d. Studi Pustaka Teknik ini dilakukan dengan mencari literatur dan referensi dari buku-buku
bacaan yang mengandung teori, keterangan atau laporan yang berhubungan dengan penelitian ini.
F. Analisis Data
Setelah data terkumpul, dalam hal ini adalah hasil wawancara mendalam didapatkan atau terkumpulkan. Maka selanjutnya adalah melakukan analisis data,
teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif. Menurut Nawawi dan Hadari 1992 dalam Nurhayati 2005 bahwa analisis
kualitatif digunakan untuk menjelaskan, mendeskripsikan, serta menafsirkan hasil penelitian dengan susunan kata sebagai jawaban atas permasalahan yang diteliti.
Analisis data adalah suatu usaha untuk mengkaji ulang dari hasil yang telah dilakukan sehingga bisa dijadikan pola yang memiliki relevansi dengan teori-teori
yang dilakukan dalam penelitian. a. Reduksi
Analisis data secara reduksi ini dengan cara mengurangi atau menambah data- data yang diperoleh. Dalam artian memisahkan atau menggolongkan sesuai
dengan kategori. Dipilihnya cara analisis data ini guna mempermudah peneliti dan pembaca dalam melihat hasil penelitian.
b. penyajian Data kegiatan penyajian sekumpulan informasi dalam bentuk teks naratif yang di bantu
dengan grafik,tabel atau bagan yang bertujuan mempertajam pemahaman peneliti terhadap informasi yang diperoleh. Akan tetapi pada penelitian yang
menggunakan metode deskriptif lebih ditekankan pada penyajian data yang berbentuk naratif.
c. Penarikan Kesimpulan Adalah mencari arti, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab
akibat dan proposisi.Penarik kesimpulan dilakukan secara cermat. Di sini peneliti mencoba mencari model,tema, hubungan, persamaan dan hal-hal yang sering
muncul.Dalam penarikan kesimpulan ini penelitin menyimpulkan keseluruhan hasil penelitian.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan gelandangan dan pengemis diketahui sebagai
berikut:
1. Faktor Internal
Faktor internal dari kondisi kemiskinan yang terus menghimpitnya mengakibatkan ketidakberdayaan seseorang sehingga terpaksa melakukan sesuatu yang dianggap
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu dengan menggelandang dan mengemis. Selain dari itu, karena ketidakberdayaan dan kurangnya kasih sayang
dalam keluarga, mengakibatkan seseorang meninggalkan keluarganya. Untuk tetap menghidupi dirinya, ia melakukan cara dengan menggelandang dan mengemis.
Faktor usia yang semakin renta membuat seseorang tidak mampu lagi bekerja lebih berat. Dari ketidakberdayaannya ini mereka cenderung melakukan pekerjaan
yang ringan untuk tetap bertahan hidup. Kondisi ini yang menyebabkan seseorang yang sudah renta memilih sebagai gelandangan dan pengemis. Kondisi cacat fisik,
juga membuat seseorang berada dalam keadaan yang serba terbatas dalam ruang
geraknya, sehingga pada akhirnya cenderung mendorong untuk memilih pekerjaan yang dianggapnya ringan yaitu dengan cara meminta-minta.
Dengan keadaan pendidikan, keterampilan diri yang rendah, akan mempersulit seseorang mendapat pekerjaan yang layak. Hal ini mengakibatkan terbatasnya
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ketidakberdayaan ini menderong seseorang terpaksa untuk tetap bertahan hidup dengan cara menjadi gelandangan
dan pengemis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hartomo dan Arnicun 2001: 329 yang menyatakan bahwa pendidikan yang rendah akan berpengaruh terhadap
keterampilan yang dimiliki seseorang sehingga keadaan tersebut mendorongnya dalam garis kemiskinan.
Sifat pemalas, tidak pentingnya harga diri dan tidak memiliki rasa malu cenderung membuka peluang diri bagi seseorang untuk menjadi gelandangan dan pengemis.
Sikap dan mental gelandangan dan pengemis lebih kuat terhadap hinaan dan cacian masyarakat disekitarnya. Hal ini sesuai dengan teori Muthalib dan sudjarwo
yang menyatakan bahwa salah satu gambaran umum mengenai gelandangan adalah orang yang berpola hidup agar mampu bertahan dalam kemiskinan dan
keterasingan. Keadaan ini yang membuat mereka tahan akan hinaan dan cacian. Perlu diketahui bahwa menjadi seorang gelandangan dan pengemis tidak
semuanya berada dalam garis kemiskinan. Penghasilan sebagai pengemis ternyata lebih besar dengan pegawai negeri sipil golongan IIIa, sehingga ini merupakan
alasan yang sangat kuat mengapa mereka tidak meninggalkan pekerjaannya dan memilih untuk tetap bertahan sebagai pengemis. Inilah yang disebut sebagai
mental pengemis.
2. Faktor Eksternal
Lingkungan yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai pengemis akan mendorong seseorang untuk mengikuti jalan yang sama. Ia akan tertarik karena
melihat bahwa uang yang dihasilkan dari mengemis cukup banyak. Hal ini cenderung mendorong seseorang untuk menjadi pengemis seperti yang dilakukan
penduduk sekitar. Letak geografis yang juga berpengaruh terhadap seseorang untuk menjadi gelandangan dan pengemis. Tidak adanya aset produksi yang
dihasilkan oleh alam membuat sesorang hidup dalam kemiskinan, sehingga mendorong sesorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara
menggelandang dan mengemis. Kemiskinan akibat keterbatasan sumber daya alam merupakan kemiskinan alamiah. Hartomo menjelaskan bahwa kemiskinan alamiah
dikarenakan kondisi alam yang tidak dapat dijadikan aset produksi sehingga mengakibatkan kemiskinan bagi masyarakat yang tinggal didaerah tersebut.
Faktor lemahnya penanganan masalah oleh pemerintah terhadap gelandangan dan pengemis juga mendorong seseorang untuk menjadi gelandangan dan pengemis.
Tindakan penanganan yang dilakukan oleh pemerintah ternyata tidak menimbulkan efek jera, sehingga mereka akan tetap kembali lagi menjadi
gelandangan dan pengemis.
B. Saran
Sebaiknya bagi gelandangan dan pengemis yang memiliki keterampilan, diberikan modal usaha untuk mengembangkan keterampilannya tersebut. Dengan tujuan
mereka tidak kembali legi menggelandangan dan mengemis. Selain itu, waktu
razia sebaiknya juga dilaksanakan pada malam hari, karena gelandangan sering terlihat pada waktu malam hari.
Untuk mengurangi jumlah gelandangan dan pengemis sebaiknya ketentuan larangan yang tercantum dalam BAB V Perda No. 3 Tahun 2010 harus
dilaksanakan. Dalam BAB V ini tertera mengenai sanksi-sanksi yang diberikan kepada pengemis dan gelandangan serta orang yang memberikan uang atau barang
lain untu pengemis dan gelandangan tersebut.Apabila ketentuan larangan untuk memberi uang atau barang kepada gelandangan dan pengemis dijalankan maka,
jumlah gelandangan dan pengemis diharapkan akan berkurang karena mereka mengalami kerugian karena penghasilannya akan berkurang drastis. Namun
sebelum ketentuan ini diterapkan, dibutuhkan sosialisasi terlebih dahulu terhadap pengemis dan gelandangan maupun masyarakat. sehingga mereka mengetahui
larangan-larangan serta sanksi yang diberikan ketika melanggar peraturan tersebut.
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA GELANDANGAN DAN PENGEMIS Studi Pada Gelandangan dan Pengemis di Kecamatan Tanjung Karang
Pusat Kota Bandar Lampung Skripsi
Oleh ISMA RISKAWATI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2013
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA GELANDANGAN DAN PENGEMIS Studi Pada Gelandangan dan Pengemis di Kecamatan Tanjung Karang
Pusat Kota Bandar Lampung
Oleh ISMA RISKAWATI
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA SOSIOLOGI Pada
Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2013
ABSTRACT FACTORS CAUSE OF THE HOMELESS AND BEGGARS
study of beggars and homeless Tanjung Karang Central
By ISMA RISKAWATI
This research aimed at assessing the number of beggars and homeless increasingly increase, analyzes about of factors causing existing on the self beggars and homeless
so they decided being a vagrant or a beggar. A view of public opposition to the beggars and homeless is lazy, they constitute a human being do not want to work hard
to improve his life. There is no single person wants to become a person who lacks house and job that only cadge. City is the main target for them to fine of fate, obtain
his fortune in the form of material to the fulfillment of a need. Was chosen because the city as a place of operating for beggars and homeless since the town itself is a
crowded place, many shop-house, the market, and other places can made it as a dwelling. While in the afternoon can became place in search of money to the beggar.
In this research used method of qualitative to explain the phenomena that occur in of factors causing the occurrence of beggars and homeless. Using observations and
interview means researchers directly with the object research. The determination of an informer done in purposive of sampling that is deliberately with criteria an
informant who has been set. Using observation, collecting data interview deep, documentation and the study of pustaka. From the research can be known that
beggars and homeless in sub-district Tanjung Karang Central the sub-district is not a native but they are newcomers. Research showed that of factors causing the
occurrence of beggars and homeless is presently unavailable rests in external and internal factors. The internal factors include poverty, family, age, of physical
disabilities low-self education, low skills, the attitudes and mental, while covering the
environment, its external factors geographical location and the lack of handling the beggars and homeless.
Keywords: the cause of the homeless and beggars
ABSTRAK FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA GELANDANGAN DAN PENGEMIS
Studi Pada Gelandangan dan Pengemis Kecamatan Tanjung Karang Pusat
Oleh ISMA RISKAWATI
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji jumlah gelandangan dan pengemis yang semakin lama semakin meningkat, menganalisa mengenai faktor penyebab yang ada
pada diri gelandangan dan pengemis sehingga mereka memutuskan menjadi seorang gelandangan maupun pengemis. Pandangan masyarakat terhadap gelandangan dan
pengemis adalah mereka merupakan manusia yang pemalas, tidak mau bekerja keras untuk memperbaiki kehidupannya. Tidak ada satu orang pun menginginkan untuk
menjadi orang yang tidak memiliki rumah ataupun pekerjaan yang hanya meminta- minta. Kota merupakan sasaran utama bagi mereka untuk mengadu nasib,
memperoleh peruntungan dalam bentuk materi untuk pemenuhan kebutuhan. Dipilihnya kota sebagai tempat beroperasi bagi gelandangan dan pengemis karena
kota sendiri merupakan tempat yang ramai, banyak ruko, pasar, dan tempat-tempat lainnya yang dapat dijadikan mereka sebagai hunian. Sedangkan pada siang hari bisa
dijadikan tempat mencari uang untuk para pengemis. dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif untuk menjelaskan fenomena yang terjadi dalam faktor penyebab
terjadinya gelandangan dan pengemis. menggunakan observasi dan wawancara yang berarti peneliti turun langsung dengan objek penelitian. Penentuan informan
dilakukan secara purposive sampling yaitu secara sengaja dengan kriteria informan yang telah ditentukan. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara
mendalam, dokumentasi dan studi pustaka. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa gelandangan dan pengemis yang ada di Kecamatan Tanjung Karang Pusat
bukanlah penduduk asli kecamatan tersebut, melainkan mereka adalah pendatang. Hasil penelitian menunjukan bahwa, faktor penyebab terjadinya gelandangan dan
pengemis ini tidak ada terletak pada faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi kemiskinan, keluarga, umur, cacat fisik rendahnya pendidikan, rendahnya
keterampilan, sikap dan mental, sedangkan faktor eksternalnya meliputi lingkungan, letak geografis dan lemahnya penanganan masalah gelandangan dan pengemis.
Kata kunci: faktor penyebab terjadinya gelandangan dan pengemis
Judul Skripsi
:
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA GELANDANGAN DAN PENGEMIS
Studi Pada Gelandangan dan Pengemis di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar
Lampung Nama Mahasiswa
: Isma Riskawati Nomor Pokok Mahasiswa
: 0916011077 Jurusan
: Sosiologi Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Drs. Abdul Syani, M. IP. NIP. 19570704 198503 1 025
2. Ketua Jurusan Sosiologi
Drs. Susetyo, M. Si. NIP. 19581004 198902 1 001
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik Sarjana Ahli Madya, baik di Universitas Lampung maupun perguruan tinggi lainya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya
sesuai dengan norma yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.
Bandar Lampung, 30 Januari 2013 Yang memberi pernyataan,
Isma Riskawati NPM. 0916011077
RIWAYAT HIDUP
Isma Riskawati dilahirkan di Srigading, Labuhan Maringgai, Lampung Timur pada tanggal 25 Desember 1992, sebagai anak
bungsu dari tiga bersaudara pasangan Bapak Sunarmo dan Ibu Sriatun.
Penulis memulai pendidikan di SD Negeri 1 Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur
yang diselesaikan pada tahun 2003 Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 2 Labuhan Maringgai, Lampung Timur yang
diselesaikan pada tahun 2006. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikannya ke SMA Negeri 1 Way Jepara, Lampung Timur yang diselesaikan pada tahun 2009. Pada tahun 2009,
penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Sosiologi melalui jalur Ujian Mandiri UM. Pada tahun 2012, penulis melaksanakan Kuliah Kerja
Nyata KKN di krui Selatan kabupaten Lampung Barat.
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur yang dituangkan dalam kata dan sikap atas rahmat Alloh SWT kupersembahkan karya sederhanaku ini
teruntuk orang-orang yang sangat ku sayangi dan ku cintai serta berarti dalam hidupku.
Orang tuaku tercinta
Ayahku tercinta yang selalu memberikan semangat besar dalam setiap langkah hidupku, senantiasa sabar dalam mendidikku
untuk menjadi anak yang berguna bagi agama, keluarga, bangsa dan negara.
Ibuku tercinta yang selalu mengingatkanku dalam hal apapun, selalu sabar dalam membimbingku, dan tiada henti kasih sayang
dan doamu untuk keberhasilanku.
Kakak-kakakku tercinta Endang Susilowati, S.E. dan Eti Suliyanti, A. Md. Keb dan kakak iparku Nukhin Ma arif dan
Toni Saputra yang menjadi cermin bagiku untuk bisa meraih
keberhasilan seperti mereka, dan selalu mengajariku untuk hidup lebih baik.
Para pendidikku : Guru SD, SMP, SMA serta para Dosen dengan penuh ketulusan, keikhlasan, dan kesabaran dalam memberikan
ilmunya untuk bekalku meraih cita-citaku, semoga ilmu yang diberikan dapat aku manfaatkan dan semoga Alloh membalas
semuanya dengan kebaikan.
Para sahabat-sahabatku, dari SD, SMP sampai SMA, dan seluruh teman seperjuanganku semangat selalu.
Keluarga besar Sosiologi dan Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
MOTTO
Sesungguhnya Alloh tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri
Qs. Ar-Rad 11
Kebahagiaan itu sederhana, ketika kita melakukan apapun dengan ikhlas dan selalu bersyukur atas segala nikmat-Nya
Isma Riskawati
Lakukan pekerjaan tanpa harus merasa terbebani sehingga hasilnya akan maksimal
Isma Riskawati
SANWACANA
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Alloh SWT, yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Faktor Penyebab Terjadinya Gelandangan dan Pengemis Studi pada Gelandangan dan Pengemis di
Kecamatan Tanjung Karang Pusat”.
Sholawat serta salam selalu tercurah pada Nabi Agung, Muhammad Saw, Nabi yang selalu kita nantikan safa’atnya nanti.
Dengan penuh rasa hormat, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam dan setulusnya kepada:
1. Alloh SWT. segala puji syukur hanya bagimu ya Alloh, karena telah telah memberikanku kesembuhan dan nikmat sehat sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini sampai menjadi sarjana sosial dan semoga ilmunya bermanfaat serta berkah. Terima kasih telah memberikanku
orang tua, keluarga, dan orang-orang yang sangat menyangangiku. Semoga aku selalu berada dalam rahmat-Mu menempuh jalan hidup,
menempuh kesuksesan dengan Ridho-Mu. Amin
2. Teristimewa untuk kedua orang tuaku ayah dan ibuku tercinta, yang selalu memberikan dukungan, didikan, doa serta kasih sayangnya. Selalu sabar
dalam memdidikku terima kasih ayah ibu, ketulusan kasih sayang, ketulusan atas segala doa-doa ayah ibu, semoga menghantarkanku dalam
pintu kesuksesan. Amin. Isma sayang ayah dan ibu; 3. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M. Si. selaku Dekan FISIP Universitas
Lampung; 4. Bapak Drs. Susetyo, M. Si. selaku Ketua Jurusan Sosiologi FISIP
Universitas Lampung,serta selaku Pembahas Dosen atas kritik dan saran yang membangun dalam skripsi ini;
5. Bapak Drs. Abdul Syani, M. IP. Selaku Pembimbing Utama atas
kesediaan dan kesabaran dalam memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyusunan skripsi ini, serta nasehat dan banyak
pengalaman yang selalu diberikan; 6. Ibu Dr. Erna Rochana, M. Si. Selaku Pembimbing Akademik;
7. Seluruh staf pengajar dan akademik di Jurusan Sosiologi dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan
semoga ilmu yang saya terima dapat berguna bagi saya dan orang-orang sekitar saya;
8. Seluruh informan, yaitu Staf Pegawai Dinas Sosial Kota Bandar Lampung dan gelandangan serta pengemis di Kecamatan Tanjung Karang Pusat;
9. Kakak-kakakku tersayang Endang dan Eti dan kakak iparku Nukhin dan Toni yang telah banyak memberi dukungan dan doanya,
Isma sayang kalian;