10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pola Pergaulan
Menurut kamus besar bahasa indonesia, kata pola berarti patron, model. Sedangkan model itu sendiri berarti mode, ragam, acuan, ukuran yang di contoh
Depdiknas, 2002 : 885. Pengertian pergaulan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah perihal bergaul, pencampuran dalam persahabatan Depdiknas,
2002 : 339. Selanjutnya Ghozally 2007 : 80 berpendapat bahwa pergaulan bisa diartikan sebagai hubungan antar individu yang didalamnya menyangkut tingkah
laku, perasaan, dan jati diri. Pengertian pergaulan sama halnya dengan interaksi sosial. Menurut Basrowi 2005 : 138 interaksi sosial adalah suatu hubungan
dinamis yang mempertemukan orang dengan orang, kelompok dengan kelompok maupun orang dengan kelompok manusia
1. Ragam Pola Pergaulan
Ragam pola pergaulan ada 2 yaitu pola pergaulan terarah dan pola pergaulan tidak terarah.
a. Pola pergaulan terarah adalah pola pergaulan yang menuju kearah lingkungan positif dan tidak melanggar norma-norma yang berlaku.
b. Pola pergaulan tidak terarah adalah pola pergaulan yang menuju ke arah lingkungan bebas tanpa aturan dan kebanyakan pergaulan ini melanggar
norma-norma yang berlaku di masyarakat. Itmamulwafa : 2012
11
2. Dampak Pergaulan
Dampak pergaulan tergantung pada pola pergaulan yang terjadi pada individu. Pola pergaulan terarah bisa merujuk siswa pada prestasi yang cukup baik
karena dalam pola pergaulan ini siswa tidak melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Contoh seorang siswa yang rajin belajar kelompok akan
ikut berdampak positif pada prestasi akademiknya. Sedangkan dalam pola pergaulan tidak terarah bisa merujuk siswa pada prestasi yang kurang baik karena
dalam pergaulan ini siswa cenderung mempunyai pikiran dan tingkah laku yang negatif. Contoh seorang siswa yang bergaul dengan orang yang tidak
berpendidikan akan mengakibatkan siswa tersebut
ikut pada
teman sepergaulannya tersebut. Itmamulwafa : 2012.
3. Pengelompokan masyarakat multikultural ditinjau dari sikap pergaulannya
ada dua yaitu Syarbaini : 2009 : 114 : a. Masyarakat eksklusif yaitu masyarakat yang merasa takut kepada pengaruh
budaya lain yang dapat merusak kebudayaan mereka. Keyakinan itu menjadikan mereka membatasi pergaulannya dengan masyarakat lain
termasuk dalam hal perkawinan dn keyakinan atau agama. b. Masyarakat inklusif yaitu masyarakat yang bersikap akomodatif terhadap
budaya lain sehingga mereka mudah berhubungan dengan masyarakat lain dan menganggap setiap manusia mempunyai harkat yang sama.
Maka, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dari pola pergaulan tidak jauh berbeda dengan interaksi sosial. Pola pergaulan adalah hubungan yang
terjalin antar individu dengan individu, individu dengan kelompok ataupun
12
kelompok dengan kelompok yang menyangkut tingkah laku, perasaan dan jati diri.
B. Siswa Sekolah Dasar