Analisis Materi Analisis Sistem
yang mempengaruhi gambar yang dihasilkan. Semakin lama shutter dibuka maka semakin banyak cahaya yang masuk, sebaliknya semakin cepat shutter
dibuka semakin sedikit cahaya yang terekam. Secara sederhana, langkah kamera menangkap gambar adalah : shutter
membuka, gambar direkam oleh sensor, shutter menutup. Analogi yang sering digunakan adalah keran air dan gelas, lama waktu keran terbuka mewakili
shutter speed, dan air mewakili jumlah cahaya. Adapun indikator pencapaian dari materi kecepatan rana shutter speed
adalah sebagai berikut: a.
Mengenal tombol dan satuan kecepatan rana shutter speed Satuan kecepatan rana shutter speed
: 30”, 25”, 20”, 15”, 13”, 8”, 6”, 5”, 4”, 3.2”, 2.5”, 2”, 1.6”, 1.3”, 1”, 0.8”, 0.6”, 0.5”, 0.4”, 0.3”, ¼”,
15”, 16”, 18, 110”, 113”, 115”, 120”, 125”, 130”, 140”, 150”,
160 ”, 180”, 1100”, 1125”, 1160”, 1200”, 1250”, 1320”, 1400”,
1500 ”, 1640”, 1800”, 11250”, 11600”, 12000”, 12500”, 13200”
dan 14000 ”. lama-cepat
b. Memahami materi kecepatan rana shutter speed
c. Memperlihatkan implementasi lamanya jendela rana terbuka saat
pengambilan gambar. d.
Mengatur kecepatan rana shutter speed e.
Menunjukkan hasil implementasi kecepatan rana shutter speed
2. Diafragma Aperture
Diafragma Aperture atau juga disebut bukaan lensa. Berfungsi untuk mengatur volume cahaya yang masuk. Diafragma terdapat dibelakang lensa,
terbentuk dari 5-8 lempengan logam yang tersusun melingkar. Diafragma dapat diatur agar membuka lebih lebar atau lebih sempit. Jika bukaan lebar
maka makin cahaya yang masuk, begitu pula sebaliknya. Diafragma juga
digunakan untuk mengendalikan ruang tajam depth of field DOF. Adapun indikator pencapaian dari materi Diafragma Aperture adalah sebagai berikut:
a. Mengenal dan mengetahui ukuran diafragma aperture
Range ukuran diafragma aperture : F5, F5.6, F6.3, F7.1, F8.0, F9.0, F10, F11, F13, F14, F16, F18, F20, F22, F29 dan F32. bukaan besar-
bukaan kecil b.
Memahami materi diafragma aperture c.
Memperlihatkan implementasi bukaan diafragma aperture d.
Mengatur diafragma aperture e.
Menunjukkan hasil implementasi diafragma aperture
3. ISO
Elemen terakhir yang sangat menentukan dalam pencahayaan kamera adalah ISO. ISO merupakan tingkat sensitifitas sensor kamera terhadap
cahaya yang mengenainya. Semakin tinggi nilai sensitivitas ISO maka semakin sedikit kuantitas cahaya yang diperlukan. ISO rendah diatur jika
objek yang dibidik berada dalam lingkungan dengan cahaya yang terang. Sebaliknya semakin gelap objek yang dibidik, maka nilai ISO yang
dibutuhkan semakin besar. Pada ISO rendah, sensor lebih detail. Butuh waktu lebih lama untuk sensor menangkap gambar, tetapi gambar tertangkap
maksimal. Sedangkan pada ISO tinngi, sensor lebih sensitif, dalam waktu yang cepat bisa menangkap gambar, namun akan terjadi penurunan kualitas
detail gambar. Adapun indikator pencapaian dari materi Diafragma Aperture adalah sebagai berikut:
a. Mengenal tombol ISO serta ranges ISO
Range ISO ; 100, 200, 400, 800, 1600, 3200 dan 6400. b.
Memahami materi ISO c.
Mengatur ISO d.
Menunjukkan hasil implementasi ISO