ditanami 2 biji jagung. Jarak tanam jagung 25 x 75 cm. Pemupukan dilakukan dengan pupuk NPK majemuk dengan dosis 180 kgha.
3.5 Pengamatan
Peubah yang diamati adalah keterjadian penyakit bulai tanaman jagung dan masa inkubasi. Keterjadian penyakit dihitung dengan rumus:
n Kp = X 100
N Keterangan :
Kp : Keterjadian penyakit bulai
n : Jumlah tanaman jagung yang terkena penyakit bulai
N : Jumlah seluruh tanamnan jagung yang diamati.
Data penunjang adalah tinggi tanaman yang diukur dari permukaan tanah sampai
ujung titik daun. Pengukuran dilakukan dari tanaman jagung berumur 7 hari setelah tanam sampai 28 hari setelah tanam. Bobot tongkol jagung ditimbang dari semua
tongkol yang terdapat pada tanaman sampel.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa:
1. Aplikasi bakteri P. polymyxa dapat mengurangi keterjadian penyakit bulai pada
tanaman jagung manis Bonanza F1 pada 30 dan 37 hari setelah tanam, 2.
Aplikasi Trichoderma sp. dapat mengurangi keterjadian penyakit bulai tanaman jagung hibrida NK22 pada 33 dan 40 hari setelah tanam,
3. Tanaman jagung manis Bonanza F1 dan jagung hibrida NK22 yang diaplikasi
dengan bakteri P. polymyxa dan Trichoderma sp. lebih tinggi dibandingkan dengan tinggi tanaman jagung yang tidak diberi agensia hayati apapun pada 7
hari setelah tanam, dan 4.
Bobot tongkol jagung manis Bonanza F1 dan jagung hibrida NK22 akibat aplikasi P. polymyxa dan Trichoderma sp. lebih berat dibandingkan dengan
bobot tongkol jagung dari tanaman yang tidak diberi agensia hayati apapun.
5.2 Saran
Perlu diteliti lebih lanjut senyawa – senyawa yang berperan dalam bakteri
P. polymyxa dan jamur Trichoderma sp. sehingga dapat mengurangi keterjadian penyakit bulai jagung, meningkatkan tinggi tanaman, dan meningkatkan bobot
jagung.
PUSTAKA ACUAN
Anonim, 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Aksi Agraris Kanisius. Yogyakarta.
Alfano, G. 2007. Systemic modulation of gene expression in tomato by Trichoderma hamatum 382. Phytopathology 97: 429-437.
Anonim, 2009. Biologi Jagung.http:litbang.deptan.go.id-tanaman panganjagung. Diakses tanggal 16 juli 2013.
Ash, C., Priest F. G., Collins M. D. 1994. Paenibacillus gen. nov. And Paenibacillus polymyxa comb. nov. In Validation of the Publication of
New Names and New Combinations Previously Effectively Published Outside the IJSB. Bacteriol 44: 852-861.
Badan Pusat Statistik Lampung. 2012. Produktivitas dan Produksi Tanaman Jagung.http:www.bps.go.idproses_pgnxls.php?adodb_next_page=eng
=0pgn=2prov=00thn1=2001thn2=2011..... Diakses tanggal 16 Nopember 2013.
Balai Penelitian Tanaman Serelia. 2010. Deskripsi Varietas Jagung Unggul. Kementerian Pertanian Pusat Pengembangan Tanaman Pangan. Balai
Penelitian Tanaman Serelia. Burhanudin. 2009. Fungisida Metalaksil Tidak Efektif Menekan Penyakit Bulai
di Kalimantan Barat dan Alternatif Pengendaliannya. Prosiding Seminar
Nasional Serealia. ISBN :978-979-8940-27-9395. Balai Penelitian Tanaman Serealia.
Dewan Jagung Nasional, 2011. Menuju Swasembada Jagung Tahun 2014. Laporan Dewan Jagung Nasional pada Hari Pangan Sedunia ke 31.
Tanggal 16 Oktober 2011, Gorontalo. Sulawesi Barat. Fitriani, F. 2009. Hama dan Penyakit Jagung Manis Zea mays saccharata Sturt.
di Desa Benteng, Cibanteng dan Nagrog, kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Haggag, W. M. 2007. Colonization of exopolysaccharide-producing Paenibacillus polymyxa on peanut roots for enhancing resistance against crown rot
disease. Journal of Applied Microbiology 6 13: 961-969.