Tingkat Kesukaran Tes Verbal

DEWANG SULISTIANA, 2014 ADAPTASI DAN STANDARISASI MULTIDIMENSIONAL APTITUDE BATTERY – II SEBAGAI TES INTELEGENSI BAGI SISWA SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Berdasarkan uji daya pembeda, diketahui secara deskriptif bahwa dari sejumlah 161 butir soal pada tes performa dalam MAB II, berdasarkan perhitungan dari keseluruhan sampel penelitian sebanyak 424 orang siswa kelas menengah, sebanyak 81 50,3 item memiliki daya pembeda sangat baik SBk, 42 26,1` item memiliki daya pembeda Baik Bk, 12 7,5 item memiliki daya pembeda Agak Baik AgBk, 9 5,6 item memiliki daya pembeda Buruk Br, dan 17 10,6 item memiliki daya pembeda Sangat Buruk Sbr. Berdasarkan data penelitian diatas diketahui bahwa sebanyak 135 83,9 memiliki daya pembeda yang baik, sangat baik, dan agak baik artinya 135 item soal pada tes performa pada MAB – II ini dinyatakan layak sebagai tes intelegensi karena sebagian besar itemnya memiliki kemampuan untuk membedakan skor dari siswa yang tergolong kedalam kategori unggul dan asor. Sedangkan sebanyak 28 item atau 16,2 dinyatakan tidak layak karena memiliki daya pembeda yang buruk dan sangat buruk. Dilihat dari tingkat daya pembeda setiap butir soal pada setiap sub tes, sub tes yang memiliki item-item dnegan daya pembeda kurang baik adalah sub tes ke tiga Spatial dengan 10 item dan sub tes ke empat yaitu picture arrangement dengan 7 item yangmemiliki daya pembeda buruk dan sangat buruk.

4. Tingkat Kesukaran Tes MAB – II

a. Tingkat Kesukaran Tes Verbal

Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran, diketahui secara deskriptif bahwa dari sejumlah 174 butir soal pada tes MAB II dalam tes verbal, berdasarkan perhitungan dari keseluruhan sampel penelitian sebanyak 424 orang siswa kelas menengah, sebanyak 23 13,2 item soal yang memiliki kriteria sangat mudah SM, 34 19,5 item soal yang memiliki kriteria mudah M, 84 48,3 item soal yang memiliki kriteria sedang Se, 12 6,9 item soal yang memiliki kriteria sukar Su dan 21 12,1 item soal yang memiliki kriteria sangat sukar Ssu. DEWANG SULISTIANA, 2014 ADAPTASI DAN STANDARISASI MULTIDIMENSIONAL APTITUDE BATTERY – II SEBAGAI TES INTELEGENSI BAGI SISWA SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Berdasarkan pemaparan diatas, dapat diketahui bahwa dari 174 butir soal tes verbal, sebaran soal berada dalam kategori sedang, artinya bahwa tes tersebut memiliki tingkat kesukaran rata-rata, meskipun dapat kita lihat masih terdapat soal yang termasuk kedalam kategori terlalu mudah, atau terlalu sukar. Hal ini menunjukan bahwa tes verbal tersebut tersusun berurut dengan mempertimbangkan kemampuan teste dalam menjawab. Namun demikian jika dilihat dari sebaran nomor soal persub aspek dari tes verbal dapat dilihat bahwa tes verbal dalam MAB – II tidak tersusun berurutan dari tingkat yang paling mudah mengarah ke tingkat paling sukar. Hal ini dapat menjadi rekomendasi dalam penyusunan dan adaptasi tes MAB – II pada tahap berikutnya. b. Tingkat Kesukaran Tes Performa Berdasarkan perhitungan uji tingkat kesukaran, diketahui secara deskriptif bahwa dari 161 butir soal pada tes MAB II dalam tes performa, sebanyak 8 5,0 item soal yang memiliki kriteria sangat mudah SM, 14 8,7 item soal yang memiliki kriteria mudah M, 103 64,0 item soal yang memiliki kriteria sedang Se, 24 14,9 item soal yang memiliki kriteria sukar Su dan 12 7,5 item soal yang memiliki kriteria sangat sukar Ssu. Berdasarkan pemaparan diatas, dari 161 butir soal tes performa, sebaran soal berada dalam kategori sedang, artinya bahwa tes tersebut memiliki tingkat kesukaran rata-rata, meskipun dapat kita lihat soal yang termasuk kedalam kategori terlalu mudah, lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah soal yang memiliki kriteria mengarah ke adah sangat sukar. Hal ini menunjukan bahwa tes performa tersebut lebih sesuai untuk siswa yang memiliki tingkat kecersasan menengah keatas, Namun demikian jika dilihat dari sebaran nomor soal per sub aspek dari tes performa dapat dilihat bahwa tes performa dalam MAB – II tidak tersusun berurutan dari tingkat yang paling mudah mengarah ke tingkat paling sukar. Hal ini dapat menjadi rekomendasi dalam penyusunan dan adaptasi tes MAB – II pada tahap berikutnya.

5. Korelasi Inter dan Antar Tes MAB – II