Total Organic Karbon TOC Kasus-Kasus Air Minum Isi Ulang

komplek menjadi senyawa yang sederhana. Penggunaan ozon lebih banyak diterima oleh konsumen karena tidak meninggalkan bau dan rasa. Desinfeksi dengan siste m ozonisasi, kualitas air dapat bertahan selama kurang lebih satu bulan dan masih aman dikonsumsi, sedangkan yang tidak menggunakan ozonisasi, kualitas air hanya dapat bertahan beberapa hari saja sehingga air sudah tidak layak dikonsumsi. Karena tanpa ozonisasi, pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat Sembiring, 2008.

F. Total Organic Karbon TOC

Selain karbon anorganik yang terdapat dalam komponen penyusun alkalinitas, karbon di perairan juga terdapat dalam bentuk karbon organik yang berasal dari tumbuhan atau biota akuatik, baik yang hidup atau mati dan menjadi detritus maupun karbon yang terdapat pada bahan organik yang berasal dari limbah industri dan domestik. Penjumlahan karbon organik total dan karbon anorganik total karbonat, bikarbonat, dan asam karbonat merupakan nilai karbon total TC. Total organik karbon TOC adalah jumlah karbon yang terikat dalam suatu senyawa organik dan sering digunakan sebagai indikator tidak spesifik dari kualitas air Karbon organik total atau Total Organic Carbon TOC terdiri atas bahan organik terlarut atau DOC Dissolved Organic Carbon dan partikulat atau POC particulate Organic Carbon dengan perbandingan 10 : 1. Bahan organik yang tercakup dalam TOC misalnya asam amino dan karbohidrat Jeffries dan Mills, 1996. DOC dan POC dapat diukur secara terpisah dengan menyaring air sampel menggunakan filter berdiameter 0,7 μ m, sedangkan pengukuran TOC tidak memerlukan penyaringan. TOC juga dapat menggambarkan tingkat pencemaran, terutama apabila nilai TOC antara bagian hulu dan bagian hilir dari tempat pembuangan suatu limbah dapat dibandingkan. Pada penentuan nilai TOC, bahan organik dioksidasi menjadi karbondioksida yang diukur dengan non-dispersive infrared analyzer. Pengukuran TOC juga dapat dilakukan dengan menggunakan flame ionization detector. Pada perairan alami yang relative jernih, nilai DOC biasanya lebih besar daripada POC. Pada saat sungai mengalami banjir, nilai POC akan lebih besar daripada DOC. Pada perairan alami, nilai TOC biasanya berkisar antara 1 – 30 mgliter McNeely et. al., 1979, sedangkan pada air tanah nilai TOC biasanya lebih kecil, yaitu ± 2mgliter. Nilai TOC perairan yang telah menerima limbah, baik domestik maupun industri, atau perairan pada daerah berawa-rawa swamp dapat lebih dari 10 -100 mgliter.

G. Kasus-Kasus Air Minum Isi Ulang

Hasil penelitian YLKI menunjukkan, banyak depot air minum isi ulang AMIU yang tidak memenuhi standar kelayakan sarana. Hal ini dapat berdampak pada kualitas air yang dijual. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI melakukan penelitian dengan mengambil sampel 20 depot air minum isi ulang AMIU di 5 wilayah Jakarta. Hasilnya, sejumlah depot kedapatan tidak memenuhi standar pengisian air ulang. Dari 20 depot yang disurvei, hanya 3 depot yang memenuhi standar. Padahal, menurut data YLKI ada sekitar 3.500 depot air minum isi ulang yang tersebar di berbagai wilayah di Jakarta, namun diperkirakan banyak yang tidak memiliki surat layak kesehatan dari kantor dinas kesehatan setempat. Kenyataan ini didasarkan hasil studi kasus YLKI terhadap 20 depot air minum isi ulang di berbagai wilayah Jakarta, pada 2012 lalu. Selain meneliti kandungan airnya, tim peneliti YLKI juga langsung melakukan survei terhadap sarana dan prasarana depot-depot tersebut Korankota, 2012. Sebanyak 292 dari total 426 depot air minum isi ulang di Kota Cilegon dinyatakan ilegal atau tidak mengantongi izin operasi. Karena itu, Dinas Kesehatan Dinkes Kota Cilegon meminta kepada para pengusaha depot air minum isi ulang untuk segera mengurus izin operasi. Dinkes Kota Cilegon menemukan sebanyak 292 depot air minum isi ulang yang tidak mengantongi. Oleh karena itu, Dinkes Kota Cilegon akan secepatnya turun langsung bersama tim. Kalau hal ini dibiarkan masyarakat akan meminum air yang tidak terbukti kebersihannya. Berdasarkan hasil pendataan pada tahun 2013 ini, hanya 134 depot air minum isi ulang yang berada di Kota Cilegon yang mendapatkan izin operasi. Untuk mengeluarkan izin operasi depot air minum isi ulang, harus menempuh prosedur pemeriksaan laboratorium sampel air minum isi ulang sebanyak tiga kali. Jika dalam pemeriksaan tiga kali itu ditemukan bakteri atau selang kotorberkarat, maka kami tidak akan memberikan izin operasi Jurnalsm, 2013. Dalam penelitian Kajian Mutu Air Minum Pada Depot Air Minum di Wilayah Jakarta hasil yang didapatkan yaitu hasil pengamatan air minum isi ulang pada dam wilayah DKI Jakarta memiliki escherichia coli 20 dan bakteri coliform 80 yang tidak memenuhi persyaratan maksimum kualitas air minum yaitu 0 jumlah100 ml. Dengan memperhatikan responden sebagai pengusahapemasok air minum isi ulang pada depo air minum di wilayah DKI Jakarta yang mempunyai pendidikan yang bervariasi dari perguruan tinggi hingga sekolah dasar SD serta berbeda lama waktu oprasi depot air minum dari 1 bulan sampai 36 bulan bahwa dikaji mutu air minum isi ulang di wilayah DKI Jakarta escerichia coli dan coliform. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemeliharan sarana produksi peralatan, tidak melakukan tindakan sanitasi dan higienis secara teratur dan berkala, serta kurangnya pengetahuan karyawan terhadap masalah sanitasi dan higienitas. Selain itu pemakaian desifektan dengan cara penyinaran UV tidak memenuhi standar persyaratan Yuniarti, 2008 Hasil penelitian di Medan tentang depot air minum menjelaskan bahwa Kualitas fisik dan kimia pada sumber air baku, air dari mobil tangki, air dari mesin pengolahan kran dan air dari galon memenuhi persyaratan kualitas air minum sesuai dengan Kepmenkes RI No. 907MenkesSKVII2002, namun kualitas mikrobiologi sumber air baku, air dari mobil tanki semua depot AMIU telah tercemar bakteri. Pada sampel air dari galon ditemukan 5 16,6 depot AMIU tercemar bakteri. Hanya air dari mesin pengolahan kran saja yang memiliki kualitas mikrobiologi masih memenuhi persyaratan kualitas air minum. Tidak ada perbedaan yang signifikan kualitas air minum dengan parameter fisik, kimia maupun mikrobiologi pada semua depot air minum di Kota Medan berdasarkan sumber air baku. Dan Penerapan higiene sanitasi depot AMIU di Kota Medan berdasarkan format pemeriksaan fisik pedoman pelaksanaan penyelenggaraan higiene sanitasi depot menunjukkan hasil bahwa dari 30 depot yang diteliti ada sejumlah 6 20 depot belum menerapkan pedoman pelaksanaan penyelenggaraan higiene sanitasi depot sesuai dengan pedoman pelaksanaan penyelenggaraan higiene sanitasi depot air minum Depkes RI Indirawati, 2009. III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian