penipisan lapisan ozon. Adapun faktor lain yang menyebabkan isu ini begitu meluas adalah gencarnya kampanye yang dilakukan terutama oleh negara-negara
Barat melalui media massa, bidang keilmuan, teknologi dan jalur-jalur lainnya Mas’oed Arfani, 1992:50.
2.4 Pembangunan Berkelanjutan
Sustainable Development
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan lahan, kota, bisnis, masyarakat,dsb yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengorbankan pemenuhan kebutuhan gen erasi masa depan” menurut Bahasa
Inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan
adalah bagaimana
memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi
dan keadilan sosial. Banyak laporan PBB, yang terakhir adalah laporan dari KTT Dunia 2005,
yang menjabarkan pembangunan berkelanjutan sebagai terdiri dari tiga tiang utamaekonomi, sosial, dan lingkungan yang saling bergantung dan
memperkuat. Untuk sebagian orang, pembangunan berkelanjutan berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi dan bagaimana mencari jalan untuk memajukan
ekonomi dalam jangka panjang, tanpa menghabiskan modal alam. Namun untuk sebagian orang lain, konsep “pertumbuhan ekonomi” itu sendiri bermasalah,
karena sumberdaya bumi itu sendiri terbatas.
Pembangunan berkelajutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu , pembangunan berkelanjutan mencakup tiga
lingkup kebijakan, yakni Pembangunan Ekonomi, Pembangunan Sosial, dan
Perlindungan Lingkungan. Dokumen-dokumen PBB, terutama dokumen hasil World Summit 2005 menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan
merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan. Skema pembangunan berkelanjutan pada titik temu tiga pilar tersebut,
Deklarasi Universal Keberagaman Budaya UNESCO, 2001 lebih jauh menggali konsep pembangunan berkelanjutan dengan menyebutkan bahwa “..keragaman
budaya penting bagi manusia sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi alam”. Dengan demikian “pembangunan tidak hanya dipahami sebagai
pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk mencapai kepuasan intelektual , emosional, moral dan spiritual”. Dalam pandangan ini, keragaman
budaya merupakan kebijakan keempat dari lingkup kebijakan pembangunan berkelanjutan.
Beberapa peneliti lain melihat tantangan sosial dan lingkungan sebagai kesempatan bagi kegiatan pembangunan . Hal ini nyata di dalam konsep
keberlanjutan usaha yang mengkerangkai kebutuhan global ini sebagai kesempatan bagi perusahaan privat untuk menyediakan solusi inovatif dan
kewirausahaan. Divisi PBB untuk pembangunan berkelanjutan mendaftar beberapa
lingkup berikut ini sebagai bagian dari Pembangunan Berkelanjutan : Pertanian
Atmosfir Keanekaragaman hayati
Bioteknologi
Pengembangan kapasitas Perubahan iklim
Pola Konsumsi dan Produksi Demografi
Penggurunan dan kekeringan Pengurangan dan Manajemen Bencana
Pendidikan dan Kesadaran Energi
Keuangan Hutan
Air segar Kesehatan
Tempat tinggal Indikator
Industri Informasi bagi pembuatan Keputusan dan Partisipasi
Pembuatan keputusan yang terintegrasi Hukum Internasional
Kerjasama Internasional Memberdayakan Lingkungan Pengaturan Institusional
Manajemen Lahan Kelompok Besar
Gunung
Strategi Pembangunan Berkelanjutan Nasional Samudera dan laut
Kemiskinan Sanitasi
Pengetahuan Alam Pulau Kecil
Wisata Berkelanjutan Teknologi
Bahan Kimia Beracun Perdagangan dan Lingkungan
Transport Limbah Beracun
Limbah Radioaktif Limbah padat
Air
2.5 Kerjasama Internasional