HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA DALAM PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN (PUP) DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL

(1)

i

HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA DALAM PENDEWASAAN

USIA PERKAWINAN (PUP) DENGAN SIKAP REMAJA

TENTANG PERILAKU SEKSUAL

SKRIPSI

Oleh :

OKI YOLANDA

NIM. 201210420311099

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(2)

ii

HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA DALAM PENDEWASAAN

USIA PERKAWINAN (PUP) DENGAN SIKAP REMAJA

TENTANG PERILAKU SEKSUAL

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

OKI YOLANDA

NIM. 201210420311099

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(3)

(4)

(5)

v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Oki Yolanda

NIM : 201210420311099

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Hubungan Persepsi Remaja dalam Pendewasaan Usia

Perkawinan (PUP) dengan Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari dapat dibuktikan tugas akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, Agustus 2016 Yang membuat pernyataan


(6)

vi

MOTTO

Sesungguhnya bersama kesulitan

ada kemudahan”

(QS. Al-Insyirah: 6)

“Don’

t lose the hope, keep praying, keep trying, and


(7)

vii

Lembar Persembahan

Hamdan wa syukron Lillah, Assholatu wassalamu ‘ala Rasulillah. . .

Skripsi ini oki persembahkan untuk Mamaku tercinta Rusmiati dan Bapakku tersayang Sutoyo. Terimakasih yang tak terhingga atas segala apapun yang telah mama dan bapak berikan untuk oki. Terimakasih atas cinta dan kasih yang telah mama dan bapak berikan untuk oki hingga oki menjadi seperti sekarang. Nama mama dan bapak tak akan pernah oki tinggalkan ketika menghadap kepada-Nya, semoga Allah SWT senantiasa memberikan mama dan bapak limpahan karunia, kesehatan, rezeki, keberuntungan, kebahagiaan dan keselamatan di dunia maupun di akhirat.. (Aamiin Allahumma Aamiin)

Terimakasih untuk semua kakak-kakakku yang terhebat (abang afin, mama lilik, bunda eva, ayah rizal, mama ria, mas topik) yang telah memberikan support dan doanya selama ini untuk adiknya. Semoga dilimpahkan rezeki yang barokah dan kita semua selalu dalam perlindungan-Nya serta keselamatan di dunia dan akhirat.. (Aamiin Allahumma Aamiin)

Terimakasih untuk lelaki hebat yang selalu oki banggakan Imam Mustakim. Terimakasih atas doa, dukungan dan semangatnya selama ini, yang selalu mengajarkanku akan arti kesabaran dan kesetiaan, mengajarkan akan arti berbagi dan rendah hati. Semoga selalu diberikan kebahagiaan, kesuksesan dan kelancaran serta keselamatan dunia dan akhirat,, dan semoga rasa ini akan tetap terjaga tanpa melebihi rasa cinta kita kepada-Nya.. (Aamiin Allahumma Aamiin)

Terimakasih untuk rekan seperjuangan skripsi ayu dan lia yang kisahnya kita bisa sempro bareng, semhas bareng dan akhirnya kita bisa lulus bareng,, yang bisa diajak gila bareng, menghilangkan penat, susah senang kita lewatin bersama. Terimakasih juga untuk nunung, hera, yuli yang bisa diajak sharing


(8)

viii

masalah skripsi. Semoga kita semua bisa bertemu lagi dengan membawa kesuksesan.. (Aamiin) Suwun yo rek,, kalian terbaik.. ^^

Terimakasih untuk keluarga besar PSIK 2012 khususnya PSIK C yang sudah menjadi teman seperjuangan semasa kuliah, canda tawa yang sudah kalian toreh dalam kisah hidupku. Kalian semua bagaikan crayon warna yang walaupun memiliki warna yang berbeda-beda, tapi jika disatukan akan menghasilnya sesuatu yang indah. Terimakasih semuanya dan sukses untuk kita semuaa...

Terimakasih untuk sahabat seperjuangan taekwondo febri dan fapu yang sudah memberikan dukungan, doa dan keceriaan selama ini. Terimakasih sudah mau menjadi sahabat oki sejak menginjakkan kaki di UMM, latihan bareng, nangis ketawa bareng, dan semua yang sudah kita lalui bersama. Sukses dan sehat selalu untuk kalian yaa.. i will always miss you guys....

Terimakasih untuk teman-teman kos dek devi dan dek santi yang sudah menjadi tetangga kamar yang asik dan seru. Pasti bakalan kangen nonton tv dan masak bareng lagi. Sukses selalu ya untuk kalian..

Terimakasih untuk semua pihak yang sudah mendukung dalam pengerjaan skripsi ini yang tidak bisa oki sebutkan satu persatu. Terimakasih untuk semuanya yang sudah pernah hadir di kehidupannya oki yang selalu memberi warna tersendiri disepanjang perjalanan kisahku. Semoga kita semua menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat bagi orang disekitar kita. (Allahumma Aamiin)


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Hubungan Persepsi Remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dengan

Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual ”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna

memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini. Bersamaan dengan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom selaku Dekan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Drs. Atok Miftachul Hudha, M.Pd selaku dosen pembimbing I atas

saran, bimbingan, dan arahan yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis sampai terselesaikannya skripsi ini.

4. Ibu Ririn Harini, S.Kep.,M.Kep selaku dosen pembimbing II atas saran,

bimbingan, dan arahannya yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis sampai terselesaikannya skripsi ini

5. Ibu Henny Dwi Susanti, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Mat selaku dosen penguji I

atas saran, bimbingan, dan arahannya yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis sampai terselesaikannya skripsi ini


(10)

x

6. Ibu Nur Lailatul M, S.Kep., Ns., MNS selaku dosen penguji II atas saran,

bimbingan, dan arahannya yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis sampai terselesaikannya skripsi ini

7. Untuk Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang, yang telah

memberikan kesempatan kepada peneliti agar peneliti dapat melaksanakan penelitiannya dengan baik.

8. Untuk Ayahanda tercinta dan Ibunda tersayang serta kakak-kakak terhebat

yang tiada hentinya memberikan dukungan, motivasi, dan penyemangat dalam segala hal, dengan sabar mendoakan unuk kebaikan dan kesuksesan putrinya. Terimakasih banyak atas didikan dan usahanya selama ini untuk membuat putrinya mendapatkan ilmu yang bermanfaat, sukses dan bahagia.

9. Rekan seperjuangan (Lia, Ayu, Khaera, Nunung, Yuli, Imam, Ka’Rein, Febri,

Fapu, dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu) yang selalu membantu dan menyemangati penulis selama ini.

10. Untuk rekan-rekan PSIK UMM 2012, khususnya PSIK C 2012, terima kasih

atas kebersamaannya selama 4 tahun terakhir ini, kalian memberikan kisah dan semangat baru dalam kehidupan ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu mengingatkan kasih sayang-Nya untuk kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Malang, Agustus 2016


(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... iii

Lembar Pengesahan ... iv

Surat Pernyataan Keaslian Penulisan ... v

Motto ... vi

Lembar Persembahan ... vii

Kata Pengantar ... ix

Abstract ... xi

Abstrak ... xii

Daftar Isi ... xiii

Daftar Tabel ... xvi

Daftar Gambar ... xvii

Daftar Lampiran ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Keaslian Penelitian ... 8

1.6 Batasan Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1 Konsep Persepsi ... 13

2.1.1 Pengertian Persepsi ... 13

2.1.2Macam-macam Persepsi ... 14

2.1.3 Syarat dan Proses Terjadinya Persepsi ... 14

2.1.4 Indikator Persepsi... 16

2.1.5 Sifat Persepsi ... 17

2.1.6 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 18

2.2 Konsep Remaja ... 21

2.2.1 Pengertian Remaja ... 21

2.2.2 Perkembangan Remaja ... 22

2.2.2.1 Perkembangan Psikologis Remaja ... 22

2.2.2.2Perkembangan Kognitif Remaja ... 23

2.2.3 Tugas Perkembangan Remaja ... 24

2.3 Konsep Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) ... 25

2.3.1 Pengertian Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) ... 25

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) ... 26

2.3.3 Usia Kawin di Indonesia dan Program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) ... 29

2.4 Konsep Sikap ... 31

2.4.1 Pengertian Sikap ... 31

2.4.2 Komponen Sikap ... 31

2.4.3 Tingkatan Sikap ... 32

2.4.4 Bentuk-bentuk Sikap ... 33


(12)

xii

2.5 Konsep Perilaku Seksual Remaja ... 35

2.5.1 Pengertian Perilaku Seksual Remaja ... 35

2.5.2 Bentuk-bentuk Perilaku Seksual Remaja ... 36

2.5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja ... 38

2.6 Hubungan Persepsi dalam Pendewasaan Usia Perkawinan dengan Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual ... 41

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 43

3.1 Kerangka Konseptual ... 43

3.2 Hipotesis Penelitian ... 44

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 45

4.1 Desain Penelitian ... 45

4.2 Kerangka Penelitian ... 45

4.3 Populasi, Tehnik Sampling, Sampel Penelitian ... 47

4.3.1 Populasi Penelitian ... 47

4.3.2Tehnik Sampling ... 47

4.3.3 Sampel Penelitian ... 47

4.4 Variabel Penelitian ... 47

4.5 Definisi Operasional ... 48

4.6 Waktu Dan TempatPenelitian ... 49

4.7 Instrumen Penelitian ... 49

4.7.1 Kuesioner Persepsi Remaja ... 50

4.7.2 Kuesioner Sikap Remaja ... 51

4.8 Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 52

4.8.1 Uji Validitas... 52

4.8.2 Uji Reliabilitas ... 53

4.9 Prosedur Pengumpulan data ... 54

4.9.1 Tahap Persiapan ... 54

4.9.2 Tahap Pelaksanaan... 55

4.9.3 Tahap Evaluasi ... 56

4.10 Pengolahan Data ... 56

4.11 Analisa Data ... 57

4.11.1 Analisa Univariat ... 57

4.10.2 Analisa Bivariat ... 57

4.12 Etika Penelitian ... 58

4.11.1 Lembar Persetujuan Penelitian (Informed Consent) ... 59

4.11.2 Tanpa Nama (Annonimity) ... 59

4.11.3 Kerahasiaan (Confodentiality) ... 59

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 61

5.1 Hasil Penelitian ... 61

5.1.1 Karakteristik Berdasarkan Usia Responden ... 61

5.1.2 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin Responden ... 61

5.1.3 Karakteristik Berdasarkan Sumber Informasi Responden ... 62

5.1.4 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Orang Tua Responden ... 62

5.1.5 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua Responden ... 63

5.1.6 Karakteristik Berdasarkan Kedekatan Responden dengan Orang Lain ... 63

5.1.7 Karakteristik Berdasarkan Persepsi Remaja dalam PUP ... 64


(13)

xiii

5.1.9 Analisa Data Persepsi Remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan

(PUP) dengan Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual ... 65

BAB VI PEMBAHASAN ... 67

6.1 Gambaran Persepsi Remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) . 67 6.2 Gambaran Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual ... 70

6.3 Hubungan Persepsi Remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dengan Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual ... 73

6.4 Keterbatasan Penelitian ... 75

6.5 Implikasi Keperawatan ... 76

BAB VII PENUTUP ... 77

7.1 Kesimpulan ... 77

7.2 Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel ... 49

Tabel 4.2 Perhitungan Nilai Skoring Persepsi Remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) ... 50

Tabel 4.3 Kisi – kisi pernyataan kuesioner persepsi remaja dalam pendewasaan usia perkawinan (PUP) ... 51

Tabel 4.4 Perhitungan Nilai Skoring Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual Remaja ... 52

Tabel 4.5 Kisi – kisi pernyataan kuesioner sikap remaja terhadap perilaku seksual ... 52

Tabel 5.1 Karakteristik Berdasarkan Usia Responden ... 61

Tabel 5.2 Karakteristik Persepsi Remaja dalam PUP ... 64

Tabel 5.3 Karakteristik Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual ... 64

Tabel 5.4 Perhitungan Statistik Crosstabs Persepsi Remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dengan Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual ... 65

Tabel 5.5 Uji Chi-Square Persepsi Remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dengan Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual ... 66


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ... 43

Gambar 4.1 Kerangka Penelitian ... 46

Gambar 5.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin Responden ... 62

Gambar 5.2 Karakteristik Berdasarkan Sumber Informasi Responden ... 62

Gambar 5.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Orang Tua Responden ... 63

Gambar 5.4 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua Responden... 63

Gambar 5.5 Karakteristik Berdasarkan Kedekatan Responden dengan Orang Lain ... 64


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 85

Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian ... 86

Lampiran 3 Lembar Permohonan Izin Menjadi Reponden ... 87

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 88

Lampiran 5 Kuesioner Penelitian ... 89

Lampiran 6 Lembar Uji Validitas dan Reliabilitas ... 93

Lampiran 7 Tabulasi Data ... 99

Lampiran 8 Hasil Uji Statistik ... 107

Lampiran 9 Dokumentasi Hasil Penelitian ... 108

Lampiran 10 Lembar Konsultasi ... 110

Lampiran 11 Angket Persetujuan ... 114


(17)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

. (2015). Aborsi Remaja Indonesia, Karena Apa?.

http://kompasiana.com diakses tanggal 17 Februari 2016

Abineno, J.L.Ch. (2002). Seksualitas dan Pendidikan Seksual. Jakarta: Gunung Mulia

. (2010). Pergaulan Bebas Remaja Mengkhawatirkan.

http://regional.kompas.com diakses tanggal 17 Februari 2016

. (2009). 2,3 Juta Kasus Aborsi Per Tahun, 30 Persen oleh

Remaja. http://regional.kompas.com diakses tanggal 18 Februari 2016

Alfiani, Diyah A. Suharso. Saraswati, Sinta. (2013). Perilaku Seksual dan Faktor

Determinannya di SMA Se-Kota Semarang. Indonesian Journal of Guidance and

Counseling: Theory and Application, 2(4), 34-41

Ali, Muhammad. Asrori, Muhammad. (2012). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara

Andriani, Githa. (2013). Hubungan Faktor Personal dengan Perilaku Seksual Remaja pada Mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta, 80-99

Ariesta, Rita. (2011). Sikap Remaja terhadap Pendewasaan Usia Perkawinan. Jurnal

Obstretika Scientia. 33-40

Asmadi, (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC

Azwar, Saifuddin. (2015). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Azwar, Saifuddin. (2015). Penyusunan Skala Psikologi edisi 2. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Badan Intelijen Negara. (2012). Mewaspadai Terpaan Pornografi di Internet.

http://www.bin.go.id diakses tanggal 12 Februari 2016

BKKBN. (2012). Pernikahan Dini pada Beberapa Provinsi di Indonesia: Dampak

Overpopulation, Akar Masalah dan Peran Kelembagaan di Daerah.

http://www.bkkbn.go.id diakses tanggal 23 Februari 2016

Crockett, Lisa J. Raffaelli, Marcela. Moilanen, Kristin L. (2003). Adolescent Sexuality:

Behavior and Meaning. Faculty Publications, Department of Psychology, 371-392

Dahlan, M. Sopiyudin. (2013). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:

Salemba Medika

Darmasih, Ririn. Setiyadi, Noor A. Gama T, Azizah. (2011). Kajian Perilaku Sex Pranikah Remaja SMA di Surakarta. Jurnal Kesehatan, 4(2), 111-119


(18)

xviii

Desiyanti, Irne W. (2015). Faktor-faktor yang Berhubungan Terhadap Pernikahan Dini pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado. Artikel Penelitian, 5(2), 270-280

Ditjen PP & PL Kemenkes RI. (2014). Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia.

http://spiritia.or.id/Stats/Statcurr.pdf diakses tanggal 20 Februari 2016

Effendi, Ferry. Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Fadlyana, Eddy. Larasaty, Shinta. (2009). Pernikahan Usia Dini dan Permasalahannya. Sari Pediatri, 11(2), 136-141

Fox, Sadi J. (2010). Adolescents’ Perceptions of Parent and Peer Responses to Adolescent

Sexuality. The Ohlo State University, 1-60

Gruber, Enid. (2000). Adolescent Sexuality and The Media: A Review of Current Knowledge

and Implications. Department of Psychiatry and Biobehavioral Sciences University of California Los Angeles, (172), 210-214

Hariyadi. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan, Persepsi, dan Dukungan Caregiver

Informal dengan Tingkat Kekambuhan Penderita Skizofrenia. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika

Homzah, Siti & Sulaeman, Munandar. (2007). Motif (Faktor Pendorong) dan Persepsi Kawin Usia Muda pada Remaja Pedesaan di Jawa Barat. Pusat Penelitian Peranan Wanita, Lembaga Penelitian Unpad

Hutagalung, Inge. (2007). Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Indeks

Kumalasari, Intan dan Andhyantoro, Iwan. (2012). Kesehatan Reproduksi untuk

Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Kusmiran, E. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika

Landor, Antoinette. Simons, Leslie G. Simons, Ronald L. Brody, Gene H. Gibbons,

Frederick X. (2011). The Role of Religiosity in the Relationship Between Parents, Peers,

and Adolescent Risky Sexual Behavior. J Youth Adolescence, 40, 296-309

Lestary, H. (2011). Perilaku beresiko remaja di Indonesia menurut survey kesehatan

reproduksi remaja Indonesia (SKKRI). http://ejournal.litbang.depkes.go.id

diakses tanggal 16 Juni 2016

Marhefka, Stephanie L. Mellins, Claude A. Brackis, Elizabeth. Dolezal, Curtis.

Ehrhardt, Anke A. (2009). Perceptions of Adolescents’ Sexual Behavior Among

Mothers Living With and Without HIV: Does Dyadic Sex Communication Matter?. Arch Sex Behav, 38, 788-801


(19)

xix

Maryono, Y. Istiana, Patmi B. (2008). Teknologi Informasi & Komunikasi. Jakarta:

Yudhistira

Marwan, Sholahuddin. (2013). Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru terhadap Hasil Belajar IPS Sejarah Siwa SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Brobolan. Universitas Negeri Semarang, 1-105

Moore & Rosenthal. (2006). Sexuality in Adolescence: Current Trends. New York, NY:

Routledge Publishing

Muadz, Masri M. Wisyastuti, Ratnasari. (2010). Pendewasaan Usia Perkawinan &

Hak-hak Reproduksi bagi Remaja Indonesia. BKKBN. Jakarta: Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-hak Reproduksi

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan edisi 2.

Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan edisi 3. Jakarta: Salemba Medika

Palu, Basir. (2008). Menyelamatkan Generasi Muda. http://suarapembaruan.com diakses

tanggal 20 Februari 2016

Pieter, Herri Z. Janiwarti, Bethsaida. Saragih, Marti. (2011). Pengantar Psikopatologi

untuk Keperawatan. Jakarta: Kencana

Rafidah. Barkinah, Tut. Yuliastuti, Erni. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pernikahan Usia Dini di Kabupaten Banjar. Jurnal Skala Kesehatan, 6(1), 1-8 Rina, Nelva. Dewi, Yulia I. Hasneli, Yesi N. (2013). Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Sikap Remaja Terhadap Seks Pranikah. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau

Santrock, John W. (2012). Perkembangan Masa-Hidup (edisi 13 jilid 1). Jakarta: Erlangga

Sarwono, Jonathan. (2010). Pintar Menulis Karangan Ilmiah Kunci Sukses dalam Menulis

Ilmiah Ed.1. Yogyakarta: Andi

Sarwono, Sarlito W. (2013). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers

Setiyawati, Sofia. (2013). Hubungan Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seks Dini dengan Perilaku Seksual Remaja. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Sobur, Alex. (2013). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia


(20)

xx

Sunaryo. (2013). Psikologi untuk Keperawatan ed.2. Jakarta: EGC

Suparno, Paul. (2007). Seksualitas Kaum Berjubah. Yogyakarta: Kanisius

Sriudiyani, Ida A. Soebijanto. (2011). Perkawinan Muda Dikalangan Perempuan:

Mengapa?. Policy Brief Pusat Penelitian dan Pengembangan

Kependudukan-BKKBN, Seri 1(6), 1-4

Udigwe, Ifeoma B, et al. (2014). Factors Influencing Sexual Behavior among Female

Adolescents in Onitsha, Nigeria. Open Journal of Obstetrics and Gynecology, 4, 987-995 Utina, Ramli. Baderan, Dewi W.K. Pongoliu, Yayu I. (2014). Kajian Faktor Sosial

Ekonomi yang Berdampak pada Usia Perkawinan Pertama di Provinsi Gorontalo. BKKBN Provinsi Gorontalo, 1-56

Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi

Wahyuni, Dwi & Rahmadewi. (2011). Kajian Profil Penduduk Remaja (10-24 tahun):

Ada Apa dengan Remaja?. Policy Brief Pusat Penelitian dan Pengembangan

Kependudukan-BKKBN, Seri 1(6), 1-4

Vannier, Sarah A. O’Sullivan, Lucia F. (2008). The Feasibility and Acceptability of Handheld Computers in a Prospective Diary Study of Adolescent Sexual Behaviour. The Canadian Journal of Human Sexuality, 17(4), 183-192


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO (2007) remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa dengan batasan usia 12 sampai 24 tahun yang merupakan tahapan seseorang dimana berada di antara fase anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis, dan emosi. Remaja menurut Sarwono (2013) adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual dan individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

Hasil Sensus Penduduk tahun 2015 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia sebesar 255,5 juta jiwa dan satu dari setiap empat penduduk Indonesia adalah remaja. Pada tahun 2015 jumlah remaja usia 10-24 tahun di Indonesia mencapai lebih dari 66 juta jiwa atau sekitar 25 persen dari jumlah penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2015). Remaja sangat mempengaruhi pertumbuhan penduduk dimasa yang akan datang karena tingginya jumlah penduduk di Indonesia dan rendahnya kualitas penduduk serta pemanfaatan sumber daya manusia yang belum optimal menjadi pangkal yang belum terpecahkan.

Pada masa remaja, banyak perubahan-perubahan yang terjadi meliputi perubahan fisik, psikologis, maupun kognitif. Pada teori Piaget, pemikiran remaja menjadi lebih abstrak, idealis dan logis dibandingkan pada masa anak-anak. Perubahan dalam pemrosesan informasi di masa remaja yang mencakup berkembangnya kemampuan dalam mengambil keputusan dan berpikir kritis. Dalam


(22)

2

perkembangan psikologis, remaja mengalami perubahan pada perilaku dan sikap salah satunya yaitu perubahan pada perilaku seksual remaja (Santrock, 2012).

Perilaku seksual yang dilakukan oleh para remaja saat ini sudah tidak menjadi hal yang tabu lagi dimasyarakat. Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri (Sarwono, 2013). Ginekolog dan pakar seks Boyke Dian Nugraha dalam situs Kompas edisi 31 Juli 2010 mengatakan, perkembangan perilaku seks bebas kini cenderung meningkat di kalangan remaja akibat dipicu semakin banyaknya informasi mengenai kenikmatan cinta dan seks yang dipelajari para remaja dari majalah, film, bahkan internet.

Bentuk perilaku seksual pada remaja telah diteliti oleh para peneliti antara lain penelitian mengenai perilaku seksual remaja SMA di Purwokerto yang dilakukan Trisnawati (2010) dengan sampel 250 menunjukkan bahwa beberapa perilaku seksual yang sudah dilakukan adalah kissing (52%), necking (29,2%), petting (21,6%), oral seks

(6%), anal seks (1,2%) dan masturbasi (12%). Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Alfiani dkk (2013) tentang bentuk perilaku seksual remaja di SMA se-Kota Semarang adalah masturbasi (28,9%), fantasi seksual (34,14%), membaca dan melihat gambar porno (29,61%), berpegangan tangan (45,93%), berpelukan (47,08%), kissing

(44,60%), necking (41,43%), petting (26,16%) dan intercourse (36,7%).

Dampak negatif dari perilaku seksual yang dilakukan oleh remaja antara lain yaitu aborsi, penyakit seksual, HIV/AIDS, dan kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) yang berakhir dengan pernikahan dini (Darmasih, dkk 2011). Direktur penelitian Women Research Institutte, Edriana Noerdin dalam Kompasiana edisi 17


(23)

3

Juni 2015 menyebutkan bahwa di Indonesia angka aborsi mencapai 2 juta tiap tahunnya dengan 15% dilakukan oleh perempuan berusia dibawah 20 tahun. Pada kasus HIV & AIDS, jumlah yang dilaporkan Ditjen PP & PL Kemenkes RI (2014), pada 1 Januari sampai dengan 30 September 2014 adalah jumlah HIV sebanyak 22.869 & AIDS sebanyak 1.876 dan 1.717 adalah remaja usia 15-19 tahun. Sedangkan untuk kasus kehamilan yang tidak diinginkan pada sembilan kota besar di Indonesia mencapai 37.000 kasus, 27% diantaranya terjadi dalam lingkungan pranikah dan 12,5% adalah pelajar (Widani dalam Kompas edisi 16 Februari 2009). Tingginya jumlah kehamilan yang tidak diinginkan selaras dengan tingginya angka kejadian pernikahan usia dini. Berdasarkan Survei Data Kependudukan Indonesia 2007, menunjukkan dibeberapa daerah sepertiga dari jumlah pernikahan dilakukan pasangan usia dibawah 16 tahun. Di Jawa Timur, angka pernikahan dini mencapai 39,43%, Kalimantan Selatan 35,48%, Jambi 30,63% dan Jawa Barat 36% (Palu, 2008). Indonesia termasuk negara dengan persentase yang tinggi untuk pernikahan usia muda di dunia (ranking 37) dari 63 negara. Indonesia merupakan tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja (BKKBN, 2012). Pernikahan dini atau pernikahan usia muda adalah pernikahan di bawah usia 20 tahun. Pernikahan bukanlah hal yang mudah, didalamnya terdapat banyak konsekuensi yang harus dihadapi sebagai suatu bentuk tahap kehidupan baru individu dan pergantian status dari lajang menjadi seorang istri atau suami yang menuntut adanya penyesuaian diri terus-menerus sepanjang pernikahan (BKKBN, 2010).

Pernikahan usia muda banyak menimbulkan dampak dari segi fisik, psikologis, maupun ekonomi bagi remaja. Kesiapan psikologis berkaitan dengan pemenuhan hak dan tanggungjawab yang harus diemban oleh masing-masing pihak sehingga sering menyebabkan remaja yang menikah diusia muda tidak lagi bersekolah


(24)

4

karena mempunyai tanggungjawab baru sebagai istri dan calon ibu atau kepala keluarga dan calon ayah maupun menjadi tulang punggung keluarga dan keharusan mencari nafkah (Fadlyana dan Larasaty, 2009). Remaja yang menikah pada usia muda cenderung belum memiliki penghasilan yang cukup atau bahkan belum bekerja sehingga belum mempunyai kesiapan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer (ekonomi) keluarganya. Hal inilah yang menyebabkan sumber permasalahan dalam kehidupan berkeluarga sampai pada perceraian bagi pasangan usia muda. Dari segi fisik maupun kesehatan, semakin muda usia kawin pertama seorang perempuan semakin besar resiko yang dihadapi ibu saat proses kehamilan dan persalinan seperti keguguran, pre-eklamsia, kanker rahim, premature, BBLR (berat bayi lahir rendah), kesulitan saat persalinan hingga kematian ibu dan bayi. Hal ini terjadi karena belum matangnya rahim seorang perempuan usia muda untuk memproduksi anak dan belum siapnya mental dalam berumah tangga (BKKBN, 2010).

Begitu banyaknya masalah atau dampak negatif yang dapat terjadi pada remaja, maka pemerintah berupaya meningkatkan kualitas dan mengendalikan jumlah penduduk melalui program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) yang ditetapkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upaya meningkatkan usia minimal pada saat perkawinan yaitu 20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria. Selain itu program PUP merupakan salah satu upaya untuk memperkecil risiko yang terjadi terkait dengan kesehatan ibu maupun anaknya (BKKBN, 2010).

Persepsi remaja sendiri terhadap perkawinan usia muda tidak terlepas dari fakta sosial berupa nilai sosial budaya dan agama. Di sisi lain, permasalahan di remaja terkait dengan pernikahan dini adalah indikasi tingginya perilaku seksual bebas dikalangan remaja yang dapat berakibat terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan


(25)

5

dan terjadinya perkawinan pada usia muda (Homzah & Sulaeman, 2007). Informasi yang salah tentang seks dapat mengakibatkan pengetahuan dan persepsi seseorang mengenai seluk-beluk seks itu sendiri menjadi salah sehingga banyak remaja yang melakukan aktivitas seks tanpa informasi yang akurat tentang kesehatan reproduksi itu sendiri.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMK X kota Malang pada tanggal 27 januari 2016 melalui wawancara terhadap 10 siswa di sekolah tersebut, diperoleh hasil bahwa siswa yang sudah berpacaran 10%, kissing 8%, petting 7%, menonton film pornografi 7%, masturbasi 6%, dan sex intercourse 2% dengan pasangannya. Selain itu peneliti juga mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang terkait pernikahan diusia muda, 4 siswa mengatakan tidak setuju dengan pernikahan dan kehamilan diusia muda (usia 16-18 tahun) karena dapat menularkan penyakit dan membahayakan kesehatan bayi. Sementara 6 siswa mengatakan bahwa setuju dengan pernikahan diusia muda (usia 16-18 tahun). Mereka juga tidak dapat menentukan akan menikah diusia berapa, tergantung permintaan dari orang tua dan pasangan yang akan mengajak menikah serta mereka menganggap bahwa tidak ada dampak yang buruk bagi kesehatan. Perilaku seksual dikalangan remaja ini bagai fenomena gunung es yang hanya tampak luarnya saja, akan tetapi persoalannya jauh lebih besar dari perkiraan. Oleh karena itu hal tersebut membutuhkan suatu perhatian khusus agar terkontrol dan tidak semakin membahayakan di kalangan remaja.

Salah satu upaya untuk menyeimbangkan antara persepsi dengan perilaku seksual remaja, diperlukan pendidikan seks terutama melalui jalur formal sekolah dengan pengetahuan seks yang akurat. Mengingat remaja merupakan aset negara yang tidak ternilai harganya, sudah seharusnya perlu diprioritaskan masalah yang berkaitan dengan kehidupan seks remaja yang belakangan ini semakin mengkhawatirkan.


(26)

6

Dalam hal ini, apa yang dipikirkan seseorang, itulah juga yang akan dialami orang tersebut dan cara seseorang mempersepsi sesuatu akan menentukan sikap dan tindakannya terhadap objek persepsinya.

Berdasarkan data yang telah dipaparkan dan hasil studi pendahuluan yang sudah dilakukan, peneliti tertarik melakukan penelitian yang berkaitan perilaku seksual dengan penelitian yang berjudul Hubungan Persepsi Remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dengan Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana persepsi remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)? 2. Bagaimana sikap remaja tentang perilaku seksual?

3. Bagaimana hubungan persepsi remaja dalam Pendewasaan Usia

Perkawinan (PUP) dengan sikap remaja tentang perilaku seksual?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui adakah Hubungan Persepsi Remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dengan Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi persepsi remaja dalam pendewasaan usia perkawinan (PUP)

2. Mengidentifikasi sikap remaja tentang perilaku seksual

3. Menganalisis Hubungan antara Persepsi Remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dengan Sikap Remaja tentang Perilaku Seksual


(27)

7

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber keilmuan untuk menjelaskan adanya hubungan persepsi remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dengan sikap remaja tentang perilaku seksual.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan peneliti, serta menjadi pengalaman berharga untuk peneliti yang kemudian menjadi sumber referensi untuk penelitian selanjutnya. 1.4.2.2 Manfaat Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wacana dan sumber informasi untuk penelitian selanjutnya dibidang keperawatan khususnya yang berkaitan dengan perilaku seksual.

1.4.2.3 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang Pendewasaan Usia Perkawian (PUP)

1.4.2.4 Manfaat Bagi BKKBN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai acuan dalam peningkatan pelaksanaan program-program BKKBN mengenai Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dalam masalah remaja serta kesehatan ibu dan bayi.


(28)

8

1.4.2.5 Manfaat Bagi Remaja

Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi para remaja tentang Pendewasaan Usia Perkawinan dan perilaku seksual remaja yang diharapkan.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan perilaku seksual remaja adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Githa Andriani (2013) dengan judul Hubungan Faktor Personal dengan Perilaku Seksual Remaja pada Mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan

crossectional dengan teknik proportional random sampling. Analisis penelitian ini menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji statistik chi square

dan analisis multivariat menggunakan regresi binary logistik. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan perilaku seksual adalah gaya hidup, religiusitas, kontrol diri, harga diri dan aktivitas pengisi waktu luang. Sedangkah variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap perilaku seksual adalah variabel gaya hidup. Perbedaan pada penelitian ini terletak pada variabel independen yaitu persepsi remaja dalam pendewasaan usia perkawinan (PUP) dan variabel dependen yaitu sikap remaja tentang perilaku seksual dengan teknik total sampling.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Stephanie L. Marhefka et al (2009) dengan judul Perceptions of Adolescents’ Sexual Behavior Among Mothers Living With and


(29)

9

dibutuhkan untuk menentukan bagaimana ibu membuat keputusan tentang berbicara dengan remaja mereka tentang seks, serta untuk memeriksa sejauh mana dan dalam kasus apa yang dapat ibu lakukan untuk mengurangi perilaku seksual berisiko pada anak remaja mereka sesuai dengan tahapan perkembangan seks, juga pendidikan sebelum remaja kemungkinan untuk memulai hubungan seks mereka. Perbedaan penelitian yang dilakukan Stephanie L. Marhefka et al dengan penelitian ini terletak pada variabel yang digunakan. Pada penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah persepsi remaja dalam pendewasaan usia perkawianan (PUP) dan variabel dependen adalah sikap remaja tentang perilaku seksual.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Sofia Setiyawati (2013) dengan judul Hubungan Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seks Dini dengan Perilaku Seksual Remaja. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Dalam penelitian ini variabel yang termasuk faktor resiko atau variabel independen yaitu peran orang tua dalam memberikan pendidikan seks dini dan variabel yang termasuk efek atau variable dependen yaitu perilaku seksual remaja. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Probability Sampling

dengan teknik pengambilan sampel Proportionate Stratified Random Sampling. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran orang tua dalam memberikan pendidikan seks dini dengan perilaku seksual remaja. Perbedaan penelitian yang dilakukan Sofia dengan penelitian ini terletak pada variabel yang digunakan. Pada penelitian ini variabel independen adalah persepsi remaja dalam pendewasaan usia perkawianan


(30)

10

(PUP) dan variabel dependen adalah sikap remaja tentang perilaku seksual dengan teknik pengambilan sampel total sampling.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Antoinette Landor et al (2011) dengan judul

The Role of Religiosity in the Relationship Between Parents, Peers, and Adolescent Risky Sexual Behavior. Dalam penelitian tersebut mengembangkan dan menguji model berbagai mekanisme dimana religiusitas orang tua mengurangi kemungkinan partisipasi remaja dalam perilaku seksual beresiko dengan menggunakan data longitudinal dari sampel 612 remaja Amerika Afrika (55% wanita). Hasil penelitian menunjukkan bahwa religiusitas orang tua mempengaruhi perilaku seksual remaja berisiko melalui dampaknya terhadap pengasuhan orang tua yang otoritatif. Perbedaan penelitian yang dilakukan Antoinette Landor et al dengan penelitian ini terletak pada variabel yang digunakan. Pada penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah persepsi remaja dalam pendewasaan usia perkawianan (PUP) dan variabel dependen adalah sikap remaja tentang perilaku seksual.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Sarah A. Vannier et al (2008) dengan judul The Feasibility and Acceptability of Handheld Computers in a Prospective Diary Study of Adolescent Sexual Behaviour. Penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur untuk memperoleh informasi tentang reaksi remaja dalam menggunakan komputer genggam untuk memberikan informasi tentang perilaku seksual mereka. Peserta terdiri dari 49 remaja (40 perempuan dan 9 laki-laki) dengan usia 18 atau 19 tahun (usia rata-rata = 18,33 tahun) yang terdaftar dalam Universitas Kanada. Komputer genggam merupakan metode yang efektif untuk mengumpulkan informasi tentang perilaku seksual remaja dengan tingkat respon adalah 95,6% dan mayoritas peserta melaporkan bahwa


(31)

11

pengalaman dalam penelitian ini adalah positif, menarik, mudah, dan efisien. Perbedaan penelitian Sarah A. Vannier et al dengan penelitian ini terletak pada variabel yang digunakan. Pada penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah persepsi remaja dalam pendewasaan usia perkawianan (PUP) dan variabel dependen adalah sikap remaja tentang perilaku seksual dengan teknik pengambilan sampel total sampling.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Susanto dengan judul Hubungan Antara Sikap Terhadap Media Pornografi dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara sikap terhadap media pornografi dengan perilaku seksual. Nilai (r) yang positif menunjukkan bahwa kenaikan nilai variabel yang satu yaitu variabel bebas (x) yang berupa sikap terhadap media pornografi akan diikuti dengan naiknya variabel yang lain, dalam hal ini variabel tergantung (y) yaitu perilaku seksual, artinya semakin positif sikap terhadap media pornografi maka semakin tinggi pula perilaku seksual pranikah, sebaliknya jika semakin negatif sikap terhadap media pornografi maka semakin rendah pula perilaku seksual. Perbedaan yang dilakukan oleh Susanto dengan penelitian ini terletak pada variabel independen yaitu persepsi remaja dalam pendewasaan usia perkawinan (PUP) dan variabel dependen yaitu sikap remaja tentang perilaku seksual.

1.6 Batasan Penelitian

Menghindari luasnya pembahasan dan kajian dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi penelitian pada:


(32)

12

1. Remaja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK X Kota Malang.

2. Komponen sikap yang diteliti pada penelitian ini adalah kognitif (keyakinan, kesadaran), afektif (perasaan), dan konatif (perilaku).

3. Bentuk perilaku seksual pada penelitian ini adalah fantasi erotis atau fantasi seksual, masturbasi atau onani, kissing, necking, petting, dan sexual intercourse.


(1)

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber keilmuan untuk menjelaskan adanya hubungan persepsi remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dengan sikap remaja tentang perilaku seksual.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan peneliti, serta menjadi pengalaman berharga untuk peneliti yang kemudian menjadi sumber referensi untuk penelitian selanjutnya. 1.4.2.2 Manfaat Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wacana dan sumber informasi untuk penelitian selanjutnya dibidang keperawatan khususnya yang berkaitan dengan perilaku seksual.

1.4.2.3 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang Pendewasaan Usia Perkawian (PUP)

1.4.2.4 Manfaat Bagi BKKBN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai acuan dalam peningkatan pelaksanaan program-program BKKBN mengenai Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dalam masalah remaja serta kesehatan ibu dan bayi.


(2)

1.4.2.5 Manfaat Bagi Remaja

Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi para remaja tentang Pendewasaan Usia Perkawinan dan perilaku seksual remaja yang diharapkan.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan perilaku seksual remaja adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Githa Andriani (2013) dengan judul Hubungan Faktor Personal dengan Perilaku Seksual Remaja pada Mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan crossectional dengan teknik proportional random sampling. Analisis penelitian ini menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji statistik chi square dan analisis multivariat menggunakan regresi binary logistik. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan perilaku seksual adalah gaya hidup, religiusitas, kontrol diri, harga diri dan aktivitas pengisi waktu luang. Sedangkah variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap perilaku seksual adalah variabel gaya hidup. Perbedaan pada penelitian ini terletak pada variabel independen yaitu persepsi remaja dalam pendewasaan usia perkawinan (PUP) dan variabel dependen yaitu sikap remaja tentang perilaku seksual dengan teknik total sampling.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Stephanie L. Marhefka et al (2009) dengan judul Perceptions of Adolescents’ Sexual Behavior Among Mothers Living With and


(3)

dibutuhkan untuk menentukan bagaimana ibu membuat keputusan tentang berbicara dengan remaja mereka tentang seks, serta untuk memeriksa sejauh mana dan dalam kasus apa yang dapat ibu lakukan untuk mengurangi perilaku seksual berisiko pada anak remaja mereka sesuai dengan tahapan perkembangan seks, juga pendidikan sebelum remaja kemungkinan untuk memulai hubungan seks mereka. Perbedaan penelitian yang dilakukan Stephanie L. Marhefka et al dengan penelitian ini terletak pada variabel yang digunakan. Pada penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah persepsi remaja dalam pendewasaan usia perkawianan (PUP) dan variabel dependen adalah sikap remaja tentang perilaku seksual.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Sofia Setiyawati (2013) dengan judul Hubungan Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seks Dini dengan Perilaku Seksual Remaja. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Dalam penelitian ini variabel yang termasuk faktor resiko atau variabel independen yaitu peran orang tua dalam memberikan pendidikan seks dini dan variabel yang termasuk efek atau variable dependen yaitu perilaku seksual remaja. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Probability Sampling dengan teknik pengambilan sampel Proportionate Stratified Random Sampling. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran orang tua dalam memberikan pendidikan seks dini dengan perilaku seksual remaja. Perbedaan penelitian yang dilakukan Sofia dengan penelitian ini terletak pada variabel yang digunakan. Pada penelitian ini variabel independen adalah persepsi remaja dalam pendewasaan usia perkawianan


(4)

(PUP) dan variabel dependen adalah sikap remaja tentang perilaku seksual dengan teknik pengambilan sampel total sampling.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Antoinette Landor et al (2011) dengan judul The Role of Religiosity in the Relationship Between Parents, Peers, and Adolescent Risky Sexual Behavior. Dalam penelitian tersebut mengembangkan dan menguji model berbagai mekanisme dimana religiusitas orang tua mengurangi kemungkinan partisipasi remaja dalam perilaku seksual beresiko dengan menggunakan data longitudinal dari sampel 612 remaja Amerika Afrika (55% wanita). Hasil penelitian menunjukkan bahwa religiusitas orang tua mempengaruhi perilaku seksual remaja berisiko melalui dampaknya terhadap pengasuhan orang tua yang otoritatif. Perbedaan penelitian yang dilakukan Antoinette Landor et al dengan penelitian ini terletak pada variabel yang digunakan. Pada penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah persepsi remaja dalam pendewasaan usia perkawianan (PUP) dan variabel dependen adalah sikap remaja tentang perilaku seksual.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Sarah A. Vannier et al (2008) dengan judul The Feasibility and Acceptability of Handheld Computers in a Prospective Diary Study of Adolescent Sexual Behaviour. Penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur untuk memperoleh informasi tentang reaksi remaja dalam menggunakan komputer genggam untuk memberikan informasi tentang perilaku seksual mereka. Peserta terdiri dari 49 remaja (40 perempuan dan 9 laki-laki) dengan usia 18 atau 19 tahun (usia rata-rata = 18,33 tahun) yang terdaftar dalam Universitas Kanada. Komputer genggam merupakan metode yang efektif untuk mengumpulkan informasi tentang perilaku seksual remaja dengan


(5)

pengalaman dalam penelitian ini adalah positif, menarik, mudah, dan efisien. Perbedaan penelitian Sarah A. Vannier et al dengan penelitian ini terletak pada variabel yang digunakan. Pada penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah persepsi remaja dalam pendewasaan usia perkawianan (PUP) dan variabel dependen adalah sikap remaja tentang perilaku seksual dengan teknik pengambilan sampel total sampling.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Susanto dengan judul Hubungan Antara Sikap Terhadap Media Pornografi dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara sikap terhadap media pornografi dengan perilaku seksual. Nilai (r) yang positif menunjukkan bahwa kenaikan nilai variabel yang satu yaitu variabel bebas (x) yang berupa sikap terhadap media pornografi akan diikuti dengan naiknya variabel yang lain, dalam hal ini variabel tergantung (y) yaitu perilaku seksual, artinya semakin positif sikap terhadap media pornografi maka semakin tinggi pula perilaku seksual pranikah, sebaliknya jika semakin negatif sikap terhadap media pornografi maka semakin rendah pula perilaku seksual. Perbedaan yang dilakukan oleh Susanto dengan penelitian ini terletak pada variabel independen yaitu persepsi remaja dalam pendewasaan usia perkawinan (PUP) dan variabel dependen yaitu sikap remaja tentang perilaku seksual.

1.6 Batasan Penelitian

Menghindari luasnya pembahasan dan kajian dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi penelitian pada:


(6)

1. Remaja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK X Kota Malang.

2. Komponen sikap yang diteliti pada penelitian ini adalah kognitif (keyakinan, kesadaran), afektif (perasaan), dan konatif (perilaku).

3. Bentuk perilaku seksual pada penelitian ini adalah fantasi erotis atau fantasi seksual, masturbasi atau onani, kissing, necking, petting, dan sexual intercourse.