Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan

HUBUNGAN ANTARA TINGGI TANAMAN VARIETAS KELAPA SAWIT (Elaeis quineensis Jacq)
DENGAN KUALITAS TANDAN
TESIS Oleh
JAMIDI 992101005/AGR
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2007
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

HUBUNGAN ANTARA TINGGI TANAMAN VARIETAS KELAPA SAWIT (Elaeis quineensis Jacq)
DENGAN KUALITAS TANDAN
TESIS Untuk Memperoleh Gelar Magister Pertanian dalam Program Studi Agronomi pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
JAMIDI 992101005/AGR
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2007
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi


: HUBUNGAN ANTARA TINGGI TANAMAN VARIETAS KELAPA SAWIT (Elaeis quineensis Jacq) DENGAN KUALITAS TANDAN
: JAMIDI : 992101005 : Agronomi

Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. J. A. Napitupulu, M.Sc) Ketua

(Prof. Dr. Ir. P.M. Naibaho) Anggota
Ketua Program Studi,

(Dr. Ir. Razak Purba) Anggota
Direktur SPs USU,

(Prof. Dr. Ir. B. Sengli J. Damanik, M.Sc) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B. M.Sc)

Tanggal Lulus : 23 Juli 2007

Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

Telah Diuji pada Tanggal 23 Juli 2007


PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua

: Prof.Dr.Ir.J.A.Napitupulu,MSc

Anggota

: Prof.Dr.Ir.PM.Naibaho

Dr.Ir.Razak Purba

Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B,MSc

Prof.Dr.Ing.Agr.R.Kamrol Danamik

Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008


ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan dilahan kering kebun pengujian AvdelingTiga Bah Jambi Marihat Pematang Siantar Sumatera Utara dengan topografi datar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tinggi tanaman dan iklim mikro dari berbagai varietas pada tahun tanam yang berbeda terhadap kualitas tandan,
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancang Kelompok Lengkap Teracak (RKTL) yaitu Faktor Varietas (V) terdiri dari tiga taraf yaitu : Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Faktor Tahun tanam terdiri dari dua taraf yaitu: Tahun Tanam 1993 (T1) dan Tahun Tanam 1989 (T2).
Parameter yang diamati terdiri dari : Pengamatan di lapangan dan Analisis Laboratorium.
Pengamatan dilapangan adalah Kondisi Tanaman dan lingkungan, terdiri dari Temperatur, Kelembaban, curah hujan dan Penyinaran. Pengamatan harian dilakukan terhadap keadaaan temperatur, kelembaban dan curah hujan, sedangkan pengamatan terhadap penyinaran dilakukan perminggu yang dicatat selama ± 4 bulan. Temperatur dan kelembaban harian diperoleh dari rata-rata pengamatan setiap pukul 07,00 – 12.00 dan 16.00 wib.
Analisis laboratorium yang diamati terdiri dari : bobot tandan, bobot buah, bobot inti dan komposisi tandan yang mencakup : persentase buah / tandan, persentase daging / buah, persentase inti / buah, persentase minyak / daging, persentase minyak / tandan, persentase cangkang / buah, kadar air (%) dan rendemen pati (%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sebelas parameter yang diamati ayng berpengaruh nyata adalah persentase buah/tandan antara varietas yang dicobakan. Persentase tertinggi diperoleh pada varietas Marihat baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989. Persentase buah/tandan terendah dijumpai pada varietas Rispa baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989.
Demikian juga persentase minyak/tandan, varietas Marihat diperoleh persentase minyak/tandan tertinggi baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989. persentase minyak/tandan terendah dijumpai pada varietas yangambi baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989.
Rendemen pati (%), Varietas Marihat juga diperoleh persentase rendemen pati tertinggi baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989, Rendemen pati (%) terendah dijumpai pada varietas yangambi, baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989.
Selain dari tiga parameter yang berpengaruh nyata yang semuanya lebih tinggi pada varietas Marihat baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989. Empat parameter lainnya yaitu bobot tandan, bobot buah, persentase
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

daging/buah, persentase minyak/daging, semuanya cenderung lebih tinggi pada varietas Marihat baik tahun tanam 1993 maupun tanam 1989.
Dengan demikian varietas Marihat baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989 lebih baik untuk dibudidayakan dibandingkan dengan variatas Yangambi dan Variatas Rispa pada kedua tahun tanam. Kata kunci : tinggi tanaman, varietas,kualitas tandan
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

ABSTRACT
This research was conducted in a dried-field of trial garden of Avdeling Tiga Bah Jambi Marihat Pematang Siantar Sumatera Utara with a flat topography.
The purpose of this research was that to know the influence of the height of plants and micro climate of varieties with a difference planting year to stem quality. This research was conducted by using random complete struk design that was variety factor (V) consist of three levels, those were Yangambi Varieties (V1), Marihat Varieties (V2) and Rispa Varieties (V3); planting year factor consist of two levels; planting year 1993 (T1) and planting year 1989 (T2).

The parameter which was observed consist of ; observation in the field and laboratorium analysis. Observation in the field included plant condition and circumstance, consist of temperature, humidity, rainfall and illumination. Daily observation was conducted to temperatur condition, humidity and rainfall, while observation toward illumination was conducted weekly which was recorded for + 4 months. Temperature and daily humidity were found from the average of observation in every 07.00-12.00 and 16.00 (West Indonesia Time zone).
Laboratorium analysis observed consist of : stem quality , fruit quality, core quality and stem composition, which covered : persentage of fruit/stem, percentage of meat/stem, percentage of core/fruit, percentage of oil/meat, percentage of oil/stem. Percentage of eggshell/fruit, the amount of water (%) and the amount of patty (%).
The research result showed that from eleven parameters observed, those which had real influence were percentage of fruit/stem among varieties which had been tried. The highest percentage was gotten from Marihat varieties either the planting year 1993 or the planting year 1989. The lowest percentage fruit/stem was gotten from Rispa varieties either the planting year 1993 or the planting year 1989.
Furthermore, the percentage oil/stem, Marihat Varieties was gotten the highest either in the planting year 1993 or the planting year 1989. The lowest percentage oil/stem was gotten from the varieties taken with the planting year 1993 and also the planting year 1989. the amount of patty (%) Marihat Varieties was also gotten the highest percentage, either the planting year 1993 or the planting year 1989. The lowest the amount of patty was gotten from Yangambi Varieties either the planting year 1993 or the planting year 1989.
Besides, of three parameters which have real influences, the highest one was that of Marihat Varieties either the planting year 1993 or the planting year 1989. Another four parameters, those were stem quality, fruit qualit, percentage of meat/fruit and percentage of oil/meat. The highest among them was Marihat Varieties either the planting year 1993 on the planting year 1989.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

Then, Marihat varieties either the planting year 1993 or the planting year 1989 were better to be cultivated than those of Yangambi varieties and Rispa Varieties in that two of the planting years. Key word : height of plant, variety, stem quality
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa dengan berkat dan rahmat Nya hasil penelitian ini dapat saya selesaikan. Penelitian ini dengan judul Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jacq) Dengan Kualitas Tandan.
Merupakan pedoman pelaksanaan penelitian tesis sebagai tugas akhir pada Program Studi Agronomi, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Prof .Dr. Ir. J. A. Napitupulu, MSc., Bapak Dr. Ir. P.M. Naibaho, dan Bapak Dr. Ir. Razak Purba, masing-masing sebagai komisi pembimbing. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang turut membantu dalam penulisan ini.
Terimakasih yang teristimewa untuk isteri tercinta Fauzah Nur Aksa,S.Ag dan Ananda tersayang Zalfa Malika Azzahra serta Alm Zaidan Rizki Zikrullah, Ayahanda Tgk Nurdin Abd (Alm) dan ibunda Manfaridjah serta abang dan adik-adik. Juga untuk mertua Ibu Hj.Rusiah Ibr,S.Ag dan Tgk M.Yusuf Aksa (Alm).
Perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Chairuddin, P.Lubis, DTM H,SP.A(K). Ibu Prof Dr.T.Chairun Nisa B, Msc, selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana, Bapak
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

Prof Dr.Ir.B Sengli J.Damanik, Msc, sebagai ketua program Studi Agronomi; serta Bapak dan Ibu Dosen serta staf dan karyawan/i pada sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas pelayanan, pengajaran dan pembimbingan serta kesempatan yang telah diberikan kepada penulis selama mengikuti pendidikan.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada Bapak Prof.Dr.Ir.J.A.Napitupulu, Msc sebagai Ketua Komisi Pembimbing, Bapak Prof.Dr.Ir.PM.Naibaho, dan Bapak Dr.Ir.Razak Purba selaku Anggota Komisi Pembimbing atas segala waktu, perhatian dan keseriusan dalam memberikan sarana dan fasilitas untuk penelitian sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

Akhirnya tak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada staf dan karyawan pusat penelitian Kelapa Sawit Pematang Siantar Sumatera Utara, khususnya Kepada Bapak Sujadi,Sp dan Bapak Pangihutan Pangabean (P.Gabe) yang telah banyak membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian ini
Penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan dalam penulisan dan penyusunan hasil penelitian ini, sehingga penulis menerima kritikan saran yang membangun, untuk kesempurnaannya.
Medan, September 2007 Penulis
Jamidi
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Aceh Utara pada tanggal 11 Nopember 1966 tepatnya di desa Paloh Raya Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara. Anak kedua dari delapan bersaudara, putra kedua dari Alm. Tgk. Nurdin Abdullah dan Ibunda Manfaridjah Muhammad. Pada tahun 1980 penulis menamatkan SDN Cot Usi Kecamatan Muara Batu. Pada tahun 1983 Penulis menamatkan Sekolah Menengah Pertama (SMPN) Gandapura Kecamatan Gandapura. Pada tahun 1986 Penulis menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMAN I) Bireuen Jurusan IPA. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala melalui SIPENMARU dan selesai pada tahun 1993.
Pada bulan Februari 1993 penulis bekerja staf PT. Perkebunan Blang Ara Company kebun Bukit Payong Kecamatan Matang Kuli Aceh Utara sampai Mencapai Posisi ASKEP (Kepala Lapangan).
Kemudian mulai tahun 1996 Penulis bekerja sebagai Dosen Tetap Yayasan pada Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh, Tahun 1987 penulis dipercayakan sebagai Manager Unit Perkebunan Universitas Malikussaleh. Tahun 1988 penulis diberi tugas sebagai pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan (PD3) UNIMAL. Tahun 2001 Penulis diberi tugas sebagai Pj Dekan Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh. Dan mulai tahun 2002 s/d tahun 2006 Penulis memimpin Fakultas (Dekan) Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

Tugas tetap penulis sejak tahun 1996 sampai dengan sekarang adalah Dosen tetap Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

DAFTAR ISI
ABSTRAK…………………………………………………………… .. i ABSTRACT………………………………………………………….... iii KATA PENGANTAR ............................................................................ v RIWAYAT HIDUP……………………………………………………. vii DAFTAR ISI........................................................................................... ix DAFTAR TABEL................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… xiv PENDAHULUAN .................................................................................. 1
Latar Belakang ............................................................................ 1 Perumusan Masalah .................................................................... 5 Landasan Teori............................................................................ 5 Tujuan Penelitian ........................................................................ 7 Hipotesis Penelitian..................................................................... 7 Kegunaan Penelitian.................................................................... 7 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 8 Tinggi Tanaman .......................................................................... 9 Cahaya......................................................................................... 10 Komposisi Minyak Sawit............................................................ 12

Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

Komponen Minyak ..................................................................... 14 Pematangan Buah........................................................................ 16 Pembentukan Minyak Dalam Buah ............................................ 16 Biosintesa Asam Lemak.............................................................. 19 Kelembaban dan Suhu ................................................................ 21 Efek Lingkungan Terhadap Komponen Minyak......................... 22 Hubungan Perkembangan Umur Tanaman Dengan Kandungan Minyak..................................................................... 24 BAHAN DAN METODE ....................................................................... 26 Bahan dan Alat............................................................................ 26 Metode Penelitian ....................................................................... 27 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 28 Pelaksaan Penelitian.................................................................... 28 Penetapan Areal Penelitian ......................................................... 29 Pemilihan Pohon Pengamatan..................................................... 29 Pengamatan dan Pengumpulan Data........................................... 29 HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 32 Kondisi Tanaman Dan Lingkungan ............................................. 32
Tinggi Tanaman ............................................................. 32 Temperatur ..................................................................... 32 Kelembaban ................................................................... 33 Parameter...................................................................................... 35
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

Persentase Buah/Tandan ................................................ 36 Persentase Daging/Buah................................................. 37 Persentase Inti/Buah....................................................... 39 Persentase Minyak/Daging............................................. 41 Persentase Minyak/Tandan ............................................ 42 Persentase Cangkang/Buah ............................................ 43 Kadar Air (%)................................................................. 44 Rendemen Pati (%) ........................................................ 45 Pembahasan Umum................................................................................. 46 Pengaruh Tinggi Tanaman .......................................................... 46 Pengaruh Temperatur dan Kelembaban (iklim mikro) ............... 47 KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 51 Kesimpulan ................................................................................ 51 Saran ........................................................................................... 52 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 53
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

DAFTAR TABEL

Nomor

Judul

Halaman

1. Komposisi Asam Lemak Dalam Buah Sawit Pada Berbagai Umur…… 13

2. Komposisi Tandan Buah Sawit Rata-rata 5 Tahun Panen 1984-1988 pada Tanaman Tahun Tanam 1978…………………………………….14


3. Perubahan Komposisi Asam Lemak…………………………………... 19

4. Tinggi Tanaman Pada Beberapa Varietas dan Tahun Tanam (m)………32

5. Rata-rata Temperatur di Sekitar Kanopi Daun Tanaman Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1); Varietas Marihat (V2); Varietas Rispa (V3) Tahun Tanam 1989 (T2) Dan Tahun Tanam 1993 (T1) (ºC)………….. 33

6. Rata-rata Kelembaban di Sekitar Kanopi Daun Tanaman Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1); Varietas Marihat (V2); Varietas Rispa (V3) Tahun Tanam 1989 (T2) Dan Tahun Tanam 1993 (T1) (%)................... 34

7. Rata-rata Bobot Tandan, Bobot Buah,Bobot Inti, Persentase Buah Tandan, Persentase Daging Buah, Persentase Inti Buah, Persentase Minyak Daging, Persentase Minyak Tandan, Persentase Cangkang Buah, Persentase Kadar Air, Persentase Rendemen Pati....... 35

Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul

Halaman


1. Grafik Hubungan antara Jumlah Hari Setelah Penyerbukan dengan % minyak /mesokarp………………………………………. 18

2. Ketiga Tahapan Utama Mekanisme Biosintesa Asam lemak……… 20

3. Ringkasan Biosintesa Asam Palmitat………………………………. 23

Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Judul

Halaman

1. Susunan Kombinasi antara Varietas dan Tahun Tanam ......................... 57

2. Tinggi Tanaman Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3). Tahun Tanam 1993 (T1) ........... 57


3. Tinggi Tanaman Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3). Tahun Tanam 1989 (T2) ........... 57

4. Rata-rata Temperatur disekitar Kanopi Daun Tanaman Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1); Varietas Marihat (V2); Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1993 (T1) dan Tahun Tanam 1989 (T2)…………………..58

5. Rata-rata Kelembaban Disekitar Kanopi Daun Tanaman Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1); Varietas Marihat (V2), Varietas Rispa (V3); Tahun Tanam 1993 (T1) dan Tahun Tanam 1989 (T2) .......................... 58

6. Bobot Tandan ........................................................................................... 59

7. Analisis Ragam Bobot Tandan Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa. Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1) ........................................................................... 58

8. Bobot Buah .............................................................................................. 60

9. Analisis Ragam Bobot Buah Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1) .............................................................60

10. Bobot Inti.................................................................................................61

11. Analisis Ragam Bobot Inti Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varitas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1)..............................................................61

12. Persentase Buah /Tandan..........................................................................62


Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

13. Analisis Ragam Persentase Buah/Tandan Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1)......................... 62

14. Persentase Daging/Buah..................................................................... 63

15. Analisis Ragam Persentase Daging/Buah Kelapa Sawit Varietas Yangmabi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1).......................

63

16. Persentase Inti/Buah.......................................................................... 64

17. Analisis Ragam Persentase Inti/ Buah Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Variatas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1)....................... 64

18. Persentase Minyak/Daging................................................................. 65

19. Analisis Ragam Persentase Minyak/ Daging Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1).......................

65


20. Persentase Minyak/Tandan................................................................ 66

21. Analisis Ragam Persentase Minyak/Tandan Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1)........................ 66

22. Persentase Cangkang/Buah ................................................................ 67

23. Analisis Ragam Persentase Cangkang/ Buah Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1) ........................ 67

24. Kadar Air (%) ..................................................................................... 68

25. Analisis Ragam Kadar Air (%) Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1) ............................................... 68

26. Rendemen Pati (%) ................................................................................. 69

Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

27. Analisis Ragam Rendemen Pati (%) Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1) ............................ 69
28. Tehnik Analisis Tandan ........................................................................... 70
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

PENDAHULUAN
Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacg) merupakan komoditi andalan
Indonesia, akan terus dikembangkan sebagai sumber devisa dari sektor perkebunan. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak sawit terbesar, berpotensi untuk mengembangkan kelapa sawit karena memiliki lahan subur yang luas dan sesuai untuk pertumbuhan kelapa sawit. Pada tahun 2005/2006 dengan areal pertanaman kelapa sawit seluas 5,35 juta ha dapat menghasilkan 14,7 juta ton minyak kelapa sawit.
Tanaman ini telah dibudidayakan sebagai komoditi andalan yakni penghasil devisa, penyerap tenaga kerja dan pelestarian sumber daya alam (Silitonga, 1989). Selain faktor bahan tanaman dan pengelolaan yang dapat dimodifikasi maka perlu diperhatikan penetapan dan penilaian lahan yang sesuai dalam pengembangan areal perkebunan kelapa sawit.
Varietas tanaman kelapa sawit cukup banyak dan diklasifikasikan dalam berbagai hal misalnya dibedakan atas tipe buah, tebal cangkang, warna buah dan lain-lain. Beccari & Chavalier (1914) mengatakan bahwa ada 18 varietas. Becker & Fickendy (1919) mengemukakan bahwa ada 19 varietas, sedangkan Annet (1921) hanya menggolongkan dalam 7 varietas (Lubis, 1992).
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

Keadaan iklim dan tanah merupakan faktor utama bagi tanaman kelapa sawit agar produksinya mendekati potensi maksimum. Saat ini areal perkebunan kelapa sawit tersebar pada ketinggian 0 – 500 m dari permukaan laut . Curah hujan yang baik antara 2000 – 2500 mm per tahun, tidak memiliki defisit air, distribusi hujan merata sepanjang tahun. Temperatur optimal 24 – 28 °C , terendah 18 °C dan tertinggi 32 °C. Panjang penyinaran harian untuk tanaman kelapa sawit tidak kurang dari 6 jam per hari dan kelembaban relatif yang diinginkan sekitar 50-90 % atau kelembaban optimal 80 % (Lubis,1992).
Temperatur sangat mempengaruhi semua reaksi yang terjadi di dalam tanaman yaitu mempengaruhi laju reaksi yang dikatalisis oleh enzim (Salisbury dan Ross, 1992). Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa temperatur berhubungan dengan spikelet dan proses pematangan. Tanaman padi yang ditanam pada ketinggian berbeda menunjukkan bahwa pengaruh temperatur udara rata-rata yang rendah dapat memperpanjang periode pematangan dan tentunya mempengaruhi proses pengisian komponen buah (Yoshida,1972). Menurut Uexkull dan Fairhurst (1994) bahwa tanaman kelapa sawit dengan temperatur lingkungan yang ekstrim dan berfluktuasi merupakan salah satu faktor penyebab stress, terutama mulai dari masa berbunga hingga produksi tandan.
Pemasaran minyak sawit terkait dengan jumlah (kuantitas) dan mutu (kualitas). Daya saing minyak sawit ditingkatkan melalui peningkatan produksi,
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

efisiensi dan pengendalian mutu. Karakter mutu minyak sawit yang sering diperhatikan dalam pemasaran dan penggunaannya antara lain; asam lemak bebas (ALB), karoten, warna, komposisi asam lemak, tocoferol serta aromanya. Faktor-faktor ini mempengaruhi penggunaan minyak sawit untuk oleo pangan atau oleo kimia (Simanjuntak,1994 dan Naibaho,1996).
Waktu dan saat panen merupakan faktor pertama yang mempengaruhi jumlah dan mutu minyak sawit. Selanjutnya dipengaruhi oleh kelancaran pengangkutan (transportasi), efisiensi pengolahan dan kondisi penyimpanan. Pemanenan terhadap buah matang (tandan buah segar) menghasilkan minyak dengan jumlah dan mutu yang optimal. Buah matang tidak boleh tertinggal, karena minyaknya akan terurai serta mengalami kerusakan. Buah mentah tidak boleh dipanen, karena rendemen minyaknya masih rendah. Seluruh tandan dan brondolan dikumpul ditempat pengumpulan hasil (TPH), untuk selanjutnya di angkut ke pabrik pengolahan (Lubis,1992).
Telah diketahui secara umum bahwa membran sel tersusun dengan lipid polar yang sebagian besar terdiri dari asam lemak tidak jenuh (ALTJ). Semakin tinggi kadar ALTJ sifat membran sel semakin cair (fluidity), longgar (loosen) dan permeabel (Van Deenen, 1972 dalam Mengel dan Kirby, 1982). Hasil analisis kandungan lipid polar dari ujung-ujung akar kecambah kapas, ternyata kecambah yang berasal dari tanaman yang di tanam pada areal yang bersuhu 20°C memiliki kadar asam oleat, linoleat dan linolenat dua kali lebih banyak dari
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

pada tanaman yang di tanam pada suhu 30°C (John dan Christiansen dalam Galston,dkk.,1980).
Pada tanaman kakao, derajat ketidak jenuhan asam lemak berkorelasi positif dengan tinggi tempat penanaman. Hal ini disebabkan lingkungan yang lebih basah dengan rerata suhu harian yang lebih rendah menyebabkan biosintesis asam lemak berlangsung lebih cepat. Secara biokimia asam lemak tidak jenuh (ALTJ) disintesis lebih akhir dari pada asam lemak jenuh (ALJ) yang berantai pendek. Selain itu makin banyak ikatan rangkap (tidak jenuh) makin rendah titik cairnya (Prawoto dan Karneni,1994).
Produksi minyak kelapa sawit mulai meningkat saat umur tanaman 4-6 tahun, akan mencapai produksi maksimum pada saat tanaman berumur 8-10 tahun (Turner dan Gilbanks,1974; Corley dan Gray, 1976).
Corley dan Gray (1976) menyatakan bahwa kandungan minyak pada tandan buah tanaman kelapa sawit muda adalah rendah. Hal ini sama dengan pernyataan Hartley (1977) yang menyatakan bahwa tandan dengan berat yang sama pada tanaman kelapa sawit yang tua akan lebih lama waktu pematangannya dibandingkan dengan tanaman kelapa sawit yang muda. Berarti waktu pembentukan minyak dalam tandan buah kelapa sawit yang lebih tua akan semakin panjang dan kemungkinan kandungan minyak yang dihasilkan akan lebih banyak.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

Perumusan Masalah Usaha budidaya tanaman kelapa sawit di Indonesia sudah lama dan
penyebarannya dari 0-500 m dari permukaan laut maka ingin diketahui apakah ada hubungan antara berbagai tinggi beberapa varietas tanaman kelapa sawit dengan kelembaban dan suhu di sekitar kanopi terhadap kualitas tandan dan minyak. Di samping itu belum ada penelitian mengenai hubungan tinggi beberapa varietas tanaman dengan suhu di sekitar kanopi terhadap pembentukan komponen minyak kelapa sawit.
Landasan Teori Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) termasuk golongan palma yang
dapat menghasilkan minyak. Ada tiga macam varietas yang sudah dikenal yaitu, Dura, Tenera dan Pisifera yang masing-masing dibedakan berdasarkan tebal cangkang dan daging buah (mesokap).
Secara alami buah sawit di atas pohon mengandung ALB yang sangat kecil yaitu 0,1 %, setelah dipotong meningkat 1 % dalam 24 jam. Selanjutnya sekitar 0,9 % setiap hari, kenaikan ALB ini sulit dihentikan. Apabila buah mengalami kerusakan mekanis (memar) atau terkontaminasi mikroba maka ALB nya akan meningkat lebih tinggi lagi (Saxena and Trans, 1981). Asam lemak bebas meningkat dari 3,39% menjadi 4,70% dalam buah sawit yang berada di lapangan selama 4 hari.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

Siahaan (1998) menemukan bahwa komposisi minyak sawit dipengaruhi oleh ketinggian daerah penanaman dan umur tanaman, karena kedua faktor ini menyebabkan perbedaan kelembaban dan suhu disekitar tandan.
Buah sawit duduk pada spikelet dan beberapa spikelet bersamaan membentuk tandan, dipanen dalam bentuk tandan buah sawit. Umur buah tergantung pada jenis tanaman, umur tanaman dan iklim. Umumnya buah telah dapat dipanen setelah berumur enam bulan, terhitung sejak penyerbukan (Naibaho, 1996).
Hasil panen merupakan bagian tanaman yang masih hidup, beberapa proses fisiologi pasca panen yang berlangsung didalamnya ialah respirasi, perubahan kimia, perubahan organik, pergerakan dari pertukaran gas, pergerakan larutan dan air, dan transfer panas. (Pantastico, 1986 ; dan Kays, 1991).
Perubahan–perubahan fisiologis yang dapat terjadi antara lain : perubahan warna, respirasi, produksi etilen, permeabilitas jaringan, karbohidrat, asam organik,dan lain-lain (Wills, Lee, Graham, Mc Glasson and Hall, 1982). Perubahan-perubahan yang terjadi menyebabkan buah lebih matang secara fisiologis menuju sifat yang dikehendaki atau justru menyebabkan penurunan mutu yang perlu dicegah.
Menurut Naibaho (1996) bahwa minyak sawit terdiri dari asam lemak tidak jenuh (ALTJ) dan asam lemak jenuh (ALJ). Kedua jenis asam lemak ini dibutuhkan dalam industri lemak makanan. Asam lemak tidak jenuh sangat
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

diperlukan dalam proses metabolisme dalam tubuh dibandingkan dengan asam lemak jenuh. Di samping itu minyak sawit kaya akan karotene dan tocoferol yang perlu dikembangkan sebagai sumber vitamin.
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh tinggi tanaman dan iklim mikro dari
berbagai varietas pada tahun tanam yang berbeda terhadap kualitas tandan dan minyak.
Hipotesis Penelitian 1. Ada pengaruh tinggi tanaman dari berbagai varietas dan tahun tanam terhadap iklim mikro. 2. Ada pengaruh iklim mikro terhadap kualitas tandan dan minyak.
Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan budidaya
kelapa sawit khususnya dalam pemilihan varietas yang sesuai untuk memperoleh kualitas tandan dan minyak yang baik.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan satu diantara tanaman palma penghasil minyak. Tanaman ini yang dibudidayakan merupakan hasil persilangan Dura (D) dengan Pisifera (P) yang disebut Tenera (DxP atau T) yang menghasilkan minyak terbanyak, sehingga sampai saat ini dibudidayakan secara luas dan komersial di Indonesia, Malaysia dll. Minyak sawit terdapat dalam daging buah (mesokarp), buah tersusun pada spikelet-spikelet dan bersatu membentuk tandan. Umur buah tergantung pada jenis tanaman, umur tanaman dan iklim. Umumnya buah matang panen dicapai pada umur sekitar 6 bulan sejak penyerbukan (Naibaho, 1996).
Kelapa sawit di Indonesia ditanam pada beberapa jenis tanah dengan ketinggian antara 0-500 meter dari permukaan laut, suhu antara 22-33 °C dan kebanyakan pada daerah basah. Daerah penanaman sawit dikelompokkan dalam 5 zona iklim dengan curah hujan: sangat basah, basah, agak basah, agak kering, dan kering (curah hujan paling kurang 1500 mm pertahun). Faktor-faktor pembatas di lokasi perkebunan sawit antara lain: musim kering, solum dangkal, kemiringan curam, drainase jelek, kondisi jalan tidak baik, air tergenang pada tanah gambut (Lubis, dkk, 1989).
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

Tinggi Tanaman Kelapa sawit tumbuh tegak lurus dapat mencapai ketinggian 15-20 m.
Tanaman ini berumah satu atau monoecious, bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon (Lubis, dkk, 1989).
Tinggi tanaman akan berbeda antara satu varietas dengan varietas lainnya. klasifikasi varietas didasarkan atas beberapa hal, misalnya dibedakan atas tipe buah, tebal cangkang, warna buah dan lainnya.
Ketinggian tanaman dari permukaan tanah dan dari permukaan laut, menentukan tingkat kelembaban di sekitar kanopi. Hal ini berhubungan dengan faktor produksi yaitu: kadar air, rendemen minyak, asam lemak bebas, dan karoten.
Klasifikasi varietas berdasarkan tebal tipisnya cangkang dan daging buah (mesocarp) yang diukur dalam mm dan ada yang mengukurnya dalam persentase (%) berat terhadap berat buah yang dihitung dalam gram. Ada Varietas yang sangat tebal yaitu varietas Marcocarya dengan tebal cangkang 4-8,5 mm dan daging buah hanya 0,75- 2,5 mm saja.
Species lainnya yang sudah mulai dimanfaatkan adalah species yang berasal dari Amerika Selatan “Elaeis Melanococca gae atau Elaeis oleifera (HBK)”, banyak terdapat di Brazil, Suriname, Columbia. Species ini di gunakan dalam pemuliaan tanaman karena dapat dikawinkan dengan Elaeis guineensis
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

yang akan menggunakan hibridnya. Para pemulia tertentu menggunakannya, karena memiliki beberapa sifat unik, antara lain: 1. Pertumbuhan meninggi lambat hanya 20 cm/thn, sedangkan Elaeis
guineensis 45 cm/thn. 2. Memiliki canopy yang relatif lebih kecil, sehingga dapat ditanam lebih
banyak/ha. 3. Memiliki sex ratio tinggi dan sedikit sekali tandan bunga jantan. 4. Memiliki asam lemak tidak jenuh yang lebih tinggi.
Ketinggian tanaman kelapa sawit juga ditentukan oleh varietas, seperti Elaeis melanococca yang berasal dari Brazil, Suriname dan Colombia. Ketiga tanaman ini meskipun berasal dari varietas yang sama, tetapi pertumbuhan meningginya sangat beda.
Elaeis melanococca yang berasal dari Suriname pertumbuhan meninggi hanya 13 cm/tahun, yang berasal dari hibrida Columbia, 26,6 cm/tahun. Sedangkan yang berasal dari Brazil pertumbuhan meningginya 27,8 cm/tahun.
Cahaya Lama penyinaran, intensitas dan mutu cahaya mempengaruhi mutu buah
pada waktu pemanenan. Pada tomat, buah-buah yang terlindung oleh dedaunan, pada masa pemasakan menghasilkan warna merah yang lebih intensif dari pada buah-buah yang terkena sinar matahari langsung di lapangan (Pantastico, 1986).
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

Pengaruh cahaya terhadap mutu buah jeruk telah terdokumentasikan dengan baik. Mereka menemukan bahwa buah-buah yang terkena sinar matahari langsung, mempunyai bobot lebih kecil, kulit lebih tipis, kandungan zat padat lebih besar, asam-asam dan cairan buahnya lebih sedikit dari pada buah-buah yang keteduhan atau terlindung dalam teduh (Pantastico, 1986).
Hal ini berlaku pula untuk mangga dan pohon buah-buahan lainnya yang padanya tak dapat dihindarkan terjadinya susunan letak daun yang tumpang tindih. Variasi jarak tanam pun akan mempengaruhi mutu buah dan sayuran yang berupa buah. Makin rapat jarak tanamannya, makin kurang rasa manisnya. Diantara sayuran yang berupa daun, daunnya lebih besar dan lebih tipis pada intensitas penyinaran yang rendah.
Perbedaan dalam panjang hari dan mutu sinar mempengaruhi fisiologi hasil, misalnya varietas-varietas bawang merah yang dikembangkan untuk iklim dengan hari pendek tidak akan menghasilkan umbi lapis yang besar dalam iklim dengan hari panjang. Demikian pula dengan pembentukan zat warna biru pada bunga (antosiamin) seperti misalnya pada kubis atau terong ungu, yang dikendalikan oleh cahaya gelombang pendek di daerah biru dan lembayung (Pantastico, 1986).
Gangguan-gangguan fungsional mungkin juga dipengaruhi oleh cahaya. Pada percobaan penaungan pada jeruk besar menunjukkan adanya penurunan
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

kerusakan oleh pendinginan yang dilakukan kemudian. Namun gangguan ini terutama merupakan sindrom yang dikendalikan oleh suhu.
Komposisi Minyak Sawit Buah sawit mengalami perkembangan dan pembentukan minyak, sejalan
dengan berubahnya komposisi minyak. Hasil pengamatan para ahli memperkirakan adanya variasi komposisi minyak sawit sesuai penanaman.
Minyak sawit terdiri dari asam lemak tidak jenuh (ALTJ) dan asam lemak jenuh (ALJ). Kedua jenis asam lemak dibutuhkan dalam industri lemak makanan. Asam lemak tidak jenuh sangat diperlukan dalam proses metabolisme dalam tubuh dibanding dengan asam lemak jenuh. Di samping itu minyak sawit kaya akan karoten dan tocoferol yang perlu dikembangkan sebagai sumber vitamin (Naibaho, 1996).
Kandungan asam lemak jenuh minyak sawit sekitar 50-55 % yang terdiri dari asam miristat (C : 14-0), palmitat (C : 16-0), stearat (C : 18-0) dan 45-50 % asam lemak tidak jenuh yang terdiri dari asam-asam oleat (C : 18-1), linoleat (C : 18-2) dan linolenat (C : 18-3) (Ng, Corley dan Cleeg, 1976; Arasu, Lawrence dan Rajanaidu, 1986).
Palmitat, oleat dan linoleat merupakan asam lemak utama dalam minyak kelapa sawit dengan komposisi asam oleat sekitar 37-40 %, asam linoleat sekitar 9-11 % dan dalam jumlah < 1 % asam palmitoleat (Esechie, 1983; Oo, dkk,
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

1987). Bahan lain dalam minyak sawit yaitu karoten, lycopen dan lutein. Kadar karoten lebih tinggi dalam minyak sawit berwarna merah dibandingkan dengan minyak sawit berwarna oranye. Tocoferol ialah phosfolipid atau sterol yang juga terdapat dalam minyak sawit (Loncin, 1963 dalam Hartley, 1977). Minyak sawit merupakan sumber karoten alami terbesar dengan kadar 500-700 ppm dalam minyak yang belum dimurnikan.

Tabel 1. Komposisi Asam Lemak dalam Buah Sawit pada Berbagai Umur

Komponen Asam Lemak

Miristat (C14 : 0) Palmitat (C16 : 0) Stearat (C18 : 0) Oleat (C18 : 0) Linoleat (C18 : 2) Linolenat (C18 : 3) Karoten Tocoferol Sterol

(%) (%) (%) (%) (%) (%) (ppm) (ppm) (ppm)

Umur (minggu) setelah Penyerbukan

12*

16*

20*

24**

Ratarata***

3,0 0,0 2,5

1,0 1,1-2,5

25,4 28,3 58,8

45,0 40-46

0,4 0,8 6,0

4,0 3,6-4,7

45,0 54,9 24,7

39,0 39-45

9,5 15,4 7,6 11,0 7-11

1,4 0,0 0,0

0,0

-

- - - 600-1000 500-1000

- - - 500-800

-

-

--

300

-

Sumber : * Oo, Lee and Ong (1986) ** Naibaho (1996) *** Ketaren (1986)

Menurut Siahaan (1998) bahwa karakteristik minyak sawit dipengaruhi

oleh genetis tanaman dan faktor lingkungan. Pematangan buah dipengaruhi oleh

musim kering atau basah, pematangan lebih cepat pada musim kering (Lubis,

1992). Kandungan asam lemak tidak jenuh (khususnya asam oleat dan linoleat)

Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

berkorelasi positif dengan tinggi tempat penanaman, hal ini berkaitan dengan penurunan temperatur yang secara hipotesis menurunkan kelarutan. Penyinaran dapat mempengaruhi kadar karoten dan curah hujan dapat mendorong pemucatan minyak.

Komponen Minyak

Hasil utama yang dapat diperoleh dari tandan buah sawit ialah minyak

sawit yang terdapat pada daging buah (mesokarp) dan minyak inti sawit yang

terdapat pada kernel. Kedua jenis minyak ini berbeda dalam hal komposisi asam

lemak dan sifat Fisika-Kimia. Minyak sawit dan minyak inti sawit mulai

terbentuk sesudah 100 hari setelah penyerbukan.

Tabel 2. Komposisi Tandan Buah Sawit Rata-rata 5 Tahun Panen 19841988 pada Tanaman Tahun Tanam 1978

No. Komponen-Komponen Tandan

1. Buah tandan

(%) 60,46-62,44

2. Jumlah buah jadi

(buah)

56,85-60,00

3. Berat buah rata-rata

(%)

13,21-13,37

4. Mesokorp/buah

(%) 71,60-78,44

5. Inti/buah

(%) 8,43-9,04

6. Cangkang/buah

(%) 12,56-20,46

7. Minyak/mesokorp kering

(%)

76,05-77,43

8. Minyak/tandan

(%) 20,84-25,06

9. Inti/tandan

(%) 5,10-5,65

10. Berat biji rata-rata

(g) 2,83-4,10

11. Berat buah I

(g) 14,09-15,87

12. Berat buah II

(g) 0,50-0,94

13. Berat buah III

(g) 0,97-0,99

Sumber

: Naibaho, 1996: Tekhnologi Pengolahan Kelapa Sawit

Keterangan : Buah I = Buah normal

Buah II = Parthenocarp

Buah III = Buah Tidak jadi

Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

Berhenti setelah 180 hari atau setelah dalam buah minyak sudah jenuh. Jika dalam buah tidak terjadi lagi pembentukan minyak, maka yang terjadi ialah pemecahan trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Pembentukan minyak berakhir jika dari tandan yang bersangkutan telah terdapat buah memberondol normal (Naibaho, 1996).
Masih menurut Naibaho (1996) bahwa, minyak yang mula-mula terbentuk dalam buah adalah trigliserida yang mengandung asam lemak bebas (ALB) jenuh, setelah mendekati masa pematangan buah terjadi pembentukan trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh.
Minyak yang terbentuk dalam daging buah maupun dalam inti terbentuk emulsi pada kantong-kantong minyak, dan agar minyak tidak keluar dari buah, maka buah dilapisi dengan malam yang tebal dan berkilat.
Untuk melindungi minyak dari oksidasi yang dirangsang oleh sinar matahari maka tanaman tersebut membentuk senyawa Kimia pelindung yaitu karotin. Setelah penyerbukan kelihatan buah berwarna hitam kehijau-hijauan dan setelah terjadi pembentukan minyak terjadi perubahan warna buah menjadi ungu kehijau-hijauan. Pada saat-saat pembentukan minyak terjadi yaitu trigliserida dengan asam lemak tidak jenuh, tanaman membentuk Karotin dan Phitol untuk melindungi dari oksidasi, sedangkan Klorofil tidak mampu melakukannya sebagai antioksidasi (Naibaho, 1996).
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

Pematangan Buah Dalam proses pematangan buah terjadi pembentukan komponen buah dan
setelah terjadi kejenuhan setiap unsur komponen maka mulailah terjadi fase pematangan.
Pada fase pematangan buah terjadi beberapa hal: a. Perubahan karbohidrat menjadi gula, yang ditandai dengan rasa manis pada
inti sawit dan daging buah. b. Perombakan hemisellulosa menjadi sakarida sederhana, ini dapat dilihat
bahwa ikatan antar serat kurang dengan tekstur yang lemah. c. Perubahan warna buah dari hitam kehijau-hijauan berubah manjadi hijau
kekuning-kuningan kemudian berubah menjadi orange merah jingga. d. Fisik buah berubah yaitu malam yang berkilat berubah menjadi suram
Setelah terjadi proses perombakan trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliseral, maka mulai bekerja. Proses ini akan lebih cepat terjadi jika panas terik matahari yang diikuti dengan hujan.
Pembentukan Minyak Dalam Buah Banyaknya produksi minyak dalam buah sawit tergantung pada jumlah
buah pertandan, tebalnya daging buah (mesokarp), aktifitas biosintesis dalam mesokarp dan pasokan bahan substrat karbohidrat yang berhubungan dengan kecepatan translokasi dan juga aktifitas sumber (Henson, 1993). Secara umum
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

biosintesis lemak adalah sukrosa dari daun dialirkan ke mesokarp dan diubah menjadi asam lemak dan asam lemak ini terakumulasi dalam mesokarp, tidak ditranslokasi ke bagian lain (Stumpf, 1976).
Setelah 15 hari penyerbukan perkembangan buah dimulai (Thomas, dkk., 1971). Periode perkembangan buah yang cepat berlangsung selama 70-80 hari dimana embrio dan endosperm telah berkembang sempurna baik bentuknya besar maupun kecil. Pada saat yang sama mesokarp dan endokarp juga membesar sampai pada bentuk sebenarnya. Setelah periode tersebut dilalui, perubahan bentuk hampir tidak terjadi lagi dan dilanjutkan dengan periode pemasakan. Pada periode pemasakan dimulai dengan pembentukan minyak dalam mesokarp pada hari ke 100. Setelah itu selama 40 hari atau lebih pembentukan minyak mencapai puncaknya (Gambar 1). Menurut Corley dan Gray (1976) bahwa pembentukan minyak dalam mesokarp tergantung pada periode pemasakan dari buah karena minyak hanya disintesis setelah tahap akhir perkembangan buah. Akumulasi minyak dalam mesokarp belum dimulai sebelum tandan benar-benar berkembang penuh, setelah tandan berkembang penuh baru diikuti dengan akumulasi cepat dari lemak dalam tandan (Crombie dan Hardman, 1958).
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008

Gambar 1. Grafik Hubungan antara Jumlah Hari Setelah Penyerbukan dengan % Minyak/Mesokarp
Minyak sawit dan minyak inti sawit mulai terbentuk sesudak 100 hari setelah penyerbukan dan berhenti 180 hari atau setelah minyak sudah jenuh dalam buah. Pembentukan minyak berakhir jika tandan yang bersangkutan telah terdapat buah membrondol normal. Saat membrondolnya buah menunjukkan bahwa kandungan minyak sudah mencapai maksimum (Naibaho, 1996).
Tandan yang matang tetapi buahnya belum membrondol telah cukup baik untuk menghasilkan minyak yang memadai dan dalam komposisi asam lemaknya tidak terdapat perbedaan (Subroto, dkk, 1991).
Penimbunan minyak dimulai kurang lebih 12-13 minggu setelah penyerbukan dan seterusnya kandungan meningkat hingga buah lepas dari tandan