Metode Seismik Inversi TEORI DASAR

dihasilkan wavelet berfrekuensi tinggi dan tidak mencakup deret koefisien refleksi secara lengkap. b. Sensitif terhadap noise akibat tanpa memperhitungkan bentuk wavelet dasar, sehingga dapat menghasilkan lapisan baru yang semu.

3.8.2 Inversi Model Based

Inversi Model Based mengikuti model konvolusi. Pada inversi Model Based, reflektivitas didefinisikan sebagai sekuen yang memberikan kecocokan yang paling baik pada data seismik. Dengan kata lain, kita mencari reflektivitas yang dikonvolusikan dengan wavelet untuk memberikan pendekatan yang terbaik dengan trace seismik. Inversi Model Based dikembangkan untuk memecahkan masalah yang muncul pada metode rekursif diantaranya yaitu pengaruh akumulasi noise, bad amplitude, dan bandlimited seismik data Sukmono, 1999. Keuntungan penggunaan metoda inversi berbasiskan model antara lain: a. Metoda ini menghindari inversi secara langsung dari data seismik itu sendiri. b. Hasil keluaran inversi merupakan bentuk model yang dapat sesuai dengan data input. c. Nilai kesalahan terdistribusi dalam solusi dari proses inversi. d. Efek multipel dan adanya atenuasi dapat ditampilkan dalam model. Kekurangan menggunakan metoda inversi berbasis model adalah: a. Sifat sensitif terhadap bentuk wavelet, dimana dua wavelet berbeda dapat mengahasilkan trace seismik yang sama. b. Sifat ketidak-unikan untuk wavelet tertentu dimana semua hasil sesuai dengan trace seismik pada lokasi sumur yang sama.

3.8.3 Inversi Sparse

–Spike Metoda inversi sparse-spike mengasumsikan bahwa reflektivitas suatu model dianggap sebagai rangkaian spike yang jarang dan tinggi ditambahkan deret spike kecil dan kemudian dilakukan estimasi wavelet berdasarkan asumsi model tersebut. Inversi sparse-spike menggunakan parameter yang sama seperti inversi berbasis model dengan konstrain. Input parameter tambahan pada metoda ini adalah menentukan jumlah maksimum spike yang akan dideteksi pada tiap trace seismik dan treshold pendeteksian spike. Setiap penambahan spike baru yang lebih kecil dari spike sebelumnya akan memodelkan trace lebih akurat lagi. Keuntungan penggunaan metoda Inversi Sparse-spike; a. Data yang digunakan dalam perhitungan, sama seperti pada proses inversi rekursif. b. Dapat menghasilkan inversi secara geologi. c. Informasi frekuensi rendah termasuk dalam solusi secara metematik. Kekurangan metoda Inversi Sparse-Spike antara lain: a. Hasil akhir inversi ini kurang detail. b. Hanya komponen “blocky” saja yang terinversikan. c. Secara statistik, subyek metoda inversi jenis ini digunakan untuk data yang mempunyai masalah noise.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 17 November 2014 sampai dengan Januari 2015 yang bertempat di Operation Office PT Patra Nusa Data, BSD- Tangerang Selatan dengan judul penelitian Karakterisasi Reservoar Batupasir Menggunakan Seismik Inversi Acoustic Impedance Pada Lapangan “RDW” Cekungan Sumatera Selatan . Dan kemudian dilanjutkan di Laboratorium Teknik Geofisika Universitas Lampung. Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian Tanggal 17 November 2014 sampai dengan Januari 2015 JENIS KEGIATAN MINGGU KE 1 2 3 4 5 6 7 Studi Literatur Pengumpulan Data Prosesing, Analisis Data dan Diskusi Pembuatan Laporan Presentasi dan Evaluasi

4.2 Bahan Dan Alat

Bahan atau data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data seismik 2D Post Stack Time Migration dan data sumur AN1, AN2, AN3. Sumur yang dipakai memiliki informasi well marker dan checkshot serta kelengkapan data log gamma ray, P-wave, density, Neutron Porosity. Untuk alat yang digunakan terdiri dari perangkat keras komputer dan perangkat lunak Geographix Software serta HRS Humpson Russel Software 8.

4.3 Tahapan Penelitian

Langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi persiapan data, pembuatan peta struktur, pengikatan data sumur well seismic tie, pengumpulan data, selanjutnya dilakukan proses pengolahan data, kemudian dilakukan interpretasi dan analisa. Dalam penelitian ini digunakan data seismik dan data log. Dimana pada data seismik yang digunakan yaitu data seismik dua dimensi 2D Post Stack dan data log yang digunakan yaitu data log hasil pengukuran dilapangan dan juga data log hasil perhitungan. Tahapan pada penelitian ini yaitu melakukan analisa zona target berdasarkan data sumur yang terdiri dari hasil log pengukuran dan log hasil perhitungan kemudian dilakukan proses crossplot yang bertujuan untuk memisahkan dan menganalisa zona reservoar dan non reservoar dengan melihat kesensitifan dari log-log yang digunakan. Tahapan selanjutnya yaitu pembuatan seismogram sintetik dengan mengekstrak wavelet. Wavelet yang diekstrak yaitu dari data seismik 2D Post Stack. Proses ekstraksi wavelet dilakukan dengan berbagai metode diantaranya statistical, ricker wavelet, bandlimitied, dan use well. Namun dalam penelitian ini wavelet yang digunakan adalah dengan metode statistical. Dimana pada metode statistical ini ekstrak wavelet dilakukan disepanjang data trace seismiknya dan proses ini memperhatikan parameter yang digunakan seperti wavelet length, taper length, phase type. Hasil ekstraksi wavelet tersebut dilakukan untuk proses pengikatan data sumur terhadap data seismik well tie seismic. Pengikatan data sumur terhadap data seismik well seismic tie adalah proses pengikatan data sumur yang berdomain kedalaman dengan data seismik berdomain waktu dengan dikontrol melihat nilai korelasi yang didapat. Tingkat korelasi mempunyai kisaran nilai antara 0 sampai dengan 1, dimana semakin mendekati nilai 1 maka korelasinya akan semakin baik tanpa ada selisih waktu time shift maka kesamaan tersebut semakin baik atau semakin mirip dengan seismik synthetic dan seismik riil. Selanjutnya adalah tahap penelusuran atau picking horizon yang dilakukan pada penampang seismik 2D Post Stack dengan bertujuan untuk membatasi zona target yang akan dianalisis. Setelah tahap picking horizon, langkah selanjutnya adalah membuat model inisial, dengan cara merekonstruksi model geologi berdasarkan tren log acoustic impedance. Jadi, log acoustic impedance yang didapat dari data sumur diinterpolasikan kedalam volume data seismik sehingga diperoleh suatu model

Dokumen yang terkait

ANALISIS SEISMIK MENGGUNAKAN ACOUSTIC IMPEDANCE (AI), GRADIENT IMPEDANCE (GI), DAN EXTENDED ELASTIC IMPEDANCE (EEI) UNTUK KARAKTERISASI RESERVOAR BATUPASIR PALEOCENE PADA LAPANGAN SASA, PAPUA

13 69 79

ANALISIS RESERVOAR PADA LAPANGAN “FRL” FORMASI TALANGAKAR, CEKUNGAN SUMATERA SELATAN MENGGUNAKAN SEISMIK MULTIATRIBUT

3 31 80

KARAKTERISASI RESERVOAR KARBONAT DENGAN METODE INVERSI ACOUSTIC IMPEDANCE (AI) PADA LAPANGAN “TA” FORMASI NGRAYONG DAN BULU CEKUNGAN JAWA TIMUR

5 24 73

KARAKTERISASI RESERVOAR MENGGUNAKAN METODE INVERSI ACOUSTIC IMPEDANCE PADA LAPANGAN "IK" FORMASI TALANGAKAR CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

8 30 103

PEMETAAN PERSEBARAN BATUPASIR DAN POROSITAS MENGGUNAKAN ANALISIS SEISMIK MULTIATRIBUT PADA LAPANGAN “SIMALUNGUN” CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

6 37 91

Analisis Sifat Fisis Reservoar Menggunakan Metode Seismik Inversi Acoustic Impedance (AI) dan Multiatribut (Studi Kasus Lapangan F3)

0 0 5

KARAKTERISASI RESERVOAR MENGGUNAKAN METODE INVERSI AI (ACOUSTIC IMPEDANCE) DAN METODE SEISMIK MULTIATRIBUT PADA LAPANGAN “RM”, FORMASI TALANG AKAR CEKUNGAN SUMATERA SELATAN Rachman Malik1,a), Bagus Sapto Mulyatno1), Ordas Dewanto1,b), Sulistiyono2) 1)Tekn

0 0 16

KARAKTERISASI RESERVOAR MENGGUNAKAN METODE INVERSI AI (ACOUSTIC IMPEDANCE) DAN METODE SEISMIK MULTIATRIBUT PADA LAPANGAN “RM”, FORMASI TALANG AKAR CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

1 1 15

RESERVOAR BATUPASIR PADA LAPANGAN “KANAKA” FORMASI BEKASAP CEKUNGAN SUMATERA TENGAH APPLICATION OF SEISMIC ATTRIBUTES AND ACOUSTIC IMPEDANCE (AI) INVERSION TO PREDICT OF SANDSTONE RESERVOAR ON KANAKA FIELD, BEKASAP FORMATION CENTRAL SUMATERA BASIN

0 10 123

DAFTAR ISI - KARAKTERISASI RESERVOAR BATUPASIR BERDASARKAN DEKOMPOSISI SPEKTRAL, INVERSI SEISMIK MODEL BASED DAN MULTIATRIBUT NEURAL NETWORKS PADA LAPANGAN “EZ”, FORMASI UPPER TALANGAKAR (UTAF), CEKUNGAN SUMATERA SELATAN - Eprints UPN "Veteran" Yogyakarta

0 0 10