnya, penguasaan dan penerimaan diri. Selain itu, remaja sangat efisien menyatakan nilai yang lebih tinggi di PWB, terutama di penguasaan, pertumbuhan pribadi, dan diri penerimaan, dari yang efisien rendah.
Kesimpulan: pelatihan pendidikan, berpusat pada efek self-efficacy pada
kesejahteraan/ketenangan psikologis yang dapat berguna untuk memberdayakan atau meningkatkan sumber daya pribadi selama masa remaja itu.
8. A. Kiamarsia, A. Abolghasemib (2014) melakukan penelitian tentang “ The
Relationship of Procrastination and Self-Efficacy with Psychological Vulnerability in Students” dari Social and Behavioral Sciences. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan dari penundaan dan self-efficacy dengan kerentanan
psikologis pada siswa. Sampel penelitian terdiri dari 708 yang dipilih dari kalangan mahasiswa Islamic Azad University Ardabil Branch melalui metode
cluster random sampling. Untuk mengumpulkan data, Brief Psychological Symptoms
Inventory, Penundaan Skala dan Skala Self-efficacy yang digunakan. Data dianalisis
menggunakan Pearson korelasi dan analisis regresi ganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penundaan dan self-efficacy berhubungan dengan kerentanan
psikologis pada siswa. Hasil regresi menunjukkan bahwa penundaan dan
self-efficacy menjelaskan 40 persen dari varians dari kerentanan psikologis pada siswa.
Hasilnya adalah dukungan peran bentuk penundaan ini dan self-efficacy pada siswa.
Hasil memiliki implikasi penting tentang pencegahan dan konseling siswa di universitas.
9. Muhammad Bazlan Mustafa, Rohany Nasir , Fatimah Yusooff (2010) melakukan
(32)
13
Medical Students“ dari Social and Behavioral Sciences. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan orangtua, kepribadian dan self-efficacy dengan depresi di kalangan mahasiswa kedokteran. Subyek penelitian ini adalah 1.029 mahasiswa kedokteran dari tujuh Lembaga Higher Learning di Semenanjung Malaysia. Kuesioner yang digunakan adalah: Karir Terkait
Dukungan Induk Skala (CRPSS), NEO Personality Inventory-Revised (NEO-PI-R),
College Self-Efficacy Instrumen (CSEI), dan Beck Depression Inventory (BDI) untuk
mengukur dukungan orangtua, kepribadian, self-efficacy dan depresi. Hasil analisis
korelasi Pearson menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara
dukungan orangtua, Extraversion, Conscientiousness dan self-efficacy dengan
depresi. Sebuah korelasi positif yang signifikan antara Neuroticism dengan depresi
juga ditemukan. Kesimpulan bahwa dukungan orang tua dan self efficacy bukan
hanya sebagai kekuatan emosi ataupun motivasi pada mahasiswa yang mengalami kesulitan tetapi juga mengurangi adanya depresi yang terjadi.
Kepribadian dan self efficacy juga sangat dibutuhkan bukan sekedar sukses dan
mencapai kebahagiaan tetapi untuk masa depan mahasiswa tersebut.
10. Sultan Kav, PhD., Arzu Akman Yilmaz, PhD., Yasemin Bulut, BSN., Nevin
Dogan, MSN. (2014) melakukan penelitian tentang “Self-Efficacy, Depression and
Self-Care Activities of People with Type 2 Diabetes in Turkey” Tujuan penelitian ini
bertujuan untuk menyelidiki aktivitas perawatan diri, depresi dan self-efficacy pada
orang dengan diabetes tipe 2 di Turki. Metode: Sampel termasuk 200 pasien dengan diabetes tipe 2 dari endokrinologi out klinik pasien di sebuah Rumah Sakit Universitas. Kegiatan perawatan diri, self-efficacy, dan gejala depresi diukur dengan menggunakan instrumen Deskriptif dan statistik korelasional yang digunakan dalam analisis data. Temuan satu dari tiga (37,5%) dari peserta
(33)
14
memiliki gejala depresi. Beck Depression Skor ditemukan lebih tinggi pada wanita
dan pada mereka dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah, memiliki komplikasi diabetes dan kesulitan untuk memenuhi biaya perawatan kesehatan. Nilai rata-rata untuk self efficacy adalah 66,5 ± 14,0, orang-orang yang tinggal sendirian, yang menganggur dan tahu tingkat HbA1c mereka memiliki skor signifikan yang lebih tinggi (p <0,05). Karakteristik demografi dan diabetes termasuk usia, pendidikan, dukungan sosial, komplikasi diabetes, tingkat HbA1c, dan pendidikan diabetes memiliki siginifikan dengandengan perawatan diri kecuali merokok. Ditemukan indikasi bahwa tanda gelaja depresi ditemukan antara self efficacy dan self care.
(1)
dengan metode skor deviasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap perilaku sosial santri di Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur’an Ngaliyan Semarang. Hal itu terbukti dengan hasil perhitungan analisis regresi satu predictor dengan metode skor deviasi sebesar 12,03458489 dan db = 60. Berdasarkan tabel regresi diketahui bahwa untuk derajat kebebasan (db) = 60, Ftabel pada taraf signifikansi 5% = 4,00 dan 1% = 7,08. Maka nilai Freg sebesar 12,03458489 lebih besar daripada Ftabel, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%. Oleh karena itu, hasilnya dinyatakan signifikan dan hipotesis yang diajukan peneliti diterima. Perbedaan penelitian adalah variabel, tempat dan perlakuan. Variabel yang digunakan yaitu variabel self efficacy dan tingkat depresi dimana dilakukan perlakuan yaitu mencari hubungan antara 2 variabel tersebut. Untuk tempat penelitian yaitu di Pondok Pesantren Al-Inayah di daerah Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan.
3. Septian Affan Hakiqi (2013) mengangkat penelitian tentang “ Perbedaan Tingkat Depresi Remaja Madrasah Aliyah Al-Qodiri Yang Tinggal Di Rumah Dan Di Pondok Pesantren Al-Qodiri Kecamatan Patrang Kabupaten Jember ”. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah 168 remaja dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Sampel akhir dalam penelitian ini adalah 42 remaja. Penelitian ini menggunakan uji statistik chi square dalam membedakan proporsi tingkat depresi remaja yang tinggal di rumah dan di pondok pesantren. Hasil analisis, diketahui bahwa dari 21 responden remaja MA Al-Qodiri yang tinggal di rumah dengan persentase tingkat depresi minimal sebanyak 38% (16 remaja), remaja dengan tingkat depresi ringan 7% (3 remaja), dan remaja dengan tingkat
(2)
depresi sedang-berat 5% (2 remaja). Pada remaja MA Al-Qodiri yang menetap di pondok pesantren mengalami depresi minimal sebesar 19% (8 remaja), 16% (7 remaja) dengan depresi ringan dan 14% (6 remaja) masuk dalam kategori tingkat depresi sedang sampai berat. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,044 yang berarti p < (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat depresi remaja MA Al-Qodiri yang bertempat tinggal di rumah dan yang menetap di pondok pesantren Al-Qodiri Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Perbedaan penelitian adalah variabelnya dimana variabel yang digunakan yaitu variabel self efficacy dimana dilakukan perlakuan yaitu mencari hubungan antara dengan tingkat depresi. Untuk tempat penelitian yaitu di Pondok Pesantren Al-Inayah di daerah Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan.
4. P. Schonfeld. Julia B. Angela Bieda. Xiao Chi Zhang, Jiurgen Margraf. (2015) mengangkat penelitian tentang “The Effects Of Daily Stress on Positive and Negative Mental Health: Mediation Through Self-Efficacy” dari International Journal of Clinical and Health Psychology bahwa penelitian ini dilakukan pada pelajar di Jerman sebanyak 392 sampel, Rusia 604 sampel, dan China 8.669 sampel dengan hasil bahwa self efficacy sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya stressor atau stres harian meskipun ada hal yang mendukung dari psikologis yang lain. Perbedaan penelitian adalah variabelnya dimana variabel yang digunakan yaitu variabel self efficacy dimana dilakukan perlakuan yaitu mencari hubungan antara dengan tingkat depresi. Untuk tempat penelitian yaitu di Pondok Pesantren Al-Inayah di daerah Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan.
5. L. Rodkjaer, M.A. Chesney., K. Lomborg., L. Ostergaard., T. Laursen., M. Sodemann. (2014) melakukan penelitian tentang “HIV-Infected Individuals with High Coping Self Efficacy are Less Likely to Report Depressive Symptoms: a Croos-Sectional
(3)
Study from Denmark” dari International Journal of Infectious Disease bahwa penelitian ini dilakukan pada 304 sample yang terindikasi terkena infeksi HIV dimana hasilnya adanya signifikan hubungan antara tingginya score coping self efficacy dan hidup dengan terpapar HIV. Resiko depresi empat kali lebih besar pada individu yang terinfeksi HIV dimana tidak membuka statusnya. Kesimpulannya adalah, self efficacy dapat memanagement kehidupan individu yang terkena HIV, meningkatkan keterbukaan dan mengurangi depresi pada individu HIV.
6. Andrius Brusokas, Romualdas Malinauskas. (2014) melakukan penelitian tentang “Career Self Efficacy Among Lithuanian Adolescents in Sport Schools” dari Social and Behavioral Sciences menerangkan bahwa penelitian ini dilakukan pada remaja yang berada di sekolah olahraga yaitu pada 224 pemain bola basket dimana 116 sampel berumur 15-16 tahun, dan 108 sampel berumur 17-18 tahun ditemukan bahwa signifikan, dan dipengaruhi oleh pengalaman orang lain (vicarious experinces), persuasi verbal, dan emosi yang positif.
7. Maria Alvira De Caroli & Elisabetta Sagone (2014) melakukan penelitian tentang “Generalized Self Efficacy and Well Being in Adolescents with High Vs. Low Scholastic Self Efficacy” dari Social and Behavioral Sciences. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara generalized self efficacy dan psikologis well-being rendah dan tingginya effisien pada remaja Italia yang berumur 14-18 tahun. Peneliti menggunakan Generalized Skala Self efficacy dan versi kecil dari Psikologis Well-Being Timbangan. Hasil penelitian menunjukkan hubungan positif antara GSEs dan PWB, terutama dengan penguasaan, pertumbuhan pribadi, dan penerimaan diri. Untuk usia, kecuali untuk otonomi, skor tertinggi dari pertumbuhan pribadi, hubungan dengan orang lain, tujuan hidup, dan penerimaan diri diperoleh oleh remaja yang berumur 16 tahun, sedangkan skor
(4)
terendah dicapai oleh remaja yang berumur 14 dan 18 tahun. Anak laki-laki menyatakan GSEs dan PWB lebih besar dibandingkan anak perempuan khususnya, penguasaan dan penerimaan diri. Selain itu, remaja sangat efisien menyatakan nilai yang lebih tinggi di PWB, terutama di penguasaan, pertumbuhan pribadi, dan diri penerimaan, dari yang efisien rendah. Kesimpulan: pelatihan pendidikan, berpusat pada efek self-efficacy pada kesejahteraan/ketenangan psikologis yang dapat berguna untuk memberdayakan atau meningkatkan sumber daya pribadi selama masa remaja itu.
8. A. Kiamarsia, A. Abolghasemib (2014) melakukan penelitian tentang “ The Relationship of Procrastination and Self-Efficacy with Psychological Vulnerability in Students” dari Social and Behavioral Sciences. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dari penundaan dan self-efficacy dengan kerentanan psikologis pada siswa. Sampel penelitian terdiri dari 708 yang dipilih dari kalangan mahasiswa Islamic Azad University Ardabil Branch melalui metode cluster random sampling. Untuk mengumpulkan data, Brief Psychological Symptoms Inventory, Penundaan Skala dan Skala Self-efficacy yang digunakan. Data dianalisis menggunakan Pearson korelasi dan analisis regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penundaan dan self-efficacy berhubungan dengan kerentanan psikologis pada siswa. Hasil regresi menunjukkan bahwa penundaan dan self-efficacy menjelaskan 40 persen dari varians dari kerentanan psikologis pada siswa. Hasilnya adalah dukungan peran bentuk penundaan ini dan self-efficacy pada siswa. Hasil memiliki implikasi penting tentang pencegahan dan konseling siswa di universitas.
9. Muhammad Bazlan Mustafa, Rohany Nasir , Fatimah Yusooff (2010) melakukan penelitian tentang “Parental Support, Personality, Self-Efficacy and Depression among
(5)
Medical Students“ dari Social and Behavioral Sciences. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan orangtua, kepribadian dan self-efficacy dengan depresi di kalangan mahasiswa kedokteran. Subyek penelitian ini adalah 1.029 mahasiswa kedokteran dari tujuh Lembaga Higher Learning di Semenanjung Malaysia. Kuesioner yang digunakan adalah: Karir Terkait Dukungan Induk Skala (CRPSS), NEO Personality Inventory-Revised (NEO-PI-R), College Self-Efficacy Instrumen (CSEI), dan Beck Depression Inventory (BDI) untuk mengukur dukungan orangtua, kepribadian, self-efficacy dan depresi. Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara dukungan orangtua, Extraversion, Conscientiousness dan self-efficacy dengan depresi. Sebuah korelasi positif yang signifikan antara Neuroticism dengan depresi juga ditemukan. Kesimpulan bahwa dukungan orang tua dan self efficacy bukan hanya sebagai kekuatan emosi ataupun motivasi pada mahasiswa yang mengalami kesulitan tetapi juga mengurangi adanya depresi yang terjadi. Kepribadian dan self efficacy juga sangat dibutuhkan bukan sekedar sukses dan mencapai kebahagiaan tetapi untuk masa depan mahasiswa tersebut.
10. Sultan Kav, PhD., Arzu Akman Yilmaz, PhD., Yasemin Bulut, BSN., Nevin Dogan, MSN. (2014) melakukan penelitian tentang “Self-Efficacy, Depression and Self-Care Activities of People with Type 2 Diabetes in Turkey” Tujuan penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki aktivitas perawatan diri, depresi dan self-efficacy pada orang dengan diabetes tipe 2 di Turki. Metode: Sampel termasuk 200 pasien dengan diabetes tipe 2 dari endokrinologi out klinik pasien di sebuah Rumah Sakit Universitas. Kegiatan perawatan diri, self-efficacy, dan gejala depresi diukur dengan menggunakan instrumen Deskriptif dan statistik korelasional yang digunakan dalam analisis data. Temuan satu dari tiga (37,5%) dari peserta
(6)
memiliki gejala depresi. Beck Depression Skor ditemukan lebih tinggi pada wanita dan pada mereka dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah, memiliki komplikasi diabetes dan kesulitan untuk memenuhi biaya perawatan kesehatan. Nilai rata-rata untuk self efficacy adalah 66,5 ± 14,0, orang-orang yang tinggal sendirian, yang menganggur dan tahu tingkat HbA1c mereka memiliki skor signifikan yang lebih tinggi (p <0,05). Karakteristik demografi dan diabetes termasuk usia, pendidikan, dukungan sosial, komplikasi diabetes, tingkat HbA1c, dan pendidikan diabetes memiliki siginifikan dengandengan perawatan diri kecuali merokok. Ditemukan indikasi bahwa tanda gelaja depresi ditemukan antara self efficacy dan self care.