6. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk
membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi pengangguran, Di samping itu,
bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warung atau menyewa rumah
kontrakan atau jasa lainnya. 7.
Untuk meningkatkan kegairahan berusaha Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan
berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan. 8.
Untuk meningkatkan hubungan internasional Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling
membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama di
bidang lainnya.
D. Jenis-Jenis Kredit Dan Jaminan Kredit
Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis
kredit antara lain sebagai berikut: a.
Kredit Investasi Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau
membangun proyekpabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.
b. Kredit modal kerja
Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
Seperti sudah dibahas diatas bahwa kredit dapat diberikan dengan jaminan atau tanpa jaminan. Kredit tanpa jaminan sangat membahayakan
posisi bank, mengingat jika nasabah mengalami suatu kemacetan, maka akan sulit untuk menutupi kerugian terhadap kredit yang disalurkan.
Sebaliknya dengan jaminan kredit relatif lebih aman mengingat setiap kredit macet akan dapat di tutupi oleh jaminan tersebut.
Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon debitur adalah sebagai berikut:
1. Dengan jaminan
a. Jaminan benda berwujud, yaitu barang-barang yang dapat dijadikan
jaminan seperti tanah, bangunan, kendaraan bermotor, mesin- mesinperalatan, barang dagangan, tanamankebunsawah dan
lainnya. b.
Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda-benda yang merupakan surat-surat yang dijadikan jaminan seperti sertifikat saham, sertifikat
obligasi, sertifikat tanah, sertifikat deposito, rekening tabungan yang dibekukan, rekening giro yang dibekukan, promes, wesel dan surat
tagihan lainnya.
c. Jaminan orang
Yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredit tersebut macet, maka orang yang memberikan jaminan itulah yang
menanggung risikonya. 2.
Tanpa Jaminan Kredit tanpa jaminan maksudnya adalah bahwa kredit yang diberikan
bukan dengan jaminan barang. Biasanya diberikan untuk perusahaan yang benar-benar bonafit dan profesional sehingga kemungkinan kredit
tersebut macet sangat kecil. Dapat pula kredit tanpa jaminan hanya dengan
penilaian terhadap
prospek usahanya
atau dengan
pertimbangan untuk pengusaha-pengusaha ekonomi lemah.
E. pihak pihak dalam perjanjian kredit
Dalam suatu perjanjian kredit terdapat 2 dua pihak yaitu pemberi kredit bank dan penerima kredit. Adapun kriteria dari kedua pihak
tersebut adalah sebagai berikut:
20
a. Pihak Pemberi Kredit Bank
Pemberi kredit ini dapat dilakukan oleh bank pemerintah dan bank swasta. Dalam Pasal 1 sub 2 Undang-undang No. 10 tahun 1998
dinyatakan bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka
20
Jatmiko Winarno, ”SK Pegawai Negeri Sebagai Jaminan Kredit di Bank” Jurnal Karya Pendidikan Vol 1 No.2 Juni 2013.
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Didalam akta perjanjian kredit bank yang pada umumnya mengatur mengenai hak dan kewajiban bank
namun didalam kenyataan yang lebih menonjol adalah ketentuan mengenai hak dibanding dengan ketentuan mengenai kewajiban dari
bank, karena dalam hal ini perjanjian hanya ditentukan secara sepihak oleh pemberi kredit.
b. Pihak Penerima Kredit
Dalam Undang-undang No. 10 tahun 1998 pasal l ayat 18 terdapat adanya pengertian penerima kreditnasabah debitur adalah nasabah
yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian bank
dengan nasabah yang bersangkutan. Dalam Pasal 1 ayat 12 Undang- undang No. 10 tahun 1998 menyatakan bahwa penerima kredit
mempunyai kewajiban pokok melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu, dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil
keuntungan.
F. Syarat Sahnya Perjanjian kredit
Untuk syahnya perjanjian harus memenuhi 4 empat unsur seperti yang diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata, yaitu :
1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri,
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan,
3. Suatu hal tertentu,
4. Suatu sebab yang halal.