HUBUNGAN ANTARA SELF-EFICACY DENGAN KECEMASAN BERBAHASA ASING PADA SANTRI BARU PONDOK PESANTREN Hubungan Antara Self Eficacy Dengan Kecemasan Berbahasa Asing Pada Santri Baru Pondok Pesantren Nahdhatul Muslimat Surakarta.
HUBUNGAN ANTARA SELF-EFICACY DENGAN KECEMASAN
BERBAHASA ASING PADA SANTRI BARU PONDOK PESANTREN
NAHDHATUL MUSLIMAT SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
HANIFAH MARDHATILLAH
F 100 110 002
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HUBUNGAN ANTARA SELF-EFICACY DENGAN KECEMASAN
BERBAHASA ASING PADA SANTRI BARU PONDOK PESANTREN
NAHDHATUL MUSLIMAT SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
HANIFAH MARDHATILLAH
F 100 110 002
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
HUBUNGAN ANTARA SELF-EFICACY DENGAN KECEMASAN
BERBAHASA ASING PADA SANTRI BARU PONDOK PESANTREN
NAHDHATUL MUSLIMAT SURAKARTA
Hanifah Mardhatillah
[email protected]
Pembimbing :
Nisa Rachmah NA
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKSI
Kecemasan berbahasa asing adalah kekhawatiran pada suatu kejadian yang
berhubungan dengan pembelajaran bahasa kedua setelah bahasa ibu. Kecemasan
berbahasa asing timbul akibat faktor psikologis, yaitu efikasi diri atau self eficacy
yang rendah terhadap kemampuan yang dimiliki. Self eficacy memiliki konstribusi
dalam pembelajaran bahasa, khusunya ketika mengaplikasikan ke dalam
percakapan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan self eficacy dengan kecemasan berbahasa asing, serta mengetahui
tingkat self eficacy dan tingkat kecemasan berbahasa asing pada santri baru
Pondok Pesantren Nahdhatul Muslimat Surakarta. Jenis penelitian ini kuantitatif,
dengan menggunakan subjek penelitian santri baru Pondok Pesantren Nahdhatul
Muslimat Surakarta berjumlah 55 santri. Metode pengumpulan data menggunakan
skala psikologis, yaitu skala self eficacy dan skala kecemasan berbahasa asing,
dengan metode insidental sampling. Sedangkan analisis data menggunakan
korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan
negatif yang signifikan antara self eficacy dengan kecemasan berbahasa asing.
Semakin tinggi self eficacy santi baru maka semakin rendah kecemasan berbahasa
asing, begitu pula sebaliknya semakin rendah self eficacy seorang santri baru
maka semakin tinggi kecemasan berbahasa asing. Tingkat self eficacy santri baru
pondok NDM (Nahdhatul Muslimat) tergolong sedang dan tingkat kecemasan
berbahasa asing santri pondok NDM tergolong sedang. Self eficacy menjadi salah
satu yang dapat mempengaruhi kecemasan berbahasa asing.
Kata kunci : Self eficacy, kecemasan berbahasa asing
vi
HUBUNGAN ANTARA SELF-EFICACY DENGAN KECEMASAN BERBAHASA
ASING PADA SANTRI BARU PONDOK PESANTREN NAHDHATUL MUSLIMAT
SURAKARTA
Hanifah Mardhatillah
[email protected]
Pembimbing :
Nisa Rachmah NA
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRACT
Foreign language anxiety is a concern on an event related to learning a second language after
their mother tongue. Foreign language anxiety arising from a psychological factors, namely selfefficacy or self eficacy low against capabilities. Self eficacy own contribution in language
learning, especially when applied in everyday conversation. The purpose of this study was to
determine the relationship of self eficacy with foreign language anxiety, as well as determine the
level of self eficacy and foreign language anxiety level on a new boarding school students
Nahdhatul's Women Surakarta. This type of quantitative research, using new students research
subjects Nahdhatul Moslem boarding school in Surakarta totaled 55 students. Methods of data
collection using psychological scale, the scale of self eficacy and foreign language anxiety scale,
with incidental sampling method. While data analysis using product moment correlation. The
results showed that there was a significant negative correlation between self eficacy with foreign
language anxiety. The higher self eficacy new Santi, the lower the anxiety foreign language, and
vice versa the lower the self eficacy a new students, the higher the anxiety foreign language. The
level of self eficacy new students cottage NDM (Nahdlatul Moslem) classified as moderate and
the level of anxiety in foreign language students cottage NDM moderate. Self eficacy be one that
can affect foreign language anxiety.
Keywords: Self eficacy, Foreign language anxiety
unfavorable,
PENDAHULUAN
yang tergolong rendah sebanyak 10
Indonesia memiliki berbagai model
santri (11,9%) dan kecemasan yang
pembelajaran, namun sebagaimana
telah
dituliskan
tergolong tinggi sebanyak 33 santri
dalam
(39,3%). Sedangkan kecemasan di
(Jamhuri, 2011) pondok pesantren
kalangan anak SMP yang tergolong
sebagai model pendidikan pertama
rendah sebanyak 24 siswa (28,6%)
dan tertua di Indonesia. Pondok
pesantren
dapat
dam yang tergolong tinggi sebanyak
mengurangi
17 siswa (20,2%). Berdasarkan hasil
kegagalan sistem pendidikan saat
diatas dapat disimpulkan bahwa ada
ini. Yang mana pelajar minimal
mengalami
masa
disebabkan
tawuran.
karena
pesantren
kecemasan di kalangan santri pondok
Ini
pesantren dan siswa SMP. Namun
Pondok
memegang
tingkat kecemasan santri pondok
teguh
pesantren lebih tinggi dibandingkan
keagamaan.
dengan siswa SMP.
Namun ada beberapa kendala di
MTs
Pondok
dikarenakan
Pesantren
keadaan
Hal-hal
yang
di
perbedaan
Pondok
diluar, kecemasan yang dialami pun
berbeda. Seperti (Aminullah, 2013)
yang
Pondok
menunjukkan
Manifest
dari
favorable
satu
pengasuh
pondok
pesantren
Muslimat
menyatakan
: apabila santri pondok harus tinggal
di asrama, komunikasi dengan orang
Scale
di luar asrama di batasi dan di
(TMAS) dengan 50 pernyataan yang
terdiri
salah
pondok dengan sekolah diluar, yaitu
berdasarkan
Anxiety
kepada
membedakan antara kehidupan di
data yang diperoleh menggunakan
Taylor
pondok
bahwa ada beberapa peraturan yang
Pesantren”
bahwa
santri
wawancara
Nahdhatul
berjudul
“Kecemasan antara siswa SMP dan
santri
antara
membuat
peraturan yang dijalani. Hasil dari
dengan keadaan pada tingkat SMP
penelitian
yang
pesantren dengan siswa SMP adalah
pesantren pada tingkat Mts berbeda
dalam
disimpulkan
kecemasan santri pondok pesantren
Pada saat ini pendidikan di
yang
dapat
wajibkan menggunakan bahasa arab
dan
1
ataupun
bahasa
inggris
dalam
sebabkan
percakapan sehari-hari.
oleh
hal yang baru bagi santri baru apabila
santri
digunakan
ialah
bahasa
inggris).
kewajiban
Santri
mempelajari bahasa asing
adakannya
baru
dituntut
untuk
dengan kewajiban berbahasa asing.
NDM (Nahdhatul Muslimat) juga
dengan
menggunakan
membiasakan diri atau beradaptasi
secara mandiri, Pondok Pesantren
santri
untuk
bahasa asing dalam kesehariannya.
lepas tangan begitu saja membiarkan
memfasilitasi
percakapan
duduk di bangku SD tidak ada
Pondok
Pesantren Nahdhatul Muslimat tidak
santri
kedalam
keseharian, karena pada saat mereka
pelanggaran berbahasa asing (bahasa
arab/
kendala.
Berbahasa asing memang merupakan
Namun yang paling sering
dilanggar
beberapa
di
Santri
baru
yang
memiliki
pelajaran-pelajaran
keyakinan diri untuk berbahasa asing
bahasa dan juga kegiatan belajar
akan mudah untuk mengikutinya.
bahasa
Santri
yang
kegiatan
dilakukan
sekolah,
di
yaitu
luar
yang
tidak
memiliki
dengan
keyakianan diri untuk menggunakan
menambah kosa kata bahasa asing
bahasa asing dalam kesehariannya
serta belajar untuk berpidato dengan
membuat
berbahasa asing. Pada malam jum’at
menggunakan bahasa asing sehingga
santri juga diberi keluasan untuk
mereka
menyelenggarakan
seni
peraturan untuk berbahasa asing.
dengan menggunakan bahasa asing,
Santri yang melanggar bahasa asing
berupa; puisi, pidato, drama, dll.
akan merasa takut, tidak percaya diri
pentas
untuk
Fasilitas yang telah diberika
pihak
pondok
seharusnya
bisa
kepada
cenderung
terbiasa
melanggar
mengapalikasikan
bahasa
percakapan keseharian. Santri baru
memaksimalkan
yang tidak menggunakan bahasa
asing dalam kesehariannya akan
asing. Namun pada kenyataannya
banyak
tidak
asing yang telah diperoleh ke dalam
santri,
kemampuan santri dalam berbahasa
santri
mereka
mendapat
melakukan
hukuman
berupa
menghafal beberapa kosakata bahasa
pelanggaran berbahasa asing yang di
2
asing. Hukuman dari pelanggaran
eficacy
berbahasa asing ini paling ringan
(Anwar,
karena masih banyak hukuman yang
“Hubungan
lebih berat dari ini, diantaranya
dengan kecemasan berbicara didepan
mengahafal
umum pada mahasiswa Fakultas
surat,
membersihkan
seperti
pada
2009)
penelitian
yang
antara
berjudul
self-eficacy
ruangan tertentu dan lain sebagainya.
Psikologi
Oleh sebab itu penulis membuat
Utara”
kuesioner terbuka dengan pertanyaan
eficacy
“Apa yang anda rasakan ketika
sebanyak 141 mahasiswa (76,6%),
pertama kali di wajibkan untuk
self-eficacy yang tergolong tinggi
berbahasa
dari
sebanyak 16 mahasiswa (8,7%) dan
jawaban kuesioner terbuka tersebur
yang tergolong rendah sebanyak 27
sebanyak 26 santri mengaku tidak
mahasiswa (14,7%).
asing
?”
Hasil
cemas menggunakan bahasa asing,
skala
menggunakan bahasa asing yang di
(2004)
oleh
sedang
linkert
yang
disusun
generality dan strength. Semakin
ketika menggunakan bahasa asing.
dikemukakan
tergolong
self-
milik Bandura yang terdiri dari level,
lebih cepat dan kurang percaya diri
seperti
yang
bahwa
berdasarkan aspek-aspek self-eficacy
tandai dengan takut, jantung berdetak
ini
menunjukan
Sumatra
Hasil ini didapat menggunakan
tetapi 26 santri mengaku cemas
Hal
Universitas
tinggi self-eficacy seseorang maka
yang
Spielberger
yang menyatakan bahwa
semakin
rendah
kecemasan
seseorang,
begitupula
sebaliknya
semakin
rendah
self-efcicacy
kecemasan berbahasa asing adalah
seseorang
perasaan yang timbul dalam diri
kecemasan (Anwar, 2009). Menurut
individu
Bandura (2000) self-eficacy adalah
berupa
ketakutan,
ketegangan,
kegelisahan
serta
keyakinan
maka
semakin
seseorang
tinggi
mengenai
kekhawatiran yang berkaitan dengan
kemampuan dalam dirinya yang akan
gairah
mempengaruhi
sistem
saraf
otomatis.
cara
mereka
bertindak. Self-eficacy juga dapa
Sedangakn salah satu faktor yang
mempengaruhi kecemasan ialah self
3
menguasai situasi tertentu dan dapat
akan
memperoleh hasil yang positif.
berbahasa asing.
Apabila
seorang
kemampuannya
Berdasarkan
individu
untuk
uraian
tersebut
memiliki self eficacy yang tinggi,
peneliti
yakin akan kemampuannya untuk
sebagai
berbahasa
akan
Hubungan antara self eficacy dengan
percaya diri untuk berbahasa asing
kecemasan berbahasa asing pada
dengan baik. Sebaliknya apabila
santri
asing
maka
ia
merumuskan
berikut,
baru
masalah
Apakah
Pondok
ada
Pesantren
self
Nahdhatul Muslimat Surakarta ?
eficacy yang rendah, merasa tidak
Dari permasalahan tersebut maka
memiliki
untuk
peneliti ingin melakukan penelitian
individu
berjudul Hubungan antara self
seorang
individu
berbahasa
memiliki
kemampuan
asing
maka
tersebut akan merasa cemas ketika
eficacy
berbahasa asing. Santri baru NDM
berbahasa asing pada santri baru.
dituntut untuk bisa menguasai bahasa
asing
untuk
diterapkan
dengan
kecemasan
METODE PENELITIAN
kedalam
percakapan keseharian. Santri ketika
Subjek penelitian adalah santri
tidak menggunakan bahasa asing
baru di Pondok Pesantren Nahdhatul
akan dikenakan sanksi akibat dari
Muslimat
pelanggarannya.
Penulis
Tuntutan
penguasaan
bahasa
insidental
secara acak santri baru berjumlah 55
santri. Dengan kriteria ,yaitu : santri
mempengaruhi santri baru dalam
belajar
menggunakan
Surakarta.
sampling, sehingga penulis memilih
bahasa
asing dalam waktu yang ditentukan
proses
Kauman
baru, dengan usia 12-13 tahun dan
asing.
termasuk santri pondok NDM .
Keyakinan yang rendah terhadap diri
Skala self eficacy menggunakan
sendiri mengakibatkan santri baru
mengalami kecemasan. Santri baru
skala
yang
ketika mengalami kecemasan akan
sebelumnya oleh Muna (2012) yang
berusaha meyakinkan diri sendiri
disusun
indikatornya,
4
telah
berdasarkan
yaitu
digunakan
dan
Tingkatan,
dengan
indikator;
mengerjakan
Yakin
tugas
seperti khawatir, takut dan gelisah
dapat
berlebihan.
ataupun
Dan
rasa
takut
pekerjaan yang sulit dan Yakin dapat
menghadapi evaluasi negatif dengan
mengerjakannya tanpa bantuan orang
indikator; Perasaan khawatir sebagai
lain. Kekuatan, dengan indikator;;
akibat dari anggapan situasi sosial
percaya diri untuk mendapatkan hasil
dan dinilai oleh orang lain, tidak
semaksimal mungkin. Dan Keluasan,
mampu mendapat persetujuan dari
dengan indikator; Percaya dapat
orang lain serta takut melakukan
menyelesaikan
banyak
pekerjaan
yang
perilaku yang memalukan di muka
waktu
yang
umum, takut di kritik, tidak di
dalam
dukung atau ditolak.
ditentukan, Percaya dapat mengulang
kembali prestasi yang pernah diraih
HASIL
sebelumnya.
a. Variabel Self Eficacy
Skala kecemasan berbahasa asing
menggunakan
skala
yang
Dari hasil penilaian professional
telah
judgment expert kemudian dianalisis
digunakan oleh Hidayati (2014) yang
disusun
berdasarkan
aspek
menggunakan MS. Excel. Skala self
dan
eficacy
indikatornya, yaitu ketakutan dalam
berkomunikasi
aitem dengan hasil validitas dibawah
0,6 ( 0,05 yang
b.Variabel Kecemasan Berbahasa
berarti
Asing
memenuhi distribusi normal. Hasil
Hasil analisis Skala kecemasan
berbahasa asing
berbahasa
asing
Kolmogorov-Smirnov
setelah dilakukan uji validitas isi
expert
sebaran
data
uji normalitas variabel kecemasan
untuk penelitian
judgement
bahwa
menunjukan
Z
sebesar
adalah
0,753 dengan p value = 0,622 > 0,05
diperoleh 45 aitem pada Skala
yang berarti bahwa sebaran data
kecemasan
memenuhi distribusi normal.
oleh
berbahasa
asing
dinyatakan layak. Aitem yang layak
tersebut
terdiri
aitem
mengetahui apakah variabel bebas
aitem
dan variabel tergantung memiliki
unfavourable. Hasil uji daya beda
hubungan yang linier atau tidak
aitem Skala kecemasan berbahasa
secara
asing yang terdiri 45 aitem terdapat
linieritas
42 aitem memenuhi daya beda aitem
eficacy dengan kecemasan berbahasa
dan 3 aitem yang tidak memenuhi
asing dilihat diperoleh nilai F sebesar
daya
1,213,
favourable
beda
dari
dan
aitem
26
Uji lineritas dilakukan untuk
19
yaitu
nomor
33,36,45. Indek daya beda bergerak
signifikansi.
Hasil
uji
hubungan
antara
self
hasil
dari
keterangan
Deviation from Linierity dihasilkan
6
hasil signifikansi (p) = 0,308 dengan
PEMBAHASAN
p> 0,05 hasil tersebut menunjukkan
Berdasarkan hasil perhitungan
bahwa variabel bebas (self eficacy)
dengan
variabel
(kecemasan
memiliki
teknik
tergantung
berbahasa
korelasi
moment,
asing)
yang
dengan kecemasan berbahasa asing
pada santri baru Pondok Pesantren
meliputi uji normalitas dan uji
Nahdhatul Muslimat. Semakin tinggi
linieritas diketahui bahwa variabel
self eficacy santri baru maka semakin
self eficacy dan variabel kecemasan
rendah kecemasan berbahasa asing,
berbahasa asing memenuhi syarat
sebaliknya
data normal dan linier. Sehingga
Hasil
dari
Hasil
sejalan
dengan kecemasan berbicara didepan
umum pada mahasiswa Fakultas
(p) = 0,000; (p
BERBAHASA ASING PADA SANTRI BARU PONDOK PESANTREN
NAHDHATUL MUSLIMAT SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
HANIFAH MARDHATILLAH
F 100 110 002
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HUBUNGAN ANTARA SELF-EFICACY DENGAN KECEMASAN
BERBAHASA ASING PADA SANTRI BARU PONDOK PESANTREN
NAHDHATUL MUSLIMAT SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
HANIFAH MARDHATILLAH
F 100 110 002
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
HUBUNGAN ANTARA SELF-EFICACY DENGAN KECEMASAN
BERBAHASA ASING PADA SANTRI BARU PONDOK PESANTREN
NAHDHATUL MUSLIMAT SURAKARTA
Hanifah Mardhatillah
[email protected]
Pembimbing :
Nisa Rachmah NA
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKSI
Kecemasan berbahasa asing adalah kekhawatiran pada suatu kejadian yang
berhubungan dengan pembelajaran bahasa kedua setelah bahasa ibu. Kecemasan
berbahasa asing timbul akibat faktor psikologis, yaitu efikasi diri atau self eficacy
yang rendah terhadap kemampuan yang dimiliki. Self eficacy memiliki konstribusi
dalam pembelajaran bahasa, khusunya ketika mengaplikasikan ke dalam
percakapan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan self eficacy dengan kecemasan berbahasa asing, serta mengetahui
tingkat self eficacy dan tingkat kecemasan berbahasa asing pada santri baru
Pondok Pesantren Nahdhatul Muslimat Surakarta. Jenis penelitian ini kuantitatif,
dengan menggunakan subjek penelitian santri baru Pondok Pesantren Nahdhatul
Muslimat Surakarta berjumlah 55 santri. Metode pengumpulan data menggunakan
skala psikologis, yaitu skala self eficacy dan skala kecemasan berbahasa asing,
dengan metode insidental sampling. Sedangkan analisis data menggunakan
korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan
negatif yang signifikan antara self eficacy dengan kecemasan berbahasa asing.
Semakin tinggi self eficacy santi baru maka semakin rendah kecemasan berbahasa
asing, begitu pula sebaliknya semakin rendah self eficacy seorang santri baru
maka semakin tinggi kecemasan berbahasa asing. Tingkat self eficacy santri baru
pondok NDM (Nahdhatul Muslimat) tergolong sedang dan tingkat kecemasan
berbahasa asing santri pondok NDM tergolong sedang. Self eficacy menjadi salah
satu yang dapat mempengaruhi kecemasan berbahasa asing.
Kata kunci : Self eficacy, kecemasan berbahasa asing
vi
HUBUNGAN ANTARA SELF-EFICACY DENGAN KECEMASAN BERBAHASA
ASING PADA SANTRI BARU PONDOK PESANTREN NAHDHATUL MUSLIMAT
SURAKARTA
Hanifah Mardhatillah
[email protected]
Pembimbing :
Nisa Rachmah NA
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRACT
Foreign language anxiety is a concern on an event related to learning a second language after
their mother tongue. Foreign language anxiety arising from a psychological factors, namely selfefficacy or self eficacy low against capabilities. Self eficacy own contribution in language
learning, especially when applied in everyday conversation. The purpose of this study was to
determine the relationship of self eficacy with foreign language anxiety, as well as determine the
level of self eficacy and foreign language anxiety level on a new boarding school students
Nahdhatul's Women Surakarta. This type of quantitative research, using new students research
subjects Nahdhatul Moslem boarding school in Surakarta totaled 55 students. Methods of data
collection using psychological scale, the scale of self eficacy and foreign language anxiety scale,
with incidental sampling method. While data analysis using product moment correlation. The
results showed that there was a significant negative correlation between self eficacy with foreign
language anxiety. The higher self eficacy new Santi, the lower the anxiety foreign language, and
vice versa the lower the self eficacy a new students, the higher the anxiety foreign language. The
level of self eficacy new students cottage NDM (Nahdlatul Moslem) classified as moderate and
the level of anxiety in foreign language students cottage NDM moderate. Self eficacy be one that
can affect foreign language anxiety.
Keywords: Self eficacy, Foreign language anxiety
unfavorable,
PENDAHULUAN
yang tergolong rendah sebanyak 10
Indonesia memiliki berbagai model
santri (11,9%) dan kecemasan yang
pembelajaran, namun sebagaimana
telah
dituliskan
tergolong tinggi sebanyak 33 santri
dalam
(39,3%). Sedangkan kecemasan di
(Jamhuri, 2011) pondok pesantren
kalangan anak SMP yang tergolong
sebagai model pendidikan pertama
rendah sebanyak 24 siswa (28,6%)
dan tertua di Indonesia. Pondok
pesantren
dapat
dam yang tergolong tinggi sebanyak
mengurangi
17 siswa (20,2%). Berdasarkan hasil
kegagalan sistem pendidikan saat
diatas dapat disimpulkan bahwa ada
ini. Yang mana pelajar minimal
mengalami
masa
disebabkan
tawuran.
karena
pesantren
kecemasan di kalangan santri pondok
Ini
pesantren dan siswa SMP. Namun
Pondok
memegang
tingkat kecemasan santri pondok
teguh
pesantren lebih tinggi dibandingkan
keagamaan.
dengan siswa SMP.
Namun ada beberapa kendala di
MTs
Pondok
dikarenakan
Pesantren
keadaan
Hal-hal
yang
di
perbedaan
Pondok
diluar, kecemasan yang dialami pun
berbeda. Seperti (Aminullah, 2013)
yang
Pondok
menunjukkan
Manifest
dari
favorable
satu
pengasuh
pondok
pesantren
Muslimat
menyatakan
: apabila santri pondok harus tinggal
di asrama, komunikasi dengan orang
Scale
di luar asrama di batasi dan di
(TMAS) dengan 50 pernyataan yang
terdiri
salah
pondok dengan sekolah diluar, yaitu
berdasarkan
Anxiety
kepada
membedakan antara kehidupan di
data yang diperoleh menggunakan
Taylor
pondok
bahwa ada beberapa peraturan yang
Pesantren”
bahwa
santri
wawancara
Nahdhatul
berjudul
“Kecemasan antara siswa SMP dan
santri
antara
membuat
peraturan yang dijalani. Hasil dari
dengan keadaan pada tingkat SMP
penelitian
yang
pesantren dengan siswa SMP adalah
pesantren pada tingkat Mts berbeda
dalam
disimpulkan
kecemasan santri pondok pesantren
Pada saat ini pendidikan di
yang
dapat
wajibkan menggunakan bahasa arab
dan
1
ataupun
bahasa
inggris
dalam
sebabkan
percakapan sehari-hari.
oleh
hal yang baru bagi santri baru apabila
santri
digunakan
ialah
bahasa
inggris).
kewajiban
Santri
mempelajari bahasa asing
adakannya
baru
dituntut
untuk
dengan kewajiban berbahasa asing.
NDM (Nahdhatul Muslimat) juga
dengan
menggunakan
membiasakan diri atau beradaptasi
secara mandiri, Pondok Pesantren
santri
untuk
bahasa asing dalam kesehariannya.
lepas tangan begitu saja membiarkan
memfasilitasi
percakapan
duduk di bangku SD tidak ada
Pondok
Pesantren Nahdhatul Muslimat tidak
santri
kedalam
keseharian, karena pada saat mereka
pelanggaran berbahasa asing (bahasa
arab/
kendala.
Berbahasa asing memang merupakan
Namun yang paling sering
dilanggar
beberapa
di
Santri
baru
yang
memiliki
pelajaran-pelajaran
keyakinan diri untuk berbahasa asing
bahasa dan juga kegiatan belajar
akan mudah untuk mengikutinya.
bahasa
Santri
yang
kegiatan
dilakukan
sekolah,
di
yaitu
luar
yang
tidak
memiliki
dengan
keyakianan diri untuk menggunakan
menambah kosa kata bahasa asing
bahasa asing dalam kesehariannya
serta belajar untuk berpidato dengan
membuat
berbahasa asing. Pada malam jum’at
menggunakan bahasa asing sehingga
santri juga diberi keluasan untuk
mereka
menyelenggarakan
seni
peraturan untuk berbahasa asing.
dengan menggunakan bahasa asing,
Santri yang melanggar bahasa asing
berupa; puisi, pidato, drama, dll.
akan merasa takut, tidak percaya diri
pentas
untuk
Fasilitas yang telah diberika
pihak
pondok
seharusnya
bisa
kepada
cenderung
terbiasa
melanggar
mengapalikasikan
bahasa
percakapan keseharian. Santri baru
memaksimalkan
yang tidak menggunakan bahasa
asing dalam kesehariannya akan
asing. Namun pada kenyataannya
banyak
tidak
asing yang telah diperoleh ke dalam
santri,
kemampuan santri dalam berbahasa
santri
mereka
mendapat
melakukan
hukuman
berupa
menghafal beberapa kosakata bahasa
pelanggaran berbahasa asing yang di
2
asing. Hukuman dari pelanggaran
eficacy
berbahasa asing ini paling ringan
(Anwar,
karena masih banyak hukuman yang
“Hubungan
lebih berat dari ini, diantaranya
dengan kecemasan berbicara didepan
mengahafal
umum pada mahasiswa Fakultas
surat,
membersihkan
seperti
pada
2009)
penelitian
yang
antara
berjudul
self-eficacy
ruangan tertentu dan lain sebagainya.
Psikologi
Oleh sebab itu penulis membuat
Utara”
kuesioner terbuka dengan pertanyaan
eficacy
“Apa yang anda rasakan ketika
sebanyak 141 mahasiswa (76,6%),
pertama kali di wajibkan untuk
self-eficacy yang tergolong tinggi
berbahasa
dari
sebanyak 16 mahasiswa (8,7%) dan
jawaban kuesioner terbuka tersebur
yang tergolong rendah sebanyak 27
sebanyak 26 santri mengaku tidak
mahasiswa (14,7%).
asing
?”
Hasil
cemas menggunakan bahasa asing,
skala
menggunakan bahasa asing yang di
(2004)
oleh
sedang
linkert
yang
disusun
generality dan strength. Semakin
ketika menggunakan bahasa asing.
dikemukakan
tergolong
self-
milik Bandura yang terdiri dari level,
lebih cepat dan kurang percaya diri
seperti
yang
bahwa
berdasarkan aspek-aspek self-eficacy
tandai dengan takut, jantung berdetak
ini
menunjukan
Sumatra
Hasil ini didapat menggunakan
tetapi 26 santri mengaku cemas
Hal
Universitas
tinggi self-eficacy seseorang maka
yang
Spielberger
yang menyatakan bahwa
semakin
rendah
kecemasan
seseorang,
begitupula
sebaliknya
semakin
rendah
self-efcicacy
kecemasan berbahasa asing adalah
seseorang
perasaan yang timbul dalam diri
kecemasan (Anwar, 2009). Menurut
individu
Bandura (2000) self-eficacy adalah
berupa
ketakutan,
ketegangan,
kegelisahan
serta
keyakinan
maka
semakin
seseorang
tinggi
mengenai
kekhawatiran yang berkaitan dengan
kemampuan dalam dirinya yang akan
gairah
mempengaruhi
sistem
saraf
otomatis.
cara
mereka
bertindak. Self-eficacy juga dapa
Sedangakn salah satu faktor yang
mempengaruhi kecemasan ialah self
3
menguasai situasi tertentu dan dapat
akan
memperoleh hasil yang positif.
berbahasa asing.
Apabila
seorang
kemampuannya
Berdasarkan
individu
untuk
uraian
tersebut
memiliki self eficacy yang tinggi,
peneliti
yakin akan kemampuannya untuk
sebagai
berbahasa
akan
Hubungan antara self eficacy dengan
percaya diri untuk berbahasa asing
kecemasan berbahasa asing pada
dengan baik. Sebaliknya apabila
santri
asing
maka
ia
merumuskan
berikut,
baru
masalah
Apakah
Pondok
ada
Pesantren
self
Nahdhatul Muslimat Surakarta ?
eficacy yang rendah, merasa tidak
Dari permasalahan tersebut maka
memiliki
untuk
peneliti ingin melakukan penelitian
individu
berjudul Hubungan antara self
seorang
individu
berbahasa
memiliki
kemampuan
asing
maka
tersebut akan merasa cemas ketika
eficacy
berbahasa asing. Santri baru NDM
berbahasa asing pada santri baru.
dituntut untuk bisa menguasai bahasa
asing
untuk
diterapkan
dengan
kecemasan
METODE PENELITIAN
kedalam
percakapan keseharian. Santri ketika
Subjek penelitian adalah santri
tidak menggunakan bahasa asing
baru di Pondok Pesantren Nahdhatul
akan dikenakan sanksi akibat dari
Muslimat
pelanggarannya.
Penulis
Tuntutan
penguasaan
bahasa
insidental
secara acak santri baru berjumlah 55
santri. Dengan kriteria ,yaitu : santri
mempengaruhi santri baru dalam
belajar
menggunakan
Surakarta.
sampling, sehingga penulis memilih
bahasa
asing dalam waktu yang ditentukan
proses
Kauman
baru, dengan usia 12-13 tahun dan
asing.
termasuk santri pondok NDM .
Keyakinan yang rendah terhadap diri
Skala self eficacy menggunakan
sendiri mengakibatkan santri baru
mengalami kecemasan. Santri baru
skala
yang
ketika mengalami kecemasan akan
sebelumnya oleh Muna (2012) yang
berusaha meyakinkan diri sendiri
disusun
indikatornya,
4
telah
berdasarkan
yaitu
digunakan
dan
Tingkatan,
dengan
indikator;
mengerjakan
Yakin
tugas
seperti khawatir, takut dan gelisah
dapat
berlebihan.
ataupun
Dan
rasa
takut
pekerjaan yang sulit dan Yakin dapat
menghadapi evaluasi negatif dengan
mengerjakannya tanpa bantuan orang
indikator; Perasaan khawatir sebagai
lain. Kekuatan, dengan indikator;;
akibat dari anggapan situasi sosial
percaya diri untuk mendapatkan hasil
dan dinilai oleh orang lain, tidak
semaksimal mungkin. Dan Keluasan,
mampu mendapat persetujuan dari
dengan indikator; Percaya dapat
orang lain serta takut melakukan
menyelesaikan
banyak
pekerjaan
yang
perilaku yang memalukan di muka
waktu
yang
umum, takut di kritik, tidak di
dalam
dukung atau ditolak.
ditentukan, Percaya dapat mengulang
kembali prestasi yang pernah diraih
HASIL
sebelumnya.
a. Variabel Self Eficacy
Skala kecemasan berbahasa asing
menggunakan
skala
yang
Dari hasil penilaian professional
telah
judgment expert kemudian dianalisis
digunakan oleh Hidayati (2014) yang
disusun
berdasarkan
aspek
menggunakan MS. Excel. Skala self
dan
eficacy
indikatornya, yaitu ketakutan dalam
berkomunikasi
aitem dengan hasil validitas dibawah
0,6 ( 0,05 yang
b.Variabel Kecemasan Berbahasa
berarti
Asing
memenuhi distribusi normal. Hasil
Hasil analisis Skala kecemasan
berbahasa asing
berbahasa
asing
Kolmogorov-Smirnov
setelah dilakukan uji validitas isi
expert
sebaran
data
uji normalitas variabel kecemasan
untuk penelitian
judgement
bahwa
menunjukan
Z
sebesar
adalah
0,753 dengan p value = 0,622 > 0,05
diperoleh 45 aitem pada Skala
yang berarti bahwa sebaran data
kecemasan
memenuhi distribusi normal.
oleh
berbahasa
asing
dinyatakan layak. Aitem yang layak
tersebut
terdiri
aitem
mengetahui apakah variabel bebas
aitem
dan variabel tergantung memiliki
unfavourable. Hasil uji daya beda
hubungan yang linier atau tidak
aitem Skala kecemasan berbahasa
secara
asing yang terdiri 45 aitem terdapat
linieritas
42 aitem memenuhi daya beda aitem
eficacy dengan kecemasan berbahasa
dan 3 aitem yang tidak memenuhi
asing dilihat diperoleh nilai F sebesar
daya
1,213,
favourable
beda
dari
dan
aitem
26
Uji lineritas dilakukan untuk
19
yaitu
nomor
33,36,45. Indek daya beda bergerak
signifikansi.
Hasil
uji
hubungan
antara
self
hasil
dari
keterangan
Deviation from Linierity dihasilkan
6
hasil signifikansi (p) = 0,308 dengan
PEMBAHASAN
p> 0,05 hasil tersebut menunjukkan
Berdasarkan hasil perhitungan
bahwa variabel bebas (self eficacy)
dengan
variabel
(kecemasan
memiliki
teknik
tergantung
berbahasa
korelasi
moment,
asing)
yang
dengan kecemasan berbahasa asing
pada santri baru Pondok Pesantren
meliputi uji normalitas dan uji
Nahdhatul Muslimat. Semakin tinggi
linieritas diketahui bahwa variabel
self eficacy santri baru maka semakin
self eficacy dan variabel kecemasan
rendah kecemasan berbahasa asing,
berbahasa asing memenuhi syarat
sebaliknya
data normal dan linier. Sehingga
Hasil
dari
Hasil
sejalan
dengan kecemasan berbicara didepan
umum pada mahasiswa Fakultas
(p) = 0,000; (p