menetapkan nilai dari satu jabatan dalam hubungannya dengan jabatan lain, yang akhirnya menghasilkan suatu hirarki upah dan gaji. Sistem
evaluasi jabatan ini masih sering diinginkan karena perbedaan keterampilan individual sehingga perusahaan menggunakan kisaran gaji
untuk kelompok jabatan yang serupa, kisaran gaji yang digunakan perusahaan sering mencerminkan perbedaan dalam keterampilan.
3. Kelompokkan pekerjaan-pekerjaan serupa kedalam tingkat upah.
4. Tentukan dengan tepat tarif upah, ini sesuai dengan UMP Upah
Minimum Pemerintah.
Terbitnya UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Permenaker No.11999 Jo. Kepmenakertrans No.2262000 tentang Upah Minimum, Peraturan
Menteri Tenaga Kerja No.17 Tahun 2005 tentang Komponen dan Pelaksanaan
Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak dan Keppress 1072004 tentang Dewan Pengupahan, sangat diharapkan menjadi payung hukum bagi
buruhpekerja agar dapat mendapatkan keadilan dalam hal pengupahan. Dalam aturan tersebut juga diamanatkan mengenai KHL sebagai dasar dalam penetapan
upah minimum. Proses Penetapan KHL berupa:
a. Ketua Dewan Pengupahan Provinsi danatau KabupatenKota membentuk
tim survey yang anggotanya terdiri dari unsur tripartit: perwakilan serikat pekerja, pengusaha Apindo, pemerintah, dan pihak netral dari akademisi.
b. Standar KHL ditetapkan dalam Kepmen No. 17 tahun 2005, berdasarkan
standar tersebut, tim survey Dewan Pengupahan melakukan survey harga untuk menentukan nilai harga KHL yang nantinya akan diserahkan kepada
Gubernur Provinsi masing-masing. c.
Survei dilakukan setiap satu bulan sekali dari bulan Januari sd September, sedang untuk bulan Oktober sd Desember dilakukan prediksi dengan
membuat metode least square. Hasil survei tiap bulan tersebut kemudian diambil rata-ratanya untuk mendapat nilai KHL.
d. Nilai KHL ini digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam
penetapan upah minimum yang berlaku bagi pekerjaburuh dengan masa kerja kurang dari 1 satu tahun. Upah bagi pekerja dengan masa kerja 1
satu tahun atau lebih dirundingkan secara bipartit antara pekerja atau serikat pekerja dengan pengusaha di perusahaan yang bersangkutan.
e. Berdasarkan nilai harga survei tersebut, Dewan Pengupahan juga
mempertimbangkan faktor lain: produktivitas, pertumbuhan ekonomi,
usaha yang paling tidak mampu, kondisi pasar kerja dan saran pertimbangan dari Dewan Pengupahan Provinsi Kabupaten Kotamadya.
f. Gubernur seterusnya akan menetapkan besaran nilai upah minimum.
Penetapan Upah Minimum ini dilakukan 60 hari sebelum tanggal berlakunya yaitu setiap tanggal 1 Januari.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Masalah
Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif empiris.Penelitian hukum normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan
hukum normatif kodifikasi, undang-undang atau kontrak secara in action pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat.
1
Penelitian hukum normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan baku utama, menelaah hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas-asas
hukum, konsepsi hukum, pandangan dan doktrin-doktrin hukum, peraturan dan sistem hukum dengan menggunakan data sekunder, diantaranya asas, kaidah,
norma dan aturan hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan lainnya, dengan mempelajari buku-buku, peraturan perundang-
undangan dan dokumen lain yang berhubungan erat dengan penelitian. Penelitian hukum empiris dilakukan dengan meneliti secara langsung ke lapangan
untuk melihat secara langsung penerapan perundang-undangan atau aturan hukumyang berkaitan dengan penegakan hukum, serta melakukan wawancara
dengan beberapa responden yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai pelaksanaan penegakan hukum tersebut.
3.2 Sumber Data 3.2.1. Data Primer
1
Abdulkadir Muhammad, HukumdanPenelitianHukum, Citra AdityaBakti, Bandung, 2004, hlm 134
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung berupa keterangan- keterangan dan pendapat dari para responden dan kenyataan-kenyataan yang ada
di lapangan melalui wawancara kepada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung khususnya hubungan industrial dan syarat kerja untuk mendapatkan
jawaban dan perbandingan-perbandingan dalam rumusan masalah yang peneliti buat.
3.2.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan dan mempunyai kekuatan hukum mengikat, yang terdiri dari bahan baku primer, bahan hukum
sekunder dan bahan hukum tersier.
a. Bahan hukum primer, yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1981 tentang Perlindungan Upah
b. Bahan hukum sekunder, meliputi: Peraturan perundang-undangan dan
buku-buku yang berhubungan dengan kedudukan serikat pekerja dalam upaya menegakan dan memperjuangkan hak dan kepentingan pekerja di
kota bandar lampung. c.
Bahan hukum tarsier yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah 1.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
2. Literatur-literatur dan hasil penelitian
3. Media Massa, pendapat sarjana dan ahli hukum, surat kabar,
website, buku, dan hasil karya ilmiah para sarjana.
3.3. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan serangkaian kegiatan seperti membaca, menelaah, mencatat, dan membuat ulasan bahan-bahan pustaka
yang ada kaitannya dengan persalahan yang akan diteliti. b.
Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer dengan menggunakan teknik wawancara langsung dengan responden yang telah
direncanakan sebelumnya. Wawancara dilaksanakan secara langsung dan terbuka dengan mengadakan tanya jawab untuk mendapatkan keterangan
atau jawaban yang bebas sehingga data yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Pihak-pihak yang akan diwawancarai salah satunya dari pihak
serikat pekerja yang ada di Dinas Tenaga Kerja. c.
Pengolahan Data Data yang terkumpul kemudian diproses melalui pengolahan dan
pengkajian data. Data tersebut diolah melalui proses :