3.3.2  Metode Pengolahan Data
Dalam pelaksanaan pengolahan data yang diperoleh dilakukan dengan cara: a.
Editing,  yaitu  data  yang  telah  diperoleh  diperiksa  apakah  data  tersebut telah benar dan untuk data yang benar dapat diambil, sedangkan data yang
kuranglengkap  harus  dilengkapi  untuk  menghindari  dari  kesalahan  data yang telah dikumpulkan.
b. Interpretasi,  yaitu  menghubungkan,  membandingkan,  dan  menguraikan
data  serta  mendeskripsikan  data  dalam  bentuk  uraian,  untuk  kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan.
c. Sistematisasi,  yaitu  melakukan  penyusunan  data  secara  sistematis  sesuai
dengan pokok-pokok batasan, sehingga memudahkan analisis data.
3.4  Analisis Data
Data  yang  diperoleh  kedalam  bentukyang  lebih  mudah  dibaca  dan  lebih  mudah dimengerti.  Setelah  tahap  pengolahan  dan  dilakukan,  maka  tahap  selanjutnya
adalah  menganalisis  data  tersebut.  Berdasarkan  data  yang  telah  diperoleh  secara sistematis,  kemudian  dianalisis  secara  deskriptif  kualitatif  yaitu  analisis  yang
diwujudkan  dengan  caramenguraikan  dalam  bentuk  kalimat  berdasarkan keterangan  dari  pihak-pihak  yang  berhubungan  langsung  dengan  penelitian  ini.
Hasil  analisis  ini  kemudian  diinterpretasikan  guna  memberikan  tata  cara pembangunan  perumahansesuai  dengan  karakteristik  lokasi  peruntukan  lahan
terhadap permasalahan yang diajukan.
BAB V PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Berdasarkan  uraian  pembahasan  pada  bab-bab  terdahulu,  maka  dapat  diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tugas  BKPRD  Kota  Bandar  Lampung  adalah  menerbitkan  surat
rekomendasi  pembangunan  perumahan  dan  permukiman  berdasarkan rekomendasi Dinas Instansi terkait dalam rangka penerbitan perizinan oleh
BPMP.  Pembangunan  perumahan  dan  permukiman  di  Kota  Bandar Lampung  berdasarkan  aspek  geografis  dan  lingkungan  Dinas  Tata  Kota
menerbitkan  surat  rekomendasi  seperti:  1  fisik  dasar:  topografi  tidak berada di wilayah resapan air atau konservasi dan kondisi tanah bebas dari
banjir mempunyai kemiringan lahan relatif datar 0 - 15 sehingga dapat dibuat drainase  yang baik;  2 fisik  geografis:  lokasi geografis aman dari
bencana  geologi;  3  prasarana  dan  sarana:  jalan  dan  utilitas  umum;  dan 4 lingkungan: bebas dari pencemaran air, udara, suara dan akan tetapi,
adapembangunan  yang  sudahmembangun  perumahan  setengahnya  50 baru  mengajukan  izin  di  wilayah  resapan  air  tidak  mendukung  aspek
geografis  dan  lingkungan,  yaitu  perumahan  Nusantara  Permai  oleh  PT. Arya  Mandala  Dwipa  dan  dalam  rapat  BKPRD  tidak  mungkin
membongkar  bangunan  tersebut.  Pada  saat  curah  hujan  tinggi  sering
berdampak  banjir  pada  perumahan  Nusantara  Permai.  Dalam  hal  ini BKPRD  mengabaikan  peraturan  perundang-undangan  dan  ketentuan
pembangunan  perumahan  yang  berlaku  hanya  mengacu  pada  lokasi Rencana Tata Ruang Wilayah.
2. Faktor-faktor  yang  menghambat  untuk  pembangunan  perumahan  dan
permukiman  di  kota  Bandar  Lampung  adalah  ketersedian  lahan  terbatas yang  sesuai  persyaratan  teknis  dan  administratif,  rendahnya  kemampuan
sosial ekonomi manusia dan pemahaman tentang segala hal yang berkaitan dengan  pengadaan  dan  teknologi  pembangunan  perumahan  terutama
perizinan resmi, serta keterbatasan kemampuan Pemerintah Daerah.
5.2  Saran
Berdasarkan  kesimpulan  yang  dikemukakan,  ada  beberapa  hal  kiranya  dapat menjadi  saran  Badan  Koordinasi  Penataan  Ruang  Daerah  Kota  Bandar  lampung
dalam penerbitan surat rekomendasi pembangunan perumahan dan permukiman: 1.
Sebaiknya  Badan  Koordinasi  Penataan  Ruang  Daerah  BKPRD  dalam menerbitkan  rekomendasi  perizinan  tidak  hanya  mengacu  pada  RTRW
tetapi harus memperhatikan peraturan perundang-undangan dan ketentuan pembangunan  perumahan  yang  berlaku,  seperti  kondisi  aspek  geografis
untuk tempat tinggal yang layak, aman, dan sehat.
2.
Sebaiknya  pengawasan  pembangunan  perumahan  harus  lebih  diperketat pemeriksaannya agar proses pembangunan  sesuai site plan yang disahkan
Walikota  dan  tidak  terjadi  pelanggaran  atau  hal  yang  tidak  diinginkan dikemudian hari bagi lingkungan sekitar dan pengguna bangunan tersebut,
melihat sikap pegawai atau Pemerintah yang acuh tak acuh.