kaki tengah terdapat garis putih memanjang sedangkan pada Aedes albopictus tanpa garis putih memanjang hal tersebut dapat dilihat pada
Gambar 8. Dengan memahami klasifikasi dan morfologi Aedes aegypti dan Aedes albopictus sangat berperan dalam melakukan upaya
pengendalian vektor DBD karena Aedes aegypti dan Aedes albopictus mempunyai habitat yang berbeda Rahayu, 2013.
Gambar 7. Perbedaan mesepimeron a Aedes aegypti dan b Aedes
albopictus perbesaran 100x Rahayu, 2013
Gambar 8. Perbedaan kaki a Aedes aegypti dan b Aedes albopictus
perbesaran 100x Rahayu, 2013
2.3 Bunga Krisan Chrysanthemum morifolium
Tanaman di dunia kaya akan kandungan fitokimia. Kandungan yang dapat
digunakan sebagai insektisida dan larvasida sintetik sebagai pengendalian nyamuk. Efikasi dari fitokimia sebagai larvasida nyamuk menurut
kandungan kimia alaminya dan berpotensi sebagai larvasida alami antara lain adalah golongan alkali, aromatik sederhana, lakton, esensial oil, terpen,
alkaloid, steroid dan salah satunya golongan isoflavonoid Ghosh et al., 2012.
b b
a a
Krisan merupakan salah satu jenis tanaman hias bunga yang sangat populer
dan memiliki nilai ekonomi yang relatif tinggi di Indonesia serta mempungai prospek pemasaran yang cerah. Selain menghasilkan bunga
potong dan tanaman hias pot yang dimanfaatkan untuk memperindah ruangan dan menyegarkan suasana, beberapa varietas krisan juga ada yang
berkasiat sebagai obat antara lain untuk mengobati sakit batuk, nyeri perut dan sakit kepala akibat peradangan rongga sinus sinusitis dan sesak napas.
Selain sebagai tanaman hias dan menyembuhkan sesak napas tanaman krisan varietas piretrum mengandung bahan aktif piretrin, cinerin dan
jasmolin pada bunganya dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan serangga rumah, lalat, hama gudang, hama sayuran dan buah-buahan serta hama
tanaman kehutanan Widiastuti, 2013. Varietas krisan terdiri dari dua tipe utama yaitu tipe standard single dan
tipe bercabang banyak spray. Krisan tumbuh dengan baik pada wilayah dataran medium sampai dataran tinggi dengan kisaran ketinggian tempat
700-1200 m BPTP Yogyakarta, 2006
Gambar 9. Krisan a tipe standard dan b tipe spray
BPTP Yogyakarta, 2006
a b
Bunga krisan merupakan bunga majemuk. Didalam satu bonggol bunga terdapat bunga cakram yang berbentuk tabung dan bunga tepi yang berbentuk
pita. Bunga tabung dapat berkembang dengan warna yang sama atau berbeda dengan bunga pita. Pada bunga pita terdapat bunga betina pistil, sedangkan
bunga tabung terdiri atas bunga jantan dan bunga betina biseksual dan biasanya fertil. Bentuk dan warna bunga krisan yang beranekaragam
memungkinkan banyak pilihan bagi konsumen. Tingkatan taksonomi dari bunga krisan sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi: Angiospermae Kelas
: Dicotyledonae Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Chrysanthemum
Spesies : Chrysanthemum morifolium Wijaya, 2012
Gambar 10. Bunga krisan Crhysanthemum morifolium
http:www.finegardening.com
Bunga krisan memiliki kandungan senyawa alami yang potensial seperti flavonoid, triterpenoid dan caffeoylquinic acid derivatives yang telah
diisolasi pada beberapa penelitian sebelumnya. Senyawa-senyawa menunjukkan efek farmakologi yang sangat luas, diantaranya sebagai
penghambat dari aktivitas enzim HIV-1 integrase dan aldose reduktase dan sebagai antioksidan, anti-radang, anti-mutagenik dan anti-aktivitas alergi
Xie et al., 2009. Pada penelitian oleh Sun et al., 2010, dilakukan identifikasi senyawa
flavonoid dan senyawa volatil dari bunga Chrysanthemum morifolium. Pada penelitian ini terdapat delapan senyawa flavonoid dan 58 senyawa volatil
yang teridentifikasi. Diantaranya 4 senyawa flavonoid glukosida, yaitu vitexin-2-O-rhamnosida, quercetin-3-galaktosida, luteolin-7-glukosida dan
quercetin-3-glukosida. kaempherol, myricetin dan quercetin termasuk kedalam salah satu kelompok flavonoid yaitu flavonol Wijaya, 2012.
Kandungan senyawa flavonoid seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan flavonoid pada ekstrak etanol bunga krisan C.
MorifoliumWijaya, 2012.
Senyawa Kadar mggr
Querectin-3-galactoside 2.46 + 0.02
Luteolin-7-glucoside 50.59 + 0.94
Quercetin-3-glucoside 1.33 + 0.09
Quercitrin 21.38 + 0.80
Myricetin 2.13 + 0.08
Luteolin 5.22 + 0.48
Apigenin 0.70 + 0.10
Kaemferol 0.14 + 0.02
Vitexin-2-O-rhanoside 0.10 + 0.01
Total 83.95 + 2.77
2.4 Kandungan Senyawa Kimia Bunga Krisan Chrysanthemum