Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara GC-MS

MINYAK ATSIRI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)
KARAKTERISASI SIMPLISIA, ISOLASI, DAN ANALISIS KOMPONEN
MINYAK ATSIRI SECARA GC-MS

SKRIPSI

OLEH:
HERBERT REGIANTO R
071524028

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

MINYAK ATSIRI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)
KARAKTERISASI SIMPLISIA, ISOLASI, DAN ANALISIS KOMPONEN
MINYAK ATSIRI SECARA GC-MS


SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai
gelar sarjana farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara

OLEH:
HERBERT REGIANTO R
071524028

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

PENGESAHAN SKRIPSI
MINYAK ATSIRI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)

KARAKTERISASI SIMPLISIA, ISOLASI, DAN ANALISIS KOMPONEN
MINYAK ATSIRI SECARA GC-MS

OLEH:
HERBERT REGIANTO R
071524028
Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Pada Tanggal:
Agustus 2009

Pembimbing I,

Panitia Penguji,

(Drs. Panal Sitorus, M.Si, Apt.)
NIP 195310301980031002

(Dr. M. Pandapotan Nasution, MPS., Apt)
NIP 130535838


Pembimbing II,
(Drs. Panal Sitorus, M.Si, Apt.)
NIP 195310301980031002
(Drs. Syahrial Yoenoes, S.U, Apt.)
NIP 195112061983031001
(Dra. Misra Gafar, MS., Apt.)
NIP 131569407

(Dra. Saleha Salbi. M.Si., Apt.)
NIP 130817963

Medan,

Agustus 2009

Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,


(Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt.)
NIP 195311281983031002
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur dan Hormat kepada Allah Bapa di dalam nama Tuhan
Yesus Kristus atas limpahan kasih serta AnugerahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini dan penyusunan skripsi ini.
Ucapan terimakasih yang tulus penulis ycapkan kepada Ayahanda A. Raja
Guk-Guk dan Ibunda N. Matondang serta adikku Lilis dan Erwan yang telah
memberikan dukungan selama penelitian hingga penulisan skripsi ini.
Melalui tulisan ini ucapan terimaksaih yang tulus dan ikhlas atas
bimbingan, petunjuk, pemberiaan fasilitas serta saran dan bantuan lainnya,
sebelum dan selama penelitian juga disampaikan kepada:
1. Bapak Drs. Panal Sitorus, M.Si., Apt dan Drs. Syahrial Yoenoes, SU., Apt
selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dengan penuh
kesabaran selama penelitian hingga selesainya skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Sumadiohadisahputra, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara yang telah mensyahkan dan memberikan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Dr. M. Pandapotan Nasution, MPS., Apt., Ibu Dra. Misra Gafar,
MS., Apt., Ibu Saleha Salbi, M.Si., Apt., selaku penguji yang telah
menguji dan memnerikan masukan kepada penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Bapak Drs. Muchlisyam, M.Si., Apt. dan Bapak Drs. Immanuel Meliala,
M.Si., Apt. selaku dosen wali yang selama ini telah banyak membina dan
membimbing penulis selama masa pendidikan.

Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

5. Asisiten Laboratorium Farmakognosi (Ernita, Merry dan Sandra) yang
banyak memberikan dorongan dan bantuan selama penelitian.
6. Teman – teman penulis khususnya KTB Salvation & Daniel Jr, Adik
Kelompok Yesua Hamasia I/II, Persekutuan KO Gloria, Bang Erik, Oche,
Winardi, Ricardo, Tiur, Kak Butet, Kak Yetty, Ulfa, Silmi, Kistia, Reny,
Puji, Ferna, Rinces, Gina, Trisna, anak kost Tarigan 12 (Endi dan Yoa),
panitia dan perangkat acara retreat UKM KMK USU UP FMIPA 2009,

yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan penelitian dan
penulisan skripsi ini.
7. Semua mahasiswa/wi farmasi khususnya farmasi ekstensi 2007 yang tidak
disebutkan satu persatu, terimakasih untuk semangat dan doanya.
Semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan yang berarti bagi ilmu
pengetahuan khususnya pada ilmu farmasi. Penulis mengharapakan kritik dan
saran demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan,

Agustus 2009

Penulis

(Herbert Regianto R)

Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.)

Karakterisasi Simplisia, Isolasi dan Analisis Komponen Minyak Atsiri
Secara GC-MS
Abstrak
Kencur adalah salah satu tanaman obat tradisional yang mengandung
minyak atsiri. Kencur dapat digunakan sebagai obat tradisonal, bumbu masak dan
lain-lain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakter simplisia, isolasi dan
analisis komponen minyak atsiri dari rimpang kencur dari petani di Langkat dan
yang dibeli dari Pasar. Metode yang digunakan untuk mengisolasi minyak atsiri
dari simplisia rimpang kencur dengan menggunakan metode destilasi uap (steam
distillation).
Komponen minyak astsiri dari simplisia rimpang kencur di analisis secara
GC-MS. Komponen terbesar dari minyak atsiri yang diperoleh dari simplisia
rimpang kencur dari petani di Langkat adalah Etil sinamat 27,21%, pentadekan
21,45%, 2-Propenoic acid 3-(4-methoxyphenyl)-, ethyl ester 20,40%, delta 3Karen 4,25%,

-Pinen 3,51%, dinopol NOP 3,35%, sinamil asetat 3,04%.

Komponen terbesar minyak atsiri yang diperoleh dari simplisia rimpang kencur
yang dibeli dari pasar adalah Etil sinamat 43,47%, 2-Propenoic acid, 3-(4methoxyphenyl)-, ethyl ester 31,36%, pentadekan 5,35%, borneol 3,75%, delta 3Karen 2,86%, -Pinen 2,47%, dan kamfen 2,22%.
Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia rimpang kencur (Galanga

rhizoma) dari petani di Langkat diperoleh kadar abu 5,6%, kadar abu yang tidak
larut dalam asam 1,33%, kadar sari yang larut dalam air 17,46%, kadar sari yang
larut dalam etanol 6,66% dan kadar air 7,95%. Hasil penetapan kadar minyak
atsiri dengan alat Stahl diperoleh kadar minyak atsiri 3,04%. Hasil penetapan
indeks bias adalah 1,456 dan hasil penetapan bobot jenis adalah 0,9012.
Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia rimpang kencur yang dibeli dari
pasar diperoleh kadar abu 3,95%, kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,49%,
kadar sari yang larut dalam air 19,73%, kadar sari yang larut dalam etanol 5,62%
dan kadar air 6,32%. Hasil penetapan kadar minyak atsiri dengan alat Stahl
diperoleh kadar minyak atsiri 2,79%. Hasil penetapan indeks bias adalah 1,456
dan hasil penetapan bobot jenis adalah 0,9012.
Kata kunci: minyak atsiri, kencur, GC-MS
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

The Volatile Oil of Greater galingale Rhizome (Kaempferia galangal L.)
The Characteristic Simplicia, Isolation And Analyses
The Component of Volatile Oil By GC-MS
Abstract
Greater galingale is one of the medicine plant which contain volatile oil.

Greater galingale can be used as a traditional drug, spice ingredient and the
others. The purpose of this research to know the characteristic simplicia,
isolation, and analyses the component of volatile oil from rhizome simplicia of
greater galingale from farmer in Langkat and which bought from the market. The
method which used for isolation volatile oil from greater galingale simplicia is
using by steam distillation.
The component volatile oils of rhizomes simplicia were analysed by GCMS. The major constituent of rhizome oil from farmer in Langkat was Ethyl
cinnamate 27,21%, pentadecane 21,45%, 2-Propenoic acid 3-(4-methoxyphenyl), ethyl ester 20,40%, delta 3-Caren 4,25%, -Pinen 3,51%, dinopol NOP 3,35%,
cinnamyl acetate 3,04%. The major constituent of rhizome oil which bought from
the

market

was

Ethyl

cinnamate

43,47%,


2-Propenoic

acid,

3-(4-

methoxyphenyl)-, ethyl ester 31,36%, pentadecane 5,35%, borneol 3,75%, delta
3-Caren 2,86%, -Pinen 2,47%, dan camphene 2,22%.
The examination of rhizomes simplicia

from farmer in Langkat area

characteristics were obtained the total ash value 5,6%, acid insoluble ash value
1,33%, the water soluble extract value 17,46%, the ethanol soluble extract value
6,66%, and the water value 7,95%. The volatile oil content was 3,04%v/b. The
refractive index 1,456 and specific grafity 0,9012.
The examination of rhizomes simplicia which bought from the market
characteristics were obtained the total ash value 3,95%, acid insoluble ash value
0,49%, the water soluble extract value 19,73%, the ethanol soluble extract value

5,62% and the water value 6,32%. The volatile oil content was 2,79%v/b. The
refractive index 1,456 and specific grafity 0,9012.
Key words: volatile oil, greater galingale, GC-MS

Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL .................................................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................

ii

KATA PENGANTAR .........................................................................

iv

ABSTRAK ...........................................................................................

vi

ABSTRACT .........................................................................................

vii

DAFTAR ISI ........................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................

xii

DAFTAR TABEL ................................................................................

xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................

xiv

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................

1

1.1 Latar Belakang ...................................................................

1

1.2 Perumusan masalah ............................................................

3

1.3 Hipotesis.............................................................................

3

1.4 Tujuan penelitian ................................................................

4

1.5 Manfaat penelitian ..............................................................

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................

5

2.1 Uraian Tumbuhan...............................................................

5

2.1.1 Habitat Tumbuhan .....................................................

5

2.1.2 Sistematika Tumbuhan ..............................................

6

2.1.3 Nama Daerah ............................................................

6

2.1.4 Morfologi Tumbuhan ................................................

6

Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

2.1.5 Kandungan Kimia .....................................................

7

2.1.6 Penggunaan Tumbuhan .............................................

7

2.2 Minyak Atsiri .....................................................................

7

2.2.1 Keberadaan Minyak Atsiri dalam Tumbuhan .............

8

2.2.1 Komposisi Minyak Atsiri ..........................................

8

2.3 Sifat Fisikokimia Minyak Atsiri .........................................

9

2.3.1 Sifat Fisika Minyak Atsiri .........................................

9

2.3.2 Sifat Kimia Minyak Atsiri .........................................

11

2.4 Cara Isolasi Minyak Atsiri ..................................................

12

2.4.1 Metode Penyulingan ..................................................

12

2.4.2 Metode Pengepresan .................................................

13

2.4.3 Ekstraksi dengan Pelarut Menguap ............................

13

2.4.4 Ekstraksi dengan Lemak Padat ..................................

14

2.5 Analisis Komponen Minyak Atsiri dengan GC-MS ............

14

2.5.1 Kromatografi Gas......................................................

15

2.5.1.1 Gas Pembawa ...............................................

15

2.5.1.2 Sistem Injeksi ...............................................

16

2.5.1.3 Kolom...........................................................

16

2.5.1.4 Fase Diam .....................................................

17

2.5.1.5 Suhu .............................................................

17

2.5.1.6 Detektor ........................................................

18

2.5.2 Spektrometer Massa ..................................................

18

2.5.3 Spektrofotometer Inframerah ....................................

20

Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................

22

3.1 Alat-alat .............................................................................

22

3.2 Bahan-bahan .......................................................................

22

3.3 Penyiapan Sampel...............................................................

22

3.3.1 Pengambilan sampel ..................................................

23

3.3.2 Identifikasi tumbuhan ................................................

23

3.3.3 Pengolahan sampel ....................................................

23

3.4 Pemeriksaan karakteristik simplisia ....................................

23

3.4.1 Pemeriksaan makroskopik .........................................

23

3.4.2 Pemeriksaan mikroskopik ..........................................

23

3.4.3 Penetapan kadar air ...................................................

24

3.4.4 Penetapan kadar sari larut dalam air...........................

24

3.4.5 Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol .............

25

3.4.6 Penetapan kadar abu total ..........................................

25

3.4.7 Penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam......

26

3.4.8 Penetapan kadar minyak atsiri ...................................

26

3.5 Isolasi minyak atsiri............................................................

26

3.6 Identifikasi minyak atsiri ....................................................

27

3.6.1 Penetapan parameter fisika ........................................

27

3.6.1.1 Penentuan indeks bias ....................................

27

3.6.1.2 Penentuan bobot jenis ....................................

27

3.6.2 Analisis komponen minyak atsiri ...............................

28

Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................

29

4.1 Identifikasi tumbuhan ........................................................

29

4.2 Karakterisasi simplisia ......................................................

29

4.2.1 Hasil Pemeriksaan Makroskopik .............................

32

4.2.2 Hasil Pemeriksaan Mikroskopik ..............................

33

4.3 Identifikasi minyak atsiri ...................................................

33

4.4 Analisis dengan GC-MS ....................................................

35

4.4.1 Analisis Minyak Atsiri dari Simplisia Rimpang Kencur
dari petani di Langkat..............................................

35

4.4.2 Analisis Minyak Atsiri dari Simplisia Rimpang Kencur
dari Pasar .................................................................

46

4.5 Analisis dengan Spektrofotometer IR ................................

57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................

59

5.1 Kesimpulan .......................................................................

59

5.2 Saran .................................................................................

60

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................

61

LAMPIRAN .........................................................................................

63

Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1.

Hasil Identifikasi Tumbuhan ................................................... 63

Lampiran 2.

Morfologi Tanaman Kencur dan Rimpang Kencur .................. 64

Lampiran 3.

Irisan Melintang Rimpang Kencur dan Simplisia Rimpang
Kencur .................................................................................... 65

Lampiran 4.

Alat-alat yang dipakai pada Penelitian .................................... 67

Lampiran 5.

Hasil Pemeriksaan Mikroskopik ............................................. 70

Lampiran 6.

Penetapan Kadar Abu Total .................................................... 71

Lampiran 7.

Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut dalam Asam ............. 73

Lampiran 8.

Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam Air............................ 75

Lampiran 9.

Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Etanol .............................. 77

Lampiran 10.

Penetapan Kadar Air .............................................................. 79

Lampiran 11.

Penetapan Kadar Minyak Atsiri .............................................. 81

Lampiran 12.

Penetapan Bobot Jenis Minyak Atsiri...................................... 83

Lampiran 13.

Penetapan Indeks Bias Minyak Atsiri...................................... 86

Lampiran 14.

Flowsheet isolasi minyak atsiri dari smplisia rimpang kencur
dari Langkat dan yang dibeli dari pasar .................................... 87

Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

DAFTAR TABEL

Tabel 1.

Hasil Karakterisasi Simplisia Rimpang Kencur yang diperoleh
dari petani di Langkat dan yang dibeli dari Pasar ......................... 29

Tabel 2.

Waktu Tambat dan Konsentrasi Komponen Minyak Atsiri Hasil
Analisis GC-MS dari Simplisia Rimpang Kencur dari petani di
Langkat ....................................................................................... 36

Tabel 3.

Waktu Tambat dan Konsentrasi Komponen Minyak Atsiri Hasil
Analisis GC-MS dari Simplisia Rimpang Kencur
yang dibeli dari Pasar .................................................................. 47

Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.
Simplisia

Rimpang

Kromatogram GC minyak atsiri hasil destilasi uap dari
Kencur
dari
petani
di
Langkat
35

Gambar 2.

Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 22,208 menit ............ 36

Gambar 3.

Rumus bangun dari senyawa Etil sinamat .................................... 37

Gambar 4.

Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 22,917 menit ............

Gambar 5.

Rumus bangun dari senyawa Pentadekan..................................... 38

Gambar 6.

Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 29,400 menit ............ 39

Gambar 7.

Rumus bangun dari senyawa Etil ester 3,4-methoxy phenil
2-propenoat ………………………………………………. ……. 40

Gambar 8.

Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 8,167 menit .............. 40

Gambar 9.

Rumus bangun dari senyawa Delta 3-Karen ................................ 41

Gambar 10.

Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 7,225 menit .............. 41

Gambar 11.

Rumus bangun dari senyawa Beta Pinen ..................................... 42

Gambar 12.

Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 44,308 menit ............ 43

Gambar 13.

Rumus bangun dari senyawa Dinopol NOP ................................. 43

Gambar 14.

Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 21,533 menit ............ 44

Gambar 15.

Rumus bangun dari senyawa Sinamil asetat ................................... 45

Gambar 16.

Kromatogram GC minyak atsiri hasil destilasi uap dari
Simplisia Rimpang Kencur yang dibeli
dari pasar ……………………………………………………… 46

Gambar 17.

Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 22,208 menit ............ 47

Gambar 18.

Rumus bangun dari senyawa Etil sinamat .................................... 48

Gambar 19.

Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 29,400 menit ............ 48

Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

Gambar 20.

Rumus bangun dari senyawa Etil ester 3,4-methoxy phenil
2-propenoat …………………………………………………….. 49

Gambar 21.

Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 22,883 menit ............ 50

Gambar 22.

Rumus bangun dari senyawa Pentadekan..................................... 50

Gambar 23.

Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 13,250 menit ............ 51

Gambar 24.

Rumus bangun dari senyawa Borneol .......................................... 52

Gambar 25.

Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 8,175 menit .............. 52

Gambar 26.

Rumus bangun dari senyawa Delta 3-Karen ................................ 53

Gambar 27.

Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 7,225 menit .............. 53

Gambar 28.

Rumus bangun dari senyawa Beta Pinen ..................................... 54

Gambar 29.

Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 6,458 menit .............. 55

Gambar 30.

Rumus bangun dari senyawa Kamfen .......................................... 55

Gambar 31. Spektrum Minyak Atsiri dari Simplisia Rimpang Kencur
dari petani di Langkat .................................................................. 57
Gambar 32. Spektrum Minyak Atsiri dari Simplisia Rimpang Kencur
yang dibeli dari pasar .................................................................. 57

Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kencur (Kaempferia galanga L.) termasuk suku tumbuhan Zingiberaceae
dan digolongkan sebagai salah satu jenis temu – temuan yang mempunyai daging
buah paling lunak dan tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang tumbuh
subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur
(Armando, 2009). Bagian tanaman yang sering digunakan adalah rimpangnya
yang mempunyai aroma yang sangat khas dan lembut sehingga mudah
membedakannya dengan jenis Zingiberaceae lain. Kencur

banyak digunakan

dalam berbagai ramuan obat tradisional, seperti: obat batuk, disentri, masuk
angin, sakit perut, penambah nafsu makan dan lain-lain. Kandungan kimia dari
rimpang kencur adalah pati, mineral, flavonoida, akaloida dan minyak atsiri.
Minyak atsiri didalam rimpang kencur banyak digunakan dalam industri
kosmetika dan dimanfaatkan sebagai anti jamur ataupun anti bakteri (Anonim,
2009).
Minyak atsiri yang juga disebut minyak eteris merupakan minyak yang
mudah

menguap

dengan komposisi

yang

berbeda-beda

sesuai

sumber

penghasilnya. Minyak atsiri bukan merupakan zat kimia murni, melainkan terdiri
dari berbagai campuran zat yang memiliki sifat fisika dan kimia yang berbedabeda ( Lutony & Rahmayati, 2002). Minyak tersebut mudah menguap pada suhu
kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai
dengan tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak
larut dalam air (Ketaren, 1985).
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

Peranan minyak atsiri dalam kehidupan manusia telah dikenal sejak
beberapa abad yang lalu, yaitu sejak zaman pemerintahan raja Firaun di Mesir.
Jenis minyak yang telah dikenal pada saat itu terbatas pada minyak atsiri tertentu,
terutama yang berasal dari rempah-rempah (Ketaren, 1985).
Dalam tanaman minyak atsiri mempunyai 3 fungsi yaitu membantu proses
penyerbukan, mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan, dan
sebagai cadangan makanan oleh hewan.
Minyak atsiri dapat diproduksi dengan beberapa metode. Namun sebagian
besar minyak atsiri diperoleh dengan metode penyulingan yang dikenal dengan
hidrodestilasi. Cara lain adalah metode ekstraksi yang menggunakan pelarut dan
metode pengempaan (Lutony & Rahmayati, 2002).
Meskipun proses pengambilan minyak atsiri dengan metode penyulingan
merupakan metode tertua, tetapi hingga kini termasuk metode yang sering
digunakan oleh para pengrajin minyak atsiri di Negara berkembang termasuk
Indonesia. (Lutony & Rahmayati, 2002).
Produksi, mutu dan kandungan bahan aktif didalam rimpang kencur
ditentukan oleh varietas, cara budidaya dan lingkungan tempat tumbuhnya

(Muhlisah, 1999 & Anonim, 2009).
Dalam hal ini penulis ingin meneliti salah satu tanaman penghasil minyak
atsiri yaitu kencur (Kaempferia galanga L.) yang layak untuk dikembangkan
karena kandungan atau rendemen minyak atsiri didalamnya cukup banyak.
Pada beberapa literatur metode penyulingan minyak atsiri dari rimpang
kencur dilakukan dengan cara destilasi air (water distillation). Komponen minyak

Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

atsiri yang didapatkan diantarnya adalah etil sinamat, etil p-methoxy sinamat,
pentadekan, carvone, eucalyptol.
Oleh karena itu penulis ingin melakukan cara lain untuk menyuling
minyak atsiri dari kencur. Cara tersebut adalah isolasi minyak atsiri dengan
mempergunakan metode destilasi uap (steam distillation) dan ingin melihat
apakah ada perbedaan komponen minyak atsiri yang ditemukan.
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan untuk
mengembangkan penelitian tentang bahan alam penghasil minyak atsiri di
Indonesia dan dapat memberikan informasi komponen minyak atsiri dari simplisia
rimpang kencur.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan luasnya permasalahan diatas diambil
perumusan masalah yaitu:
1. Apakah karakterisasi simplisia rimpang kencur yang diperoleh dari petani
di Langkat dan yang dibeli dari Pasar memenuhi persyaratan Materia
Medika Indonesia?
2. Apakah ada perbedaan komponen minyak atsiri dari simplisia rimpang
kencur dari petani di Langkat dan yang dibeli dari pasar?
1.3 Hipotesis
1. Simplisia rimpang kencur yang diperoleh dari petani di Langkat dan yang
dibeli dari pasar memenuhi persyaratan karakterisasi yang tercantum
dalam Materia Medika Indonesia.
2. Ada perbedaan komponen minyak atsiri dari simplisia rimpang kencur
dari petani di Langkat dan yang dibeli dari pasar
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui karakter simplisia rimpang kencur yang berasal dari
petani di Langkat dan yang dibeli dari pasar.
2. Untuk mengetahui perbedaan komponen minyak atsiri dari simplisia
rimpang kencur dari petani di Langkat dan yang dibeli dari pasar dengan
cara GC-MS.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan untuk
mengembangkan penelitian tentang bahan alam penghasil minyak atsiri di
Indonesia dan dapat memberikan informasi komponen minyak atsiri dari simplisia
rimpang kencur.

Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan
Uraian tumbuhan meliputi habitat dan daerah tumbuh, sistematika, nama
asing, morfologi tumbuhan, kandungan senyawa senyawa kimia, serta
penggunaan tumbuhan.
2.1.1 Habitat Tumbuh
Kencur bukan tanaman asli Indonesia. Kencur diperkirakan bersal dari
India. Meskipun demikian, kencur sudah menyebar luas, di banyak negara
terutama di benua Asia. Di Indonesia, tanaman kencur dapat tumbuh dengan
subur. Ibu-ibu rumah tangga sering menanamnya di pot atau pekarangan. Petani
sering menanamnya di kebun untuk di jual ke pasar-pasar.
Daerah dataran rendah hingga kawasan pegunungan dapat ditanami
kencur. Lahan terbuka maupun sedikit ternaungi tak menjadi masalah baginya.
Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, subur, dan sedikit berpasir.
Dalam keadaan demikian, pertumbuhan tanaman kencur akan bagus. Meskipun
demikian, kencur cukup toleran terhadap tanah yang tidak terlalu subur. Bahkan
pada musim kemarau panjang kencur masih dapat bertahan hidup, namun tampak
seolah mati suri. Di musim kemarau, semua daunnya mengering, tetapi
sebenarnya rimpang masih dapat bertahan. Saat hujan atau air siraman datang,
maka tunas akan muncul kembali (Muhlisah, 1999).

Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

2.1.2 Sistematika Tumbuhan
Sistematika tumbuhan kencur menurut Depkes (2001) adalah sebagai
berikut:
Divisi

: Spermatophyta

Sub divisi

: Angiospermae

Kelas

: Monocotyledoneae

Bangsa

: Zingiberales

Suku

: Zingiberaceae

Marga

: Kaempferia

Jenis

: Kaempferia galanga L.

2.1.3 Nama Daerah
Nama daerah dari kencur adalah ceuko (Aceh), tekur (Gayo), keciwer
(Batak), kopuk (Mentawai), cokur (Lampung), cikur (Sunda), kencor (Madura),
cekor (Kangean), cekuh (Bali), soku (Bima), cakuru (Makasar), humo poto
(Gorontalo), sahulu (Maluku), Ukap (Irian) (Depkes, 1979).
2.1.4 Morfologi Tumbuhan
Terna yang hampir menutupi tanah, tidak berbatang, rimpang bercabangcabang, berdesak-desakan, akar-akar berbentuk gelendong, kadang-kadang
berumbi, panjang 1 cm sampai 1,5 cm. Setiap tanaman berdaun sebanyak 1
sampai 3 (umumnya 2 ) helai, lebar merata, dan hampir menutupi tanah, daun
berbentuk jorong lebar sampai hampir bundar, pangkal hampir berbentuk jantung,
ujung mendadak lancip, bagian atas tidak berambut, bagian bawah berambut
halus, pinggir bergelombang berwarna merah kecoklatan, bagian tengah berwarna
hijau, pinggir helai daun 7 cm sampai 15 cm, lebar 2 cm sampai 8 cm, tangkai
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

pendek, berukuran 3 mm sampai 10 mm, pelepah terbenam dalam tanah, panjang
1,5 cm samapai 3,5 cm, warna putih. Perbungaan, panjang 4 cm dan mengandung
4 sampai 12 bunga. Kelopak berbentuk tabung, panjang lebih kurang 3 cm,
bergerigi 2 sampai3 buah. Tajuk berwarna putih dengan tabung panjang 2,5 cm
sampai 5 cm, ujung berbelah-belah berbentuk pita, panjang 2,5 cm sampai 3 cm,
lebar 1,5 mm sampai 3 mm (Depkes, 1989).
2.1.5 Kandungan Kimia
Rimpang

tumbuhan

kencur (Kaempferia galanga L.) mengandung

saponin, flavonoida, polifenol, dan minyak atsiri (Depkes, 2001).
Kandungan minyak atsiri dari rimpang tumbuhan kencur terdiri dari
borneol, metal p-coumaric acid, cinnamid ethyl ester, pentadecane, cinnamal
dehyde, dan camphene (Muhlisah, 1999).
2.1.6 Penggunaan Tumbuhan
Rimpang tumbuhan kencur sebagai ekspektoransia, diuretika, karminatif,
stimulansia, penambah nafsu makan, disentri, tonikum, masuk angin, obat asma,
infeksi bakteri, anti jamur (Anonim, 2008).
2.2 Minyak Atsiri
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak
ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, atau minyak essensial. Dalam
keadaan segar murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna, namun pada
penyimpanan yang lam warnanya berubah menjadi lebih gelap. Untuk
mencegahnya, minyak atsiri harus terlindung dari pengaruh cahaya, diisi penuh,
ditutup rapat serta disimpan di tempat yang kering dan gelap (Gunawan &
Mulyani, 2004).
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

2.2.1 Keberadaan Minyak Atsiri dalam Tumbuhan
Minyak atsiri terkandung dalam berbagai organ, seperti di dalam rambut
kelenjar pada suku Labiatae, di dalam sel-sel parenkim pada suku Piperaceae, di
dalam saluran minyak pada suku Umbeliferae, di dalam rongga-rongga skizogen
dan lisigen pada suku Pinaceae, dan terkandung di dalam semua jaringan pada
suku Coniferae (Gunawan & Mulayani, 2004).
Minyak atsiri pada tanaman berfungsi untuk

membantu proses

penyerbukan dengan menarik beberapa jenis serangga atau hewan, mencegah
kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan, sebagai cadangan makanan dalam
tanaman (Ketaren, 1985).
2.2.2 Komposisi Kimia Minyak Atsiri
Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan
kimia yang terbentuk dari unsur Carbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O) serta
beberapa persenyawaan kimia yang mengandung unsur Nitrogen (N) dan
Belerang (S).
Pada umumnya komponen kimia dalam minyak atsiri dibagi menjadi 2
golongan yaitu Hidrokarbon yang terdiri terutama dari persenyawaan terpene dan
Oxigenated hydrocarbon. Pada umumnya sebagian besar minyak atsiri terdiri dari
campuran persenyawaan golongan hidrokarbon dan oxygenated hydrocarbon.
Disamping itu minyak atsiri mengandung resin dan lilin dalam jumlah kecil yang
merupakan komponen tidak dapat menguap (Ketaren, 1985).

Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

a. Golongan Hidrocarbon
Persenyawaan yang termasuk golongan hidrokarbon terbentuk dari unsur
Hidrogen (H), dan Carbon (C). Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam alam dan
minyak atsiri sebagian besar terdiri dari monoterpene (2 unit isoprene),
sesquiterpene (3 unit isoprene), diterpene (4 unit isoprene) dan politerpene, serta
parafin, olefin dan hidrokarbon aromatik.
b. Oxigenated hydrocarbon
Komponen kimia dari golongan persenyawaan ini terbentuk dari unsur
Carbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O). Persenyawaan yang termasuk dalam
golongan ini adalah persenyawaan alcohol, aldehida, keton, ester. Ikatan atom
carbon yang terdapat dalam molekulnya dapat terdiri dari ikatan jenuh dan ikatan
tidak jenuh. Persenyawaan yang mengandung ikatan tidak jenuh umumnya
tersusun dari terpene. Komponen lainnya terdiri dari persenyawaan fenol, asam
organik yang terikat dalam bentuk ester misalnya lakton, coumarin dan turunan
misalnya quinines.
Golongan persenyaan oxygenated hydrocarbon merupakan persenyawaan
yang menyebabkan bau wangi dalam minyak atsiri sedangkan golongan
hidrokarbon berpengaruh kecil terhadap nilai wangi minyak atsiri (Ketaren, 1985)
2.3 Sifat Fisikokimia Minyak Atsiri
2.3.1 Sifat Fisika Minyak Atsiri
Minyak atsiri mempunyai konstituen kimia yang berbeda, tetapi dari segi
fisiknya banyak yang sama. Minyak atsiri yang baru diekstrak (masih segar)
umumnya tidak berwarna kekuning-kuningan. Sifat-sifat fisika minyak atsiri yaitu

Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

bau yang karakteristik, mempunyai indeks bias yang tinggi, bersifat optis aktif,
mempunyai sudut putar yang spesifik.
a. Bobot Jenis
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25oC
terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Penentuan bobot jenis
menggunakan alat piknometer. Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting
dalam menentukan mutu dan kemurnian minyak atsiri (Guenther, 1987).
b. Indeks Bias
Indeks bias merupakan perbandingan kecepatan cahaya di dalam udara
dengan kecepatan cahaya di dalam zat tersebut pada suhu tertentu. Indeks bias
minyak atsiri berhubungan erat dengan komponen-komponen yang tersusun
dalam minyak atsiri yang dihasilkan. Sama halnya dengan berat jenis dimana
komponen penyusun minyak atsiri dapay mempengaruhi nilai indeks biasnya.
Semakin banyak komponen berantai panjang seperti sesquiterpen atau komponen
bergugus oksigen ikut tersuling maka kerapatan medium minyak atsiri akan
bertambah sehingga cahaya akan dating akan lebih sukar untuk dibiaskan. Hal ini
menyebabkan indeks biasnya lebih besar (Armando, 2009).
c. Putaran Optik
Sifat optik minyak atsiri ditentukan dengan menggunkan alat Polarimeter.
Nilainya dinyatakan dengan derajat rotasi. Sebagian besar minyak atsiri memiliki
sifat memutar bidang polarisasi kea rah kanan atau kearah kiri jika ditempatkan
dalam cahaya yang dipolarisasikan. Pengukuran parameter ini sangat menentukan
kriteria kemurnian suatu minyak atsiri (Armando, 2009).

Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

Sifat Kimia Minyak Atsiri
Sifat kimia minyak atsiri ditentukan oleh persenyawaan kimia yang terdapat di
dalamnya, terutama persenyawaan tidak jenuh dan beberapa jenis persenyawaan
lainnya yang teramasuk dalam golongan oxygenated hidrokarbon.
Perubahan sifat kimia minyak atsiri merupakan ciri dari kerusakan minyak
yang

mengakibatkan

penurunan

mutu.

Beberapa

proses

yang

dapat

mengakibatkan perubahan sifat kimia minyak adalah proses oksidasi, hidrolisa,
polimerisasi (resinifikasi) dan penyabunan.
a. Oksidasi
Reaksi oksidasi pada minyak atsiri terutama pada ikatan rangkap dalam
terpene. Peroksida yang bersiafat labil akan berisomerisasi dengan adanya air,
sehingga membentuk senyawa aldehida, asam organik dan keton yang
menyebabkan perubahan bau yang tidaj dikehendaki (Ketaren, 1985).
b. Hidrolisa
Proses hidrolisa terjadi dalam minyak atsiri yang mengandung ester.
Proses hidrolisa ester merupaka pemisahan gugus OR dari gugus asil dalam
molekul ester, sehingga terbentu asam bebas dan alkohol. Ester akan terhidrolisa
secara sempurna dengan adanya air dan asam sebagai katalisator (Ketaren, 1985).
c. Resinifikasi
Beberapa fraksi dalam minyak atsiri dapat membentuk resin, yang
merupakan senyawa polimer. Resin ini dapat terbentuk selama proses pengolahan
(ekstraksi) minyak yang mempergunakan tekanan dan suhu tinggi, serta selama
penyimpanan (Ketaren, 1985).

Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

d. Penyabunan
Minyak atsiri yang mengandung fraksi monoester dan asam-asam organik
dapat bereaksi dengan basa sehingga membentuk sabun (Ketaren, 1985).
2.4 Cara Isolasi Minyak Atsiri
2.4.1 Metode Penyulingan
a. Penyulingan dengan air
Pada metode ini, bahan tanaman akan disuling mengalami kontak
langsung dengan air mendidih. Bahan dapat mengapung di atas air atau terendam
secara sempurna, tergantung pada berat jenis dan jumlah bahan yang akan
disuling. Ciri khas model ini yaitu adanya kontak langsung antara bahan dan air
mendidih. Oleh karena itu, sering disebut penyulingan langsung. Minyak atsiri
dari beberapa jenis bahan seperti bubuk buah badan dan bunga mawar cocok
diproduksi dengan cara ini sebab seluruh bagaian bahan harus tercelup dan dapat
bergerak bebas dalam air mendidih. Jika disuling dengan cara lain, misalnya
mealui penyulingan dengan uap, bahan akan merekat dan membentuk gumpalan
besar yang kompak sehingga uap tidak bias berpenetrasi kedalam bahan (Lutony
& Rahmayati, 2002).
b. Penyulingan dengan Uap
Model ini disebut penyulingan uap atau penyulingan uap tak langsung.
Pada prinsipnya, model ini sama dengan penyulingan langsung. Hanya saja, air
pengahasil uap tidak diisikan bersama-sama dalam ketel penyulingan uap. Uap
yang digunakan berupa uap jenuh yang kelewat panas dengan tekanan lebih dari 1
atmosfer.didalam proses penyulingan dengan uap ini, uap dialirkan melalui pipa
uap berlingkar yang berpori dan berada di bawah bahan tanaman yang akan
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

disuling. Kemudian uap akan bergerak menuju ke bagian atas melalui bahan yang
disimpan di atas saringan (Lutony & Rahmayati, 2002).
c. Penyulingan dengan air dan uap
Pada model penyulingan ini, bahan tanaman yang akan disuling diletakkan
di atas rak-rak atau saringan berlubang. Kemudian ketel penyulingan tidak jauh
dari bagian bawah saringan. Ciri khas model ini yaitu uap selalu dalam keadaan
basah, jenuh, dan tidak terlalu panas. Bahan tanaman yang akan disuling hanya
berhubungan dengan uap dan tidak dengan air panas (Lutony & Rahmayati,
2002).
2.4.2 Metode Pengepresan
Ekstraksi minyak atsiri dengan cara pengepresan umumnya dilakukan
terhadap bahan berupa biji, buah, atau kulit buaha yang dihasilkan dari tanaman
yang memiliki kandungan minyak atsiri yang tinggi. Akibat tekanan pengepresan,
maka sel-sel yang mengandung minyak akan pecah dan minyak akan mengalir ke
permukaan bahan (Ketaren, 1985).
2.4.3 Ekstraksi dengan Pelarut Menguap
Prinsip ekstraksi ini adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan
melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan pelarut organik yang mudah
menguap. Proses ekstraksi biasanya dilakukan dalam suatu ketel yang disebut
ekstraktor. Ekstraksi pelarut organik umumnya digunakan untuk mengekstraksi
minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan dengan uap air, terutama untuk
mengekstrak minyak dari bunga-bungaan. Sebagai pelarut yang biasanya
digunakan petroleum eter, carbon tetra klorida, chloroform dan pelaurut lainnya
yang bertitik didih rendah (Ketaren, 1985).
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

2.4.4 Ekstraksi dengan lemak padat
Proses ekstraksi ini digunakan untuk mengekstraksi minyak bungabungaan, dalam rangka untuk mendapatkan mutu dan rendemen minyak yang
tinggi. Proses ekstraksi ini dibagi atas dua yaitu enfleurasi dan maserasi.
a. Enfleurasi
Pada proses ini, minyak atsiri oleh lemak dilakukan pada suhu rendah
(kedaan dingin) sehingga minyak terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh
panas. Metode ini banyak diterapkan untuk mengekstraksi beberapa jenis minyak
bunga yang masih melanjutkan kegiatan fisiologisnya dan memproduksi minyak
setelah bunga dipetik (Ketaren, 1985).
b. Maserasi
Pada proses ini, absorbsi minyak atsiri oleh lemak dalam keadaan hangat
poses ini digunakan untuk mengekstraksi minyak bunga, yang menghasilkan
rendemen minyak yang rendah jika diekstraksi dengan cara penyulingan atau
dengan cara enfleurasi (Ketaren, 1985).
2.5 Analisis Komponen Minyak Atsiri dengan GC-MS
Analisa komponen minyak atsiri merupakan masalah yang cukup rumit
karena minyak atsiri mengandung campuran senyawa dan sifatnya yang mudah
menguap pada suhu kamar. Setelah ditemukannya kromatografi gas, kendala
dalam analisis komponen minyak atsiri mulai dapat diatasi. Pada penggunaan GC,
efek penguapan dapat dihindari bahkan dihilangkan sama sekali. Perkembangan
teknologi instrumentasi yang pesat akhirnya dapat menghasilkan suatu alat yang
merupakan gabungan dua sistem dengan prinsip dasar yang berbeda satu sama
lain tetapi saling melengkapi, yaitu gabungan antara kromatografi gas dan
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

spektrometer massa. Kromatografi gas berfungsi sebgai alat pemisah berbagai
campuran komponen dalam sampel sedangkan spektrometer massa berfungsi
untuk mendeteksi masing-masing komponen yang telah dipisahkan pada
kromatografi gas (Agusta, 2000).
2.5.1 Kromatografi Gas
Kromatografi gas digunakan untuk memisahkan komponen campuran
kimia dalam suatu bahan, berdasarkan perbedaan polaritas campuran. Fase gerak
akan membawa campuran sampel menuju kolom. Campuran dalam fase gerak
akan berinteraksi dengan fase diam. Setiap komponen yang terdapat dalam
campuran berinteraksi dengan kecepatan yang berbeda dimana interaksi
komponen dengan fase diam dengan waktu yang paling cepat akan keluar pertama
dari kolom dan yang paling lambat akan keluar paling akhir (Eaton, 1989).
Kromatografi gas merupakan metode yang tepat dan cepat untuk
memisahkan campuran yang sangat rumit. Waktu yang dibutuhkan beragam,
mulai dari beberapa detik untuk campuran sederhana sampai berjam-jam untuk
campuran yang mengandung 500-1000 komponen. Komponen campuran dapat
diidentifikasi dengan waktu tambat (waktu retensi) yang khas pada kondisi yang
tepat. Waktu tambat adalah waktu yang menenjukkan berapa lama suatu senyawa
tertahan dalam kolom (Gritter, 1991).
Bagian utama dari kromatografi gas adalah gas pembawa, sistem injeksi,
kolom, fase diam, suhu, dan detektor.
2.5.1.1 Gas Pembawa
Faktor yang menyebabkan suatu senyawa bergerak melalui kolom KG
adalah keatsirian yang merupakan sifat senyawa itu dan aliran gas melalui kolom.
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

Aliran gas dipaparkan dengan dua peubah, aliran yang diukur dalam ml/menit dan
penurunan tekanan antara pangkal dan ujung kolom. Sifat gas yang pasti, biasanya
merupakan hal sekunder ditinjau dari segi pemisahannya, tetapi mungkin ada
pengaruh kecil pad daya pisah. Pemilihan gas pembawa sampai taraf tertentu
bergantung pada detektor yang dipakai: hantar hambang, ionisasi nyala, tangkap
elektron, atau khas terhadap unsur.
Nitrogen, helium, argon, hidrogen, dan karbon dioksida adalah gas yang
paling sering dipakai sebagai gas pembawa karena mereka tidak reaktif serta dapat
dibeli dalam keadaan murni dan kering dalam kemasan tangki bervolume besar
dan bertekanan tinggi. Hal yang menentukan ialah bahwa kita harus memakai gas
paling murni (Gritter, 1991).
2.5.1.2 Sistem Injeksi
Cuplikan dimasukkan kedalam ruang suntik melalui gerbang suntik,
biasanya berupa lubang yang ditutupi dengan septumatau pemisah karet. Ruang
suntik harus dipanaskan tersendiri, terpisah dari kolom, biasanya pada suhu 1015oC lebih tinggi daripada suhu kolom maksimum. Jadi seluruh cuplikan diuapkan
segera setelah disuntikkan dan dibawa kekolom (Gritter, 1991).
2.5.1.3 Kolom
Ada 2 jenis kolom dalam KG adalah kolom kemas dan kolm kapiler.
Kolom kemas terdiri atas fase cair (sekurang-kurangnya pada suhu kromatografi)
yang tersebar pada permukaan penyangga yang lembam yang terdapat dalam
tabung nisbi besar (diameter 1-3 mm). Fase diam dapat hanya dilapiskan saja pada
penyangga atau terikat secara kovalen pada penyangga yang menghasilkan fase
terikat. Kolom kapiler jauh lebih kecil (0,02-0.2 mm) dan dinding kapiler
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

bertindak sebagai penyangga lembam untu fase diam cair. Fase ini dilapiskan
pada dinding kolom dan bahkan dapat dicampur dengan sedikit penyangga
lembam yang sangat halus untuk memperbesar luas permukaan efektif (Gritter,
1991).
2.5.1.4 Fase Diam
Fase diam dibedakan berdasarkan kepolarannya, yaitu nonpolar, semi
polar dan polar. Berdasarkan minyak atsiri yang nonpolar sampai sedikit polar,
maka untuk keperluan analisis sebaiknya digunakan kolom fase diam yang
bersifat nonpolar, misalnya SE-52 dan SE-54 (Agusta, 2000).
2.5.1.5 Suhu
Tekanan uap sangat bergantung pada suhu, maka suhu merupakan faktor
utama dalam kromtografi gas. Pada GC-MS terdapat tiga pengendali suhu yang
berbeda yaitu suhu injektor, suhu kolom, suhu detektor.
a. Suhu injektor
Suhu pada injektor harus cukup panas untuk menguapkan cuplikan
sedemikian cepat. Tapi sebaliknya, suhu harus cukup rendah untuk mencegah
peruraian atau penataan ulang akibat panas (Mc Nair and Bonelli, 1988).
b. Suhu Kolom
KG didasarkan pada dua sifat senyawa yang dipisahkan, kelarutan
senyawa itu dalam cairan tertentu dan tekanan uapnya atau keatsiriannya. Karena
tekanan uap bergantung langsung pada suhu, maka suhu merupakan faktor utama
dalam KG. Pemisahan dapat dilakukan pada suhu tetap, biasa disebut secara
isotermal, atau disebut suhu diprogram.

Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.

Kromatografi isotermal paling baik dipakai untuk analisis rutin atau jika
kita mengetahui agak banyak mengenai yang akan dipisahkan. Pilihan awal yang
baik ialah suhu beberapa derajat di bawah titik didih komponen campuran utama.
Tetapi, ada beberapa masalah yang harus diatasi pada pemisahan isotermal. Pada
kromatografi gas suhu diprogram ini suhu dinaikkan mulai dari suhu tertentu
sampai suhu tertentu yang lain dengan laju yang diketahui dan terkendali dalam
waktu tertentu. Proses dapat dilaksanakan dengan berbagai cara yang jumlahnya
tak terhingga. Penaikan suhu dapat linier dengan laju yang kita tentukan,bertahap,
isotermal yang diikuti dengan peningkatan secara linier, linier diikuti suhu
isotermal atau multilinier (laju berbeda pada saat yang berlainan) (Gritter, 1991).
c. Suhu detektor
Detektor harus cukup panas sehingga cuplikan dan air atau hasil samping
yang terbentuk pada proses pengionan tidak mengembun (Mc Nair and Bonelli,
1988).
2.5.1.6 Detektor
Menurut McNair and Bonelli (1988) ada dua detektor yang populer yaitu
detektor hantar termal (DHT) dan detektor pengion nyala (DPN).
2.5.2 Spektrometer Massa
Spektrometer massa menembaki bahan yang sedang diteliti dengan berkas
elektron dan secara kuantitatif mencatat hasilnya sebagai suatu spektrum sibirsibir (fragmen) ion positif. Catatan ini disebut spektrum massa. Terpisahnya sibirsibir ion positif didasarkan pada massanya (lebih tepat, massa dibagi

Dokumen yang terkait

Isolasi Dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Dari Rimpang Temu Kunci (Boesenbergia ROTUNDA (L.) Mansf.) Segar Dan Kering Secara Gc-Ms

13 65 107

Analisis Secara Gc-Ms Komponen Minyak Atsiri Dari Rimpang Tanaman Jerangau (Acoruscalamus) Hasil Isolasi Menggunakan Metode Hidrodestilasi Dibandingkan Dengan Destilasi Uap

7 81 131

Karakterisasi Simplisia, Isolasi Minyak Atsiri Dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms Dari Rimpang Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet SM.)

14 107 104

Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Buah Segar Dan Kering Tumbuhan Attarasa (Litsea cubeba Pers.) Secara GC-MS

15 107 92

Karakterisasi Simplisia dan Isolasi serta Analisis Komponen Minyak Atsiri secara GC-MS dari Simplisia Temu Putih (Kaemferia rotunda L.)

4 53 80

Karakterisasi Simplisia Dan Isolasi Serta Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms Dari Kulit Buah Jeruk Bali (Citri maximae pericarpium)

10 50 93

Karakterisasi Simplisia, Isolasi serta Analisis Komponen Minyak Atsiri Lada Hitam dan Lada Putih (Piper nigrum L.) Secara GC-MS

24 174 100

Karakterisasi Simplisia, Isolasi dan Analisis Komponen Minyak Atsiri dari RimpangLengkuas Merah (Galangae rhizoma.) Secara GC-MS

4 62 94

Karakterisasi Simplisia, Isolasi dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Buah Kemukus (Cubebae fructus) dari Wonosobo dan Padang Sidempuan Secara GC-MS

2 78 87

Karakterisasi Simplisia, Isolasi Dan Analisi Komponen Minyak Atsiri Dari Rimpang Dan Daun Kunyit (Curcuma Domestica Val.) Kering Secara Gc-Ms

1 51 92