Proses Pengolahan Air Prasedimentasi Koagulasi dan flokulasi Sedimentasi

kekeruhan dan bakteri coliform yang diperkenankan dalam batas-batas aman.

2.3 Proses Pengolahan Air

Air baku belum tentu memenuhi standar, maka sering kali dilakukan pengolahan air untuk memenuhi standar air bersih. Tergantung kualitas air bakunya, pengolahan air bersih dapat sangat sederhana sampai sangat kompleks. Apabila air bakunya baik, maka mungkin tidak diperlukan pengolahan sama sekali. Apabila hanya ada kontaminasi kuman, maka desinfeksi saja sudah cukup. Dan apabila air baku semakin jelek kualitasnya, maka pengolahan harus lengkap, yaitu melalui proses prasedimentasi, koagulasi dan flokulasi, sedimentasi, filtrasi, ion exchange dan desinfeksi Tim Penyusun, 2014.

a. Prasedimentasi

Pengendapan memanfaatkan gravitasi bumi dan tanpa pembubuhan zat kimia. Unit ini dibutuhkan bila turbidity air tinggi, besar dari 7 NTU.

b. Koagulasi dan flokulasi

Aliran air yang telah melewati unit prasedimentasi selanjutnya akan dibubuhi zat kimia Aluminium sulfat Al 2 SO 4 3 . Pada unit ini terjadi satuan proses. Fungsi kimiawi tersebut untuk menjadikan partikel koloid bermuatan. Kondisi aliran pada koagulasi biasanya turbulen, sedangkan pada flokulasi terjadi aliran laminer.

c. Sedimentasi

Sedimentasi merupakan proses pengendapan partikel-partikel zat padat dalam suatu cairan sebagai akibat gaya gravitasi baik individu atau bersama-sama sehingga menghasilkan cairan yang lebih jernih dan suspensi yang lebih kental. Flok yang terbentuk pada proses flokulasi diharapkan akan mengendap akibat gaya beratnya sendiri pada unit sedimentasi ini. Sehingga bila terjadi pengendapan lebih dahulu pada unit sebelumnya atau sesudah unit ini maka perlu dipertanyakan perencanaan proses flokulasi dan sedimentasinya. Klasifikasi sedimentasi didasarkan pada konsentrasi partikel dan kemampuan partikel untuk berinteraksi. Klasifikasi ini dapat dibagi kedalam empat tipe, yaitu: 1. Settling tipe I: pengendapan partikel diskrit, partikel mengendap secara individual dan tidak ada interaksi antar-partikel. 7 2. Settling tipe II: pengendapan partikel flokulen, terjadi interaksi antar- partikel sehingga ukuran meningkat dan kecepatan pengendapan bertambah. 3. Settling tipe III: pengendapan pada lumpur biologis, dimana gaya antar partikel saling menahan partikel lainnya untuk mengendap. 4. Settling tipe IV: terjadi pemampatan partikel yang telah mengendap yang terjadi karena berat partikel.

d. Filtrasi